SEMINAR MATERNITAS Fixx 5-2-20 (Repaired)
SEMINAR MATERNITAS Fixx 5-2-20 (Repaired)
R DENGAN
G1P0A0H0 + PARTURIENT ATERM + 39 – 40 MINGGU KALA I
FASE LATEN + KPD DI IGD PONEK RSUD AHMAD
MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2020
OLEH
KELOMPOK II
( ) ( )
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia dan
Kelompok menyadari bahwa makalah ilmiah ini belum lah sempurna oleh
karena itu kelompok mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari
makalah ilmiah ini kelompok tidak terlepas dari peran dan dukungan berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan makalah ilmiah
ini.
bantuan dari berbagai pihak. Terutama ibu Yasnini Amd,Ns. Yugi Yasti Nining S.kep
.selaku pembimbing atau CI Klinik dan Ibu KriscilliaMolly, S.Kep, M.Kep dan
Ns.Yossi Fitrina, S.Kep, M.Kep selaku pembimbing atau CI Akademik yang dengan
i
Kelompok menyadari bahwa dalam kelompok makalah ilmiah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kelompok
makalah ilmiah ini. Dengan segala kerendahan hati, semoga makalah ilmiah ini dapat
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat
kurang bulan, dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju,
partus lama, dan partus buatan yang sering dijumpai pada pengelolaan kasus
bersikap aktif terutama pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus
kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan
infeksi, karena ketuban yang utuh merupakan barier atau penghalang terhadap
1
pada KPD, flora vagina yang normal ada bisa menjadi patogen yang akan
membahayakan baik pada ibu maupun pada janinnya. Oleh karena itu
infeksi ; kedua, adalah kurang bulan atau prematuritas, karena KPD sering
terjadi pada kehamilan kurang bulan. Masalah yang sering timbul pada bayi
yang kurang bulan adalah gejala sesak nafas atau respiratory Distress
tersebut di atas dan faktor-faktor lain seperti fasilitas serta kemampuan untuk
pengelolaan yang dapat untuk semua kasus KPD, tetapi harus ada panduan
dapat menghilangkan komplikasi yang berat baik pada anak maupun pada ibu.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
komplikasinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
proses persalinan yang dapat terjadi pada usia kehamilan cukup waktu atau
(Manuaba, 2013). Ketuban pecah dinyatakan dini jika terjadi sebelum usia
KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum
waktunya melahirkan.
3
B. Etiologi
yang dapat berasal dari vagina dan serviks.Selain itu ketuban pecah dini
berikut :
otot-otot leher atau leher rahim (serviks) yang terlalu lunak dan lemah,
menahan desakan janin yang semakin besar. Adalah serviks dengan suatu
ostium uteri atau merupakan suatu kelainan congenital pada serviks yang
mules dalam masa kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga
yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin serta keluarnya
4
b. Gemelli (Kehamilan kembar) adalah suatu kehamilan dua janin atau
ini terjadi karena jumlahnya berlebih, isi rahim yang lebih besar dan
5
terjadi menyebabkanterjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban
genetik)
minggu.
C. Manifestasi Klinik
1. Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning, hijau atau
4. Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
6
5. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada
lain:
1) Devaskularisasi
berkurang
D. DIAGNOSIS
4. Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakan sedikit bagian terbawah
7
sedangkan pH cairan ketuban adalah 7,1-7,3. Tes tersebut dapat memiliki
6. Tes Pakis, dengan meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan
9. Tanda-tanda infeksi adalah bila suhu ibu lebih dari 38OC serta cairan
a. Ultrasonografi
amniosintesis.
b. Amniosintesis
c. Pemantauan janin
8
d. Protein C-reaktif
korioamnionitis.
E. PATOFISIOLOGI
9
F. PENGARUH KPD
1. Terhadap Janin
2. Terhadap Ibu
Karena jalan telah terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartal, apalagi
bila terlalu sering diperiksa dalam.Selain itu juga dapat dijumpai infeksi
akan merasa lelah karena terbaring di tempat tidur, partus akan menjadi
lama, maka suhu badan naik, nadi cepat dan nampaklah gejala-gejala
infeksi lainnya.
G. KOMPLIKASI KPD
1. Persalinan premature
10
minggu 50 % persalinan dalam 24 jam.Pada kehamilan kurang dari 26
a. Infeksi
1) Korioamnionitis
kurang dari normal, yaitu kurang dari 300 cc. Oligohidramnion juga
11
oligohidramnion yang menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau
1) Sindroma Potter
oligohidramnion
2) Deformitas ekstrimitas
H. PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada usia kandungan, keadaan ibu dan bayi serta
adanya infeksi atau tidak. Pada usia kehamilan lebih muda, midtrimester (13-
dengan usia kehamilan saat diagnosis (dari 12% ketika terdiagnosa pada 16-
setelah usia masuk ke dalam aterm maka prognosis lebih baik terutama bila
I. PENATALAKSANAAN
dan mortalitas ibu maupun bayinya. Dalam menghadapi ketuban pecah dini
1. Fase laten:
infeksi.
Korioamnionitis:
13
semakin besar kemungkinan kematian dan kesakitan sehingga tindakan
seksio sesarea.
kejadian infeksi dan komplikasi lain dari KPD. Jarak antara pecahnya
1) Usia kehamilan
14
J. WOC
15
MK : Resiko Infeksi Mengiritasi
Laserasi jalan lahir
nervus
pudendalis
Nyeri akut
Ansietas
16
K. PENANGANAN
1. Konservatif
solusioplasenta
jam.
2. Aktif
17
c. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan
persalinan diakhiri.
berikut :
Penatalaksanaan lanjutan
1) Kaji suhu dan denyut nadi setiap 2 jam. Kenaikan suhu sering
mengindikasikan infeksiuteri.
18
4) Ketika melakukan pemeriksaan dalam yang benar-benar
Pengkajian
Riwayat kesehatan
persalinan.
19
c. Riwayat kesehatan keluarga
d. Riwayat psikososial
diri rendah.
perawatan dirinya.
c. Pola aktifitas
20
banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan
d. Pola eleminasi
Pada pasien pos partum sering terjadi adanya perasaan sering /susah
BAB.
Pada klien nifas terjadi perubagan pada pola istirahat dan tidur karena
Pola sensori klien merasakan nyeri pada prineum akibat luka janhitan
dan nyeri perut akibat involusi uteri, pada pola kognitif klien nifas
21
i. Pola persepsi dan konsep diri
perubahan konsep diri antara lain dan body image dan ideal diri
atau fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses
klien akan terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedres total
Pemeriksaan fisik
benjolan
22
(anemia) karena proses persalinan yang mengalami perdarahan,
sklera kuning.
e. Hidung : Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum
i. Anus :Kadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena
ruptur.
23
l. Tanda-tanda vital :Apabila terjadi perdarahan pada pos partum
turun.
Diagnosa keperawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
dan sistemik
Kriteria Hasil :
24
pengunjung
lingkungan pasien
Pertahankan teknik
beresiko tinggi
E:
gejala infeksi
Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
K:
Kolaborasi pemberian
25
Nyeri Akut Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
keperawatan 1 x 24 jam,
O:
tingkat nyeri menurun
Identifikasi lokasi,
Kriteria Hasil :
karakteristik, durasi,
Identifikasi respons
T:
farmakologis untuk
mengurangi nyeri
tidur
Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
E:
26
Jelaskan penyebab,
nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Ajarkan teknik
farmakologis untuk
K:
Kolaborasi pemberian
meningkatkan dan
menurunkan motivasi
perilaku hidup
27
T:
Berikan kesempatan
untuk bertanya
E:
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
BAB III
28
Jam :11 : 45 WIB
No. CM : 534070
Identitas
Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Palembayan
Penanggung Jawab
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Palembayan
Pengkajian
Tanggal :07-01-2020
29
Jam :14:00 WIB
Riwayat Kesehatan
A. Keluhan utama :
Nyeri pada pinggang menjalar ke ari-ari, makin lama makin sering dan
keluar air-air dari kemaluan sejak 6 jam sebelum masuk ke rumah sakit.
Keluar air ketuban sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit. cairan
suami .
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit jantung, asma, TBC, ginjal,
Riwayat Menarche
Usia : 12 tahun
30
Kebiasaan mengkonsumsi obat / jamu tradisional : Tidak ada
Riwayat Kehamilan
- - - - - - -
- - - - - - -
b. Kehamilan Sekarang
HPHT : 05-04-2019
TP : 08-01-2020
Riwayat ANC
31
Vitamin B Komplit & Sulfat Ferosus. Pasien juga mendapatkan imunisasi
direncanakan oleh pasien dan suaminya, klien dan suami merasa senang
sejak awal pernikahan dan klien tidak ada memiliki riwayat alergi
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Data Umum
BB sebelum hamil : 51 kg
BB saat ini : 64 kg
TB : 154 cm
IMT : 21,5
LILA : 28 cm
Penampilan : Rapi
32
Gizi 12,71-18,16 0,45 (0,45-0,59)
kurang/KEK
(<18.5)
Normal 11,35-15,89 0,45 (0,36-0,45)
(18,5-24,9)
Kelebihan 6,89-11,35 0,27 (0,23-0,32)
BB (25-
29,9)
Obes 4,99-9,08 0,23 (0,18-0,27)
(≥30,0)
Sumber : Kemenkes RI., 2015
2. Data Sistemik
a. Pendengaran/telinga
b. Penglihatan/ Mata
Bentuk : normal
33
c. Penghidu/hidung : simetris kiri dan kanan
d. Pengecapan
Lidah : bersih
Gigi : bersih
e. Sistem pernafasan :
Produktif : tidak
Pola nafas
f. System kardiovaskuler
Nadi :102x/i
Irama : reguler
34
Nyeri dada : Tidak
g. Payudara
Inspeksi
Pembengkakan : Tidak
Kehitaman areola : Ya
Palpasi
Massa/benjolan : Tidak
Kesadaran
GCS E:4
V:6
M:5
Total : 15
Jenis : composmentis
i. Sistem gastrointestinal
35
Mulut : bersih
Lidah : bersih
Bibir : lembab
Mukosa : lembab
Gigi : bersih
j. Sistem musculoskeletal
k. Sistem integument
Inspeksi
Cloasma grividarum : ya
Linea alba : ya
Linea nigra : ya
Palpasi
Akral : hangat
Turgor : elastis
l. Sistem reproduksi
36
LI : 3 jari dibawah processus xyphoideus, teraba bundar
berarti kepala
L IV : konvergen
Keadaan kontraksi
m. Genetalia
Varises : ya
n. Sistem perkemihan
37
Warna : kuning
Bau : menyengat
Konsep diri
tubuhnya
keluarganya
dirinya.
Pengkajian Sosial
Data penunjang
Golongan darah : O+
38
Pemeriksaam darah lengkap tanggal 07-01-2020
hBsAg : nonreaktif
Kesan : Janin hidup tunggal intrauterine, aktivitas gerak janin baik, gravid 39-
40 minggu
AC : 33,47 cm
FL : 7,54 cm
EFW : 3,372 cm
HR : 136 bpm
SDP : 3,60 cm
39
Therapy medis : tanggal 07-01-2020
DATA FOKUS
40
tanggal 05-04-2019 ditangan kiri RL 20 tpm.
S = 36,7 0C
TFU= 35 cm
DJJ = 140-150 x/i
hBsAg : nonreaktif
Taksiran partus : 08-01-2020
Pemeriksaan USG : Janin
hidup tunggal intrauterine,
aktivitas gerak janin baik,
gravid 39-40 minggu
Pemeriksaan palpasi : LI : 3
jari dibawah PX, LII :
punggung kanan, LIII :
kepala, LIV : Konvergen
ANALISA DATA
DO :
42
nyeri pada pinggang dan berulang
menjalar ke ari-ari
Peningkatan
nyeri dirasakan hilang timbul
kontraksi &
nyeri pada pinggang semakin
pembukaan
lama semakin meningkat
serviks uteri
DO :
Mengiritasi
Pasien tampak meringis
nervus
P : kontraksi uterus pudendalis
Q : seperti diremas-remas
R : pinggang, ari-ari Merangsang
DO :
DJJ : 140-150x/i
TFU : 35 cm
Pemeriksaan USG : Janin
43
hidup tunggal intrauterine,
aktivitas gerak janin baik,
gravid 39-40 minggu
Pemeriksaan palpasi : LI : 3
jari dibawah PX, LII :
punggung kanan, LIII : kepala,
LIV : Konvergen
DS : Ansietas
44
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Ketidakseimbangan cairan & elektrolit b.d input dan output yang tidak
adekuat
45
INTERVENSI KEPERAWATAN
E:
Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
Anjurkan
meningkatkan asupan
cairan
46
K:
Kolaborasi pemberian
antibiotic, jika perlu
K:
Berikan dierutik, jika
perlu
Pemantauan cairan
O:
47
Monitor frekuensi
dan nadi
Monitor frekuensi
napas
Monitor BB
Monitor elastisitas
atau turgor kulit
T:
Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
Dokumentasikan
hasil pemantauan
K:
Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan intervensi Manajemen Nyeri
intensitas kontraksi keperawatan 1 x 24 jam,
O:
uterus tingkat nyeri menurun
Identifikasi lokasi,
Kriteria Hasil :
karakteristik, durasi,
Keluhan dan skala frekuensi, intensitas
nyeri menurun nyeri
TTV membaik Identifikasi skala
nyeri
Identifikasi respons
48
nyeri non verbal
T:
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Ajarkan teknik
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
K:
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
49
keparahan dari cedera yang
dilaporkan menurun
Kriteria Hasil :
Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
Temani pasien untuk
mengurangi
kecemasan , jika
memungkinkan
Pahami situasi yang
50
membuat anxietas
Dengarkan dengan
penuh perhatian
Gunakan pedekatan
yang tenang dan
meyakinkan
Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
E:
Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
Latih teknik relaksasi
51
K:
Kolaborasi pemberian
obat anti anxietas,
jika perlu
Mempertahankan
teknik aseptic pada O:
pasien - KU : sedang
52
dan gejala infeksi ketuban sudah tidak ada
Menganjurkan -Leukosit : 14,30 103/µL
meningkatkan asupan -Pembukaan 1-2 cm
cairan
A:
Melakukan vulva
hygiene Masalah resiko infeksi
Berkolaborasi dalam teratasi sebagian
pemberian antibiotic :
P:
Ceftriaxone 2x1 gr
Intervensi dilanjutkan
Memonitor tanda
dan gejala infeksi
lokal dan sistemik
Membatasi jumlah
pengunjung
Mencuci tangan
sebelum dan sesudah
kontak dengan
pasien dan
lingkungan pasien
Mempertahankan
teknik aseptic pada
pasien
Menjelaskan tanda
dan gejala infeksi
Menganjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Melakukan vulva
53
hygiene
Berkolaborasi dalam
pemberian antibiotic
: Ceftriaxone 2x1 gr
Nyeri akut Selasa/ 14:30 Mengidentifikasi lokasi, S :
b.d 07 karakteristik, durasi dan -Pasien mengatakan nyeri
intensitas Januari kualitas nyeri pada pinggang dan menjalar
kontraksi 2020 ke ari-ari
Mengidentifikasi skala
uterus -Pasien mengatakan nyeri
nyeri
dirasakan hilang timbul
Mengidentifikasi respon -Pasien mengatakan nyeri
nyeri non verbal pada pinggang semakin
lama semakin meningkat
Mengajarkan teknik
O:
relaksasi nafas dalam
-Pasien tampak meringis
Menjelaskan penyebab,
-P : kontraksi uterus
periode dan pemicu nyeri
Q : seperti diremas-remas
R : pinggang, ari-ari
S:5
T : 1-2x/10 menit
-TD : 125/92 MmHg
N : 102 x/m
-S : 36,7 0C
A:
P:
54
Intervensi dilanjutkan
Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi dan
kualitas nyeri
Mengidentifikasi skala
nyeri
Mengidentifikasi respon
nyeri non verbal
Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
Menjelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
56
Menggunakan
pedekatan yang
tenang dan
meyakinkan
Menjelaskan
prosedur, termasuk
sensasi yang
mungkin dialami
Menganjurkan
keluarga untuk tetap
bersama pasien
Melatih teknik
relaksasi : teknik
napas dalam
Resiko Selasa/ 19:30 Memonitor tanda dan S:
infeksi b.d 07 WIB gejala infeksi lokal Pasien mengatakan
ketuban Januari dan sistemik tidak ada
pecah dini 2020 Membatasi jumlah mengalami demam
pengunjung
Mencuci tangan O:
sebelum dan sesudah Tampak tidak ada
kontak dengan pasien tanda dan gejala
dan lingkungan pasien infeksi
Mempertahankan S : 36,9 oC
teknik aseptic pada A : Masalah Teratasi
pasien
P : Intervensi selesai
Menjelaskan tanda
dan gejala infeksi
Menganjurkan
57
meningkatkan asupan
cairan
Berkolaborasi dalam
pemberian antibiotic :
Ceftriaxone 2x1 gr
58
P:
Intervensi dilanjutkan
Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi dan
kualitas nyeri
Mengidentifikasi skala
nyeri
Mengidentifikasi respon
nyeri non verbal
Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
59
perhatian
Menggunakan
pedekatan yang
tenang dan
meyakinkan
Menjelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
Menginformasikan
secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
Menganjurkan
keluarga untuk tetap
bersama pasien
Meatih teknik
relaksasi
Nyeri akut Rabu/ 16:45 Mengidentifikasi lokasi, S :
b.d 08 WIB karakteristik, durasi dan -Pasien mengatakan masih
intensitas Januari kualitas nyeri merasa nyeri pada bagian
kontraksi 2020 pinggang
Mengidentifikasi skala
uterus -Pasien mengatakan nyeri
nyeri
dirasakan hilang timbul
Mengidentifikasi respon -Pasien mengatakan nyeri
nyeri non verbal yang dirasakan semakin
meningkat
Mengajarkan teknik
O:
relaksasi nafas dalam
-Pasien tampak meringis
60
Menjelaskan -Skala nyeri 7
penyebab, periode dan -TD : 122/95 MmHg
pemicu nyeri -N : 108 x/m
-S : 36,8 0C
-RR : 21 x/m
P : Intervensi dilanjutkan
Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi dan
kualitas nyeri
Mengidentifikasi skala
nyeri
Mengidentifikasi respon
nyeri non verbal
Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam
61
oksitosin 10 unit perineum tampak
Memonitor kontraksi menonjol,
uterus : jam 16 : 30 : vulva dan sfingter
3-4x/10menit, durasi ani membuka
60 detik VT : pembukaan 10
Memonitor perubahan cm
kontraksi uterus tiap
15 menit
Memberikan A:
dukungan dan kesiapan persalinan
informasi yang
berhubungan dengan P :
kemajuan persalinan Siapkan partus set &
Memantau penonjolan heacting set
perineal dan rektal, Atur posisi sesuai
pembukaan muara dengan yang
vagina dan tempat diinginkan dan
janin nyaman bagi ibu
Membantu klien Bimbing ibu dalam
memilih posisi meneran
optimal untuk Anjurkan ibu untuk
mengejan, mengkaji asupan cairan per-
keefektifan upaya oral
untuk mengejan. Nilai DJJ setiap
kontraksi uterus
selesai
Bantu dalam
pengeluaran plasenta
62
I:
Menyiapkan partus
set & heacting set
Mengatur posisi
sesuai dengan yang
diinginkan dan
nyaman bagi ibu
Membimbing ibu
dalam meneran
Menganjurkan ibu
untuk asupan cairan
per-oral
Menilai DJJ setiap
kontraksi uterus
selesai
Membantu dalam
pengeluaran plasenta
E:
63
gram , 47 cm
Karakteristik bayi
:bayi kemerahan,
pernapasan kuat,
nadi teraba
Lingkar kepala : 47
cm
Suhu : 36,9oC
Plasenta lahir
tanggal/jam : 08-02-
2020 / jam 18 :03
WIB
Cara lahir plasenta :
Manual plasenta
Ukuran : 18
cm x 17 cm x 2,5 cm
Panjang tali pusat:
50 cm
Karakteristik
plasenta : Segar,
kotiledon utuh
Perdarahan : ± 180
cc
R:
Intervensi dilanjutkan di
ruang rawat gabung
Perawatan Post
64
Partum
Perawatan BBL
Edukasi perawatan
post partum
promosi laktasi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
2020 pada Ny. R berusia 20 tahun masuk ke ruangna IGD Ponek dengan ibu
mengatakan keluar air-air dari kemaluan sejak 6 jam sebelum dibawa ke RS.
Pasien mengatakan air yang keluar berwarna jernih, merembes dari kemaluan
65
sedang, pada pemeriksaan dalam ketuban sudah tidak ada, leukosit : 14,30
(Constance Sinclair, 2015). KPD ditandai dengan keluar air ketuban berwarna
sekaligus banyak, dapat disertai demam bila sudah ada infeksi, janin mudah
diraba , pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah
kering
serviks (leher rahim), tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat
dan serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23
minggu.
hematologi yaitu HGB: 12,7 g/dL, RBC: 4,59 106/µL, HCT: 36,6 %, WBC:
66
14,30 103/µL, PLT: 280 103/ µL, PT: 9,3 sec, APTT: 33,7 sec. Pemeriksaan
ketuban sudah tidak ada, pembukaan 1-2 cm, warna air ketuban jernih. Hal ini
sesuai dengan teori menurut Mansjoer (2014) menyatakan bahwa tanda dan
gejala pasien dengan KPD adalah keluar air ketuban berwarna putih keruh,
dapat disertai demam bila sudah ada infeksi, janin mudah diraba, ada periksa
dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering, inspekulo : tampak
air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air ketuban sudah
kering.
pengkajian tanda dan gejala serta penyebab dari KPD yang ditemukan pada
penyebab dan pengkajian yang ada di teori juga ditemukan dalam kasus Ny.
R.
B. Diagnosa Keperawatan
67
a. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini
C. Rencana Keperawatan
dikembangkan teori yang didapat dan diterima secara logis serta sesuai
D. Implementasi
keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi Ny.R. Pada
masalah resiko infeksi telah dilakukan monitor tanda dan gejala infeksi lokal
68
dan sistemik, batasi jumlah pengunjung, cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan pasien, pertahankan teknik aseptic pada
pasien beresiko tinggi, jelaskan tanda dan gejala infeksi, ajarkan cara mencuci
jika perlu.
E. Evaluasi
mentis. Masalah keperawatan resiko infeksi, nyeri akut dan ansietas teratasi di
69
ruangan IGD ponek, maasalah keperawatan lainnya seperti kesiapan
70
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Ika Putri, dkk. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensip
Jakarta:Salemba Medika
Ketuban Pecah Dini pada Ibu Hamil Trimester III di Rumah Sakit Bantuan
RI;2015.
Universitas Hasanuddin
Media Aesculapius
Dini. http://www.nikita/konsultasiibu/hamil.2009.php.
Pecah Dini Pada Ibu Bersalin di RSUD Sidoarjo. Universitas PGRI Adi Buana
Surabaya