Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................1
BAB 1........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.....................................................................................................................2
1.1  Latar Belakang................................................................................................................2
1.2  Rumusan Masalah...........................................................................................................2
1.3  Tujuan.............................................................................................................................3
BAB 2........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
2.1  Pengertian Neraca Pembayaran......................................................................................4
2.1.1 Kegunaan Neraca Pemabayaran Internasional..........................................................4
2.1 2 Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran Internasional............................................5
2.1.3 Konsep  Neraca Pembayaran Intenasional................................................................5
2.2 Mekanisme Neraca Pembayaran Internasional................................................................6
2.2.1 Mekanisme Dasar Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran...........................6
2.2.2 Tata Cara Pembayaran Internasional........................................................................7
2.2.3 Alat Pembayaran Internasional.................................................................................9
2.3 Komponen Neraca Pembayaran Internasional...............................................................10
2.3.1 Pos-Pos Debit dan Kredit dalam Neraca Pembayaran............................................12
2.3.2 Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran.................................................................12
2.4  Dampak Neraca Pembayaran Internasional..................................................................13
2.4.1 Dampak Neraca Pembayaran Internsional terhadap Perekonomian Negara...........13
2.4.2 Dampak Neraca Pembayaran Internasional terhadap Kurs Valuta Asing..............14
BAB 3......................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Ekonomi Internasional adalah ilmu yang mempelajari bagaimana transaksi


internasional mempengaruhi kesejahteraan sosial, distribusi pendapatan, kesempatan kerja,
pertumbuhan ekonomi, kestabilan harga, dan pengaruh kebijakan publik terhadap outcome.
Dalam sebuah transaksi internasional baik transaksi ekspor maupun impor tentunya akan
mengakibatkan adanya pembayaran. Pembayaran dari transaksi tersebut akan dicatat dalam
neraca pembayaran internasional.
Neraca pembayaran internasional merupakan suatu catatan sistematis mengenai
transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dan penduduk negara lainnya dalam suatu
periode tertentu. Dalam transaksi internasional harga menjadi bahan pertimbangan.
Namun,  Seperti yang kita ketahui bahwa tiap – tiap negara di dunia memiliki mata uang
yang berbeda – beda. Oleh karena itu maka ditetapkannya suatu kurs. Suatu negara
menggunakan kurs untuk menerjemahkan harga – harga luar negeri ke dalam satuan mata
uang domestik. Apabila harga barang domestik dan impor telah ternyatakan dalam mata uang
yang sama, suatu negara dapat meperhitungkan harga – harga relatif yang besar pengaruhnya
terhadap arus perdagangan internasional. Ketika kurs dua mata uang dan dua negara
diketahui, maka harga ekspor salah satu negara dalam uang negara lain dapat dihitung. 
Transaksi internasional tentunya akan dapat meningkatkan devisa suatu negara.
Kebijaksanaan kurs devisa diarahkan untuk mendorong ekspor nonmigas dan mendukung
kebijaksanaan moneter dalam negeri. Kebijaksanaan neraca pembayaran yang serasi dan
terpadu dengan kebijaksanaan pembangunan lainnya merupakan faktor penting dalam
pencapaian sasaran pembangunan. Kondisi neraca pembayaran yang mantap mendorong arus
perdagangan luar negeri, meningkatkan lalu lintas modal luar negeri untuk kepentingan
pembangunan nasional, serta mendukung pertumbuhan yang berlanjut dari perekonomian
nasional. Sistem devisa bebas yang merupakan kebijaksanaan mendasar di bidang neraca
pembayaran merupakan prasyarat dan perangkat ekonomi pokok bagi terciptanya efisiensi
perekonomian nasional dalam berinteraksi dengan perekonomian internasional.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan neraca pembayaran perlu
dipegang dengan teguh seluruh asas nasional, terutama asas kemandirian, yaitu bahwa
pembangunan nasional berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan
sendiri, serta bersendikan kepada kepribadian bangsa. Untuk itu, seluruh sumber kekuatan
nasional, baik yang efektif maupun potensial, didayagunakan dan dilaksanakan dengan
memperhatikan seluruh faktor dominan yang dapat mempengaruhi lancarnya pencapaian
sasaran pembangunan.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apakah yang di maksud neraca pembayaran internasional?

2
2.      Bagaimanakah mekanisme neraca pembayaran internasional?
3.      Apa saja komponen neraca pembayaran internasional?
4.      Bagaimana dampak neraca pembayaran internasional?

1.3  Tujuan

1.      Mengetahui pengertian neraca pembayaran internasional.


2.      Mengetahui mekanisme neraca pembayaran internasional.
3.      Mengetahui komponen neraca Pembayaran internasional.
4.      Mengetahui dampak neraca pembayaran internasional.
                                                                                                       

3
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Neraca Pembayaran

            Pengertian neraca pembayaran internasional atau Balance of Payment(BOP) menurut


Balace of Payment Manual (BPM) adalah:
            “ A statement that systematically,  for spesific time period, the economic transactions
of an economic with the rest of the world. Transactions, for the most part between residents
and non residents, consist of those involving goods, services and income: those involving
financial  claim on assets and liabilities to, the rest of the world: and those (such gift)
classified as transfers, which involve offsetting entries to balance in an accounting sense-one
set transactions”.
            Secara umum definisi diatas dapat diartikan sebagai berikut:
Neraca pembayaran internasional adalah  suatu catatan yang disusun secara sistematis
tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan
dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the
world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
            Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa neraca pembayaran internasional
merupakan suatau catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang
dikenal sebagai “ double entry bookkeeping” sehinga setiap transaksi internasional yang
terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debet.
            Dengan sistem double entry bookkeeping, maka neraca pembayaran internasional
secara ove all akan selalu dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki cadangan devisa positif
atau negatif.
2.1.1 Kegunaan Neraca Pemabayaran Internasional
            Secara umum sebagai suatu neraca, Neraca pembayaran internasional berguna sebagai
berikut:
1.    Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk
dalam negeri dan penduduk luar negeri.
2.    Untuk mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internsional suatu negara.
3.    Untuk mengetahui mitra utama suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional.
4.    Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
Dari neraca pembayaran, bisa mengetahui bagaimanakah posisi ataupun struktur
keuangan suatu negara. Jika posisi neraca pembayaran pada suatu negara menunjukkan angka
surplus, berarti negara tersebut lebih banyak melakukan ekspor barang daripada melakukan
impor barang.
Selain itu juga bisa diketahui, bahwa surplus pada neraca pembayan suatu negara
berarti tidak terlalu banyak investor asing yang menanamkan investasinya di suatu negara.
Kondisi tersebut bisa terjadi karena dengan adanya investor, secara otomatis akan semakin
banyak barang yang diimpor guna memenuhi kebutuhan investor tersebut.

4
5.    Mengatahui salah satu indikator yang akan dipertimbangkan oleh IMF atau negara donor
untuk memberikan bantuan keuangan, terutama negara yang mengalami kesulitan neraca
pembayaran internasional.
Hal lain yang tidak kalah penting dari sebuah neraca pembayaran adalah sebagai
patokan jika suatu negara hendak mengajukan dana ke negara lain atau ke lembaga pendonor
seperti IMF. Dengan kondisi neraca pembayaran yang baik maka kepercayaan negara asing
terhadap suatu negara juga akan semakin baik. Sedangkan bila yang terjadi adalah
sebaliknya, kemungkinan untuk mendapatkan pinjaman semakin kecil.
Hal tersebut bisa terjadi karena jika suatu negara mempunyai neraca pembayaran
yang defisit, mengindikasikan bahwa negara tersebut memiliki cadangan devisa yang sedikit.
Sehingga besar kemungkinan negara itu akan mengalami kesulitan dalam pengembalian dana
pinjaman.
6.    Sebagai salah satu indikator fondamental ekonomi suatu negara selain tingkat inflasi,
pertumbuhan GDP.
Fungsi lain dari neraca pembayaran selain untuk mengetahui kondisi perekonomian
khususnya yang berkaitan dengan dengan negara asing adalah juga digunakan sebagai
indikator fundamental dalam sebuah perekonomian. Jika saat ini yang mungkin Anda ketahui
bahwa indikator perkonomian tersebut hanya berputar pada ekonomi makro seperti inflasi,
tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang asing serta pertumbuhan ekonomi, sebenarnya
neraca pembayaran memiliki dampak yang cukup signifikan bagi perkembangan
perekonomian. Dengan necara keuangan yang positif, dapat diketahui bahwa suatu negara
tersebut memiliki cadangan devisa yang berarti negara memiliki sebuah kekuatan ekonomi.
2.1 2 Tujuan Penyusunan Neraca Pembayaran Internasional
Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
a.       Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi Negara di perdagangan
internasional,
b.      Memberikan bantuan dan sistem pembayarannya,
c.       Memberikan bantuan kepada pemerintah dalam mentapkan kebijakan moneter dan fiskal,
d.      Memberikan keterangan kepada pemerintah di dalam menetapkan berbagai kewajiban
perekonomian nasional seperti ekspor impor, lalu lintas moneter serta produksi, dan
e.       Membantu pemerintah dalam mengambil keputusan dalam bidang politik perdagangan dan
urusan pembayarannya.
2.1.3        Konsep  Neraca Pembayaran Intenasional
A.      Konsep Penyajian Neraca Pembayaran
Ada 2 (dua) bentuk penyajian neraca pembayaran yaitu penyajian standar (standard
presentation) dan penyajian analitis (analytical presentation).
1.      Penyajian Standar
Komponen-komponen neraca pembayaran dalam penyajian standar disusun menurut panduan
bagaimana dimuat dalam BOP manual. Penentuan komponen standar neraca pembayaran
didasarkan atas beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu.
2.      Penyajian Analitis
disusun menurut keperluan analisis bagi perumus kebijakan di masing-masing negara.
Namun, komponen utama yang disajikan tetap mengacu pada komponen standar dengan
menonjolkan rincian komponen yang dirasakan sangat diperlukan.
B.        Konsep Keseimbangan Neraca Pembayaran

5
Secara umum dikenal empat konsep keseimbangan neraca pembayaran, yaitu:
a.       Konsep Keseimbangan Perdagangan (Trade Balance)
Dalam konsep ini, transaksi yang termasuk dalam autonomous transaction(transaksi
yang mengakibatkan surplus atau defisit)hanya transaksi ekspor dan impor barang
sehingga keseimbangan neraca pembayaran diukur dari berapa besarnya surplus atau
defisit kedua transaksi tersebut.
b.      Konsep Keseimbangan Transaksi Berjalan (Current Account Balance)
Untuk menentukan surplus atau defisit pada autonomous transaction selain
diperhitungkan ekspor dan impor, juga diperhitungkan jasa-jasa, termasuk
penghasilan (income) dan transfer.
c.       Konsep Basic Balance
Dalam konsep ini, yang termasuk dalam autonomous transactionselain pos-pos dalam
transaksi berjalan, juga komponen-komponen dalam transaksi modal dan keuangan
jangka panjang.
d.      Konsep Overall Balance
Yang termasuk autonomous transaction dalam konsep ini adalah komponen-
komponen transaksi modal dan keuangan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

2.2 Mekanisme Neraca Pembayaran Internasional

Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca pembayaran
internasional, yaitu sebagai berikut :
a.       Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme harga (price effects).
b.      Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme
pendapatan(income effects).
c.       Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme moneter (real balance
effects).
2.2.1 Mekanisme Dasar Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran
Telah diketahui bersama, bahwa masalah pokok yang dihadapi oleh perekonomian
dunia adalah ketidakseimbangan (disequilibrium) neraca pembayaran. Neraca pembayaran
yang defisit akan merisaukan keadaan perekonomian suatu negara, namun bukan berarti
surplus neraca pembayaran yang cukup besar tidak menimbulkan masalah. Keadaan neraca
pembayaran yang dapat dianggap ideal bagi perekonomian suatu negara adalah keadaan
neraca pembayaran yang ekuilibrium atau seimbang.
Untuk menyeimbangkan neraca pembayaran internasional terdapat beberapa
mekanisme adjustment atau penyesuain secara teoritisyang digunakan oleh masing – masing
negara.
Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca pembayaran
internasional antara lain sebagai berikut :
a. Perubahan tingkat harga di dalam negeri.
b. Struktur produksi suatu negara.
c. Perubahan posisi utang piutang dengan luar negeri.
d. Pergeseran permintaan luar negeri terhadap produk dalam negeri.
e. Ketidakstabilan perekonomian dalam negeri, ditandai dengan menurunnya kegiatan ekspor
dan meningkatnya impor.
f. Bencana alam.

6
Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit neraca
pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan melalui proses
penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima jalur. Kelima jalur tersebut bekerja
melalui perubahan komponen-komponen berikut ini :
a.       Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua tindakan
pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya perekonomian melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
b.      Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu segala
tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan
cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.
c.       Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan devaluasi, yaitu kebijakan
untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing dengan tujuan
untuk meningkatkan ekspor suatu negara dan menambah devisa suatu negara.
d.      Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui perubahan tingkat bunga
pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca investasi atau neraca modal. Oleh karena itu,
proses ini dapat dilakukan melalui perubahan jumlah uang yang beredar dengan menaikkan
atau menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Jika suku bunga naik, maka nilai investasi
akan menurun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai investasi akan meningkat.
e.       Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan pemerintah yang
dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu bentuk campur tangan pemerintah dalam
lapangan ekonomi internasional. Dalam sistem ini, semua valuta asing dimonopoli oleh
pemerintah, artinya semua alat-alat pembayaran luar negeri yang dimiliki atau yang diperoleh
seluruh penduduk suatu negara harus diserahkan kepada pemerintah, untuk selanjutnya
pemerintah mengatur dan menentukan penggunaan valuta asing.
2.2.2 Tata Cara Pembayaran Internasional
            Perdagangan internasional selalu menimbulkan impor dan ekspor. Suatu negara yang
mengadakan transaksi dengan luar negeri atau ekspor impor menimbulkan suatu pertanyaan:
bagaimana cara melakukan pembayaran akibat perdagangan tersebut? Dari perdagangan
antarnegara akan menuntut suatu negara untuk melakukan pinjaman dari luar negeri,
sehingga diperlukan beberapa cara dalam penyelesaian akhir dari utang piutang tersebut atau
sering disebut dengan pembayaran internasional.
Adapun cara untuk melakukan pembayaran internasional yang timbul akibat
perdagangan dan peminjaman internasional antara lain sebagai berikut.
a. Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang (Commercial Bill of Exchange atau Commercial
draft atau Trade Bill)
Surat wesel dagang adalah pembayaran yang dilakukan dengan cara eksportir menarik
surat wesel atas importer sejumlah harga barang-barang beserta biaya-biaya pengirimannya.
Dalam surat wesel tersebut harus dilampiri dokumen – dokumen berupa:
- faktur (invoice),
- konosemen atau surat muatan (bill of lading),
- daftar isi barang (packing list),

7
- surat keterangan asal barang (certificate of origin),
- surat keterangan pabean,
- surat asuransi (insurence).
Wesel adalah surat perintah pembayaran dari seseorang (penarik wesel) yang
ditujukan kepada orang lain (yang kena tarik) untuk membayar sejumlah uang tertentu (nilai
nominal wesel) kepada seseorang yang ditunjuk dalam surat wesel (pemegang wesel) pada
tanggal yang sudah ditentukan (hari jatuh tempo).
Cara pembayaran semacam ini sekarang masih banyak digunakan dalam lalu lintas
pembayaran internasional. Dengan surat wesel, apabila eksportir membutuhkan uang sebelum
jatuh tempo, maka ia dapat menjualnya kepada pihak lain, yang kelak akan menukarkannya
kepada importir setelah wesel itu jatuh tempo.
b. Kompensasi Pribadi (Private Compensation)
Kompensasi pribadi adalah cara pembayaran dengan mengalihkan penyelesaian utang
piutang pada seorang penduduk dalam satu negara tempat penduduk tersebut tinggal.
Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an, namun sekarang
sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan internasional.
c. Pembayaran Tunai (Cash Payment) atau Pembayaran di Muka
Pembayaran tunai atau pembayaran di muka adalah pembayaran yang dilakukan
dengan menggunakan uang tunai atau cek, yang dilakukan bersama-sama dengan surat
pesanan atau menunggu diterimanya kabar bahwa barang yang telah dipesan dikapalkan oleh
eksportir.
Cara pembayaran ini mempunyai risiko yang besar. Kelemahan cara pembayaran
secara tunai di antaranya sebagai berikut.
- Dalam pembelian barang, importir harus menyediakan dana, walaupun barang yang dibeli
belum diterimanya. Importir dalam hal ini harus menanggung biaya untuk barang yang
dipesan
- Terdapat kemungkinan barang yang dipesan tidak sesuai dengan barang yang diterima.
- Ada kemungkinan terjadi keterlambatan datangnya barang maupun ketidakjujuran pihak
eksportir.
- Karena pengekspor berada di tempat yang jauh, maka keadaan pengekspor (bonafiditasnya)
tidak sepenuhnya diketahui pengimpor.
d. Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C)
Letter of credit atau commercial letter of credit adalah surat yang dikeluarkan oleh
bank atas permintaan pembelian sejumlah barang di mana bank sendiri yang mengakseptir
(menyetujui) dan membayar surat wesel yang ditarik oleh eksportir.
Pada dasarnya terdapat tiga pihak yang ada dalam transaksi letter of credit, yaitu:
- opener (importir), adalah pihak yang mengajukan permintaan pembukaan L/C kepada bank
- issuer (issuing bank), adalah bank di negara importir yang mengeluarkan L/C atas
permintaan importir.
- Beneficiary (eksportir), adalah pihak yang menerima pembukaan L/C oleh importir.
Transaksi yang menggunakan fasilitas L/C terdiri atas:
- L/C biasa, artinya L/C dimana seorang importir bisa la-ngsung membayar sesuai dengan
harga barang melalui bank yang ditunjuk
- Merchant L/C, artinya L/C dimana seorang importir dapat memasukkan barang terlebih
dahulu dengan melakukan pembayaran sebagian, sedangkan sisanya dibayar kemudian.

8
- Indutrial L/C, artinya impor banang-barang industri atau barang modal secara cepat dan
tidak dipakai untuk barang konsumsi.
- Red Clause L/C, artinya L/C yang mencantumkan instruksi kepada Advising Bank (bank
yang ditunjuk) untuk melaksanakan pembayaran sebagian dari jumlah L/C kepada eksportin
sebelum mengapalkan barang-barang ekspor.
- Usance L/C, artinya L/C yang pembayarannya baru dilakukan dengan tenggang waktu
tertentu, misalnya 1 bulan dari pengapalan barang atau 1 bulan setelah penunjukan dokumen.
e. Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)
Pembayaran kemudian atau rekening terbuka adalah cara membiayai transaksi
perdagangan internasional di mana eksportir mengirimkan barang kepada importir tanpa
adanya dokumen-dokumen untuk meminta pembayaran. Pembayaran dilakukan setelah
barang laku dijual atau satu sampai dengan tiga bulan setelah tanggal pengiriman, sesuai
dengan penjanjian yang disepakati bersama. Sistem ini sangat membantu pengimpor
melakukan transaksi perdagangan, akan tetapi berisiko besar bagi pengekspor.
Kelemahan cara pembayaran ini adalah sebagai berikut.
- Tidak digunakannya dokumen yang menjamin pembayaran.
- Eksportir harus membiayai seluruh transaksi dagang.
f. Pembayaran dengan Konsinyasi (Consignment)
Pembayararan secara konsinyasi dilakukan setelah barang yang dikirim sudah terjual
seluruhnya atau sebagian. Metode ini biasanya dilakukan kepada orang yang telah dikenal
dengan baik. Jadi, barang yang akan dijual merupakan barang titipan untuk jangka waktu
tertentu dan pembayaran dengan termin waktu. Untuk memperkecil risiko penjual, sebaiknya
menggunakan jasa bank dalam pengiriman dokumen penagihan dan bonded warehouse untuk
penitipan barangnya. Apabila barang sudah terjual, pembeli membayar kepada bank sejumlah
uang atas nilai barang dan sebagai gantinya bank akan menyerahkan delivery instruction
kepada bonded warehouse untuk mengeluarkan barangnya.
2.2.3 Alat Pembayaran Internasional
Untuk melakukan pembayaran ke luar negeri karena adanya transaksi internasional
diperlukan suatu alat pembayaran internasional atau alat pembayaran luar negeri, yang
disebut dengan devisa. Sistem devisa yang digunakan antara Negara satu dengan negara lain
berbeda-beda, karena setiap Negara mempunyai mata uang sendiri-sendiri yang diperlukan
dalam perdagangan. Sistem devisa yang pada umumnya dipakai oleh sebagian besar negara
di dunia dalam lalu lintas keuangan intarnasional membentuk suatu sistem yang disebut
system moneter internasional.
Pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara ke negara lain dalam bentuk mata
uang, digunakan dengan membandingkan kurs valuta asing (exchange rate). Berdasarkan
sumber perolehannya, valuta asing atau devisa dapat debedakan menjadi dua, yaitu devisa
umum dan devisa khusus.
a. Devisa umum adalah devisa yang diperoleh dari hasil ekspor barang atau dari penjualan
jasa dan transfer. Tingkat kurs devisa umum ditentukan oleh penawaran dan permintaan
valuta asing di pasar valuta asing.
b. Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari kredit atau pinjaman luar negeri. Tingkat
kurs devisa kredit ditentukan oleh pemerintah, yang bertindak sebagai debitur, bukan oleh
permintaan dan penawaran valuta asing di pasar valuta asing.
Permintaan akan valuta asing berasal dari:

9
a. importir, karena seorang importir dalam melakukan pembayaran atas suatu transaksinya
dengan menggunakan mata uang asing,
b. pemerintah yang akan melakukan pembayaran ke luar negeri untuk barang-barang yang
diimpor,
c. para investor dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk menyelesaikan kewajiban-
kewajiban luar negeri yang timbul dari transaksi pembelian surat berharga penduduk negara
lain atau transaksi pemberian pinjaman kepada penduduk negara lain,
d. wisatawan-wisatawan dalam negeri yang akan melawat ke luar negeri,
e. perusahaan-perusahaan asing yang harus membayar dividen yang dibagikan kepada para
pemegang saham di luar negeri.
Penawaran atas valuta asing berasal dari:
a. eksportir, karena eksportir selalu menerima pembayaran atas transaksi perdagangan,
b. valuta asing dari kredit luar negeri yang disalurkan ke pasar valuta,
c. wisatawan-wisatawan mancanegara,
d. pemerintah yang menerima pinjaman dari luar negeri,
e. investor asing yang menanamkan modalnya di dalam negeri

2.3 Komponen Neraca Pembayaran Internasional

Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat mengetahui bahwa neraca dibagi ke dalam
beberapa transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi internasional
(luar negeri) atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Transaksi Dagang (Trade Account)
Transaksi dagang adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-
barang(merchandise) dan jasa-jasa. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi
barang(visible trade) yang merupakan transaksi ekspor dan impor barang dagangan, dan
transaksi jasa (invisible trade)  yang merupakan transaksi eskpor dan impor jasa. Untuk
transaksi ekspor dicatat di sisi kredit, sedangkan transaksi impor dicatat di sisi debit.
b. Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment)
Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan atau pendapatan
yang berasal dari penanaman modal di luar negeri serta penerimaan pendapatan modal asing
di negeri kita. Pendapatan tersebut dapat berupa bunga, dividen, dan keuntungan lain.
Penerimaan bunga dan dividen merupakan transaksi kredit, sedangkan pembayaran bunga
dan dividen kepada penduduk negara asing merupakan transaksi debit.
c. Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)
Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah, artinya transaksi
tersebut tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang atau bantuan yang
diberikan. Berikut ini yang tergolong dalam transaksi unilateral adalah hadiah (gift),
bantuan (aid), dan transfer unilateral. Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan ke
negara lain, maka transaksi ini termasuk transaksi debit. Sebaliknya, jika suatu negara
menerima hadiah atau bantuan dari negara lain, termasuk dalam transaksi kredit.
d. Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)
Transaksi penanaman modal langsung adalah semua transaksi yang berhubungan
dengan jual beli saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain. Apabila terjadi pembelian saham atau perusahaan dari tangan
penduduk negara lain, maka pos direct investment didebit, dan bila terjadi penjualan saham

10
atau penduduk asing yang mendirikan perusahaan di wilayah kekuasaannya, maka pos ini
dikredit.
e. Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan)
Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit jangka panjang
yang pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai contoh transaksi penjualan obligasi
kepada penduduk negara lain, menerima pembayaran kembali pinjaman-pinjaman jangka
panjang yang dipinjamkan kepada penduduk negara lain, atau mendapatkan pinjaman jangka
panjang dari negara lain, maka pos ini dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi
pembelian obligasi atau lainnya yang berkaitan dengan utang piutang jangka panjang, maka
pos ini dicatat di sebelah debit.
f. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1)
Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang piutang yang
jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya terdiri atas transaksi
penarikan dan pembayaran surat-surat wesel.
g. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating)
Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran terhadap transaksi-transaksi
pada current account (transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan transaksi unilateral)
dan investment account  (transaksi penanaman modal langsung, utang piutang jangka pendek,
dan utang piutang jangka panjang). Apabila jumlah pengeluaran current
account  dan investment account lebih besar daripada penerimaannya, maka perbedaan
tersebut merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit monetary acomodating.
h. Services Account ( Neraca Jasa)
            Transaksi yang dimasukkan ke servise account adalah seluruh transaksi ekspor dan
impor jassa atau invisible atau intangible goods yang meliputi hal – hal berikut:
1.      Pembayaran Bunga
2.      Biaya transportasi
3.      Biaya asuransi
4.      Remittance  ( jassa TKI/TKW/TKA, fee/ royalty teknologi dan konsultasi, dll.)
5.      Tourism
i. Reserve Cadangan Devisa ( perubahan cadangan devisa)
Reserve account adalah neraca yang menunjukkan perubahan cadangan atau saldo
devisa yang diperoleh dari tahun yang bersangkutan dari hasil penjumlahan saldo current
account dan saldo capital account.
Perubahan cadangan devisa atau saldo devisa dari tahun yang bersangkutan ini pada
dasarnya sudah menunjukkan posisi keuangan internasional suatu negara berdasarkan
transaksi yang tercatat pada currant account dan capital account.
Dari transaksi tersebut, maka transaksi ekonomi internasional dikelompokkan menjadi
tiga bagian, yaitu:
a. Transaksi Berjalan (Current Account)
Transaksi berjalan adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang dan jasa-
jasa. Secara umum meliputi: transaksi perdagangan, transaksi pendapatan modal dan
transaksi unilateral.
b. Neraca Modal (Capital Account)
Neraca modal adalah neraca yang menunjukkan perubahan dalam harta kekayaan
(asset) suatu negara di luar negeri dan aset asing di suatu negara, di luar aset cadangan

11
pemerintah. Neraca modal meliputi: transaksi penanaman modal langsung, transaksi utang
piutang jangka panjang dan transaksi utang piutang jangka pendek.
c. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions)
Selisih yang belum diperhitungkan merupakan rekening penyeimbang apabila nilai
transaksi-transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai transaksi debit. Dengan adanya
rekening selisih perhitungan ini, maka jumlah total nilai transaksi kredit dari suatu Neraca
Pembayaran Internasional (NPI) akan selalu sama dengan transaksi debitnya.
2.3.1 Pos-Pos Debit dan Kredit dalam Neraca Pembayaran
Dalam transaksi internasional terdapat suatu transaksi yang harus dicatat pada sisi
debit dan sisi kredit. Pos-pos yang di debit dan pos-pos yang di kredit dalam neraca
pembayaran di antaranya sebagai berikut :
Transaksi Debit                                   
1.      Neraca Barang 
         Impor barang dari negara lain 
2.      Neraca Jasa
         Pembayaran jasa ke penduduk LN
         Pembayaran biaya pariwisata ke LN 
3.      Neraca Hasil Modal
         Pembayaran bunga dan deviden 
4.      Neraca Modal
         Kredit yang diberikan ke LN dan Pembayaran cicilan utang
5.      Neraca Utang Piutang jangka panjang
         Pembelian obligasi dari LN
Transaksi Kredit
1. Neraca barang
  Ekspor barang ke negara lain
2. Neraca Jasa
  Penerimaan jasa dari penduduk LN
  Penerimaan pariwisata dari LN
3.  Neraca Hasil Modal
  Penerimaan bunga dan deviden
4.  Neraca Modal
  Kredit yang dipeoleh dari LN dan penerimaan cicilan utang
5.  Neraca Utang Piutang jangka panjang
  Penjualan obligasi ke LN
2.3.2 Defisit dan Surplus Neraca Pembayaran
Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan defisit.
Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada impor, sedangkan apabila
jumlah ekspor lebih besar daripada impor posisi neraca pembayaran menunjukkan surplus.
Neraca pembayaran suatu negara juga dapat dikatakan seimbang apabila stok nasional
(cadangan devisa) tidak berubah dan tidak ada aliran modal/pinjaman akomodatif.
Pada umumnya neraca pembayaran akan dikatakan sehat jika mengalami surplus, dan
neraca penawaran akan dikarenakan kurang sehat jika mengalami defisit. Akan tetapi, tidak
selamanya bahwa defisit neraca pembayaran berarti kurang sehat atau membahayakan. Hal
ini harus dilihat pada komponen mana yang mengalami defisit.

12
Jika defisit terdapat pada transaksi berjalan, maka untuk menutup defisit tersebut
harus ditimbangkan penerimaan pada transaksi modal, misalnya dengan cara mencari
pinjaman luar negeri atau menarik investor asing untuk menanamkan modalnya di dalam
negeri. Demikian pula jika penyebab devisit tersebut pada komponen transaksi berjalan,
maka untuk menyehatkan atau menutup defisit tersebut harus diusahakan meningkatkan pada
komponen transaksi berjalan, misalnya dengan meningkatkan ekspor barang dan jasa dan
sebagainya.
Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan akan kurang
berarti jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Cadangan
devisa yang tertumpuk terus menerus karena surplus neraca pembayaran tidak akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak digunakan untuk kesejahteraan
masyarakat.
Defisit atau surplus neraca pembayaran yang terjadi pada suatu negara dikarenakan
oleh komponen berikut :
a. Stok Nasional
Jika terjadi penurunan stok nasional berarti defisit, dan jika terjadi kenaikan stok nasional
berarti surplus.
b. Pinjaman Akomodatif
Pinjaman yang masuk karena berkaitan dengan adanya kelebihan impor berarti merupakan
bagian dan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk atas kemauannya sendiri (pinjaman
otonom) tidak memengaruhi defisit.
c. Defisit total adalah besarnya penurunan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif.
d. Surplus total adalah besarnya kenaikan stok nasional ditambah pinjaman akomodatif.

2.4  Dampak Neraca Pembayaran Internasional

2.4.1 Dampak Neraca Pembayaran Internsional terhadap Perekonomian Negara


Sebagaimana kita ketahui, bahwa neraca pembayaran suatu negara mencatat semua
transaksi negara tersebut dengan luar negeri. Adapun dampak neraca pembayaran terhadap
perekonomian adalah sebagai berikut :
a.       Perubahan Kurs Devisa
Jika neraca pembayaran defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan dan kurs rupiah
mengalami penurunan. Dan bila terjadi surplus, maka kurs valuta asing mengalami
penurunan dan kurs rupiah mengalami kenaikan.
b.      Perubahan Harga
Jika ekspor lebih besar daripada impor berarti barang yang ada di dalam negeri sangat laku
terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.
c.       Perubahan Tingkat Pendapatan
Ekspor merupakan komponen pendapatan nasional, sehingga berubahnya nilai ekspor akan
mengakibatkan berubahnya pendapatan nasional.
d.      Perubahan Tingkat Bunga
Jika investasi dari luar negeri banyak mengalir ke dalam negeri, maka tingkat bunga yang
berlaku rendah karena hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi adalah
berbanding terbalik. Sebaliknya, jika investasi yang terjadi menurun, maka tingkat bunga
yang berlaku tinggi.
1. Dampak Neraca Pembayaran Surplus

13
Secara ekonomi neraca pembayaran yang surplus akan berpengaruh terhadap tingkat
harga dalam negeri, yaitu mempunyai pengaruh inflatoir mendorong/ menjurus kearah
kenaikan harga (inflasi). Hal ini disebabkan oleh adanya penambahan permintaan efektif.
Perlu disadari pula surplus neraca pembayaran yang berkepanjangan akan kurang
berarti jika tidak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Cadangan
devisa yang tertumpuk terus menerus karena surplus neraca pembayaran tidak akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat jika tidak digunakan untuk kesejahteraan masyarakat
2.      Dampak Neraca Pembayaran Defisit
Apabila neraca pembayaran suatu Negara mengalami defisit, maka dampak yang akan terjadi
sebagai berikut:
1.    Produsen dalam negeri tidak adapat bersaing dengan barang-barang impor
2.    Pendapatan Negara sedikit, sehingga utang Negara bertambah besar
3.    Perusahaan banyak yang gulung tikar, sehingga pengangguran meningkat akibat dari
PHK
Ketiga dampak di atas disebut pengaruh deflatoir yang mendorong/ menjurus ke arah
penurunan harga (deflasi).
3.      Dampak Neraca Pembayaran Seimbang
Neraca pembayaran yang seimbang tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan
ekonomi suatu Negara. Sehingga apabila suatu Negara tidak dapat mencapai surplus dalam
neraca pembayaran, maka minimal harus dalam kondisi seimbang. Dengan demikian akan
dapat menghindari neraca pembayaran yang defisit.
2.4.2 Dampak Neraca Pembayaran Internasional terhadap Kurs Valuta Asing
Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs valuta asing dapat dijelaskan sebagai
berikut:

Kasus I.
Neraca transaksi berjalan yang merupakan selisih antara ekspor dan impor barang dan
jasa nilainya tidak sama dengan nol. Misal nilai ekspor lebih kecil daripada impor, atau
sebaliknya nilai ekspor lebih besar daripada impor.  Sedangkan nilai capital inflow sama
dengan capital outflow, dan nilainya selalu dalam satuan Dollar Amerika.
Misal untuk neraca pembayaran Indonesia, total nilai ekspor dalam Dollar Amerika
dinyatakan dengan $x dan total nilai impor dalam Dollar Amerika dinyatakan dengan $ m.
Sedangkan total nilai capital inflow dalam Dollar Amerika dinyatakan dengan $ci dan total
nilai capital outflow dalam Dollar Amerika dinyatakan dengan $co.
Nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika dinyatakan  dengan kurs
USD/IDR, satuan unit Rupiah per satu Dollar Amerika. Kurs USD/IDR pada kondisi awal
adalah USD/IDR(1) dan kurs setelah mengalami perubahan untuk kesetimbangan BOP
adalah USD/IDR(2). Untuk mempersingkat penulisan, maka pembuktian matematisnya tidak
diturunkan pada bahasan ini.
Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs dapat dijelaskan dengan persamaan
berikut:
Kurs kesetimbangan USD/IDR(2) ditentukan oleh rasio antara nilai impor dan ekspor
Indonesia. Jika rasio $m/$x lebih besar daripada satu, maka rasio kurs
USD/IDR(2)/USD/IDR(1) lebih besar daripada satu. Artinya kurs USD/IDR menguat. Jika
kurs USD/IDR mengalami penguatan, maka Dollar Amerika mengalami apresiasi sedangkan
Rupiah Indonesia mengalami depresiasi.

14
Kasus II.
Ketika nilai ekspor tidak sama dengan impor dan nilai capital inflow tidak sama
dengan capital outflow, maka neraca pembayaran dalam kondisi ketidaksetimbangan. Neraca
pembayaran dapat mengalami surplus atau BOP lebih besar daripada nol. Atau sebaliknya,
neraca pembayaran dapat mengalami defisit atau BOP lebih kecil daripada nol.
Pengaruh neraca pembayaran terhadap kurs dapat dijelaskan dengan persamaan
berikut:
            Kondisi BOP akan  surplus, jika rasio ($m + $co)/($x + $ci) kurang daripada satu.
Dengan demikian rasio USD/IDR(2)/USD/IDR(1) memiliki nilai kurang daripada satu.
Artinya kurs USD/IDR melemah. Jika kurs USD/IDR melemah artinya Dollar Amerika
mengalami depresiasi dan Rupiah Indonesia mengalami apresiasi.

15
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Neraca pembayaran internasional adalah  suatu catatan yang disusun secara sistematis


tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan
dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the
world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.  Neraca pembayan
internasional memiliki beberapa kegunaan dan tujuan dalam penyusunannya.  Konsep dalam
penyajian neraca pembayaran internasional ada dua yaitu penyajian standart dan penyajian
analitis. Selain itu neraca pembayaran internasional juga memiliki beberapa konsep
kesimbangan. Cara pembayaran dalam neraca pembayaran internasional antara lain
yaitu Pembayaran dengan Surat Wesel, Dagang Kompensasi Pribadi, Pembayaran Tunai,
Pembayaran dengan Letter of Credit, Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka,
dan Pembayaran dengan Konsinyasi. Alat pembayarannya yaitu menggunakan devisa. Devisa
terbagi menjadi dua yaitu devisa umum dan devisa kredit.  Komponen dalam neraca
pembayaran internasional terdiri dari Transaksi Dagang, Transaksi Pendapatan Modal,
Transaksi Unilateral, Transaksi Penanaman Modal Langsung, Transaksi Utang Piutang
Jangka Panjang, Transaksi Utang-piutang jangka pendek, Transaksi Lalu Lintas Moneter,
Services Account, Reserve Cadangan Devisa. Dalam transaksi internasional terdapat suatu
transaksi yang harus dicatat pada sisi debit dan sisi kredit. Transaksi tersebut antara lain
Neraca Barang, Neraca Jasa, Neraca Hasil Modal, Neraca Modal, Neraca Utang Piutang
jangka panjang. Dalam neraca pembayaran terdapat kemungkinan terjadinya surplus dan
defisit. Adapun defisit terjadi apabila jumlah ekspor lebih kecil daripada impor, sedangkan
apabila jumlah ekspor lebih besar daripada impor posisi neraca pembayaran menunjukkan
surplus. Dampak akibat surplus pada neraca pembayaran internasional Perubahan Kurs
Devisa, Perubahan Harga, Perubahan Tingkat Pendapatan, Perubahan Tingkat Bunga. Selain
itu defisit neraca pembayaran internasional juga memiliki beberapa dampak salah
satunya  yaitu Produsen dalam negeri tidak adapat bersaing dengan barang-barang impor.
Apabila suatu Negara tidak dapat mencapai surplus dalam neraca pembayaran, maka minimal
harus dalam kondisi seimbang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hady, Hamdy. 2001. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional.


Jakarta: Ghalia Indonesia.
Krugman, Paul R & Obstfeld Maurice. 1994. Ekonomi Interansional: Teori dan Kebijakan.
Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Smith, Stephen C & Todaro Michael P. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga.  Jakarta: Erlangga.
Biz, Ardra. Pengaruh Neraca Pembayaran terhadap Kurs Valuta Asing. Diakses
dari : http://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-internasional/pengertian-definisi-neraca-
pembayaran-balance-of-payment/. Pada tanggal 04/05/2015.
Dwi, Wahyuningsih. Makalah Perdagangan dan Pembayaran Internasional. Diakses
dari: http://paparazinew.blogspot.com/2014/09/makalah-perdagangan-dan-pembayaran.html.
Pada tanggal 04/05/2015.
Farida. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Indonesia. Diakses
dari:http://tulisanpkfarida.blogspot.com/2010/10/neraca-pembayaran-perdagangan-
indonesia.html. Pada tanggal 29/04/2015.
Ismawanto. Cara dan Alat Pembayaran Internasional. Diakses
dari:http://ssbelajar.blogspot.com/2012/03/pembayaran-internasional.html. Pada tanggal
04/05/2015.
Puspa. Perdagangan dan Pembayaran Internasional. Diakses
dari:http://poespha714.blogspot.com/2013/06/perdagangan-dan-pembayaran-
internasional.html. Pada tanggal 29/04/2015.
Susanto, Adi. Makalah Tentang Neraca Pembayaran. Diakses dari: http://mynet-
singojuruh.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-neraca-pembayaran.html. Pada tanggal
29/04/2015.

17

Anda mungkin juga menyukai