Anda di halaman 1dari 11

Daftar isi

Contents
Daftar isi...............................................................................................................................................1
DAFTAR TABEL................................................................................................................................1
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................................1
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................2
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan..................................................................................................................................3
1.4 Kegunaan..............................................................................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................3
2.1 Limbah Kaca........................................................................................................................3
2.2 Gel Silika..............................................................................................................................4
2.3 Ultrasound dan Microwave.................................................................................................5
2.3.1 Ultrasound.....................................................................................................................5
2.3.2 Microwave.....................................................................................................................6
BAB 3. METODA PENELITIAN................................................................................................6
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian...........................................................................................6
3.2 Alat Dan Bahan....................................................................................................................6
3.3 Prosedur Penelitian..............................................................................................................7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN............................................................................8
4.1 Anggaran Biaya...................................................................................................................8
4.2 Jadwal Kegiatan...................................................................................................................9
Daftar Pustaka...................................................................................................................................10

DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P......................................................................................8
Tabel 4. 2 Jadwal Kegiatan PKM-P.......................................................................................................8

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Limbah Kaca.........................................................................................................4
Gambar 2 .2 Gel Silika...............................................................................................................5
Y

Gambar 3. 1 Diagram air............................................................................................................8


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah kaca merupakan salah satu limbah anorganik yang terdapat
melimpah dengan jumlah mencapai 0,7 juta ton di Indonesia pertahun dan
sebagian besar berasal dari botol, peralatan dapur dan bahan bangunan
(Ministry of Environment, 2008 dalam Saputra dkk 2014). Oleh karena
sifatnya yang tidak dapat terdekomposisi oleh mikroorganisme di alam, maka
beberapa peneliti telah memanfaatkan limbah kaca sebagai bahan baku
pembuatan resin penukar ion (Coleman et al., 2013 dalam Saputra dkk 2014),
bahan campuran beton (Ali and AlTersawy, 2012 dalam Saputra dkk 2014),
bahan campuran aspal (Arabani, 2011 dalam Saputra dkk 2014) maupun
sebagai media filtrasi air (Korkosz et al., 2012 dalam Saputra dkk
2014).Senyawa utama yang terkandung dalam limbah kaca adalah silikon
dioksida (SiO2) dengan kadar lebih dari 70% dari total campuran senyawanya
(Coleman et al., 2013; Zhu et al.,2009 dalam Saputra dkk 2014).

Tingginya kandungan SiO2 dalam limbah kaca dapat dimanfaatkan


dan diolah menjadi silika gel melalui pembentukan natrium silikat yang
dihasilkan dari reaksi antara SiO2 di dalam limbah kaca dengan natrium
hidroksida (Mori, 2003 dalam Saputra dkk 2014). Larutan natrium silikat
yang dihasilkan dapat direaksikan dengan suatu asam hingga membentuk
asam silikat yang akan terpolimerisasi menjadi silika gel (Affandi et
al.,2009; Burns et al., 2006 dalam Saputra dkk 2014). Silika gel merupakan
gel kaku yang terdiri dari unit SiO4 tetrahedral, dimana empat atom
oksigen berada di sudut tetrahedral dengan ion silikon berada di pusat
tetrahedral. Pada silica gel yang bersifat amorf, struktur silika gel
ditentukan oleh penyusunan acak unit [SiO4]4-yang menghasilkan kerangka
yang tidak beraturan (Hessien et al., 2009 dalam Saputra dkk 2014).

Silika gel banyak digunakan sebagai adsorben logam berat (Najafi et


al., 2012 dalam Saputra dkk 2014), desikan (Yao et al.,2009 dalam Saputra
dkk 2014), penyangga katalis (Liu et al., 2011 dalam Saputra dkk 2014), serta
digunakan untuk pemisahan senyawa organik pada kromatografi kolom
(Tungkananurak et al., 2007 dalam Saputra dkk 2014).Silika gel dapat
dimanfaatkan sebagai fase diam pada kromatografi kolom fase normal
maupun kromatografi kolom fase terbalik. Pemanfaatan silika gel pada
kromatografi kolom fase terbalik dilakukan dengan memodifikasi permukaan
silika gel dengan senyawa organik sehingga mengubah kepolaran silika gel.

Reaksi tersebut akan dilakukan dengan bantuan ultrasound (US) dan


microwave (MW) karena US dan MW merupakan salah satu alat yang paling
mudah, murah dan efektif dalam pengaplikasian kimia. Green technique yang
dimiliki mampu meningkatkan panas dan pertukaran massa, menginduksi
dengan cepat dan lebih selektif dalam perubahan kimia. Hal ini akan menghemat
lebih banyak waktu dan hasil yang didapatkan akan lebih murni.

1.2 Perumusan Masalah


1. Mengekstraksi limbah kaca dengan natrium hidroksida.
2. Pembentukan gel silika dengan ultrasonik dan microwave.
1.3 Tujuan
Memahami dan menganalisis pembuatan natrium silika dengan bantuan
Ultrasound bath dan microwave dan memahami dan menganalisis pembentukan
silika yang berasal dari limbah kaca.
1.4 Kegunaan
Untuk mengurangi limbah kaca dan untuk mencari bahan baku alternatif
dalam pembuatan gel silika.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Limbah Kaca
Bahan kaca merupakan salah satu material padat yang banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Namun sisa kaca yang tidak terpakai
akan menimbulkan penumpukan limbah kaca. Limbah kaca biasanya hanya
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan perabotan hias atau perhiasan.
Dalam bidang riset, limbah kaca dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan
baku alternatif dalam pembuatan gel silika karena memiliki kandungan silika
(SiO2) yang cukup tinggi, yaitu 71 – 81% (Jin et al., 2000 dalam Ferbiyanti dkk,
2014)
Gambar 2. Limbah Kaca

2.2 Gel Silika


Silika merupakan senyawa yang banyak ditemui dalam bahan galian
yang disebut pasir kuarsa, terdiri atas kristal-kristal silika (SiO2) dan
mengandung senyawa pengotor yang terbawa selama proses pengendapan.
Silika biasanya dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dengan berbagai ukuran
tergantung aplikasi yang dibutuhkan seperti dalam industri ban, karet, gelas,
semen, beton, keramik, tekstil,kertas, kosmetik, elektronik, cat, film, pasta gigi,
dan lain-lain.

Gel silika merupakan suatu bentuk dari silika yang dihasilkan melalui
penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2). Sol mirip agar – agar ini dapat
didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang
bersifat tidak elastis. Sifat ini menjadikan gel silika dimanfaatkan sebagai zat
penyerap, pengering, dan penopang katalis. Garam–garam kobalt dapat
diadsorpsi oleh gel ini. Gel silika mencegah terbentuknya kelembaban yang
berlebihan sebelum terjadi . Dalam proses adsorpsi silika gel merupakan salah
satu yang paling sering digunakan sebagai adsorben. Hal ini disebabkan oleh
mudahnya silika diproduksi dan sifat permukaan (struktur geometri pori dan
sifat kimia pada permukaan) dan dapat dengan mudah dimodifikasi (Fahmiati
dkk., 2004).
Gambar 2 . Gel Silika
Silika amorf adalah material yang dihasilkan dari reaksi alkali-silika.
Reaksi alkali-silika dimulai dengan pecahnya ikatan Si-O-Si dan hasilnya
membentuk fasa amorf dan nanokristal. Silika amorf terbentuk ketika silikon
teroksidasi secara termal. Silika amorf terdapat dalam beberapa bentuk yang
tersusun dari partikel-partikel kecil yang kemungkinan ikut tergabung. Biasanya
silika amorf mempunyai kerapatan 2,21 g/cm.
Ketidakteraturan susunan permukaan tetrahedral SiO4 pada silika gel
menyebabkan jumlah distribusi satuan luas bukan menjadi ukuran kemampuan
adsorpsi silika gel walaupun gugus silanol dan siloksan terdapat pada
permukaan silika gel. Kemampuan adsorpsi silika gel ternyata tidak sebanding
dengan jumlah gugus silanol dan siloksan yang ada pada permukaan silika gel,
namun bergantung pada distribusi gugus –OH per satuan luas adsorben.

2.3 Ultrasound dan Microwave


2.3.1 Ultrasound
Gelombang ultrasound memberikan efek sonokimia, sebagian besar
melalui kavitasi. Kavitasi adalah pertumbuhan dan runtuhnya ledakan
gelembung mikroskopis sebagai gelombang suara yang merambat melalui
cairan. Pemanasan lokal di sekitar kavitasi, bersamaan dengan peningkatan
perpindahan massa yang disebabkan oleh pergerakan fluida, merupakan sumber
dari efek seperti percepatan laju reaksi kimia. Sonikasi memberikan distribusi
yang lebih baik dari situs katalitik (dalam hal ini permukaan berlapis-silikat)
melalui sistem, karena pencampuran mikroskopis efisien difasilitasi oleh USG.
Hal ini juga mengarah pada pembentukan mungkin intermediet reaktif pada
situs aktif.
Teknik sonikasi digunakan dalam banyak penelitian karena
keuntungannya melebihi gesekan konvensional. Sonic bath dapat menghasilkan
gelombang ultrasound untuk menghasilkan gelembung kavitasi pada frekuensi
50-60 Hz. Cara kerja sonic bath ini praktis, membutuhkan tabung kaca tertutup
didalam ruang sonic bath. Cairan dapat menguap selama proses sonikasi pada
600C atau lebih tinggi. Oleh karena itu sistem tertutup diperlukan untuk
menjaga kontennya. Cairan yang berada didalam jelas penting untuk
menentukan stoikiometri dan tingkat yang diharapkan dari konversi selama
reaksi.Hal ini dapat membuat senyawa yang berada di dalam dapat bereaksi
dengan sempurna walaupun dalam jangka waktu yang tidak terlalu cepat.
2.3.2 Microwave
Microwave (MW) adalah bentuk energi elektromagnetik yang jatuh pada
frekuensi yang lebih rendah pada akhir elektromagnetik spektrum (300-300000
MHz). Pemanasan microwave adalah yang terbaik proses karena beberapa
microwave langsung dengan molekul yang hadir dalam campuran reaksi, yang
mengarah ke Kenaikan cepat suhu, reaksi lebih cepat dan lebih bersih chemistry.
Pemanasan microwave tergantung pada dua faktor utama yang pertama adalah
preeksponensial Faktor 'A' yang menggambarkan mobilitas molekul dan
tergantung pada frekuensi getaran dari molekul di reaksi antarmuka. Alasan
lainnya adalah perubahan dalam.
Faktor eksponensial yang mempengaruhi energi bebas aktivasi yaitu.
ΔG4. Dengan microwave pemanasan panas langsung mengarah ke sampel tidak
pada wadah itu sebabnya dapat meningkatkan laju reaksi dengan sangat cepat.
Kita tahu bahwa tiap kenaikan 10o suhu laju reaksi akan menjadi ganda . Dalam
sistem konvensional reaksi dapat diselesaikan dalam 80 menit tetapi jika reaksi
yang sama berlangsung di iradiasi microwave yang dibutuhkan hanya 10 menit.
Hal ini menunjukkan bahwa MW dapat mempercepat laju reaksi. (Mehta and
Ashish 2019; Momoki et al. 2020)

BAB 3. METODA PENELITIAN


3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di LAB PTK II Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Jakarta selama 4 bulan.
3.2 Alat Dan Bahan
Pada penelitian ini bahan-bahan dan alat yang diperlukan untuk
membantu keberlangsungannya penelitian adalah sebagai berikut:
Alat Bahan
1. Beaker Glass 1. Limbah Kaca
2. Hotplate stirrer 2. Kristal Natrium Hidroksida
3. Pemanas Listrik Ultrasound 3. Asam Klorida
4. Pemanas Listrik Microwave 4. Aquadest
5. Kertas Saring Whatman no 41
6. Gelas Ukur
7. Stopwatch
8. Pipet Tetes
9. Pengaduk
10. Labu Ukur 100 ml;200 ml
11. Cawan Platina
12. Ayakan mesh 80-100
3.3 Prosedur Penelitian
1. Persiapan Bahan Baku
 limbah bahan kaca ini dibersihkan dan dikeringkan
 Lalu didestruksi hingga halus dan diayak dengan ayakan 80 dan
100 mesh.
 Serbuk kaca yang digunakan adalah serbuk kaca yang lolos dari
ayakan 80 mesh dan tertahan pada ayakan 100 mesh.
2. Pembuatan Larutan Natrium Hidroksida
 Sebanyak 50 gram serbuk kaca halus ditambahkan dengan 150 ml
NaOH 3 M dan diaduk
 Kemudian dimasukkan kedalam ultrasonic bath untuk
memyempurnakan reaksi  Lalu dimasukkan ke dalam microwave
hingga air menguap.
 Selanjutnya dikalsinasi pada temperatur 400o C selama 4 jam.
 Padatan serbuk natrium silikat dilarutkan dalam akuades 250 ml,
kemudian diaduk dengan magnetic stirrer selama ± 2 jam pada
temperatur 100oC.
 Selanjutnya disaring dan diambil filtrat yang merupakan larutan
natrium silikat. Diulangi penambahan akuades pada padatan natrium
silikat dan dilakukan prosedur yang sama.
3. Pembuatan Gel Silica
 Larutan natrium silikat diambil sebanyak 100 mL dan diteteskan larutan
HCl 3M hingga pH 8-10.
 Selanjutnya campuran diaduk hingga diperoleh gel (hidrogel) dan
dikeringkan dalam oven pada temperatur 80oC hingga terbentuk
silika kering (xerogel).
 Silika xerogel digerus dan dicuci dengan akuades sampai air bekas
cucian bersifat netral.
 Xerogel netral dipanaskan kembali dalam oven pada temperatur
80oC hingga terbentuk kembali silika gel kering (xerogel) dan
digerus dan diayak dengan saringan 100 mesh.
 Silika gel yang dihasilkan dianalisis dengan IR, XRF dan XRD untuk
mengetahui
karakteristik silika gel yang dihasilkan.
4. Diagram Air

Gambar 3. Diagram air

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


4.2 1 Peralatan penunjang, ditulis sesuai kebutuhan 7.235.000
Jadwal 2 Bahan habis pakai, ditulis sesuai dengan kebutuhan 1.0993.000
3 Perjalanan, dijelaskan kemana dan untuk tujuan apa 1.500.000
4 Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan, 2.170.000
lainnya disebutkan
Jumlah 12.000.000
Kegiatan
Tabel 4. Jadwal Kegiatan PKM-P

No Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4


1 Studi kepustakaan
2 Persiapan alat dan
bahan
3 penelitian
4 Analisa hasil dan
pembahasan
5 Pembuatan laporan
6 Publikasi jurnal
Daftar Pustaka

Mehta, Ankur, and Deepankar Kumar Ashish. 2019. “Silica Fume and Waste Glass in Cement
Concrete Production: A Review.” Journal of Building Engineering (March): 100888.
https://doi.org/10.1016/j.jobe.2019.100888.
Momoki, Ko, Takeshi Manabe, Lin Li, and Jiwang Yan. 2020. “Silicon Nanoparticle Generation and
Deposition on Glass from Waste Silicon Powder by Nanosecond Pulsed Laser Irradiation.”
Materials Science in Semiconductor Processing 111(February): 104998.
https://doi.org/10.1016/j.mssp.2020.104998.

Anda mungkin juga menyukai