Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

GEOPOLITIK INDONESIA

DI SUSUN OLEH:

Pury rahayu 201811395

Nugroho dwi setiyoko 201811614

Reva Alfian Indrajaya 201611312

PROGRAM PENDIDIKAN MANAJEMENT

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu Negara dalam


hubungannya dengan lingkungan alam, kehidupan manusia di dunia mempunyai
kedudukan sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan
(khlifatullah) di bumi yang menerima amanatnya untuk mengelola kekayaan alam.
Sebagai hamba Tuhan mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah
Tuhan sang pencipta dengan penuh ketulusan. Adapun sebagai wakil Tuhan di
bumi, manusia dalam hidupnya berkewajiban memelihara dan memanfaatkan
segenap karunia kekayaan alam dengan sebaik-baiknya untuk kebutuhan hidupnya.
Kedudukan manusia tersebut mencakup tiga segi hubungan, yaitu: Hubungan
antara manusia dengan Tuhan, hubungan antar manusia, dan hubungan antara
manusia dengan makhluk lainnya. Bangsa Indonesia sebagai umat manusia
religious dengan sendirinya harus dapat berperan sesuai dengan kedudukan
tersebut.
Sebagai Negara kepulauan dengan masyarakatnya yang beraneka ragam,
Negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan.
Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategi dan kaya akan
sumber daya alam. Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu
tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri Negara.
Dalam pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi
dan interelasi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional maupun
internasional. Dalam hal ini bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar
sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan
kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Salah satu
pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud
wilayah nusantara.
B. Rumusan masalah
 Bagaimana pengertian geopolitik indonesia ?
 Bagaimana pengertian wawasan nusantara ?
 Factor-faktor yang mempengaruhi wawasan nusantara ?

C. Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui pengertian geopolitik Indonesia
 Untuk mengetahui pengertian wawasan nusantara
 Untuk mengetahui hasil analisa factor-factor yang mempengaruhi wawasan
nusantara?
BAB II

METODE

A. SUMBER DATA

Penulis menggunakan sumber data sekunder, yaitu literature yang berupa buku-buku
baik dalam edisi cetak, internet, maupun pembahasan lainnya.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan mengumpulkan kepustakaan,
pertama, dengan mengumpulkan karya-karya orang lain baik dalam bentuk buku
maupun di internet mengenai topic yang sedang di teliti.

C. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang telah didapatkan selanjutnya akan dianalisa dengan teknik teknik sebagai
berikut :
1.      Teknik Analisis Dekriptif
Yaitu teknik untuk mengumpulkan data, rnengelompokkan. Sehingga data tersebut
akan memberikan suatu gambaran yang sebenarnya.
2.      Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa
kuantitatif. Tujuan analisis ini digunakan untuk menarik kesimpulan dan menguji
hipotesis serta menganalisa data penelitian yang bersifat hubungan (pengaruh).
BAB III

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN GEOPOLITIK INDONESIA

Geopolitik dapat diartikan sebagai sebuah kebijakan politik suatu negara yang
memanfaatkan geografi sebagai basis penguasaan ruang hidup demi terjaminnya
kelangsungan hidup dan pengembangan kehidupan negara yang bersangkutan.

Pengertian Geopolitik menurut Kjellen adalah suatu ilmu pengetahuan yang


memandang negara sebagai organisme geografis atau sebagai suatu fenomena dalam
ruang. Sudut pandang ini mempelajari pengaruh faktor-faktor geografis terhadap
negara dan kekuatannya dan berdasar analisis tersebut diajukan tentang kebijakan
yang paling efektif untuk menjamin kemana arah perkembangan negara.

a. Geopolitik Menurut Para Ahli Berikut adalah pengertian geopolitik menurut


beberapa ahli.
 Frederick Ratzel (1897)
Frederick Ratzel marupakan tokoh yang terkenal mempunyai Teori Geopolitik.
Pendapat dari Frederick Ratzel ini juga disebut dengan Teori Ruang. Ratzel
menyatakan bahwa “Negara dalam hal- hal tertentu dapat disamakan dengan
organism, yaitu mengalami fase kehidupan dalam kombinasi dua tau lebih
antara lahir, tumbuh, berkembang, mencapai puncak, surut, kemudian mati”.
Inti ajaran Ratzel ini adalah ruang yang ditempati oleh kelompok- kelompok
politik (negara- negara) yang mengembangkan hukum ekspansionisme baik di
bidang gagasan, perutusan, maupun bidang produk.
 Karl Houshoffer (1896 – 1946)
Pendapat dari Karl Houshiffer mengenai geopolitik ini juga disebut atau
dikenal dengan Teori Ekspansionisme. Karl Houshoffer dalam teori
ekspansionismenya mengajarkan paham geopolitik ini sebagai ajaran
ekspansionisme dalam bentuk politik geografi yang mempunyai titik berat
pada persoalan- persoalan strategi perbatasan, ruang hidup dari bangsa dan
juga tekanan rasial, ekonomi dan sosial sebagai faktor yang mengharuskan
pembagian baru kekayaan di dunia.
Pandangan Karl Haushofer ini berkembang di Jerman di bawah kekuasaan
Adolf Hitler, juga dikembangkan ke Jepang dalam ajaran Hako Ichiu yang
dilandasi oleh semangat militerisme dan juga fasisme. Pokok- pokok dari teori
Haushofer ini pada dasarnya menganut teori Kjellen yang sudah dibahas
sebelumnya.
 Sir Harold Mackinder
Mackinder ini merupakan penganut teori kekuatan, yang mencetuskan
wawasan benua sebagai konsep pengembangan kekuatan darat. Teorinya
menyetakan bahwa “barang siapa menguasai daerah jantung (haertland) yaitu
benua di dunia seperti Eropa- Asia akan dapat menguasai pulau- pulau dunia
dan akhirnya akan menjadi pengusas dunia.
Teori ahli Geopolitik yang satu ini menganut “konsep kekuatan”. Ia
mencetuskan wawasan benua yaitu konsep kekuatan di darat. Ajaran ilmuwan
ini menyatakan bahwa barang siapa dapat menguasai “daerah jantung”, yakni
Eropa dan Asia akan dapat menguasai “pulau dunia” yaitu Eropa, Asia, Afrika
dan akhirnya dapat menguasai dunia.
 Sir Walter Raleigh dan Alfred Mahan
Pendapat dari kedua ahli tersebut sering dikenal sebagai wawasan bahari.
Teori Raleigh dan Mahan ini pada dasarnya merupakan teori kekuatan lautan
atau kekuatan bahari. Mereka mengatakan bahwa siapa saja yang menguasai
lautan akan menguasai jalur perdagangan dunia, yang berarti menguasai
kekuatan kekuatan dunia sehingga akhirnya akan dapat mengusai dunia.
Barang siapa menguasai lautan akan dapat menguasai perdagangan. Dan
menguasai perdagangan berarti menguasai kekayaan dunia, dan pada akhirnya
kan menguasai dunia.
 Hagget
Geopolitik atau Geografi politik menurut Hagget merupakan suatu cabang
cabang ilmu geografimanusia yang bidang kajiannya adalah aspek keruangan
pemerintahan atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional, hubungan
internasional, dan juga pemerintahan atau kenegaraan dipermukaan bumi.
Menurut Hagget ini, dalam geografi politik lingkungan geografi dijadikan
suatu dasar perkembangan dan juga hubungan kenegaraan. Hagget juga
menyatakan bahwa bidang kajian geografi politik ini relatif luas, seperti aspek
keruangan, aspek politik, aspek hubungan regional hingga internasional.
 Preston E. James
Menurut Preston E. James, geografi dalam geopolitik ini mempersoalkan tata
ruang publik untuk kehidupan, yakni sistem dalam hal menempati suatu ruang
yang ada di permukaan bumi. Dengan demikian, geografi mempunyai sangkut
paut dengan interrelasi antara manusia dengan lingkungan tempat hidupnya.
Sedangkan politik merupakan suatu hal yang selalu berhubungan dengan
kekuasaan atau pemerintahan.
 Rudolf Kjellen
Rudolf Kjellen adalah seorang ilmuwan politik yag berasal dari Swedia pada
masa awal abad ke-20. Menurut Rudolf Kjellen, geopolitik adalah suatu seni
dan juga praktek penggunaan kekuasaan politik atas suatu wilayah tertentu.
Menurut cara pandang tradisional, istilah ini hanya diterapkan terutama
terhadap dampak geografi pada politik, namun perlahan- lahan penggunaannya
telah berkembang selama abad ke abad, yakni mencakup konotasi yang lebih
luas. Bagi kalangan akademisi, studi tentang geopolitik akan melibatkan
analisis geografi, sejarah dan juga ilmu sosial dengan mengacu pada tata ruang
politik dan pola pada berbagai skala, mulai dari tingkat negara sampai dengan
tingkat internasional.

2. PENGERTIAN WAWASAN NUSANTARA


Pengertian Wawasan Nusantara adalah cara pandang terhadap kesatuan kepulauan
yang terletak antara dua benua yaitu asia dan australia dan dua samudra yaitu samura
hindia dan samudra pasifik. Istilah wawasan nusantara berasal dari kata Wawas
(Bahasa Jawa) yang artinya “pandangan, tinjauan atau penglihatan indrawi”, dan
kemudian ditambahkan akhiran an , sehingga arti wawasan adalah cara pandang, cara
tinjau, cara melihat. Sedangkan kata Nusantara terdiri dari dua kata yaitu nusa yang
berarti “pulau atau kesatuan kepulauan” dan antara yang berarti “letak antara dua
unsur yaitu dua benua dan dua samudra”. Sehingga arti dari kata nusantara adalah
kesatuan kepulauan yang terletak dari dua benua yaitu asia dan australia dan dua
samudra yaitu samudra hindia dan pasifik.
Pengertian Wawasan Nusantara Menurut Definisi Para Ahli — Setelah arti umum dan
etimologis wawasan nusantara, jika ditinjau dari pengertian wawasan nusantara
menurut para ahli antara lain sebagai berikut…
a. Prof. Dr. Wan Usman, Pengertian wawasan nusantara menurut definisi prof. Dr.
Wan Usman adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya
sebagai negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
Kel. Kerja LEMHANAS, Pengertian wawasan nusantara menurut definisi Kel.
Kerja LEMHANAS (Lembaga Pertahanan Nasional) 1999 adalah cara pandang
dan sikap bangsa indonesia mengenai diri dan lingkungan yang beragam dan
bernilai startegis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Tap MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN, Pengertian wawasan nusantara
menurut definisi Tap MPR tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungan dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.
b. Fungsi Wawasan Nusantara — Terdapat berbagai fungsi wawasan nusantara yang
baik secara umum, menurut pendapat para ahli dan pembagiannya antara lain
sebagai berikut.
 Fungsi Wawasan Nusantara Secara umum — Wawasan nusantara berfungsi
sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan
segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi
penyelenggaraan Negara di pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
 Fungsi Wawasan Nusantara Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MH dkk yang
mengutarakan pendapatnya dalam bukunya pendidikan kewarganegaraan di
perguruan tinggi antara lain sebagai berikut..
-Membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan negara
Indonesia
-Merupakan ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakan dan strategi
pembagunan nasional
 Fungsi Wawasan Nusantara dibedakan dalam beberapa pandangan antara lain
sebagai berikut..
-Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional adalah
sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan keamanan dan kewilahayan
-Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional adalah mencakup
kesatuan politik, sosial dan ekonomi, sosial dan politik, dan kesatuan
pertahanan dan keamanan.
-Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan adalah
pandangan geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada seluruh wilayah
dan segenap kekuatan negara.
-Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah pembatasan
negara untuk menghindari adanya sengketa antarnegara tetangga.

c. Tujuan Wawasan Nusantara — Tujuan wawasan nusantara adalah mewujudkan


nasionalisme yang tinggi dari segala aspek kehidupan rakyat indonesia yang
mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan perorangan,
kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan tersebut tetap
dihargai agar tidak bertentangan dari kepentingan nasional.

d. Latar Belakang Wawasan Nusantara — Wawasan nusantara dilatar belakang


dalam beberapa aspek antara lain sebagai berikut.

 Falsafah Pancasila, Pancasila merupakan dasar dalam terjadinya wawasan


nusantara dari nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Nilai-nilai tersebut
antara lain sebagai berikut..
-Penerapan HAM (Hak Asasi Manusia). misalnya pemberian kesempatan
dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya.
-Mengutamakan pada kepentingan masyarakat dari pada kepentingan indivud
dan golongan
-Pengambilan keputusan berdasarkan dalam musyawarah mufakat.
 Aspek Kewiilayahan Nusantara, aspek kewilayahan nusantara dalam hal ini
pada pengaruh geografi karena indonesia kaya akan SDA dan suku bangsa
 Aspek Sosial Budaya, aspek sosial budaya dimana dalam hal ini dapat terjadi
karena indonesia terdapat ratusan suku bangsa yang keseluruhan memiliki adat
istiadat, bahasa, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda, yang menjadikan
tata kehidupan nasional memiliki hubungan interaksi antara golongan karena
dapat menyebabkan konflik yang besar dari keberagaman budaya.
 Aspek Sejarah, Dapat mengacuh kepada aspek sejarah karena indonesia
memiliki banyak pengalaman sejarah yang tidak ingin terulangnya perpecahan
dalam bangsa dan negara Indonesia. Dimana kemerdekaan yang didapatkan
merupakan hasil semangat persatuan dan kesatuan bangsa indonesia, sehingga
harus dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan
Indonesia.

e. Kedudukan Wawasan Nusantara — Dalam paradigma nasional, kedudukan


wawasan nusantara adalah sebagai berikut.
 Pancasila sebagai falsaah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan
sebagai landasan idil
 UUD 1945 adalah landasan konstitusi negara yang berkedudukan sebagai
landasan konstitusional.
 Sebagai visi nasional yang berkedudukan sebagai landasan visional
 Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional yang berkedudukan sebagai
landasan konsepsional
 GBHN (garis-garis besar haluan negara) sebagai politik dan strategi nasional
atau sebagai kebijakan dasar nasional yang berkedudukan sebagai landasan
operasioal.

f. Landasan Wawasan Nusantara — Wawasan nusantara dilandasi dengan dua


landasan antara lain sebagai berikut..
 Landasan Idil adalah pancasila
 Landasan Konstitusional adalah UUD 1945
g. Asas Wawasan Nusantara — Asas wawasan nusantara adalah ketentuan dasar
yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara demi mewujudkan ketaatan dan kesetiaan
kepada setiap komponen atau unsur pembentuk bangsa Indonesia (golongan/suku)
terhadap kesepakatan (commitmen) bersama. Macam-macam asas wawasan
nusantara adalah sebagai berikut.
 Kepentingan/tujuan yang sama
 Keadilan
 Kejujuran
 Solidaritas
 Kerja sama
 Kesetiaan terhadap kesepakatan

h. Hakikat Wawasan Nusantara — Hakikat wawasan nusantara adalah hakikat yang


selalu utuh dengan menyeluruh dalam lingkup nusantara untuk kepentingan
nasional, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya sepert kepentingan daerah,
golongan, dan perorangan.

i. Dasar Hukum Wawasan Nusantara — Dasar hukum wawasan nusantara diterima


sebagai konsepsi politik kewarganegaraan yang tercantum dalam dasar-dasar
hukum antara lain sebagai berikut.

 Tap MPR. No. IV/MPR/1973 pada tanggal 22 maret 1973


 Tap MPR. No IV/1978/22/Maret/1978/ tentang GBHN
 Tap MPR. No. II/MPR/1983/12/Maret/1983

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAWASAN NUSANTARA

a.  Wilayah (Geografi) 

1. Asas Kepulauan ( Archipelagic Principle )


Kata ‘archipelago’ dan ‘archipelagic’ berasal dari kata Italia
‘archipelagos’.Akar katanya adalah ‘archi’ berarti terpenting, terutama, dan
pelagos berarti laut atau wilayah lautan. Jadi, archipelagic dapat diartikan
sebagai lautan terpenting.Istilah archipelago antara lain terdapat dalam naskah
resmi perjanjian antara Republik Venezza dan Michael Palaleogus pada pada
tahun 1268.
2. Kepulauan Indonesia
Bagian wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan
Nederlandsch Oost Indishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang
kemudian menjadi wilayah negara Republik Indonesia.Bangsa Indonesia
sangat mencintai nama ‘ Indonesia’ meskipun bukan dari bahasanya sendiri,
tetapi ciptaan orang berat. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu
kepulauan India.Dalam bahasa Yunani “ Indo” berarti India dan “nesos”berarti
pulau.Indonesia mengandung makna spiritual, yang di dalamnya terasa ada
jiwa perjuangan menuju cita-cita luhur, negara kesatuan, kemerdekaan dan
kebesaran.Sebutan “Indonesia” merupakan ciptaan ilmuan J.R. Logan dalam
Journal of the Indian Archipelago and East Asia (1850).Sir W.E.Maxwell,
seorang ahli hukum, juga memakai dalam kegemarannya mempelajari rumpun
Melayu.Melalui “perhimpunan Indonesia”yang sering menggunkan kata
“Indonesia” di Belanda hingga akhirnya melalui peringatan Sumpah Pemuda
tahun 1928 nama Indonesia telah digunakan setelah sebelumnya Nederlandsch
Oost Indie.Kemudian sejak proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945,
Indonesia menjadi nama resmi negara dan bangsa Indonesia sampai sekarang.
3. Konsepsi tentang Wilayah Lautan Dalam perkembangan hukum laut
internasional dikenal beberapa mengenai pemilikan dan penggunaan wilayah
laut sebagai berikut :
 Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
 Res Cimmunis, menyatakan bahwa laut adalah milik masyarakat dunia
karena itu tidak dapat dimiliki oleh masing-masing negara.
 Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk semua
bangsa.
 Mare Clausum ( The Right and Dominion Of the Sea), menyatakan bahwa
laut sepanjang laut saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara sejauh yang
dapat dikuasai dari darat (waktu itu kira- kira 3 mil).
4. Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang menjadikan dasar
dalam Konvensi PBB tentang hukum laut.
Sesuai dengan Hukum Laut Internasional, secara garis besar Indonesia sebagai
negara kepulauan memiliki Laut Toritorial, Perairan Pedalaman, Zone
Ekonomi Eksklusif, dan Landas Kontinen. Masing-masing dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Negara Kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau
lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.
 Laut Toritorial adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12
mil laut di ukur dari laut pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air
surut terendah sepanjang pantai, seperti yang terlihat pada peta laut skala
besar yang berupa garis yang menghubungkan titik-titik luar dari dua
pulau dengan batas-batas tertentu sesuai konvensi ini.
 Perairan Pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah
Dalam dari garis pangkal.
 Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil laut dari
garis pangkal.
 Landas Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di-
bawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya spanjang merupakan
kelanjutan alamiah wilayah daratannya.
5. Karakteristik Wilayah Nusantara Nusantara berarti Kepulauan Indonesia yang
terletak di antara benua Asia dan benua Australia dan diantara samudra Pasifik
dan samudra Indonesia, yang terdiri dari 17.508 pulau besar maupu
kecil.Jumlah pulau yang sudah memiliki nama adalah 6.044 buah. Kepulauan
Indonesia terletak pada batas-batas astronomi sebagai berikut :
Utara : ± 6° 08’ LU
Selatan : ± 11° 15’ LS
Barat : ± 94° 45’ BT
Timur : ± 141° 05’ BT
Jarak utara – selatan sekitar 1.888 Kilometer, sedangkan jarak barat – timur
sekitar 5.110 Kilometer.Bila diproyesikan pada peta benua Eropa, maka jarak
barat – timur tersebut sama dengan jark antara London (Inggris) dan Ankara
(Turki).Bila diproyeksikan pada peta Amerika Serikat, maka jarak tersebut
sama dengan jarak antara pantai barat dan pantai timur Amerika Serikat.
Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5. 193.250 km2,yang terdiri dari
daratan seluas 2. 027. 087 km2dan perairan 127 3. 166. 163 km2. Luas
wilayah daratan Indonesia jika dibandingkan dengan negara – negara Asia
Tenggara merupakan yang terluas.

4. PENGERTIAN WILAYAH GEOGRAFIS

1. Pengertian Wilayah (Region)

a. Wilayah merupakan sebuah daerah yang dikuasai atau juga yang menjadi teritorial
dari sebuah kedaulatan. Secara umum, wilayah (region) merupakan suatu bagian
permukaan bumi yang mempunyai karakteristik khusus atau juga khas tersendiri yang
menggambarkan satu keseragaman atau juga homogenitas sehingga akan dengan jelas
dapat dibedakan dari wilayah-wilayah lain di sekitarnya.
b. Wilayah merupakan suatu bagian atau daerah di permukaan bumi yang dibatasi oleh
adanya kenampakan tertentu yang memiliki ciri dan sifatnya itu khas dan juga
membedakan wilayah tersebut dengan wilayah lainnya. Contohnya, wilayah hutan
berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah kota berbeda juga wilayah perdesaan.
c. Wilayah merupakan suatu konsep yang digunakan untuk dapat mengidentifikasi serta
juga mengorganisasi daerah (area) di muka Bumi untuk segala tujuan. Suatu wilayah
mempunyai karakteristik tertentu yang memberikan ukuran-ukuran kesamaan serta
juga perbedaan dengan wilayah lain.
d. Wilayah tersebut juga bisa digunakan untuk menyederhanakan daerah di muka Bumi
dengan pengaturan dengan berdasarkan pada karakteristik fisik serta sosial yang ada.
Wilayah dibangun manusia ialah sebagai suatu hasil kreasi serta juga memiliki batas-
batas yang diturunkan dari kriteria khusus.
 Pengertian Wilayah Menurut Para Ahli

Dibawah ini merupakan beberapa pengertian wilayah yang dikemukakan oleh para ahli,
diantaranya :

1. R.E. Dickinson

Menurut R.E. Dickinson, Wilayah merupakan sesuatu yang kondisi fisiknya itu
homogen.

2. A.J. Heriston
Menurut beliau, Wilayah merupakan suatu komplek tanah, air, udara, tumbuhan,
hewan serta juga manusia dengan hubungan khusus ialah sebagai kebersamaan yang
kelangsungannya itu mempunyai karakter khusus dari permukaan bumi.

3. Fannemar

Menurut Fannemar, Wilayah merupakan suatu area yang digolongkan dengan melalui
kenampakan permukaan yang sama serta juga dikontraskan dengan area sekitarnya.

4. Taylor

Menurut Taylor, Wilayah merupakan sebuah bagian dari permukaan bumi yang
berbeda serta juga ditunjukkan oleh sifat-sifat yang berbeda dan juga ditunjukkan oleh
sifat-sifat yang tidak sama dari yang lainnya.

 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, Wilayah meurpakan suatu ruang yang merupakan kesatuan geografis dan
juga segenap unsur terkait padanya yang batas serta juga sistemnya itu ditentukan
dengan berdasarkan aspek administratif serta/aspek fungsional.

a. Jenis-Jenis Wilayah

Dengan berdasarkan kekhasannya, wilayah tersebut dapat dibedakan menjadi 2 jenis,


diantaranya yaitu:

1. Uniform region

Wilayah yang didasarkan dari konsep homogenitas yag disebut juga dengan wilayah
formal atau homogeneous atau juga uniform region, contohnya wilayah bentuk
ekonomi serta juga wilayah bentuk lahan.

2. Nodal region

Wilayah yang didasarkan dari konsep heterogenitas yang disebut juga wilayah
fungsional atau juga nodal region atau organic region, contohnya seperti kota
metropolitan.

b. Pengertian Perwilayahan
Perwilayahan (regionalisasi) merupakan suatu proses penggolongan wilayah dengan
berdasarkan kriteria tertentu. Klasifikasi atau juga penggolongan wilayah tersebut
dapat dilakukan dengan secara formal maupun fungsional. Dalam perencanaan
pembangunan, pemerintah juga harus memahami kondisi pada suatu wilayah sebab
tiap-tiap wilayah itu memiliki kondisi yang berbeda-beda.

c. Penggolongan Wilayah

secara garis besar Penggolongan wilayah ini terbagi atas:

Natural Region (Wilayah Alamiah atau Fisik) dengan berdasarkan ketampakan alami,
seperti wilayah pertanian serta kehutanan.

3. Single Feature Region (Wilayah Ketampakan Tunggal) dengan berdasarkan pada satu
ketampakan, contohnya wilayah dengan berdasarkan iklim, hewan, atau iklim saja.
4. Generic Region (Wilayah Berdasarkan Jenisnya) didasarkan pada ketampakan jenis
atau juga tema tertentu. Contohnya di wilayah hutan hujan tropis yang ditonjolkan itu
hanyalah flora tertentu misalnya seperti anggrek.
5. Specific Region (Wilayah Spesifik atau Khusus) dicirikan kondisi grafis yang khas
didalam hubungannya dengan letak, adat istiadat, budaya, serta kependudukan secara
umum. Misalnya wilayah Asia Tenggara, Eropa Timur, dan lain sebaginya.
2. Factor Analysis Region (Wilayah Analisis Faktor) berdasarkan metoda statistik-
deskriptif atau juga dengan metoda statistik-analitik. Penentuan wilayah berdasarkan
analisis faktor terutama yang memiliki tujuan untuk hal-hal yang sifatnya itu
produktif, seperti penentuan wilayah untuk tanaman jagung serta kentang.
a. Ciri – Ciri Perwilayahan

Dalam geografi juga dikenal tiga (3) kriteria pewilayahan dengan ciri-ciri Sebagai 
diantaranya:

 Single topic region

Pewilayahan berciri tunggal disebut juga dengan single topic region merupakan suatu
penetapan region atau wilayah yang didasarkan pada salah satu aspek geografi.
Contohnya seperti tekanan pada udara dapat digunakan untuk membedakan antara
wilayah dataran rendah serta juga wilayah dataran tinggi.

 Multi topic region


Pewilayahan yang berciri majemuk juga disebut multi topic region merupakan
penetapan wilayah yang didasarkan pada faktor- faktor geografi. Contohnya yakni
penetapan wilayah dengan berdasarkan kondisi iklim pada daerah tersebut. Dalam
penetapan iklim tersebut pasti akan digunakan faktor- faktor geografi seperti misalnya
angin, intensitas cahaya, suhu, curah hujan dan lain sebagainya.

 Total region

Pewilayahan dengan bercirikan keseluruhan juga disebut total region merupakan


penetapan wilayah yang didasarkan pada banyak sekali faktor menyangkut itu
lingkungan alam, lingkungan manusia maupun juga lingkungan biotik. Contohnya
dalam penetapan wilayah hutan pinus, hutan cemara, hutan jati dan lain  sebagainya.

5. GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI

A.    Pengertian Geopolitik ( Wawasan Nusantara ) dan Geostrategi Indonesia

            Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi dan


politik berasal dari bahasa Yunani politeia. Poli artinya
kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri dan teia artinya urusan. Geopolitik
biasa juga di sebut dengan wawasan nusantara. Geopolitik diartikan sebagai
sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan
strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan
yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau
territorial dalam arti luas) suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan
berhasil akan berdampak langsung kepada system politik suatu Negara.
Sebaliknya, politik Negara itu secara langsung akan berdampak pada geografi
Negara yang bersangkutan. Geopolitik bertumpu pada geografi sosial (hukum
geografis), mengenai situasi, kondisi, atau konstelasi geografi dan segala
sesuatu yang dianggap relevan dengan karakteristik geografi suatu
Negara.           
Sebagai Negara kepulauan, dengan masyarakat yang berbhinneka,
Negara Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan.
Kekuatannya terletak pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan
kaya sumber daya alam. Sementara kelemahannya terletak pada wujud
kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu
bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para pendiri
Negara ini. Dorongan kuat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
Indonesia tercermin pada momentum sumpah pemuda tahun 1928 dan
kemudian dilanjutkan dengan perjuangan kemerdekaan yang puncaknya
terjadi pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
Penyelenggaraan Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai system
kehidupan nasional bersumber dari dan bermuara pada landasan ideal
pandangan hidup dan konstitusi Undang-Undang Dasar 1945. dalam
pelaksanaannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan
interelasi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional maupun
internasional. Dalam hal ini bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip
dasar sebagai pedoman agar tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan
kepentingan nasional untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Salah
satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada
wujud wilayah nusantara sehingga disebut dengan wawasan nusantara.
Kepentingan nasional yang mendasar bagi bangsa Indonesia adalah upaya
menjamin persatuan dan kesatuan wilayah, bangsa, dan segenap aspek
kehidupan nasionalnya. Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan Negara
Indonesia dapat tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju
masyarakat yang dicita-citakan.
Oleh karena itu, wawasan nusantara adalah geopolitik Indonesia. Hal
ini dipahami berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan nusantara
terkandung konsepsi geopolitik Indonesia, yaitu unsur ruang, yang kini
berkembang tidak saja secara fisik geografis, melainkan dalam pengertian
secara keseluruhan.
Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan,
tinjauan, atau penglihatan indrawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’
yang berarti memandang, meninjau, atau melihat, atau cara melihat.sedangkan
istilah nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang berarti diapit diantara dua hal.
Istilah nusantara dipakai untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan
gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara samudra Pasifik dan
samudra Indonesia, serta diantara benua Asia dan benua Australia.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa
tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah
bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk
mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Sedangkan wawasan nusantara
memiliki arti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta sesuai dengan
geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai
tujuan dan cita-cita nasionalnya.
Geostrategi adalah strategi dalam memanfaatkan kondisi geografi
negara untuk menentukan tujuan dan kebijakan dalam pemanfaatan
lingkungan mencapai tujuan politik. Geostrategi juga merupakan metode
mewujudkan cita-cita proklamasi untuk mempertahankan integrasi bangsa
dalam masyarakat majemuk dan heterogin.

6. PERKEMBANGAN WILAYAH INDONESIA DAN DASAR HUKUMNYA

 Sejak 17 – 8 – 1945 sampai dengan 13 – 12 – 1957


Wilayah nagara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas Hindia
Belanda berdasarkan ketentuan dalam “ Trritoriale Zee en Maritieme Kringen
Ordonantie” tahun 1939 tentang batas wilayah laut toritorial Indonesia.
 Dari Deklarasi Juanda (13 – 12 – 1957) sampai dengan 17 – 2 – 1969
Pada tanggal 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda yang dinyatakan
sebagai pengganti Ordonasi tahun 1939 dengan tujuan sebagai berikut
Perwujudan bentuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan
bulat.
Penentuan batas – batas wilayah Negara Indonesai di sesuaikan dengan asas negara
kepulauan (Archipelagic State Principles).
 Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan
keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Deklarsi Juanda kemudian dikukuhkan dengan Undang – undang No.


4/Prp/1960 tanggal 18 Februari 1960. Tentang perairan Indonesia.Sejak itu
terjadi perubahan bentuk wilayah nasional dan cara perhitungannya.
Untuk mengatur lalu lintas perairan maka dikeluarkan Peraturan Pemerintah
No. 8 tahun 1962 tentang lalu lintas damai di perairan pedalaman Indonesia
(intrnal water) yang meliputi :
a. semua pelayaran dari laut bebas ke suatu pelabuhan Indonesia,
b) semua pelayaran dari pelabuhan Indonesia ke laut bebas dan,
c) semua pelayaran dari dan ke laut bebas dengan melintasi perairan
Indonesia.
Pengaturan demikian ini sesuai dengan salah satu tujuan Deklarasi Juanda
tersebut di atas dalam rangka menjaga kesalamatan dan keamanan RI.
 Dari 17 – 2 – 1969 ( Deklarasi Landas Kontinen ) sampai sekarang
Deklarasi tentang landas kontinen negara RI merupakan konsep poliltik yang
berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini dipandang pula sebagai upaya
untuk mengeshkan Wawasan Nusantara.Disamping dipandang pula sebagai
upaya untuk mewujudkan pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Konsekuensinya bahwa
sumber kekayaan alam dalam landasan kontinen Indonesia adalah milik
eksklusif negara RI.
 Zona Ekonomi Ekslusif ( ZEE )
Pengumuman Pemerintah negara tentang Zona Ekonomi Ekslusif terjadi pada
21 Maret 1980. Batas ZEE adalah selebar 200 yang dihitung dari garis dasar
laut wilayah Indonesia.Alasan – alasan Pemerintah mengumumkan ZEE
adalah :
1. Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2. Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.
3. ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.
BAB 4

PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

Mungki itulah makalah yang dapat  disusun. Dalam penyusunannya tak lepas dari berbagai
masalah baik segi ekonomi maupun waktu, namun demikian makalah ini dapat disusun meski
menyisakan banyak kekurangan. Untuk itu diperlukan masukan-masukan yang membangun
dari para pembaca agar dalam penyusunan makalah berikutnya bisa lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai