Anda di halaman 1dari 10

KISAH JIN DAN MALAIKAT

Pertarungan antara Malaikat dan Iblis dimulai sejak terlahirnya makhluk yang bernama
Nabi Adam. Pada zaman dahulu sebelum terciptanya manusia, Tuhan YME ( Yang Maha
Esa) menciptakan dua tempat, tempat yang bahanya penuh dengan kemungkaran, dan
amarah adalah “Nerak” dan tempat yangbahannya penuh dengan sumber kebahagiaa,
keindahan, kenikmatan adalah “Surga”. Tuhan berkata kepada makhluk ciptaan pertama
(Malaikat), “Wahai Malaikat-malaikat Ku, lihatlah aku telah membuat dua tempat besar
yang sangat luas dan dalam, yaitu Surga dan Neraka.

Dua tempat ini aku ciptakan tetapi belum ada penghuninya. Wahai malaikat, aku ingin
membuat makhluk yang akan menempati dua tempat ciptaan ku ini, mau kah kalian
menjadi penghuni kedua tempat ini. Tetapi kalian harus bisa melakukan aturan-ataran
yang akan berikan pada kalian?”. Kemudian para Malaikat melihat seperti apa aturan-
atauran yang diberikan kepada para Malaikat itu. Mereka menjawab, “Sungguh Tuhanku,
aturan-aturan yang engkau buat sangat berat untuk kami jalankan. Jika aturan-aturan
itu mampu kami lakukan maka engkau akan member kami ganjaran masuk ke dalam
1
surge Mu, namun bila ada yang gagal, maka engkau akan mengganjari kami masuk
kedalam Neraka Mu. Sungguh berat Tuhan, kami tidak mampu menjalankan semua
aturan-aturan yang engkau buat”. Karena para malaikat tuhan tidak mampu menjalankan
aturan yang telah dibuat Tuhan, karena khawatir masuk ke dalam Neraka, maka Tuhan
ingin menciptakan makhluk yang tidak takut dengan Neraka. “Wahai para Malaikat ku,
Aku ingin menciptakan makhluk yang tidaqk takut dengan Neraka, agar dia bisa menjadi
penghuni tempat ku dan mampu menjalankan aturan-aturan ku (Syari’at), dan bahan
bakunya dari Api Neraka”. Kemudia terciptalah makhlu yang bernama “JIN”. “Wahai Jin,
maukah engkau memasuki Surgaku, namun dengan syarat kamu harus mengerjakan
aturan-aturan yang aku buat. Dan kamu kerjakan itu di alam Dunya dulu, jika kamu
mampu mengerjakan, maka aku akan memberimu Surga, namun jika tidak maka akan
ku beri kamu Neraka”. Karena Jin adalah golongan yang tercipta dari bahan Neraka, maka
mereka tidak taku dengan Neraka. “Baik wahai Tuhan ku, aku akan mengerjakan tugas
ku, dan aku tidak akan segan bila aku harus masuk kedalam Neraka Mu”. Setelah mereka
di turunkan dari Alam Akhirat ke Alam Dunia, ternyata mereka tidak melakukan aturan
Tuhan yang sudah diperintahkan. Justru mereka membuat kerusuhan di dunia dan
membuat kerusakan pada dunia. Tuhan tidak senang dengan kemungkaran yang
dilakukan oleh bangsa Jin tersebut, lalu Tuhan mengutus para Malaikat ( Malaikat Jibril
dan para penginkut lainnya) untuk memberantas para Jin yang membuat kerusakan.
Kemudian Malaikat turun ke dunia, membantai Jin-Jin yang merusak. Setelah semua misi
dijalan kan, Malaikat Jibril kembali ke atas, dan melihat.

Ternyata masih ada beberapa Jin-Jin yang berhasil lolos dan berswembunyi di gua,
pepohonan, sungai, danau, bahkan tempat-tempat gelap lainnya. Karena itu gak heraqn
kakalu ada Jin itu tempat tinggalnya di tempat-tempat angker, seperti sumur tua, hutan,
gua, dan lainnya. Pada saat itu juga, Malaikat melihat ada Jin yang masih kecil (bayi),
karena tidak teganya melihat Jin kecil yang sendirian, malaikat pun membawanya
bersama kea lam akhirat, dan di sanan Jin kecil itu diajarkan berbagai macam ilmu
pengetahuan, tak lama kemudia Jin kecil itu tumbuh besar dan menjadi Pemimpin Atas
(Boss nya Malaikat), bernama “Malaikat Azazil”. Walau pun golongan asalnya dari Jin

2
Telah disebutkan sebelumnya, 15 abad yang lalu Jibril dengan wujud aslinya pernah turun
di langit Mekah, antara langit pertama dan muka dunia. Di dalam Alquran dan hadits
dijelaskan pula bahwa Jibril beberapa kali turun ke bumi untuk berjumpa dengan kekasih-
kekasih Rab-Nya atau menghukum para pendosa yang durhaka.

Penyampai Wahyu dan Pendidik Umat

Pada masa kerasulan Muhammad ‫ﷺ‬, Jibril pernah menapaki tanah Madinah menemui
kekasih Rab-Nya, Muhammad ‫ﷺ‬. Ia datang sebagai pengantar kalam Ilahi atau sebagai
pendidik para sahabat Nabi.

Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari ibunda Aisyah radhiallahu ‘anha
menjelaskan bagaimana wahyu datang kepada Nabi ‫ﷺ‬. Aisyah berkata, al-Harits bin
Hisyam pernah bertanya kepada Rasulullah ‫ﷺ‬

ُ ‫ّللا ر‬
َ ‫َسو‬
‫ل يَا‬ ‫ف َ ه‬ َ ‫َحيُ ي َْأتهي‬
َ ‫ك َك ْي‬ ْ ‫ل ْالو‬ َ ‫ل َف َقا‬
ُ ‫َسو‬ ُ ‫ّللا ر‬‫ّللا صَلَى َ ه‬ َُ ‫ه‬ ‫م َعلَ ْي ه‬ َ َ‫َسل‬
َ ‫حيَانًا و‬ ْ َ‫ل ي َْأتهينهي أ‬ ‫ص َْلصَلَ ه‬
َ ‫ة هم ْث‬
‫َس‬
‫جر ه‬ ُ ‫ش ُّد ُه و‬
َ ‫َه َو ْال‬ َ َ‫ي أ‬ َ َ‫م َعل‬ َ ‫ت و ََق ْد َعنهي َف ُي ْف‬
ُ ‫ص‬ َ ‫حيَانًا َقا‬
ُ ‫ل مَا َع ْن ُه َو َع ْي‬ ْ َ‫ل وَأ‬ُ ‫ك لهي يَ َتم ََث‬ُ َ‫ج ًل ْالمَل‬
ُ ‫منهي َر‬ َ ‫َف ُي‬
ُ ‫كله‬
‫ول مَا َفأَ ه‬
‫عي‬ ُ ‫ي َُق‬

“Wahai Rasulullah, bagaimanakah cara wahyu sampai kepadamu?” Beliau ‫ﷺ‬


menjawab,”Terkadang wahyu itu datang kepadaku seperti suara lonceng, dan inilah yang
terberat bagiku, dan aku memperhatikan apa dia katakan. Dan terkadang seorang
malaikat mendatangi dengan berwujud seorang lelaki, lalu dia menyampaikan wahyu
kepadaku, aku pun memperhatikan apa yang dia ucapkan.”

Beberapa kali Jibril datang kepada Nabi dengan sifat-sifat kemalaikatannya. Keadaan
inilah yang terberat bagi Nabi. Dan terkadang ia datang dengan fisik laki-laki.

3
Umar pernah bercerita bahwa ada seorang laki-laki yang mengenakan pakaian putih
bersih dan rambut yang sangat hitam datang menemui Nabi ‫ﷺ‬. Tidak ada seorang
sahabat pun yang mengenal laki-laki itu, tetapi ia kelihatan begitu dekat dengan Nabi. Ia
bertanya tentang Islam, iman, dan ihsan. Di akhir pertemuan Nabi bertanya kepada
Umar, “Wahai Umar, tahukah engkau siapakah dia?” “Allah dan Rasul-Nya lebih
mengetahui.” Jawab Umar. “Sesungguhnya dia Jibril. Dia datang untuk mengajarkan
agama kepada kalian”. Sambung Rasulullah ‫( ﷺ‬HR. Muslim).

Ada salah seorang sahabat Nabi ‫ ﷺ‬yang Jibril suka menyerupainya saat menjadi
manusia. Namanya Dihyah bin Khalifah al-Kalbi. Dari Anas, Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, “Jibril
datang serupa dengan fisik Dihyah. Dan Dihyah adalah seorang laki-laki yang tampan”.
(Siyar A’lamin Nubala, Hal: 554).

Panglima Perang Para Malaikat

Saat situasi genting di Perang Badr. Umat Islam yang berjumlah tiga ratus beberapa belas
orang dengan tanpa persenjataan lengkap disongsong oleh 950 pasukan musyrik Mekah
dengan perlengkapan perangnya. Jibril datang atas perintah Rabnya dengan membawa
ribuan pasukan malaikat dari langit ke-3.

4
Rasulullah ‫ ﷺ‬mengabarkan kepada Abu Bakar, “Bergembiralah wahai Abu Bakar.
Pertolongan Allah datang. Ini Jibril di giginya ada debu-debu (dari medan perang)”.
(Fiqhu ash-Shirah, Hal: 408).

Dalam hadits yang lain, beliau bersabda,


ْ ُ ‫ب أَد‬ َ ‫ْال‬
‫ه َذا‬ ُ ‫جب هْر ْي‬
َ ‫ل‬ ‫خذ ه‬
‫سآ ه‬
‫ه بهرَأ ه‬
‫س ه‬ ‫َاة َعلَ ْي ه‬
‫ه َف َر ه‬ ‫ح ْر ه‬

“Ini adalah Jibril sedang memegang kepala kudanya, dan ia membawa peralatan perang.”
(HR. al-Bukhari, no. 3995).

Bagaimana kiranya, jika Jibril yang perkasa turut membantu dalam peperangan? Pasukan
mana yang akan menderita kekalahan ketika Allah telah memberikan pertolongan
sedemikian? Saat kemenangan diraih, ribuan malaikat itu tidak serta merta menghabisi
semua musuh yang ada di medan laga. Inilah hikmah agama kita yang mulia, 950 orang
musyrik itu tidak dibinasakan seketika. Perang dalam Islam bukan berarti membunuh dan
membantai. Jika Allah menghendaki, tentu saja ribuan malaikat dari langit ketiga itu
mampu menghabisi mereka semua. Namun di akhir peperangan hanya 70 orang musyrik
yang tewas dan 70 lainnya ditawan.

Keperkasaan Jibril, Adzab Atas Kaum Sodom

Ratusan atau mungkin ribuan abad yang lalu, saat bumi usianya tak setua saat ini. Jibril
bersama Mikail dan Israfil pernah datang kepada kekasih Allah, Rasulullah Ibrahim ‫ﷺ‬.

5
Ketiganya datang memberikan kabar gembira kepada Ibrahim dan Sarah akan kehadiran
buah hati mereka Ishaq.

Kemudian ketiganya bertolak menuju kaum Rasulullah Luth. Di sinilah tajuk Jibril yang
perkasa akan kita pahami secara sempurna.

Allah ‫ ﷻ‬menciptakan banyak makhluk yang lebih kuat dari manusia. Bangsa jin salah
satu di antaranya. Di masa Nabi Sulaiman salah satu jin pernah menyanggupi permintaan
Nabi Sulaiman mengangkat singgasana Ratu Bilqis sebelum Sulaiman berdiri dari
duduknya.

‫ل‬ ْ ‫شهَا ي َْأتهينهي أَيُّ ُك‬


َ ‫م ْالم ََلُ أَيُّهَا يَا َقا‬ َ ‫مينَ ي َْأتُونهي أَ ْن َق ْب‬
‫ل به َع ْر ه‬ ْ ‫ُم‬
‫سله ه‬

Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang


sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang berserah diri”. (QS. An-Naml: 38).

6
َ ‫ع ْف هريت َقا‬
‫ل‬ ‫ن همنَ ه‬ ‫ك أَنَا ْال ه‬
‫ج ه‬ َ ‫ه آ هتي‬ َ ‫م أَ ْن َق ْب‬
‫ل به ه‬ َ ‫ن تَ ُقو‬
ْ ‫ك هم‬ ‫أَ همين لَ َق هوي َعلَ ْي ه‬
َ ‫ه وَإهنهي ۖ َم َقا هم‬

Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan
membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu;
sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”. (QS. An-
Naml: 39).

Kemudian malaikat membawanya kepada Sulaiman dengan kecepatan dan kekuatan


yang lebih mencengangkan lagi, yakni lebih cepat kedipan mata singgasana Ratu Bilqis
bisa hadir di hadapan Nabi Sulaiman.

َ ‫ع ْن َد ُه ال َ هذي َقا‬
‫ل‬ ‫ك أَنَا ْالكهتَابه همنَ ه‬
‫ع ْلم ه‬ َ ‫ه آتهي‬ َ ‫ك َي ْرتَ َد أَ ْن َق ْب‬
‫ل به ه‬ َ ‫طَر ُْف‬
َ ‫ك إهلَ ْي‬

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab: “Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. (QS. An-Naml: 40).

Para ulama menafsirkan ayat ini bahwa orang shaleh itu memohon kepada Allah.
Kemudian Allah perintahkan malaikat membawa singgasana Bilqis dari Yaman menuju
Syam (Palestina) yang berjarak 3000 Km hanya dalam kejapan mata.

Kekuatan manusia pun masih kalah dibanding hewan-hewan ciptaan Allah; Eastern
Lowland Gorila mampu mengangkat beban seberat 2000 Kg, bahkan semut pemotong
daun atau yang kita kenal dengan semut rang-rang saja mampu mengangkat benda 50
puluh kali berat badannya.

7
Lalu bagaimana dengan Jibril? Makhluk ciptaan Allah yang perkasa dan dianugerahi pula
kecerdasan.

ُ ‫يد َعلَم‬
‫َه‬ ُ ‫ش هد‬
َ ‫﴾ذو‬ ٰ ‫َى هم َرة ْال ُقو‬
ُ ٥﴿‫َى‬ ْ ‫َف‬
ٰ ‫اس َتو‬

“Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang
cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.” (QS. an-Najm: 5-6).

Jibril pernah mencongkel bumi seluas lima desa kemudian mengangkatnya ke langit, dan
membalikkannya hanya dengan satu sayap kanannya. Ya, Jibril mengangkat kampung
kaum Nabi Luth untuk mengadzab mereka.

Kaum Luth adalah kaum pendosa. Mereka telah menyekutukan Allah, mendustakan
Rasulullah Luth ‫ﷺ‬, berbuat kotor dengan homoseksual yang belum pernah dilakukan
oleh orang sebelum mereka, dan menantang datangnya adzab.

Kisah adzab merek bermula dengan kedatangan Jibril, Mikail, dan Israfil dengan sosok
laki-laki tampan dan gagah menemui Rasulullah Luth. Tiga orang tamu yang rupawan ini
membuat Luth merasa cemas, khawatir kalau kaumnya akan mengganggu mereka.

“Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa
susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata: ‘Ini
adalah hari yang amat sulit’.” (QS.Huud: 77).

Karena khianat istri Nabi Luth, kehadiran para tamu pun bocor ke telinga kaum gay ini.
Bertambahlah kegelisahan Luth. Beliau yanga sangat memuliakan tamu dan tidak ingin
tamunya terganggu dan tersakiti.

8
Luth berkata: “Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku
dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)”. (QS.Huud: 80).

Akhirnya para utusan itu berkata:

Para utusan (malaikat) berkata: “Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan
Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah
dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah
ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan
ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada
mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?”. (QS. Huud: 81).

Dari sini kita mengetahui, para wali Allah dari kalangan Rasul pun tidak mengetahui
perkara gaib.

Syahwat syaithoniyah kaum Luth makin membuncah liar tak terbendung. Malam itu,
mereka mencoba mendobrak pintu rumah Nabi Luth. Lalu Jibril memukul wajah-wajah
mereka dengan ujung sayapnya hingga mereka menjadi buta. Dengan terhuyung-huyung
mereka kembali ke rumah. Lalu Jibril memerintahkan Luth agar keluar bersama orang-
orang beriman lainnya. Dan datanglah adzab yang pedih kepada kaum Luth.

Di pagi hari, Jibril congkel bumi kampung kaum Luth dengan satu sayapnya. Kemudian
ia angkat ke langit pertama dengan segala isinya. Hingga penduduk langit mendengar
jeritan manusia-manusianya, lengkingan suara anjingnya, dan kokok ayam yang ada di
dalamnya. Setelah itu ia balik bongkahan besar itu, bagian bawah diputar menjadi sisi
atas. Lalu dilemparkan kembali ke bumi. Diikuti hujan batu dari sijjil.

Qatadah mengatakan, “Sampai kepada kami bahwa Jibril mengangkat bagian tengah
desa. Kemudian ia lemparkan ke langit. Hingga penduduk langit mendengar gongong dan
salak anjing mereka. Bagian-bagiannya pun saling menghancurkan.” (Tafsir al-Quran al-
Azhim, tafsir Surat Hud: 82-83).

9
Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi mengatakan, “Kampung kaum Luth itu ada 5 kampung;
Sodom (Arab: ‫– )سدوم‬inilah kampung terbesar-, Sha’bah (Arab: ‫)صعبة‬, Sha’wa (Arab:
‫)صعوة‬, Atsra (Arab: ‫)عثرة‬, dan Duma (Arab: ‫( )دوما‬Tafsir al-Quran al-Azhim, tafsir Surat
Hud: 82-83).

Allah al-Aziz Yang Maha Perkasa, bayangkan!! Daratan sebesar lima desa, dicongkel dan
diangkat beigitu saja menuju langit yang tingginya hanya ditakar dengan mata. Mata
yang lemah, yang tidak tahu berapa jarak pastinya. Pohon-pohon, istana dan bangunan
kokoh, manusia dan hewan, serta segala macam isinya melayang ke ufuk dengan satu
sayap makhluk yang perkasa. Jika demikian apalah artinya kita?

Kita kadang marah kepada Allah Sang Pencipta tatkala ia menurunkan hujan atau
mamaparkan teriknya matahari ke bumi. Seolah-olah kita mampu melawan-Nya. Kita
kadang membusungkan dada, mengkritik hukum-hukum-Nya karena kita anggap kejam
dan tak adil. Kita tidak kenal limit logika kita. Sebagian dari kita juga sering menyorotkan
mata ke langit, protes atas ketetapan takdir-Nya. Padahal Dialah al-Alim (Yang Maha
Mengetahui) dan al-Hakim (Yang Maha Bijaksana). Dibandingkan Jibril saja, apalah
artinya kita?

Mudah-mudahan dengan mentadabburi makhluk Allah, Jibril ‘alaihissalam, membuat kita


semakin takut dan taat kepada Allah. Kita hayati kebesaran-Nya dalam takbir shalat kita,
karena Dialah al-Akbar. Kita agungkan Dia dalam rukuk-ruku kita, karena Dialah Rabb al-
Azhim. Kita tinggikan Dia dalam sujud-sujud kita, karena Dialah Rabb al-A’la. Innahu ‘ala
kulli syai-in qodir… (Dia kuasa atas segala sesuatu)

10

Anda mungkin juga menyukai