BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
uterus yang masih utuh dengan berat janin >1000 gr atau umur kehamilan >28
yang menagani janin berusia 28 mingu sebelum dilahirkan hinga 28 mingu usai
Indonesia tahun 2009 sampai 2013 rata-rata sebesar 7% dari jumbla kelahiran,
sedangkan pada tahun 2010 smapai 2014) rata-rata kejadian section caesarea
pada tahun 2013 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalian sekitar 22.8% dari
1
2
menujukan peningkatan dari 112 (17.41%) tindakan per 643 persalinan pada
tahun 2007 menjadi 115 (18,06%) tindakan per 636 persalinan Sectio caesaria di
Indonesia 15,3 % sampel dari 20.591 ibu yang melahirkan dalam kurun waktu 5
Pasien dengan post operasi Sectio caesaria akan merasakan rasa nyeri.
Rasa nyeri merupakan stresor yang dapat menimbulkan stres dan ketegangan
dimana individu dapat berespon secara biologis dan perilaku yang menimbulkan
respon fisik dan psikis. Respon fisik meliputi perubahan keadaan umum, wajah,
denyut nadi, pernafasan, suhu badan, sikap badan, dan apabila nafas makin berat
akibat nyeri dapat merangsang respon stres yang dapat mengurangi sistem imun
bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam
hal skala atau tingkatannya dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan
peradangan, gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah serta trauma
psikologis.(Wartonah, 2013).
Ibu post partum dengan Sectio caesaria sering kali mengeluh nyeri daerah
operasi sehingga ibu tidak mau dan takut untuk melakukan mobilisasi dini.
3
Selain itu, alasan tidak mau mobilisasi adalah karena takut jahitan lepas
Kalisch, soohee, & Beverly 2013 menyatakan mobilisasi dini pasca sectio
caesarea merupakan suatu gerakan, atau kegiatan yang di lakukan ibu setelah
pasien post partum sectio caesarea adalah 6 jam pertama setlah operasi pasien
dapat mengerakan lengan, tangan dan jari-jari serta mengerakan kedua kaki.
(Kasdu, 2012).
kesembuhan postpartum sectio caesarea dan memudahkan kerja usus besar serta
akselerasi proses penyembuhan post partum hasil penulisan yang dilakukan oleh
mobilisasi dini dapat mempercepat proses penurunan rasa nyeri. Mobilisasi dini
4
dilakukan oleh ibu post sectio caesarea, baik yang mengalami persalinan normal
keadaan umum, jenis persalinan atau tindakan persalinan. Adapun manfaat dari
mobilisasi dini antara lain dapat mempercepat proses pengeluaran lokhea dan
melahirkan telah hilang aktifitas tersebut sangat berguna bagi semua sistem
tubuh paru terutama bagi fundus usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-
merasa lebih baik dan kuat setelah melakukan mobilisasi dini dan komplikasi
Dr. Moewardi, pada bulan Agustus 2014 didapatkan 63% pasien post operasi
Sectio caesariapada hari kedua masih berbaring ditempat tidur. Rasa nyeri
nyeri yaitu Numeric Rating Scale (NRS) diperoleh pasien masih takut untuk
pada hari kedua yang diukur dengan NRS pada nilai 6-7.Sebagian pasien namun
Data yang diperoleh dari RSUD Harapan Dan Doa Kota Bengkulu pada
tahun 2018 jumlah pasien yang dilakukan operasi sectio caesaria sebanyak 117
Berdasrkan survey awal di RSUD Harapan Dan Doa Kota Bengkulu pada
tangal 14 januari 2019. Didaptkan 5 ibu post operasi Sectio caesaria ibu yang
ataupun kaki. Mengingat pentingnya mobilisasi dini yang dilakukan pada ibu
B. Rumusan masalah
masalah yaitu masih terdapat pasien post partum Sectio caesariayang mengalmi
nyeridan tidak mau melakukan mobilisasi di RSUD Harpan Dan Doa Kota
Bengkulu.
C. Pertayan penelitian
post partum Sectio caesariadi RSUD harapan dan doa kota Bengkulu.
6
D. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
terhadap peroses penurunan nyeri ibu post partum Sectio caesaria di RSUD
2. Tujuan khusus
post partum sectio caesaria di RSUD Harapan Dan Doa Kota Bengkulu.
E. Manfaatpenelitian
1. Secara praktis
proses penurunan nyeri ibu post partum Sectio caesariadi RSUD harapan dan
metode mobilisasi terkait proses penurunan nyeri ibu post partum sectio
2. Secara teoritis
tentang pendidikan proses penurunan nyeri ibu post partum Sectio caesaria.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan referensi bagi
F. Keaslian Penelitian
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada judul,
tempat penelitian, variabel yang akan diteliti, desain penelitian, dan desain
penelitian yang dilakukan difokuskan pada mobilisasi ibu post partum dengan
Sectio caesaria.
8
akan dilakukan adalah terletak pada judul tempat penelitian, variabel yang
“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Dalam Mobilisasi Dini Pasca
dilakukan adalah terletak pada judul, tempat penelitian, variabel yang akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sectio Caesaria
1. Pengertian
operasi lewat dinding perut dan dinding Rahim untuk melahirkan anak yang
tidak biasa dilakukan perpaginam atau karna keadan berbaring yang menunda
ibu atau bayi yang mendesak kelahiran dengan cara segra (sarwono, 2015).
melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. (Bobak, 2012)
dindingabdomen dan uterus yang masih utuh dengan berat janin > 1.000 gr
2. Etiologi
(Manuba, 2012) indikasi ibu dilakukan sctio operasi Caesar adalah pecah
janin adalah janin sitres dan janin besar melebihi 4.000 gram. Dari beberapa
10
11
sebagai berikut:
Chepalo pelik disproporsi (cpd) adalah ukuran lingkar pangul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang bisa menyebab ibu tidak
beberapa tulang yang membentuk ronga pangul yang merupakan jalan yang
harus di lalaui oleh janin kompilasi akan lahir secara alami bentuk pangul
yaitu mampu lanjut dan merawat agar tidak lewat menjadi eklamsi.
persalinan dan ditungu satu selai belum terjadi impart. Setengah besar
d. Bayi kembar
Tidak selamnya bayi kembar ingin secara saecar. Hal ini karena
kelahiran kembar memiliki resiko terjadi terjadi rumit yang lebih tinggi
dari kelahiran satu bayi selain itu bayi kembar bias meningakat sungsang
Adanya gangguan pada jalan lahir misalnya jalan lahir yang tidak
pada jalan lahir tali puast pendek dan ibu sulit bernafas.
Pada bagian segmen bawah uterus dibuat insisi melintang yang kecil,
selaput ketuban.
janin.
gunting berujung tumpul di perlukan luka insisi yang lebar karena bayi
diantara lain adalah proses melahirkan memakai waktu yang lebih singkat,
rasa sakit minimal, dan tidak mengganggu atau melukai jalan lahir.
14
Sedangkan kerugian tindakan ini dapat menimpa baik ibu atau bayi yang
dikandungnya.
normal.
2012).
parunya tidak keluar. Pada bayi yang lahir normal, cairan itu keluar
B. Postpartum
1. Pengertian
berikutnya. Waktu yang tepat disebut postpartum adalah 2-6 jam, 2 jam
sampai 6 hari, 2 jam sampai 6 minggu (boleh juga disebut 6 jam, 6 hari, dan
a. Perubahan Fisiologi
1. Involusi Uterus
Tinggi fundus uteri dan berat uterus dapat dilihat menurut masa
a) Masa bayi lahir maka posisi fundus uteri akan setinggi pusat
b) Masa plasenta lahir maka posisi fundus uteri akan berada 2 jari di
2. Servik
3. Payudara (Mamae)
otot uterus). Hal ini berarti bahwa involusi akan berlangsung lebih
efektif. Ini dapat terjadi setelah sectio caesarea, uterus robek atau
c. Perubahan Psikologis
karena pada fase ini seiring dengan terjadinya post partum blues.
19
vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5°C yang bukan
kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genetalia pada masa
melebihi 38°C tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua
a. Infeksi Lokal
b. Infeksi General
meningkat dan napas terasa sesak, kesadaran gelisah sampai menurun dan
kotor.
C. Nyeri
1. Pengertian
berikut ini untuk mengetahui efek nyeri pada klien (Mulyadi, 2013). Potter
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau
2. Etiologi
3. Klasifikasi nyeri
1. Pheriperal pain
2. Deep pain
yang lebih dalam (nyeri somatik) atau pada organ tubuh visceral (nyeri
3. Reffered pain
tubuh di daerah yang berbeda, bukan dari daerah asal nyeri misalnya,
22
nyeri pada lengan kiri atau rahang berkaitan dengan iskemia jantung
4. Central pain
Central pain adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi
a. Nyeri berdasarkansifat
1. Incidental pain
2. Steady pain
dirasakan dalam waktu yang lama. Pada distensi renal kapsul dan
3. Proximalpain
1. Nyeri ringan
23
2. Nyeri sedang
3. Nyeriberat
1. Nyeriakut
2. Nyerikronis
Nyeri kronis ini berbeda dengan nyeri akut dan menunjukkan masalah
baru. Pada sindrom nyeri kronis dapat disebabkan oleh faktor penyakit
4. Patofisiologinyeri
merupakan ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya pada
Reseptor pada bagian kutaneus terbagi dalam dua komponen yaitu: serabut
pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya tumpul dan sulitdilokalisasi.
satu dari beberapa rute saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medula
spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya
ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak
memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada
visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri
Bare, 2013).
5. Efek nyeri
berdasarkan klasifikasi nyeri, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut
nyeri hebat dan stres yang berkaitan dengan nyeri tidak mampu untuk nafas
6. Pengukuran nyeri
10, di bawah ini, nol (0) merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri,
sedangkan 1-3 adalah nyeri ringan, 4-6 adalahnyeri sedang, 7-9 adalah nyeri
berat terkontrol, dan 10 adalah nyeri berat tidak terkontrol (Potter & Perry,
2012).
mengekspresikan nyeri, ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit tak
tertahankan, dengan tengah kira-kira nyeri yang sedang (Potter & Perry,
2012).
7. Managemen nyeri
D. Mobilisasi Dini
1. Pengertian
Mobilisasi dini adalah suatu pergerakan dan posisi yang akan melakukan
yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal ini esensial untuk
mempertahankan kemandirian.
untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan
Mobilisasi dini post Sectio caesaria adalah suatu pergerakan, posisi atau
adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan
ibu harus segera dilakukan mobilisasi sesuai dengan tahapannya. Oleh karena
setelah mengalami Sectio caesaria seorang ibu disarankan tidak malas untuk
bergerak pasca operasi Sectio caesaria ibu harus mobilisasi cepat.Semakin cepat
bergerak itu semakin baik, namun mobilisasi dini harus tetap dilakukan secara
hati-hati.(Wirnata, 2013).
30
Mobilisasi dini dapat dilakukan pada kondisi pasien yang telah membaik.
Pada pasien post operasi Sectio caesaria 6 jam pertama dianjurkan untuk segara
menggerakkan lengan, tangan, kaki dan jari-jarinya agar kerja organ pencernaan
2. Tujuan Mobilisasi
aktifimas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan dapat memenuhi
dan pengeluaran sisa metabolisme, kesempatan yang baik untuk mengajar ibu
memelihara/merawat anaknya.
3. Manfaat Mobilisasi
Kozier. (2010) keuntungan yang dapat diperoleh dari mobilisasi bagi system
a) System muskoloskeletal
Ukuran, bentuk, tonus, dan kekuatan rangka dan otot jantung dapat
b) Sistem kardiovaskuler
jantung dan menyuplai darah ke jantung dan otot jumblah darah yang
dari aliran darah jumblah dara yang dipompa oleh jantung (cardiac
c) Sistem respirasi
d) Sistem urinnari
Karena aktivitas yang adekuat dapat melahirkan aliran darah tubuh dapat
4. Tahap-Tahap Mobilisasi
Tahap – tahap mobilisasi dini pada ibu post partum operasi sectio caesarea
a. 6 -10 jam
Ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis
b. Setelah 24 jam
tangan setinggi mungkin, balik kekiri dan kekanan tanpa bantuan, latihan
5. Pelaksanaan Mobilisasi
Menurut Aliahani (2013) pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum
a. Hari ke 1:
1) Berbaring miring kekanan dan kekiri yang dapat dimulai sejak 6 -10 jam
b. Hari ke 2 :
1) Ibu dapat duduk 5 menit dan minta untuk bernafas dalam– dalam lalu
c. Hari ke 3 sampai ke 5
2) Moblisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat
1. Hari 1 – 4
telapak tangan kaki satu demi satu. Gerakan ini seperti sedang
menggambar sebuah lingkaran dengan ibu jari kaki ke satu arah, lalu
dengan cara menarik jari-jari kaki ibu ke arah betis, lalu balikkan ujung
b) Bernafas dalam-dalam
bagian dada atas dan tarik nafas.Arahkan nafas ke arah tangan ibu, lalu
yang lebih dalam lagi beberapa kali.Ulangi sebanyak tiga atau empat
c) Duduk tegak
Tekuk lutut dan miring kesamping, putar kepala ibu dan gunakan
melakukan gerakan yang pertama, luka akan tertarik dan terasa sangat
e) Berjalan
(Handiani, 2013).
g) Menarik perut
h) Saat menyusui
2. Hari 4 – 7
a) Menekuk pelvis
b) Meluncurkan kaki
c) Menggulingkan lutut
d) Posisi jembatan
sehari.
38
e) Sentakan pinggul
kaki.Dorong pinggul pada sisi yang sama dengan kaki yang tertekuk ke
tubuh.
f) Posisi merangkak
dalam rangkaian ini. Tekan tangan dan kaki di tempat tidur dan cobalah
Secto Searea
merileksasikan ketegangan otot yang menunjang nyeri (smeltzer & bare, 2013).
Mobilisasi juga dapat merupakan salah satu cara untuk dapat merileksasikan
otot-otot. dapat merupakan salah satu cara untuk dapat merileksasikan diri dalam
39
melakukan aktivitas dari yang sedarhana hinga yang lebih rumit. Pasien post
operasi Sectio caesaria merasa lebih sehat dan lebih kuat dengan mobilisasi dini.
Dengan gerakan miring kanan dan kiri 6 jam post operasi. Otot otot perut dan
pingul akan kembali normal. Sehinga otot perut menjadi kuat kembali dan dapat
Pasien dengan post partum Sectio caesaria biasanya lebih sering berbaring
ditempat tidur karena pasien masih mempunyai rasa takut untuk bergerak
mobilisasi. Pada pasien pasca operasi post partum Sectio caesaria sanagat
mobilisasi pada pasien Sectio caesaria adalah pada 6 jam pertama setelah
dalam percepatan hari rawat dan mengurangi resiko Karena tirah baring lama
40
(carpenito, 2014).
nyeri pasca beda namun juga mempercepat menurunkan nyeri ibu post partum
Sectio caesaria pada pasien pasca beda (akhrita, 2013). Hal ini telah dibuktikan
oleh akhrita (2013), dalam penelitiannya terhadap penurunan nyeri ibu post
mengurangi rasa nyeri dengan cara menghilangkan kosentrasi pasien pada lokasi
nyeri atau daerah operasi, mengurnagi aktivitas mediator kimiawi pada proses
sraraf nyeri menuju saraf pusat. Melalui mekanisme tersebut, mobilisasi efektif
F. Kerangka Konsep
G. Hipotesis
Ha : ada pengaruh
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
dan sesudah intervensi pada satu kelompok(one group only before and after desaing)
B. Kerangka penelitian
01 02
C : tindakan mobilisasi
42
43
C. Definisi Operasional
Independen :
1 Mobilisasi Suatu usaha Mengajarkan SOp Ibu mampu Nominal
memberikan ibu melakukan
informasi tekhnik mobilisasi mobilisasi
mobilisasi dengan
mengunakan metode
demonstrasi
Dependen :
2 Penurunan Perasaan tidak Checklist Ordinal Sekala nyeri Ratio
nyeri menyengakan yang 1-10
dirasakan pada pasien
yang telah dilakukan
tindakan Sectio
caesaria
Penelitian ini akan dilakukan di RSUD Harpan Dan Doa Kota Bengkulu pada Bulan juli
s/d Agustus 2019 di RSUD Harpan Dan Doa Kota Bengkulu 2019.
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan di teliti.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu post partum dengan
tindakan Sectio caesaria di RSUD harapan dan doa Kota Bengkulu tahun 2018
2. Sampel
Adapun teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah “Consecitive
sampling” yaitu suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih
semua individu yang ditemui dan memenuhi semua kriteria pemilihan sampai jumlah
pengambilan sampel untuk uji hipotesis beda rata-rata pada dua kelompok berpasangan
(Rachmat, 2012) maka besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus:
n : jumlah sampel
Berdasarkan rumus diatas, besar sampel dalam penelitian ini dihitung dengan
menggunakan standar deviasi dari beda rata-rata Brisk walking exercise Sukarmin,
(2013) dengan judul penelitian “Pengaruh Mobilisasi Terhadap Penurunan Nyeri Ibu
Post Partum Sectio Saersarea Di RSUD Harpan Dan Doa Kota Bengkulu“ adalah
5,17 Peneliti menguji hipotesis dengan perbedaan rata-rata skor minimum penurunan
n = ό2[Z1 – α/2+Z1-β]2
(μ1-μ2) 2
n = 5,172(1,96 + 1,28)2
(153,24 – 148,19)2
n = (26,73) x (10,5)
25,5
n = 11,01
Hasil perhitungan besar sampel untuk penelitian ini sebanyak 11 orang. Untuk
dari jumlah sampel yaitu 1 orang sehingga jumlah sampel pada penelitian ini berumlah
F. Pengumpulan Data
1. Data primer
46
dini pada ibu post partum SC terhadap penurunan nyeri yang di peroleh langsung
2. Data sekunder
Data sekunder di peroleh dari bidan yang bertugas di RSUD hapan dan doa kota
Bengkulu dan berbagai revisi dari buku perpustakaan yang berhubungan dengan
penelitian ini.
G. Pengolahan Data
1. Pengolahan data
Pegolahan data adalah proses penataan data karena hasil pengumpulan merupakan
data yang belum sempurna, pengolahan data ini di gunakan yang belum sempurna
dapat di organisir, di sajikan dan di analisa sehingga dapat di tarik kesimpulan. Adapun
a. Editing (pemeriksaan)
Adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang di peroleh atau di
kumpulkan.
b. Coding(pengkodean)
Adalah merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang
c. Processing (memproses)
47
Setelah semua isi format pengumpulan data dipriksa dan melewati pengkodean,
maka langkah selanjutnya dan memperoses agar dapat di analisis dengan cara
d. Tabulating
Untuk lebih mudah dalam pembacaan data dan menganalisa data yang telah diambil
e. Entry
menggunakan computer.
f. cleaning
Memeriksa kembali data yang ada deprogram computer dalam bentuk tabel
distribusi frekuesi untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam entry data.
1. Analisa Univariat
variabel yang di teliti. Peneliti melakukan analisis univariat dengan dua tujuan, yaitu
variabel yang di teliti secara terpisah dengan cara membuat table frekuensi dari masing-
masing variabel (notoatmojo, 2013) pada penulis univeriat ini, data kategorik dijelaskan
dengan didtribusi ferkuensi dengan ukuran persentasi atau proporsi. Deviasi, dedangkan
data numerik dijelaskan degan mean, median dan standar deviasi, serta nilai minimal dan
48
nilai maksimal pada confidence interval (CI) 95%. Dengan rumus sebagai berikut (riyanto,
2013)
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan anatara kedua variabel uji
yang digunakan adalah uji beda rata-rata untuk sempel yang berhubungan (paried t test),
yaitu uji yang mengunkan asumsi-asumsi data berdistribusi normal, dengan varians
homogeny dan diambil dari sampel yang acak. Uji t rest apabila untuk membandingkan
rata-rata dari dua kelompok. Metode ini mengambarkan bahwa responden akan diukur test
respon nyeri sebelum mobilisasi (nilai pre test) dan dikukur post test respon nyeri setalah
dibandingkan antara seblum mobilisasi dan setlah mobilisasi. Analisis ini digunakan untuk
Penurunan Nyeri Ibu Post Patum Secto Searea di RSUD harapan dan doa kota Bengkulu
dengan mengunakan paired t test dengan program computer for windows, confidential
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Karena sampel kurang dari 50, maka dalam membaca normalitas digunakan nilai shapiro wilk.
Dengan ketentuan apabila nila signifikan >0,05 maka berdistribusi normal. Namun apabila nilai
sig <0,05 maka berdistribusi tidak normal. Berdasarkan tabel diatas maka diketahui data
berdistriusi normal. Oleh karenanya untuk mengukur pengaruh mobilitas dini pada nyeri post
Hasil Ukur Skala Nyeri Sebelum Dan Seudah Dilakukan Mobilisasi Dini
Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan intensitas nyeri sebelum mobilisasi dini
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran dari variabel yang diteliti.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah morbilitas dini sedangkan variabel dependen
Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan intensitas nyeri sebelum mobilisasi dini
Jumlah 12 100,0
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebelum dilakukan mobilisasi dini, sebanyak (8,3%)
responden mengalami skala nyeri 3 atau nyeri ringan, sebanyak (25,0%) mengalami skala nyeri
4,5,6 atau nyeri sedang dan mayoritas responden mengalami skala nyeri 7,8,9 atau nyeri berat
Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan intensitas nyeri setelah mobilisasi dini
Jumlah 12 100,0
responden diketahui bahwa sebanyak (41,7%) responden dengan skala nyeri 1,2,3 atau nyeri
ringan dan sebanyak (58,3%) mengalami skala nyeri 4,5 6 atau nyeri sedang.
Analisis bivariat digunakan untuk pengaruh mobilisasi dini terhadap penurunan intensitas
nyeri pasien post sectio cesarea dengan menggunakan analisis statistik uji T.
Sig. (2-
Paired Differences t df
tailed)
Intensitas Nyeri 95% Confidence Interval of
Std.
Mean the Difference
Deviation
Lower Upper
sebelum_mobilisasi
2,750 2,417 1,214 4,286 3,942 11 ,002
- setelah_mobilisasi
Berdasarkan tabel penelitian diatas, diketahui bahwa dari 18 responden nyeri sebelum dan
sesudah dilakykan mobilisasi dini dengan mean 2,750. Berdasarkan hasil analisis paired t-test
diperoleh nilai p value =0,002 <0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima artinya ada
pengaruh mobilisasi dini terhadap penurunan intensitas nyeri pasien post sectio caesaria RSUD
Median 8,00
Variance 4,182
Minimum 3
Maximum 9
Range 6
Interquartile Range 4
Median 4,50
Variance 2,750
Minimum 1
Maximum 6
Range 5
Interquartile Range 3
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
T-Test
N Correlation Sig.
Sig. (2-
Paired Differences t df tailed)
Pair sebelum_mobilisasi
2,750 2,417 ,698 1,214 4,286 3,942 11 ,002
1 - setelah_mobilisasi
54
Eko Sutriawan., Ns. Yeni Eliyanti, S.Kep.M.Kep., Siska Ayu Ningsih, S.Kep.,M.H.kes
Program Studi Ilmu Keperawatan/Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bhakti Husada Bengkulu
xix + xxx halaman, xx tabel, xx gambar, xx grafik, xx lampiran
ABSTRAK
ABSTRACT
Eko Sutriawan., Ns. Yeni Eliyanti, S.Kep.M.Kep., Siska Ayu Ningsih, S.Kep.,M.H.kes
Nursing / public health science study programs
College of Health Sciences (STIKES) Bhakti Husada Bengkulu
xix + xxx halaman, xx tabel, xx gambar, xx grafik, xx lampiran
.
This study aims to study the effect of mobilization on the process of reducing
postpartum Sectio cesaria maternal pain in Harapan dan Doa Hospital in Bengkulu City.
The design of this study used a Quasi Experiment with plans before and after
intervention in one group (one group only before and after villageing). The sampling technique
used in this study was "consecitive sampling" with a total sample of 12 people. Data analysis
using paried t test.
The results of the study were obtained, prior to early mobilization, the majority of
respondents suffered moderate pain (mean 7.0). After early mobilization, the majority of
respondents suffered mild pain (mean 4.25). Based on the results of the T test it is known that
there is a influence between early mobilization with a decrease in pain intensity (p value =
0.002).