Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian produksi?
2. Apa fungsi produksi?
3. Bagaimana jangka waktu dalam proses produksi?
4. Bagaimana model produksi dengan satu faktor produksi variabel?
5. Bagaimana model produksi dengan dua faktor produksi variabel?
6. Bagaimana tahapan produksi?
7. Bagaimana pengendalian dalam suatu produksi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian produksi.
2. Mengetahui jangka waktu dalam proses produksi.
3. Mengetahui model-model produksi berdasarkan variabel faktor produksi.
4. Mengetahui tahapan produksi.
5. Mengetahui pengendalian dalam suatu produksi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Produksi

Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai


guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam
memenuhi kebutuhan. Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah
bentuknya dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu
benda dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.

Produksi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai


kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah
yang mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi
disebut Produsen.

Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk
mengubah faktor produksi (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi
menggunakan sumber daya untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk
digunakan. Dalam teori produksi, produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah
nilai guna pada suatu barang. Produksi di ukur sebagai “tingkat hasil produksi
(output) perperiode waktu” karena merupakan konsep aliran.
Ada 3 aspek proses produksi antara lain :
a) Kuantitas barang atau jasa di hasilkan.
b) Bentuk barang atau jasa di ciptakan, dan
c) Distribusi temporal dan spasial dari barang atau jasa yang di hasilkan.
Proses produksi dapat di definisikan sebagai kegiatan yang meningkatkan
kesamaan antara pola permintaan barang atau jasa dan kuantitas, bentuk ukuran,
panjang dan distribusi barang atau jasa tersedia bagi pasar.

B. Fungsi Produksi
Fungsi produksi dapat diartikan juga sebagai suatu fungsi atau persamaan
yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dengan tingkat (kombinasi)
penggunaan input-input. Secara matematis fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai
berikut
Q = f (K L R T)

Q: Quantity (jumlah barang yang dihasilkan)


f : Fungsi(simbol persamaan fungsional)
K : Capital (modal atau sarana yang digunakan)
L : Labour (tenaga kerja)
R: Resources (sumber daya alam)
T : Technology (teknologi dan kewirausahaan)

Q adalah output, sedangkan K, L, R, dan T merupakan input. Besarnya


jumlah output yang dihasilkan tergantung dari penggunaan input-input tersebut.
Jumlah output dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan penggunaan jumlah
input C(modal), L (tenaga kerja) dan R(sumber daya alam) ataupun meningkatkan
T(teknologi). Untuk memperoleh hasil yang efisien, produsen dapat melakukan
penggunaan input yang lebih efisien.
Dalam penerapannya , hubungan input dan output dapat pisahkan secara
lebih khusus. Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan
input tanah, bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan alat-alat pertanian lainnya
(tidak termasuk teknologi). Untuk meningkatkan hasil-hasil pertanian tersebut
maka harus ditingkatkan penggunaan input seperti tanah yang luas, menambah
tenaga kerja, menambah jumlah pupuk, menambah penggunaan pestisida, dan lain
sebagainya. Atau cara lain yaitu dengan meningkatkan teknologi pertanian. Untuk
menghasilkan barang atau output dapat dilakukan dengan menggunakan hanya
satu input saja, dua atau lebih input.

C. Jangka Waktu Produksi


Dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor
produksi menjadi barang dan jasa. Berdasarkan hubungannya dengan tingkat
produksi, faktor produksi di bedakan menjadi faktor produksi tetap (fixed input) dan
faktor produksi variabel (variable input).
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya
tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak adanya kegiatan produksi,
faktor produksi itu harus tetap tersedia. Jumlah penggunaan faktor produksi variabel
tergantung pada tigkat produksinya. Makin besar tingkat produksinya makin banyak
faktor produksi variabel yang di gunakan. Begitu pula sebaliknya. Pengertian faktor
produksi tetap dan faktor produksi variabel terkait erat dengan waktu yang di
butuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor produksi tersebut.
Dalam jangka panjang (long run) mengacu pada periode waktu di mana
jumlah semua input yang digunakan dalam produksi barang dan jasa dapat bervariasi.
Dalam jangka panjang, semua faktor produksi dan biaya yang terlibat dalam produksi
bervariasi. Jangka panjang memungkinkan perusahaan meningkatkan / mengurangi
masukan lahan, modal, tenaga kerja, dan kewiraswastaan sehingga mengubah tingkat
produksi sebagai respons terhadap kerugian keuntungan yang diharapkan di masa
depan. Dalam jangka panjang, sebuah perusahaan dapat memasuki industri yang
dianggap menguntungkan, keluar dari industri yang tidak lagi menguntungkan,
meningkatkan kapasitas produksinya dengan membangun pabrik baru sebagai respons
terhadap keuntungan tinggi yang diharapkan, dan menurunkan kapasitas produksi
sebagai respons terhadap kerugian yang diharapkan.
Dalam periode Jangka pendek mengacu pada periode waktu di mana jumlah
paling sedikit satu masukan akan diperbaiki, dan jumlah input lain yang digunakan
dalam produksi barang dan jasa mungkin bervariasi. Produksi barang dan jasa terjadi
dalam jangka pendek. Perusahaan dapat meningkatkan output dalam jangka pendek
dengan meningkatkan input faktor produksi variabel. Variabel faktor produksi yang
dapat ditingkatkan dalam jangka pendek meliputi tenaga kerja dan bahan baku.
Tenaga kerja dapat ditingkatkan dengan meningkatkan jumlah jam kerja per
karyawan, dan bahan baku dapat ditingkatkan dalam jangka pendek dengan
meningkatkan tingkat pesanan.

D. Model Produksi Dengan Satu Faktor Produksi Variabel

Teori produksi yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi


suatu komoditas dengan satu faktor produksi yang variabel. Dalam hal ini perlu
diingat bahwa fokus pembahasan ditekankan pada hubungan antara satu faktor
produksi yang variabel dengan output. Dalam hubungan tersebut terdapat satu faktor
tetap yang tidak berubah jumlahnya. Karena faktor produksi yang digunakan tidak
berubah jumlahnya, maka perhatian lebih ditekankan pada hubungan faktor produksi
tersebut dengan output yang dihasilkan. Sebagai gambaran seorang petani yang
mempunyai sawah seluas 1 hektar, tanah tersebut adalah faktor tetap, maka
pengamatan akan lebih ditekankan pada cara pengelolaan dalam menggunakan jam
kerja para petani. Dengan fungsi produksi seperti ini dapat diketahui hubungan antara
Total Product (TP), Marginal Product (MP = Product Marjinal)dan Average Product
(AP = Produk rata-rata). Selanjutnya akan dijelaskan secara ringkas pengertian dari
Total Product , Marginal Product dan Average Product.

 Total Product merupakan produksi total yang dihasilkan oleh suatu proses
produksi. Pada umumnya Total Product dilambang kan dengan TP atau Q
(quantity atau kuantitas).
 Marginal Product (MP) menunjukan perubahan produksi yang diakibatkan oleh
satu penggunaan faktor produksi variabel. Jika pada contoh sebelumnya faktor
froduksi yang berubah adalah tenaga kerja maka Marginal Product dikenal dengan
Marginal Product of Labor dapat diperoleh dengan menggunakan formula berikut:
MPL = ∆TP
∆L
· Average Product menunjukan besarnya rata-rata produksi yang dihasilkan oleh
setiap penggunaan faktor produksi variabel. Jika L menunjukan tenaga kerja yang
digunakan, maka Average Product of Labor (APL). APL menunjukan jumlah output
yang dihasilkan per tenaga kerja, berikut formulanya:
APL = TP
L

Contoh :

Seorang petani mempunyai sebidang tanah di daerah Cipanas yang ditanami wortel,
Berikut data-datanya :
Dari tabel data-data diatas tentukanlah :
1. Berapa MPL nya?
2. Berapa APL nya?
3. Buatlah Kurva TP, MPL dan APL nya dalam satu sumbu !
4. Tentukan daerah I, II dan III ! Daerah manakah yang paling efisien dalam
melakukan produksi? Berapa tenaga kerja yang digunakan?
Kurva TP, MPL dan APL nya dalam Satu Sumbu

Penentuan Daerah Produksi

Dari tabel 1.2 kemudian diperoleh kurva dengan 3 daerah produksi seperti
yang tergambar di atas. Masing masing daerah tersebut menunjukkan keadaan ketika
APL naik hingga APL maksimum (daerah I), dari APL maksimum hingga TP
maksimum (daerah II), dan daerha TP yang menuruh (daerah III). Berikut ini adalah
penjelasan dari daerah-daerah produksi tersebut:
Tahap I
Produksi Total (TP) mengalami pertambahan semakin cepat. Tahap ini
dimulai dari titik origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP
(Produksi Rata-Rata) maksimum, dan pada titik ini AP = MP (Marginal Product).
Menunjukkan bahwa pada saat penggunaan input tenaga kerja (labor, L) masih
sedikit, bila dinaikkan penggunaannya, maka Produksi Rata-Rata (AP) naik dengan
ditambahkannya input variabel. Dengan asumsi harga input tenaga kerja (L) tetap,
maka dengan naiknya produksi rata-rata akan menurun dengan ditingkatkannya
produksi (output). Dalam pasar persaingan sempurna, produsen tidak akan pernah
beroperasi (berhenti produksi) pada tahap ini, karena dengan memperbesar volume
produksi, biaya produksinya perunit akan menurun, hal ini berarti akan memperbesar
keuntungan yang ia terima. Jadi pada tahap I ini, efisiensi produk belum maksimal.

Tahap II
Produksi Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin kecil.
Tahap II ini dimulai dari titik AP Maksimum sampai titik dimana MP = 0, atau TP
Maksimum. Meliputi daerah dimana Produksi Marginal (MP) negative. Pada tahap III
ini penggunaan input Labor (L) sudah terlalu banyak, sehingga TP justru akan
menurun, jika penggunaan input tenaga kerja (L) tersebut diperbesar, karena MP
negative. (efisiensi produk telah melampaui kondisi maksimal)

Tahap III
Produksi Total (Total Product) semakin lama semakin menurun. Tahap III ini
meliputi daerah dimana MP Negatif. Maka berdasarkan pada keadaan Tahap I dan
Tahap III dapat disimpulkan bahwa Efisiensi Produk Maksimal terjadi pada tahap II.

Hubungan Antara Kurva MP dan TP


MP adalah kemiringan dari kurva TP. Sehingga dapat dirumuskan :
1. Jika MP > 0, TP akan meningkat seiring bertambahnya jumlah L
2. Jika MP = 0, TP menunjukkan tingkat produksi maksimum/ titik puncak
3. Jika MP < 0, TP akan menurun seiring bertambahnya jumlah L
E. Model produksi dengan dua faktor produksi variabel

Definisi dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi
tetap. Baik barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel. Namun
yang harus diingat bahwa pelonggaran asumsi ini masih tetap terlalu
menyederhanakan persoalan. Sebab dalam kenyataan, faktor produksi variabel yang
digunakan dalam proses produksi lebih dari dua macam.

Dalam model produksi dua faktor produksi variabel ini, analisis cukup
menggunakan penjelasan grafis matematika sederhana.

 Isoquant

Yang dimaksud dengan isoquant adalah kurva yang merupakan tempat


kedudukan titik-titik yang menunjukan kombinasi dua factor produksi guna
menghasilkan tingkat produksi yang sama. Kurva isoquant memiliki ciri-ciri sama
dengan kurva indefferensi dalam teori prilaku konsumen.

Kurva isoquant menunjukkan kombinasi dua faktor produksi yang


menghasilkan jumlah produk yang sama

Contoh:

UNITS OF UNITS OF TOTAL


COMBINATIONS
CAPITAL LABOUR OUTPUT

A 50 1 1500

B 45 2 1500

C 41 3 1500

D 38 4 1500
 Isocost
adalah kurva yang menunjukan kedudukan dari titik-titik yang
menunjukan kombinasi factor produksi yang dibeli oleh produsen dengan
sejumlah anggaran tertentu. Kombiniasi pengunaan Ciri-ciri kurva isocost
sama dengan budget line atau kurva garis anggaran dalam teori prilaku
konsumen.

Kurva isocost menunjukkan kombinasi dua faktor produksi dengan biaya yang sama.

Contoh :

Units of Capital Units of Labour


Combinations Total expenditure
Price = 150 Price = 100

A 8 0 1200

B 6 3 1200

C 4 6 1200

D 2 9 1200

E 0 12 1200
Jumlah Produksi Optimum

Perusahaan dikatakan menghasilkan produk secara optimum apabila


perusahaan tersebut dengan jumlah produksi tertinggi dan pada saat itu perusahaan
menghasilkan dengan kombinasi factor produksi yang paling rendah biayanya (Least
Cost Combination).

Secara garis besar Least Cost Combination tercapai saat kurva isocost
bersinggungan dengan kurva isoquant

F. Tahap-tahap produksi
Menurut Joel Dean (1950), Siklus hidup produk tampaknya hanyalah contoh
lain peramalan jangka menengah yang bergantung waktu, dan hanya berlaku pada
produk baru.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa daur hidup suatu produk itu
bersifat fluktuatif (tidak stabil atau berubah-ubah) seiring berjalannya waktu. Adapun
fase yang dijalani suatu produk adalah:
1. Pada fase I adalah masa perkenalan suatu produk ke pasaran. Pada fase ini
konsumen mulai melihat produk tersebut, baik daalam bentuk iklan di berbagai
media, maupun datang langsung ke tempat penjualan produk.
2. Pada fase II adalah masa pertumbuhan, produk yang diciptakan telah masuk
kepasaran dan memiliki nilai perhatian. Dan mulai terjadi loyalitas konsumen, di
fase inilah akan bertambah loyalitas konsumen.
3. Pada fase III adalah dimana produk telah mencapai kematangan atau kedewasaan
(maturity) yaitu prosuk telah masuk ke benak konsumen, dan memiliki nilai jual
tinggi di pasaran, dan manajemen perusahaan selalu dalam keadaan terkendali.
4. Pada fase IV adalah masa penurunan (decline) atau yang biasa disebut The Law of
Diminishing Marginal Utility. Pada masa inilah perusahaan harus melakukan
antisipasi terhadap dampak yang akan terjadi. Baik dari kondisi finansial maupun
terhadap pandangan publik terhadap produk tersebut.

Untuk mengantisipasi hal tersebut di perlukan strategi, yaitu :


1. Melakukan evaluasi terhadap semua produk yang telah diluncurkan.
2. Menarik kembali produk yang diprkirakan akan terus mengalami penurunan,
terutama produk yang mengalami pembusukan seperti food and beverage atau
yang bersifat trend khususnya. Dengan kata lain jika produk tidak ditarik akan
menimbulkan efek negative pada penialan publik dipasaran.
3. Menciptakan atau menginovasi produk baru dengan gaya dan model yang
berbeda, termasuk memberi nama baru pada produ. Bahkan memberi logo baru.
4. Melakukan pembenahan manajemen secara lebih modern dan aspiratif guna
menampung keluhan yang timbul dan tidak diketahui oleh leader.
5. Menerapkan konsep baru, seperti memperkecil utan atau memperbesar aset.
6. Melakukan training and education agar karyawan perusahaan lebih profesional
dan berkualitas.
7. Menegakkan atueran yang aspiratif dan terkontrol.
8. Pimpinan harus bersikap tegas namun harus bijaksana.

G. Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metoda yang


digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengelola, mengatur,
mengkoordinir dan mengarahkan proses produksi (peralatan, bahan baku, mesin
dan tenaga kerja) ke dalam suatu arus aliran yang memberikan hasil dengan
jumlah biaya yang seminimum mungkin dan waktu yang secepat
mungkin.Pengendalian produksi yang dilaksanakan pada perusahaan yang
satu dengan perusahaan yang lain akan berbeda-beda tergantung pada sistern
dan kebijaksanaan perusahaan yang digunakan. Pengendalian produksi dapat
dilakukan:

a. Order Control: Perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan dari konsumen


sehingga kegiatan operasionalnya juga tergantung pada pesanan tsb.
b. Flow control Perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan produk
standar sehingga sebagian produk merupakan produk untuk persediaan dalam
jumlah yang besar.

Pengendalian keduanya bertujuan sama bagaimana jangka waktu arus


material apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan demikian juga
bagaimana transportasi dari pabrik (proses produksi) ke gudang dan dari gudang
ke tempat penyimpanan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan


hubungan antara tingkat output dengan tingkat (kombinasi) penggunaan input-
input.

 Produksi Jangka panjang memungkinkan perusahaan meningkatkan /


mengurangi masukan lahan, modal, tenaga kerja, dan kewiraswastaan
sehingga mengubah tingkat produksi sebagai respons terhadap kerugian
keuntungan yang diharapkan di masa depan. Pada produksi jangka panjang
fungsi produksi menggunakan isoquant dan isocost.

 Perusahaan dapat meningkatkan output dalam jangka pendek dengan


meningkatkan input faktor produksi variabel. Variabel faktor produksi yang
dapat ditingkatkan dalam jangka pendek meliputi tenaga kerja dan bahan
baku. Pada produksi jangka pendek fungsi produksi berhubungan antara Total
Product (TP), Marginal Product (MP = Product Marjinal)dan Average Product
(AP = Produk rata-rata).
Daftar Pustaka

Wikipedia. 2016. Produksi, (online), (https://id.wikipedia.org/wiki/Produksi, diakses 2


Oktober 2018).

Sono. 2014. Teori Produksi dan Faktor Produksi, (online), (https://sono-


echono.blogspot.com/2014/09/teori-produksi.html, diakses 2 Oktober 2018).

Purnami. Junia. 2014. Contoh Makalah Produksi Lengkap, (online),


(http://purnamiap.blogspot.com/2014/10/contoh-makalah-produksi-lengkap.html, diakses 2
Oktober 2018).

Adhisyah. Reza. 2013. ISOcost dan ISOquant, (online),


(http://rezaadhisyah.blogspot.com/2013/11/isocost-dan-isoquant.html, diakses 2 Oktober
2018).

Anda mungkin juga menyukai