LAPORAN KEGIATAN (29%), Asfiksia (27%), Infeksi dan Tetanus (15%) masalah pemberian minum
(10%), gangguan hematologi (6%), lain-lain (13%). Hal tersebut kemungkinan
TIM PONEK TAHUN 2017
disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati.
Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan pendarahan (25%), infeksi (15%),
I. PENDAHULUAN
pre-eklamsia/eklamsia (15%), persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian
Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
ibu mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi, yaitu AKI : 228/100.000
persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat
kelahiran hidup (KH) dan AKB : 34/1000 kelahiran hidup (SDKI 2007).
nasional dan regional.
Sedangkan target RPJMN Depkes 2004-2009 AKI : 226/100.000 KH dan AKB :
26/1000KH. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan
tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 tujuan Pembangunan Millenium pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan
(Millenium Development Goals/MDGs) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah sakit dan
tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas.
dan anak yaitu :
Rumah sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan
1. Mengurangi Angka Kematian Bayi dan Balita sebesar 213 dari angka pada pelayanan kedaruratan maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam
tahun 1990 (menjadi 20 dan 25/1000 KH). menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK
2. Mengurangi Angka Kematian Ibu sebesar ¾ dari AKI pada tahun 1990 adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana, sarana
(menjadi 125/100.000 kelahiran hidup. dan manajemen yang handal.Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu,
Survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menyebutkan bahwa tenaga kesehatan memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan
penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia adalah pendarahan (28%), pengetahuan, keterampilan dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada
Eklampsia (24%) Infeksi (11%), Partus macet/lama (8%) dan aborsi (5%) pasien. Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan
mungkin saja terjadi pada ibu hamil yang diidentifikasi normal. Oleh karena itu Meningkatkan pelayanan maternal dan perinatal yang bermutu dalam upaya
kebijakan Rumah Sakit Aisyiyah Kudus adalah mendekatkan pelayanan obstetric penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi di Rumah Sakit
dan neonatal sedekat mungkin kepada setiap ibu hamil sesuai dengan pendekatan Aisyiyah Kudus
Making Pregnancy Safer (MPS) yang mempunyai 3 peran kunci yaitu :
Evaluasi : Dari data di atas kasus rujukan terbanyak KPD dan Partus evaluasi bagi TIM Peningkatan Mutu Keselamatan Pasien dalam
Macet. Kasus Pre Eklamsia cukup tinggi yaitu 18 orang.Sehingga sangat memberikan pelayanan di Rumah Sakit Aisyiyah Kudus
4. Kegiatan pelatihan terkait PONEK di harapkan mampu meningkatkan
diperlukan kompetensi tim PONEK dan peralatan yang mendukung untuk
pengetahuan dan kemampuan staf dalam peningkatan mutu PONEK.
pelayanan kasus- kasus tersebut A. REKOMENDASI
Direktur