Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Padi (Oryza sativa  L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam
peradaban. . Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia
dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Pada
tanaman Padi ini terdapat bulir Padi, yang apabila sudah digiling biasanya disebut
beras, dan beras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya seiiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Ketergantungan masyarakat
Indonesia yang sangat tinggi terhadap beras akan menjadi masalah jika ketersediaan
beras sudah tidak dapat tercukupi. Hal inilah yang dapat mengganggu ketahanan
pangan nasional (Badan Pusat Statistik Nasional, 2009).

Indonesia merupakan negara penghasilan beras terbesar nomor tiga di dunia. Hal
ini dikarenakan luasnya area yang digunakan untuk produksi padi. Jika dilihat dari
luas area penanaman padi, Indonesia memiliki lokasi penanaman padi yang sangat
luas, yaitu sekitar 13,2 juta hektar pada tahun 2010.  Angka ini naik pada tahun 2015
menjadi 15,79 juta hektar. Kemudian pada 2017, luas lahan padi di Indonesia kembali
mengalami peningkatan, yakni menjadi 15,81 juta hektar.

Menurut data dari Kementerian Pertanian, jumlah tersebut terdiri dari 14,63 juta
hektar padi sawah dan 1,16 juta hektar padi ladang. Dari 261,1 juta penduduk di
Indonesia, terdapat sekitar 25,9 juta petani yang menanam padi. Angka tersebut
merupakan 77% dari keseluruhan jumlah petani yang ada di Indonesia. Rata-rata
lahan pertanian mereka adalah 1 hektar, dengan mayoritas petani menanami lahan
seluas 0,1-0,5 hektar.

Upaya perakitan varietas toleran terhadap Al merupakan alternatif pengembangan


padi gogo untuk lahan ultisol yang ada di Indonesia. Laboratorium Agronomi Puslit
Bioteknologi LIPI, memiliki galur-galur potensial padi gogo toleran Al. Galur-galur
padi gogo ini telah melewati uji lapang di lahan masam Lampung. Pengkajian lanjut
potensi galur-galur padi gogo toleran Al perlu dilakukan pada tingkat fenotipik.

Universitas Sriwijaya
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh Aluminium
(Al) terhadap tanaman Padi.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
Tinjauan Pustaka

2.1 Tanaman Padi


Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim dengan morfologi
berbatang bulat dan berongga yang disebut jerami. Daunnya memanjang dengan ruas
searah batang daun. Pada batang utama dan anakan membentuk rumpun pada fase
vegetatif dan membentuk malai pada fase generatif. Air dibutuhkan tanaman padi
untuk pembentukan karbohidrat di daun, menjaga hidrasi protoplasma, pengangkutan
dan mentranslokasikan makanan serta unsur hara dan mineral. Air sangat dibutuhkan
untuk perkecambahan biji. Pengisapan air merupakan kebutuhan biji untuk
berlangsungnya kegiatan-kegiatan di dalam biji (Kartasapoetra, 19Tanaman padi
(Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim dengan morfologi berbatang bulat dan
berongga yang disebut jerami. Daunnya memanjang dengan ruas searah batang daun.
Pada batang utama dan anakan membentuk rumpun pada fase vegetatif dan
membentuk malai pada fase generatif. Air dibutuhkan tanaman padi untuk
pembentukan karbohidrat di daun, menjaga hidrasi protoplasma, pengangkutan dan
mentranslokasikan makanan serta unsur hara dan mineral. Air sangat dibutuhkan
untuk perkecambahan biji. Pengisapan air merupakan kebutuhan biji untuk
berlangsungnya kegiatan-kegiatan di dalam biji (Kartasapoetra, 1988).

Ketergantungan masyarakat Indonesia yang sangat tinggi terhadap beras akan


menjadi masalah jika ketersediaan beras sudah tidak dapat tercukupi. Hal inilah yang
dapat mengganggu ketahanan pangan nasional (Badan Pusat Statistik Nasional, 2009).

Berikut ini merupakan klasifikasi dari tanaman padi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Poales

Famili : Poaceae

Genus : Oryza
3

Universitas Sriwijaya
Spesies : Oryza sativa L.

2.1.1 Morfologi Tanaman Padi


a. Akar Tanaman Padi
Akar tanaman padi berbentuk serabut, namun akar padi ini terdiri dari 4 bagian,
seperti akar Radikula merupakan akar yang tumbuh pada saat benih mulai
berkecambah. Pada benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang,
selanjutnya setelah 5-6 hari terbentuk akar tunggang, akar serabut akan tumbuh
disebut Akar serabut (akaradventif), kemudian Akar rambut merupakan bagian akar
yang keluar dari akar tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada
kulit akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air maupun zat-zat
makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek sedangkan bentuk dan panjangnya
sama dengan akar serabut dan yang terakhir disebut akar tajuk atau crown roots, akar
ini adalah akar yang tumbuh dari ruas batang terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi
berdasarkan letak kedalaman akar di dalam tanah yaitu akar yang dangkal dan akar
yang dalam. Apabila kandungan udara di dalam tanah rendah, maka akar-akar
dangkal mudah berkembang.

b. Batang Tanaman Padi


Tanaman memiliki batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu
berbentuk bulat dengan kosong dibagian tengahnya, pada buku bagian bawah dari
ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas.

c. Daun Tanaman Padi


Tanaman padi mempunyai daun yang panjang dengan mempunyai tulang daun
dibagian tengahnya, pada bagian daun ditumbuhi bulu-bulu halus. Warna daun padi
berwarna hijau jika masih muda, dan jika sudah tua berwarna kuning. Daun padi
terbagi 3 bagian, yang pertama helaian padi, pelepah daun dan lidah daun.

d. Bunga dan Malai Tanaman Padi


Bunga padi berwarna putih, biasanya mulai mekar sekitar jam 9-10 pagi dan
menutup pada jam 3-4 sore. bunga padi tebagi menjadi beberapa bagian seperti kepala
sari, tangkai sari, palea (belahan yang besar), lemma (belahan yang kecil), kepala
putik, dan tangkai bunga. kumpulan bunga padi disebut malai padi.

Universitas Sriwijaya
e. Buah Tanaman Padi
Buah padi atau kita sering menyebutnya gabah, buah padi muda berwarna hijau
jika sudah matang buah padi akan berwarna kuning. Buah padi mempunyai lapisan
yang disebut sekam. Bentuk buah padi lonjong dengan diujung buah runcing.

2.1.2 Syarat Tumbuh Tanaman Padi Secara Umum


Tanaman padi secara umum membutuhkan suhu minimum 11°-25°C untuk
perkecambahan, 22°-23 C untuk pembungaan, 20°-25°C untuk pembentukan biji, dan
suhu yang lebih panas dibutuhkan untuk semua pertumbuhan karena merupakan suhu
yang sesuai bagi tanaman padi khususnya di daerah tropika. Suhu udara dan intensitas
cahaya di lingkungan sekitar tanaman berkorelasi positif dalam proses fotosintesis,
yang merupakan proses pemasakan oleh tanaman untuk pertumbuhan tanaman dan
produksi buah atau biji (Aak, 1990).

Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa panas dan
banyak mengandung uap air dengan curah hujan rata-rata 200 mm bulan-1 atau lebih,
dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki sekitar 1500-2000
mm tahun-1 dengan ketinggian tempat berkisar antara 0-1500 m dpl dan tanah yang
baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah dengan kandungan fraksi
pasir, debu dan lempung dengan perbandingan tertentu dan diperlukan air dalam
jumlah yang cukup yang ketebalan lapisan atasnya sekitar 18-22 cm dengan pH 4-7
(Surowinoto, 1982) 7 Interaksi antara tanaman dengan lingkungannya merupakan
salah satu syarat bagi peningkatan produksi padi.

Iklim dan cuaca merupakan lingkungan fisik esensial bagi produktivitas tanaman
yang sulit dimodifikasi sehingga secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman tersebut. Di Indonesia faktor curah hujan dan
kelembaban udara merupakan parameter iklim yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman pangan khususnya. Hal ini disebabkan
faktor iklim tersebut memiliki peranan paling besar dalam menentukan kondisi musim
di wilayah Indonesia (Suparyono dan Agus Setyono, 1994).

Universitas Sriwijaya
2.1.3 Teknik Budidaya Tanaman Padi

2.1.3.1 Pemilihan Benih Berkualitas


Kualitas benih merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya padi. Benih yang
berkualitas mampu beradaptasi, memiliki pertumbuhan yang cepat serta seragam,
tumbuh lebih cepat, dan tinggi nilai produktivitasnya. Pemilihan benih berkualitas
dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan merendam benih dalam larutan garam
dengan menggunakan indikator telur. Letakkan telur di dasar air dan masukkan garam
hingga telur terangkat di permukaan. Selanjutnya telur diambil dan masukkan benih
padi. Benih yang mengambang dibuang.

2.1.3.2 Persemaian
Persemaian bisa benih dilakukan 25 hari sebelum masa tanam. Tempat untuk
persemaian diusahakan sama atau tidak terlalu jauh dari lahan untuk menjaga
kesegaran waktu proses pemindahan. Yang paling perlu diperhatikan adalah drainase
harus baik agar benih tidak kelebihan air. Lahan dibuat bedengan dan dicangkul
hingga tidak ada bongkahan tanah lagi. Benih sebaiknya direndam sebelum ditanam
selama 2 x 24 jam agar mampu menyerap air dengan maksimal untuk proses awal
perkecambahan. Sebelum disemai lahan diberi sedikit pupuk organik untuk
persediaan hara. Benih yang sudah berkecambah ditebar secara merata, tetapi jangan
sampai terbenam karena bisa menyebabkan infeksi patogen pada bibit. Perdata
selanjutnya adalah diberi pupuk organik kembali setelah persemaian berumur 1
minggu.

2.1.3.3 Pengolahan Lahan


Pengolahan lahan bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang
semula keras menjadi data dan melumpur. Hal ini akan membuat gulma mati dan
membusuk menjadi humus, aerasi tanah menjadi baik, lapisan bawah tanah menjadi
jenuh air yang dapat menghemat air. Dua minggu sebelum dilakukan pengolahan
lahan sebaiknya diberikan bahan organik berupa pupuk kandang 2 ton/ha dan kompos
jerami 5 ton/ha secara merata di atas lahan. Pengolahan lahan bisa dilakukan dengan 2
kali bajak dan 1 kali garu untuk mendapat hasil olahan yang optimal.

Universitas Sriwijaya
2.1.3.4 Penanaman
Terdapat berbagai macam cara penanaman padi, namun lebih disarankan dengan
cara tanam jajar legowo 2 : 1 (40 x (20 x 10) cm. Cara tanam ini akan memberikan
jumlah populasi yang banyak dengan produksi lebih tinggi dibanding dengan cara
konvensional pada umumnya. Selain itu kelebihan cara tanam ini adalah memudahkan
perawatan, mudah mengatur keluar masuk air karena ada ruang kosong, menekan
serangan hama dan penyakit karena cenderung lebih terang, serta menghemat biaya
pemupukan.

2.1.3.5 Pemeliharaan
Tahap pemeliharaan terdiri dari penyiangan, pengairan, pemupukan, dan
pengendalian hama. Penyiangan adalah dengan mengendalikan gulma yang tumbuh
untuk mengurangi tingkat kompetisi dengan padi. Pengairan adalah dengan memenuhi
kebutuhan air padi baik dari segi kuantitas maupun kualitas, apabila kekurangan bisa
dilakukan irigasi dan jika kelebihan bisa membuat drainase. Pemupukan adalah tahan
pemeliharaan yang paling penting, yaitu pemberian unsur hara baik makro maupun
mikro untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Pemupukan harus dilakukan dengan
seimbang dan yang paling penting alah disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan
ketersediaan hara yang ada dalam tanah. Pengendalian hama dan penyakit juga
penting untuk mendapat hasil yang optimal. Pengendalian harus dilakukan secara
alami dan berkelanjutan sesuai dengan hama dan penyakit yang dihadapi.

2.1.3.6 Panen
Panen bisa dilakukan ketika bulir padi hampir keseluruhan telah menguning yang
biasanya 33-36 hari setelah padi berbunga. Cara panen dapat dilakukan secara manual
menggunakan sabit dengan memotong pangkal batang atau dengan mesin reaper
harvester untuk menghemat waktu. Panen dilakukan serentak dalam satu lahan untuk
mengurangi risiko diserang hama.

2.1.4.7 Pasca Panen


Pasca panen merupakan tahapan dalam menentukan kualitas yang akan dijadikan beras
siap konsumsi. Tahap penyimpanan hasil panen juga merupakan unsur penting agar kualitas
tetap terjaga, seperti menempatkan hasil panen di tempat yang tidak terlalu lembab dan segera
untuk diolah.

Universitas Sriwijaya
2.2 Aluminium (Al)
Alumunium merupakan salah satu unsur hara penunjang yang dapat
menyebabkan keracunan tanah di sekitar perakaran tanaman sehingga dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Foy dalam Rout et
al. (2001), Al menyebabkan terganggunya pembelahan sel pada tudung akar dan akar
lateral dan menyebabkan peningkatan rigiditas sel melalui pembentukan ikatan silang
pektin pada dinding sel, serta mereduksi replikasi DNA melalui peningkatan rigiditas
rantai ganda.

Aluminium (Al) merupakan unsur ketiga penyusun lithosfer setelah oksigen dan
silika, yaitu 15%. Dalam struktur liat, Al dan Si merupakan unsur-unsur inti penyusun
lempeng pertama dan keduanya.  Dalam lempeng tetrahidral liat, 15% situs diduki Al
dan sisanya (85%) diduduki Si yang keduanya bergabung melalui ikatan oksigen
(Hanafiah 2010).

2.2.1 Peran Aluminium Bagi Tanaman


Alumunium yang terdapat di dalam larutan tanah pada umumnya dijumpai dalam
berbagai bentuk seperti Al(OH)2+ dan Al(OH)2+ pada pH tanah sekitar 4—5, Al3+
pada pH 5,5—7, dan Al(OH)4- pada pH 7—8. Kompleks ion lainnya seperti
Al4Al12(OH)24(H2O)127+(Al3) dan Al3+ hampir dipastikan selalu bersifat
meracuni, namun tidak terdapat rhizoktisitas akibat AlSO4+ dan Al(SO4)2- atau Al-F
seperti AlF2+ dan AlF2+. Status Al(OH)2+ dan Al(OH)2+ tidak menentu pada setiap
percobaan tapi berindikasi sebagai keracunan Al-OH (Kinraide, 1997). Jenis Al yang
bersifat meracuni pada perakaran tanaman gandum dari hasil percobaan
Pietraszewska (2001) menunjukkan bahwa AlF2+<AlF2+<All3+<Al13. Selanjutnya
Kochian (1995) berpendapat bahwa sifat racun hanya terdapat pada Al13 dan All3+.
Hal yang menarik dijumpai bahwa tanaman memiliki mekanisme sendiri dalam
mengurangi pengaruh negatif Al. Berdasarkan analisis kimiawi pengaruh dari Al
tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan kandungan pektin dan hemiselulosa.

Di Indonesia pemanfaatan dan pembukaan tanah dilahan kering umumnya pada


Ultisol dan mungkin Oxisol.  Permasalahan pada Ultisol dan Oxisol adalah reaksi
tanah yang masam, kandungan Al yang sangat tinggi, dan unsur hara yang rendah,

Universitas Sriwijaya
sehingga diperlukan pengapuran dan pemupukan serta pengelolaan yang baik
(Hardjowigeno 1995; Satari 1997).

Aluminium merupakan unsur hara penunjang yang bersifat toksik bagi  tanaman.


Unsur Al dapat mengikat unsur P, Ca, K, dan Mg sehingga tidak tersedia dengan
optimal bagi tanaman, akibatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman terhambat.
Salah satu dampaknya yaitu tanaman tidak dapat menghasilkan produksi yang
memiliki kualitas dan kuantitas baik. Pada tinjauan pustaka dari berbagai literatur
dibahas mengenai pengaruh negatif Al terhadap tanaman, sebab keberadaan Al yang
berlebihan sangat berpengaruh terhadap keoptimalan unsur hara lain dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

          Menurut Hanafiah (2010), pada kondisi masam Aluminium akan tertarik keluar
struktur liat (seperti montmorillonit) dan menduduki muatan-muatan negatif yang
kosong tersebut. Aluminium dapat ditukar (Aldd) ini diabsorbsi sangat kuat oleh
koloid, tetapi berada dalam keseimbangan denan ion-ion Al dalam kelarutan tanah.

Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSAAN PRAKTIKUM

3.1 Teampat Dan Waktu


Adapun tempat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Rumah Kaca dan
Laboraturium Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya,
yang dimulai dari bulan September s.d 30 Oktober 2019.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1.) Alat Tulis, 2.)
Aerator, 3.) Alat Tulis, 4.) Baki, 5.) Kertas/Amplop, 6.) Kertas lakmus, 7.) Media
Persemaian, 8.) Penggaris, 9.) Sterofom, 10.) SPAD (Alat untuk mengkur klorofil
daun) dan 11.) Spidol.
Adapun Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: 1.) Air, 2.) Benih
Padi, dan 3.) Larutan AB Mix.
3.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Semai benih jagung terlebih dahuluh, siapkan benih padi yang akan disemai
2. Siapkan wadah semai dan baki, masukkan air pada baki kira-kira sampai air
pas pada permukaan benih dan tidak menggenangi benih padi (2 liter)
3. Setelah baki di isi dengan air masukkan wadah penyemaian ke dalam baki
dengan batas rata-rata air pada baki
4. Masukkan benih padi pas di atas wadah semai
5. Semai padi sampai berumur 2 minggu dan lakukan pengecekan air pada baki
jangan sampai mengering
6. Setelah umur 2 minggu lakukan pemindahan padi pada sterefoam
7. Pertama siapkan padi yang telah di semai sebelumnya, baki, dan stefoam yang
akan di gunakan untuk meletakkan padi
8. Masukkan larutan AB mix pada baki sebanyak 2 liter
9. Potong sterofoam sesuai dengan ukuran baki (Sampai mengambang jika
dimasukkan ir di dalam baki) dan lobangi sterofoam sebanyak sempel/8
semple dengan jarak 10 x 10 cm
10. Selanjutnya masukkan bibit padi kedalam lubang yang telah disiapkan

10

Universitas Sriwijaya
11. Selanjutnya masukkan benih yang telah diletakkan pada sterofoam ke dalam
baki yang berisi larutan AB mix, kemudian masukkan aerator pada baki yang
telah berisi benih tadi
12. Lakukan pengamatan dan pengecekkan air supaya tidak kekeringan
13. Setelah satu minggu air AB mix di ganti dan isi kembali sebanyak 2 liter
14. Kemudian ukur tinggi dan jumlah daun pada pengamatan ke minggu 0 dan
minggu ke 1
15. Amati dan lakukan pengecekan pada tanaman selama 3 minggu dengan di
lakukan pengukuran 1 minggu sekali pada hari rabu
16. Kemudian pada minggu ke 2 lakukan pengukuran pH air dengan
menggunakan pH meter
17. Lakukan pengukuran klorofil daun dengan menggunakan SPAD pada minggu
ke 3, lakukan juga pengukuran tinggi, jumlah daun, dan juga anakan pada padi
18. Pada minggu ke 3 lakukan sampling dengan mengambil 3 sampel padi,
sebelumnya lakukan pengukuran tinggi tanaman dan jumlah daun terlebih
dahulu pada seluruh tanaman
19. Selanjutnya 3 sampling tadi di ukur terlebih dahulu dari akar sampai ujung
daun
20. Selanjutnya ukur volume akar dengan cara memasukkan akar tadi ke dalam
gelas ukur yang telah di isi dengan air 100ml
21. Siapkan amplop untuk mengoven Padi, kemudiaan masukkan 3 sampel padi
pada amplop (Beri label pada amplop) oven selama 24 jam dengan suhu 105
derajat celcius
22. Keluarkan sample setelah 24 jam dan timbang berat kering

11

Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

MINGGU 0
Sampel Tinggi Tanaman
(cm)
1 15,2
2 13,7
3 15 a.) Tabel 1.1 data
4 14,5 pengamatan pertama
5 14,8 pada minggu 0
6 14,5
7 16,5
8 17,5
Rata- 15,2125
rata

MINGGU 1
Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun
(cm) (Helai)
1 39,5 7
2 29,5 7
3 39 7 b.) Tabel 1.2 data
4 33,5 6 pengamatan ke 2
5 38 7 pada minggu ke 1
6 34,5 10
7 40,5 7
8 41,5 5
Rata- 37 7
rata

MINGGU 2
Sampel Tinggi Tanaman Jumlah Daun Jumlah
(cm) (Helai) Anakan
1 58 5 1
2 52,5 4 1
3 45,4 5 1
c.) Tabel 1.3 data
4 47,9 5 0
pengamatan ke
12 3 pada minggu
ke 2 Sriwijaya
Universitas
5 53 5 1
6 54,1 5 2
7 58 5 1
8 58,5 4 1
Rata- 4,75 1
rata

MINGGU 3
Sampel Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun Jumlah Anakan Kadar Klorofil
(Helai) (CCI)
1 62 5 1 31,7
2 58 5 1 30,8
3 60 6 1 23,8
4 52 5 1
5 59 5 1
6 63 6 2
7 63 5 1
8 61 5 1
Rata- 59,75 5,25 1,125
rata

d.) Tabel 1.4 data


pengamatan pada minggu
ke 3

SAMPLING MINGGU 3
Sampel Total Tinggi Volume Akar Berat Basah (gram) Berat Kering
Tanaman(cm) (cm3) (gram)
1 61,5 10 3,86 0,58
2 59 7 3,49 0,62
3 64 9 3,33 0,55
Rata- 61,5 8,666666667 3,56 0,583333333
rata
e.) Tabel 1.5 data pengamatan
pada minggu ke 3

4.2 PEMBAHASAN

13

Universitas Sriwijaya
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan selama 4 minggu, maka
didapatkan hasil jumlah rata-rata tinggi tanaman tertinggi yaitu pada minggu ke-3,
dan rata-rata jumlah daun tertinggi yaitu pada minggu ke-2 karena pada minggu ke-3
itu telah banyak terdapat daun yang kuning dan mengering.

14

Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah sebaiknya lakukan pengawan lebih lagi
kepada praktikan, supaya suasana praktikum lebih kondusif, dan supaya tau siapa
yang satiap minggunya melakukan pengamatan atau tidak.

15

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Agro farming, 2016. Syarat Tumbuh Tanaman Padi. (Online)


https://sergabblog.wordpress.com/2016/09/19/syarat-tumbuh-tanaman-padi/.
Diakses pada 8 November 2019.

Eprint, tidak ada tahun. BAB 2. (Online). http://eprints.ums.ac.id/41874/2/BAB


%20I.pdf. Diakses pada 8 November 2019.

Pioneer, 2018. Cara Budidaya Padi Untuk Memperoleh Hasil Optimal.


https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Cara-Budidaya-Padi-untuk-
Memperoleh-Hasil-Optimal. Diakses pada 8 November 2019.

Pak Tani Digital, 2018. Fakta Beras DI Indonesia. (Online).


https://paktanidigital.com/artikel/fakta-tentang-beras-di-
indonesia/#.XcV3EkVR3IU. Diakses pada 8 November 2019.

16

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai