PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara penghasilan beras terbesar nomor tiga di dunia. Hal
ini dikarenakan luasnya area yang digunakan untuk produksi padi. Jika dilihat dari
luas area penanaman padi, Indonesia memiliki lokasi penanaman padi yang sangat
luas, yaitu sekitar 13,2 juta hektar pada tahun 2010. Angka ini naik pada tahun 2015
menjadi 15,79 juta hektar. Kemudian pada 2017, luas lahan padi di Indonesia kembali
mengalami peningkatan, yakni menjadi 15,81 juta hektar.
Menurut data dari Kementerian Pertanian, jumlah tersebut terdiri dari 14,63 juta
hektar padi sawah dan 1,16 juta hektar padi ladang. Dari 261,1 juta penduduk di
Indonesia, terdapat sekitar 25,9 juta petani yang menanam padi. Angka tersebut
merupakan 77% dari keseluruhan jumlah petani yang ada di Indonesia. Rata-rata
lahan pertanian mereka adalah 1 hektar, dengan mayoritas petani menanami lahan
seluas 0,1-0,5 hektar.
Universitas Sriwijaya
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh Aluminium
(Al) terhadap tanaman Padi.
Universitas Sriwijaya
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
3
Universitas Sriwijaya
Spesies : Oryza sativa L.
Universitas Sriwijaya
e. Buah Tanaman Padi
Buah padi atau kita sering menyebutnya gabah, buah padi muda berwarna hijau
jika sudah matang buah padi akan berwarna kuning. Buah padi mempunyai lapisan
yang disebut sekam. Bentuk buah padi lonjong dengan diujung buah runcing.
Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa panas dan
banyak mengandung uap air dengan curah hujan rata-rata 200 mm bulan-1 atau lebih,
dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki sekitar 1500-2000
mm tahun-1 dengan ketinggian tempat berkisar antara 0-1500 m dpl dan tanah yang
baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah dengan kandungan fraksi
pasir, debu dan lempung dengan perbandingan tertentu dan diperlukan air dalam
jumlah yang cukup yang ketebalan lapisan atasnya sekitar 18-22 cm dengan pH 4-7
(Surowinoto, 1982) 7 Interaksi antara tanaman dengan lingkungannya merupakan
salah satu syarat bagi peningkatan produksi padi.
Iklim dan cuaca merupakan lingkungan fisik esensial bagi produktivitas tanaman
yang sulit dimodifikasi sehingga secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman tersebut. Di Indonesia faktor curah hujan dan
kelembaban udara merupakan parameter iklim yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman pangan khususnya. Hal ini disebabkan
faktor iklim tersebut memiliki peranan paling besar dalam menentukan kondisi musim
di wilayah Indonesia (Suparyono dan Agus Setyono, 1994).
Universitas Sriwijaya
2.1.3 Teknik Budidaya Tanaman Padi
2.1.3.2 Persemaian
Persemaian bisa benih dilakukan 25 hari sebelum masa tanam. Tempat untuk
persemaian diusahakan sama atau tidak terlalu jauh dari lahan untuk menjaga
kesegaran waktu proses pemindahan. Yang paling perlu diperhatikan adalah drainase
harus baik agar benih tidak kelebihan air. Lahan dibuat bedengan dan dicangkul
hingga tidak ada bongkahan tanah lagi. Benih sebaiknya direndam sebelum ditanam
selama 2 x 24 jam agar mampu menyerap air dengan maksimal untuk proses awal
perkecambahan. Sebelum disemai lahan diberi sedikit pupuk organik untuk
persediaan hara. Benih yang sudah berkecambah ditebar secara merata, tetapi jangan
sampai terbenam karena bisa menyebabkan infeksi patogen pada bibit. Perdata
selanjutnya adalah diberi pupuk organik kembali setelah persemaian berumur 1
minggu.
Universitas Sriwijaya
2.1.3.4 Penanaman
Terdapat berbagai macam cara penanaman padi, namun lebih disarankan dengan
cara tanam jajar legowo 2 : 1 (40 x (20 x 10) cm. Cara tanam ini akan memberikan
jumlah populasi yang banyak dengan produksi lebih tinggi dibanding dengan cara
konvensional pada umumnya. Selain itu kelebihan cara tanam ini adalah memudahkan
perawatan, mudah mengatur keluar masuk air karena ada ruang kosong, menekan
serangan hama dan penyakit karena cenderung lebih terang, serta menghemat biaya
pemupukan.
2.1.3.5 Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan terdiri dari penyiangan, pengairan, pemupukan, dan
pengendalian hama. Penyiangan adalah dengan mengendalikan gulma yang tumbuh
untuk mengurangi tingkat kompetisi dengan padi. Pengairan adalah dengan memenuhi
kebutuhan air padi baik dari segi kuantitas maupun kualitas, apabila kekurangan bisa
dilakukan irigasi dan jika kelebihan bisa membuat drainase. Pemupukan adalah tahan
pemeliharaan yang paling penting, yaitu pemberian unsur hara baik makro maupun
mikro untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Pemupukan harus dilakukan dengan
seimbang dan yang paling penting alah disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan
ketersediaan hara yang ada dalam tanah. Pengendalian hama dan penyakit juga
penting untuk mendapat hasil yang optimal. Pengendalian harus dilakukan secara
alami dan berkelanjutan sesuai dengan hama dan penyakit yang dihadapi.
2.1.3.6 Panen
Panen bisa dilakukan ketika bulir padi hampir keseluruhan telah menguning yang
biasanya 33-36 hari setelah padi berbunga. Cara panen dapat dilakukan secara manual
menggunakan sabit dengan memotong pangkal batang atau dengan mesin reaper
harvester untuk menghemat waktu. Panen dilakukan serentak dalam satu lahan untuk
mengurangi risiko diserang hama.
Universitas Sriwijaya
2.2 Aluminium (Al)
Alumunium merupakan salah satu unsur hara penunjang yang dapat
menyebabkan keracunan tanah di sekitar perakaran tanaman sehingga dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Foy dalam Rout et
al. (2001), Al menyebabkan terganggunya pembelahan sel pada tudung akar dan akar
lateral dan menyebabkan peningkatan rigiditas sel melalui pembentukan ikatan silang
pektin pada dinding sel, serta mereduksi replikasi DNA melalui peningkatan rigiditas
rantai ganda.
Aluminium (Al) merupakan unsur ketiga penyusun lithosfer setelah oksigen dan
silika, yaitu 15%. Dalam struktur liat, Al dan Si merupakan unsur-unsur inti penyusun
lempeng pertama dan keduanya. Dalam lempeng tetrahidral liat, 15% situs diduki Al
dan sisanya (85%) diduduki Si yang keduanya bergabung melalui ikatan oksigen
(Hanafiah 2010).
Universitas Sriwijaya
sehingga diperlukan pengapuran dan pemupukan serta pengelolaan yang baik
(Hardjowigeno 1995; Satari 1997).
Menurut Hanafiah (2010), pada kondisi masam Aluminium akan tertarik keluar
struktur liat (seperti montmorillonit) dan menduduki muatan-muatan negatif yang
kosong tersebut. Aluminium dapat ditukar (Aldd) ini diabsorbsi sangat kuat oleh
koloid, tetapi berada dalam keseimbangan denan ion-ion Al dalam kelarutan tanah.
Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSAAN PRAKTIKUM
10
Universitas Sriwijaya
11. Selanjutnya masukkan benih yang telah diletakkan pada sterofoam ke dalam
baki yang berisi larutan AB mix, kemudian masukkan aerator pada baki yang
telah berisi benih tadi
12. Lakukan pengamatan dan pengecekkan air supaya tidak kekeringan
13. Setelah satu minggu air AB mix di ganti dan isi kembali sebanyak 2 liter
14. Kemudian ukur tinggi dan jumlah daun pada pengamatan ke minggu 0 dan
minggu ke 1
15. Amati dan lakukan pengecekan pada tanaman selama 3 minggu dengan di
lakukan pengukuran 1 minggu sekali pada hari rabu
16. Kemudian pada minggu ke 2 lakukan pengukuran pH air dengan
menggunakan pH meter
17. Lakukan pengukuran klorofil daun dengan menggunakan SPAD pada minggu
ke 3, lakukan juga pengukuran tinggi, jumlah daun, dan juga anakan pada padi
18. Pada minggu ke 3 lakukan sampling dengan mengambil 3 sampel padi,
sebelumnya lakukan pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun terlebih
dahulu pada seluruh tanaman
19. Selanjutnya 3 sampling tadi di ukur terlebih dahulu dari akar sampai ujung
daun
20. Selanjutnya ukur volume akar dengan cara memasukkan akar tadi ke dalam
gelas ukur yang telah di isi dengan air 100ml
21. Siapkan amplop untuk mengoven Padi, kemudiaan masukkan 3 sampel padi
pada amplop (Beri label pada amplop) oven selama 24 jam dengan suhu 105
derajat celcius
22. Keluarkan sample setelah 24 jam dan timbang berat kering
11
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
MINGGU 0
Sampel Tinggi Tanaman
(cm)
1 15,2
2 13,7
3 15 a.) Tabel 1.1 data
4 14,5 pengamatan pertama
5 14,8 pada minggu 0
6 14,5
7 16,5
8 17,5
Rata- 15,2125
rata
MINGGU 1
Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun
(cm) (Helai)
1 39,5 7
2 29,5 7
3 39 7 b.) Tabel 1.2 data
4 33,5 6 pengamatan ke 2
5 38 7 pada minggu ke 1
6 34,5 10
7 40,5 7
8 41,5 5
Rata- 37 7
rata
MINGGU 2
Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Jumlah
(cm) (Helai) Anakan
1 58 5 1
2 52,5 4 1
3 45,4 5 1
c.) Tabel 1.3 data
4 47,9 5 0
pengamatan ke
12 3 pada minggu
ke 2 Sriwijaya
Universitas
5 53 5 1
6 54,1 5 2
7 58 5 1
8 58,5 4 1
Rata- 4,75 1
rata
MINGGU 3
Sampel Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun Jumlah Anakan Kadar Klorofil
(Helai) (CCI)
1 62 5 1 31,7
2 58 5 1 30,8
3 60 6 1 23,8
4 52 5 1
5 59 5 1
6 63 6 2
7 63 5 1
8 61 5 1
Rata- 59,75 5,25 1,125
rata
SAMPLING MINGGU 3
Sampel Total Tinggi Volume Akar Berat Basah (gram) Berat Kering
Tanaman(cm) (cm3) (gram)
1 61,5 10 3,86 0,58
2 59 7 3,49 0,62
3 64 9 3,33 0,55
Rata- 61,5 8,666666667 3,56 0,583333333
rata
e.) Tabel 1.5 data pengamatan
pada minggu ke 3
4.2 PEMBAHASAN
13
Universitas Sriwijaya
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama 4 minggu, maka
didapatkan hasil jumlah rata-rata tinggi tanaman tertinggi yaitu pada minggu ke-3,
dan rata-rata jumlah daun tertinggi yaitu pada minggu ke-2 karena pada minggu ke-3
itu telah banyak terdapat daun yang kuning dan mengering.
14
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah sebaiknya lakukan pengawan lebih lagi
kepada praktikan, supaya suasana praktikum lebih kondusif, dan supaya tau siapa
yang satiap minggunya melakukan pengamatan atau tidak.
15
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
16
Universitas Sriwijaya