Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
sehingga makalah tentang materi Amina ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Kimia Dasar.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rizki Aditya
Surya Prathama S.Si., MT sebagai dosen mata kuliah Kimia Dasar yang senantiasa memberikan
petunjuk, arahan, dan motivasi selama mengikuti mata kuliah Bahasa Indonesia. Dengan segala
kerendahan hati, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan
kritik yang berguna bagi kesempurnaan makalah ini sangat diharapkan.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita pada umumnya dan
bagi saya khususnya.

1
PENDAHULUAN

Latar belakang

Karbon,hydrogen dan oksigen merupakan unsure yang paling lazim terdapat dalam system
kehidupan. Nitrogen merupakan unsur ke empat. Nitrogen dijumpai dalam protein,dan asam nukleat,
maupun dalam banyak senyawa lain yang terdapat baik dalam tumbuhan, maupun hewan. Dalam bab
ini akan dibahas amina, senyawa organik yang mengandung atom-atom nitrogen trivalent, yang terikat
pada satu atom karbon atau lebih : R-NH2,R2NH atau R3N.
Amina tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan dan banyak amina mempunyai kereaktivan
fali. misalnya dua dari stimulant alamiah tubuh dari system saraf simpatetik (melawan atau melarikan
diri) adalah merepinafrina dan epinafrina.
Baik norepinafrina maupun epinafrina adalah dua fenil etil amina. Sejumlah dua fenil etil amina
lain bertindak terhadap reseptor-reseptor simpatetik. Senyawa-senyawa ini dirujuk sebagai amina
simpatomimetik karena senyawa senyawa ini sampai batas tertentu meniru kerja faali norepinafrina dan
epinafrina.
Sebelum tahun masehi, senyawa efedrina di extrak dari tanaman mahuanjg di Tiongkok dan
digunakan sebagai obat.sekarang, senyawa ini merupakan obat peluruh dahak yang aktiv dalam obat
tetes hidung dan obat fluefedrin menyebabkan menyusutnya membrane hidung yang membengkak
dan menghampat keluarnya lendir hidung.

Tujuan

 Mengetahui pengertian amina


 Mengetahun ikatan dalam amina
 Mengetahui sifat – sifat amina
 Mengetahui jenis-jenis amina
 Mengetahui pembuatan amina

2
Pembahasan

Pengertian Senyawa Amina

Senyawa amina adalah turunan amonia yang satu atau lebih atom hidrogennya digantikan oleh
gugus alkil. Perlu dipahami bahwa senyawa amina merupakan senyawa Karbon mengandung
Nitrogen. Gugusan amino mengandung nitrogen terikat, kepada satu sampai tiga atom karbon (tetapi
bukan gugusan karbonil). Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen adalah karbonil,
senyawanya adalah amida, bukan amina. Untuk rumus umum dari senyawa amina yaitu: R–NH2

Ikatan Dalam Amina

Ikatan dalam suatu amina beranalogi langsung dengan ikatan dalam amonia, suatu atomnitron sp3
yang terikat pada tiga atom atau gugus lain (H atau R) dan dengan sepasang electron
menyendiri dalam orbital sp3 yang tersisa.

Dalam garam amina atau garam amonium kuartener,pasangan elektron menyendiri memembentuk ikat
an sigma keempat. Kation beranalogi dengan ion amonium.

Suatu molekul amina dengan tiga gugus berlainan yang terikat pada nitrogen akan bersifat
kiral;namun,enantiomer dari sebagian besar senyawa amina tidak dapat diisolasi karena terjadinya
inverse yang cepat antara bayangan-bayangan cermin pada temperatur kamar. Inversi itu berlangsung
lewat keadaan-transisi datar (nitrogen sp2). Akibatnya ialah piramida nitrogen itu menjentik sehingga
dinding dalam menjadi dinding luar, mirip payung yang terhenbus angin kencang. Energi yang
diperlukan untuk inversi ini sekitar 6 kkal/mol, kira-kira dua kali energi untuk rotasi mengelilingi ikatan

3
sigma karbon-karbon. Jika suatu nitrogen amina mempunyai tiga substituen yang berlainan dan
pengubahan timbal balik antara kedua struktur bayangan cermin itu terhalang, maka dapatlah diisolasi
sepasang enantiomer. Basa Troger adalah suatu contoh molekul semacam itu. Titian metilena antara
kedua nitrogen mencegah pengubahan timbal balik (inverkonversi) antara banyangan cermin, sehingga
basa Troger dapat dipisahkan menjadi sepasang enantiomer.
Kasus lain dimungkinkan adanya enantiomer yang dapat diisolasi ialah pada garam amonium kuterner.
Senywa ini secara struktur mirip senyawa yang mengandung atom karbon sp3. Jika empat gugus yang
berlainan terikat pada nitrogen, ion itu akan bersifat kiral dan garam itu dapat dipisah sebagai
enantiomer – enantiomer.

Sifat-Sifat Amina

 Amina primer dengan berat molekul rendah berupa gas atau cairan yang mudah menguap. Pada
umumnya mempunyai bau seperti amonia.
 Amina sekunder dan tersier berbau seperti ikan (amis), tetapi penguapannya lebih rendah
daripada amina primer.
 Fenilamina murni berupa minyak tak berwarna, tetapi akibat oksidasi fenilamina sering ditemukan
berwarna kekuningan.
 Fenilamina sedikit larut di dalam air, sedangkan amina primer yang lebih rendah larut dalam air.

Beberapa sifat fisika amina ditunjukkan pada tabel Titik Didih dan Kelarutan dalam Air Senyawa
Amina berikut:

4
Jenis-jenis Senyawa Amina

Terdapat tiga jenis amina sesuai dengan jumlah atom H yang dapat digantikan oleh gugus
alkil, yaitu amina primer (R–NH2), amina sekunder (R2–NH), dan amina tersier (R3–N).

1. Untuk amina primer (R-NH2) yang merupakan gugus fungsi yang namanya diambil dari rantai
alkana yang mendapatkan imbuhan "-amina" (contoh: CH3NH2 Metil amina). Jika dibutuhkan,
maka posisi berikatan juga diberi imbuhan: CH3CH2CH2NH2 1-propanamina, CH3CHNH2CH3 2-
propanamina. Imbuhan di depan adalah "amino-".
2. Untuk amina sekunder (rumus umum R-NH-R), rantai karbon terpanjang akan terhubung dengan
atom nitrogen dan menjadi nama utama amina tersebut, rantai yang lainnya dinamai dengan
gugus alkil, lokasi gugus yang berikatan dengan gugus fungsi diberi huruf miring N:
CH3NHCH2CH3 disebut dengan N-methiletanamida.
3. Untuk amina tersier (R-NR-R) juga dinamai mirip: CH3CH2N(CH3)CH2CH2CH3 disebut N-etil-N-
metilpropanamida. Juga, nama gugus alkil diurutkan sesuai alfabet.

Tata nama trivial untuk ketiga senyawa tersebut diturunkan dari nama gugus alkilnya. Contoh:

Penataan nama secara sistematis (IUPAC), amina primer diturunkan dari alkana dengan
menambahkan kata –amino. Nomor atom karbon terkecil diberikan kepada atom karbon yang mengikat
gugus –NH2.

Contoh:

5
Senyawa amina dianggap turunan dari amonia sehingga sifat-sifatnya ada kemiripan dengan amonia.
Amina adalah basa lemah yang dapat mengikat proton (H+) membentuk garam amonium. Misalnya,
trimetilamina bereaksi dengan asam membentuk kation trimetilamonium.

(CH3)3N + H+→(CH3)3NH+

Garam dari trimetilamonium lebih larut dalam air daripada amina yang sederajat. Reaksinya dapat
digunakan untuk melarutkan amina lain dalam larutan air. Garam amonium dari senyawa amina
berperan penting dalam obat-obatan yang tergolong daftar G (psikotropika). Misalnya, kokain
dipasarkan berupa garam hidroklorida berbentuk kristal padat berwarna putih. Obat batuk de
tromethorphan hidrobromine dibuat dalam bentuk garam amonium bromida.

Pada panel counter farmasi biasanya disediakan sampel garam amonium dari amina yang digunakan
untuk meyakinkan bahwa obat-obatan tersebut larut dalam air.
` Amina adalah turunan organik dari ammonia dimana satu atau lebih atom hidrogen pada
nitrogen telah tergantikan oleh gugus alkil atau aril. Karena itu amina memiliki sifat mirip dengan
ammonia seperti alkohol dan eter terhadap air. Seperti alkohol,amina bisa diklasifikasikan sebagai
primer, sekunder dan tersier. Meski demikian dasar dari pengkategoriannya berbeda dari alkohol.
Alkohol diklasifikasikan dengan jumlah gugus non hidrogen yang terikat pada karbon yang
mengandung hidroksil., namun amina diklasifikasikan dengan jumlah gugus nonhidrogen yang terikat
langsung pada atom nitrogen (Stoker, 1991).
Dengan demikian kelompok fungsional karakteristik untuk amina primer, sekunder dan tersier adalah:

CH3CH2NH2 + CH3CO2H CH3CH2NH3 -O2CCH3


etilamonium asetat
atau
etilamina aseta

34.5OC 56OC 117OC

6
Karena itu mempunyai ikatan NH, amina tersier dalam bentuk cairan murni tidak dapat
membentuk ikatan hidrogen. Titik didih amina tersier lebih rendah dari pada amina primer atau
sekunder yang bobot melekulnya sepadan, dan titik didihnya lebih dekat ke titik didih alkana yang
bobot molekulnya bersamaan. Dan amina yang berbobot molekul rendah larut dalam air karena
membentuk ikatan hidrogen dengan air. Amina tersier maupun amina sekunder dan primer dapat
membentuk ikatan hidrogen karena memiliki pasangan elektron menyendiri yang dapat digunakan
untuk membentukikatan hidrogen dengan air.
Dan berikut merupakan beberapa sifat fisis amina
Nama Struktur Titik Didih oC Kelarutan dalam air

Metilamina CH3NH2 -6.3 ∞

Dimetilamina (CH3)2NH 7.5 ∞

Trimetilamina (CH3)3N 3 ∞

Etilamina CH3CH2NH2 17 ∞

Benzilamina C6H5CH2NH2 185 ∞

Anilina C6H5NH2 184 37 /100 ml

Pembuatan Amina

Ada dua jalan umum untuk pembentukan amina yaitu subtitusi dan reduksi.

1. Reaksi Subtitusi dari Alkil Halida

Ammonia dan mengandung pasangan elektron sunyi pada atom nitrogen, oleh sebab itu, senyawa
itu dapatbertindak sebagai nukleofil dalm reaksi subtitusi nukleofilik dari alkil halida. Reaksi dengan
amonia menghasilkan garam dari amin primer. Bila garam amina ini direaksikan dengan basa akan
dibebaskan amina bebas. Reaksi alkil halida dengan amina dan bukan amonia akan menghasilkan
amina sekunder, tersier, atau garam amonium kuarterner, tergantung pada amina yang digunakan

2. Reaksi Reduksi dari Senyawa Nitrogen lain

Reduksi dari amida atau nitril dengan litium aluminium hidrida atau dengan gas hidrogen
(hidrogenasi katalitik) menghasilkan amina. Dengan amida, amin primer, sekunder, atau tersier bisa
didapat, tergantung kepada jumlah substitusi pada amida nitrogen.

7
Pembuatan amina primer

Untuk pembuatan amina primer, reaksi terjadi dalam dua tahapan. Pada tahapan pertama, terbentuk
sebuah garam – dalam hal ini, etilamonuim bromida. Garam ini sangat mirip dengan amonium
bromida, kecuali bahwa salah satu atom hidrogen dalam ion amonium telah diganti oleh sebuah gugus
etil. Dengan demikian, ada kemungkinan untuk terjadinya reaksi reversibel (dapat balik) antara
garam ini dengan amonia berlebih dalam campuran.

Amonia mengambil sebuah atom hidrogen dari ion etilamonium sehingga menjadikannya amina primer,
yakni etilamina. Semakin banyak amonia yang terdapat dalam campuran, semakin besar
kemungkinan terjadi reaksi selanjutnya.

Pembuatan amina sekunder

Reaksi di atas tidak berhenti setelah amina primer terbentuk. Etilamina juga bereaksi dengan
bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti reaksi sebelumnya. Pada tahap pertama,
terbentuk sebuah garam – kali ini, dietilamonium bromida. Anggap garam yang terbentuk ini adalah
amonium bromida dengan dua atom hidrogen yang digantikan oleh gugus-gugus etil.

Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion dietilamonium sehingga menjadikannya amina
sekunder, yakni dietilamin. Amina sekunder adalah amina yang memiliki dua gugus alkil terikat pada
atom nitrogen.

Pembuatan amina tersier

Setelah amina sekunder terbentuk, reaksi masih belum berhenti. Dietilamina juga bereaksi dengan
bromoetana – dalam dua tahapan yang sama seperti pada reaksi sebelumnya. Pada tahapan pertama,
terbentuk trietilamonium bromida.

Amonia mengambil sebuah ion hidrogen dari ion trietilamonium sehingga menjadikannya amina tersier,
yakni trietilamin. Amina tersier adalah amina yang memiliki tiga gugus alkil terikat pada nitrogen.

8
PENUTUP

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

 Amina merupakan senyawa organik yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki
urutan yang paling penting dalam senyawa orgnaik.
 Senyawa amina diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu amina primer, amina sekunder, dan amina
tersier.
 Titik didih amina tersier lebih rendah dari pada amina primer atau sekunder yang bobot
molekulnya sepadan, dan titik didihnya lebih dekat ke titik didih alkana yang bobot molekulnya
bersamaan.
 Ada dua cara umum dalam pembentukkan amina, yaitu dengan cara reduksi dan subtitusi.
 Reaksi subtitusi dari alkil halida dengan amonia menghasilkan garam dari amina primer.
 Reduksi dari amida atau nitril dengan litium alumunium hidrida atau dengan gas hidrogen
menghasilkan amina.

Anda mungkin juga menyukai