ISI
ISI
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Fobia berasal dari bahasa yunani, yaitu fobos yang berarti ketakutan.3 Fobia
adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek , aktivitas,
atau situasi tertentu yang menimbulkan suatu keinginan mendesak untuk
menghindarinya.4
2
sendirian, berada di sebuah jembatan (asalkan bukankarena takut pada
ketinggian) atau di dalam mobil, bus, kereta api, atau pesawat(asalkan
bukan karena takut terbang).Menurut DSM-IV-TR, agoraphobia
berhubungan erat dengan gangguan panik, namun ICD 10 tidak
mengkaitkan gangguan panik dengan agoraphobia dan kasus-kasus
agoraphobia didapati dengan atau serangan panik.3
2.2.2. F40.1 Fobia Sosial
Fobia sosial ditandai dengan ketakutan yang menetap terhadap
situasi yang memungkinkan dirinya diamati oleh orang lain, dan juga
oleh ketakutan bahwa ia mungkin bertindak konyol atau memalukan.
situasi seperti ini termasuk makan di restoran atau berbicara di muka
umum.
Fobia sosial mungkin bersifat spesifrk, seperti berbicara atau
buang air kecil di muka umum, atau menyeluruh, yaitu penderita
mengalami distres dalam setiap situasi sosial, bahkan saat berbicara
melalui telepon. Fobia sosial dapat dicetuskan oleh pengalaman yang
memalukan atau membuat stres, kematian orangtua. perpisahan atau
pajanan kronik terhadap stres, atau mungkin juga oleh awitan yang
tersamar (insidous).6
2.2.3. F40.2 Fobia Spesifik
Yaitu suatu ketakutan yang jelas dan menetap yang berlebihan
atau tanpa alasan, ditunjukkan dengan keberadaan atau antisipasi suatu
objek yang spesifik atau situasi tertentu.
3
lebih sering terkena daripada laki-laki. Onset puncak usia untuk fobia sosial adalah
pada usia belasan tahun.2
4
2.5. Pedoman Diagnostik
Anxietas fobik seringkali bersamaan (coexist) dengan depresi. Suatu
episode depresif seringkali memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada
sebelumnya. Beberapa episode depresif dapat disertai anxietas fobik yang temporer,
sebaliknya afek depresif seringkali menyertai berbagai fobia, khususnya agrofobia.
Pembuatan diagnosis tergantung dari mana yang jelas-jelas timbul lebih dahulu dan
mana yang lebih dominan pada saat pemeriksaan.5
Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III
(PPDGJ) :
2.5.1. Agorafobia
Semua kriteria ini harus dipenuhi untuk:
a. Gejala psikologis/otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer
dari anxietas dan bukan merupakan gejala lain yang sekunder seperti waham
atau pikiran obsesif.
b. Anxietas yang timbul harus terutama terjadi dalam sekurang-kurangnya dua
dari situasi berikut :
Banyak orang
Tempat-tempat umum
Bepergian keluar rumah
Bepergian sendiri
c. Menghindari situasi fobik harus/sudah merupakan gambaran yang menonjol.
2.5.2. Fobia Sosial
Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk suatu diagnosis pasti:
a. Gejala-gejala psikologis, perilaku /otonomik harus merupakan manifestasi
primer dari anxietas dan bukan sekundari gejala lain seperti waham / pikiran
obsesif
b. Anxietas harus hanya terbatas / menonjol pada situasi sosial tertentu saja
c. Penghindaran dari situasi fobik harus merupakan gambaran yang menonjol
5
2.5.3 Fobia Khas (Terisolasi)
Semua kriteria yang dibawah ini untuk diagnosis :
a. Gejala psikologis atau otonomik harus merupakan manifestasi primer dari
anxietas, dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti waham atau
pikiran obsesif.
b. Anxietas harus terbatas pada adanya objek situasi fobik tertentu.
c. Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya.
6
c. Terapi lain, seperti hypnoterapi, psikoterapi suportif, dan terapi keluarga
2.7.2. Farmakoterapi
Obat-obat yang efektif adalah SSRI, khususnya untuk fobia sosial
umum, dan merupakan pilihan pertama. Terapi agorafobia adalah sama
seperti pada gangguan panik, terdiri dari obat-obatan antiansietas dan
antidepresan. Terapi terhadap fobia spesifik yang terutama adalah terapi
perilaku, yaitu terapi pemaparan (Exposure therapy) yaitu desentisasi pasien
dengan pemaparan stimulus fobik secara bertahap. Juga diajarkan
menghadapi kecemasan dengan teknik relaksasi, mengontrol pernafasan
dan pendekatan kognitif. Pengobatan dengan antiansietas hanya untuk
jangka pendek.3
7
BAB III
KESIMPULAN
Fobia merupakan suatu gangguan jiwa, yang merupakan salah satu tipe dari
gangguan ansietas, dan dibedakan kedalam 3 jenis berdasarkan jenis objek atau
situasi ketakutan yaitu agorafobia, fobia spesifik dan fobia sosial. Fobia spesifik
adalah ketakutan irasional terhadap objek tertentu. Sedangkan fobia sosial adalah
ketakutan irasional pada situasi sosial tertentu. Karena belum banyak diketahui
tentang prevensi, maka deteksi dinipun dan mencegah awal timbulnya fobia adalah
sulit. Belum banyak diketahui tentang prognosis fobia, namun kecenderungannya
adalah menjadi kronik dan dapat terjadi komorbiditas dengan gangguan lain seperti
depresi, penyalahgunaan alkohol dan obat bila tidak mendapat terapi. Gangguan
fobia mungkin di sertai dengan lebih banyak morbiditas dan tergantung pada
perilaku fobic apakah dapat mengganggu kemampuan seseorang berfungsi,
menyebabkan ketergantungan financial pada orang lain dan timbulnya berbagai
gangguan dalam kehidupan sosial, bidang pekerjaan, dan akademik.
8
DAFTAR PUSTAKA