Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Liquidity

Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018, hlm. ….

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE


(GCG) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN MANAJEMEN
LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BEI
2015-2018

Lestari Adhi Widyowati, SE., M.Ak.


Institut Teknologi & Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta
E-mail: lestariadhi@itb-ad.ac.id

Inta Hartaningtyas Rani, SE., MBA.


Institut Teknologi & Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta
E-mail: intahartaningtyas@itb-ad.ac.id

Jara Hardiyanti Jalih, SE., M.Ak


Institut Teknologi & Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta
E-mail: jarahardiyanti@itb-ad.ac.id

Abstract
This study aims to examine the effect of good corporate governance mechanisms on earnings
management, earnings management on value of the firm, good corporate governance mechanisms
on value of the firm and whether the earnings management actions are intervening variables on
the relationship between good corporate governance and value of the firm. Good corporate
governance indicators used consists of managerial ownership, institutional ownership and audit
committee. The population in this study are all automotive companies listed on the Indonesia
Stock Exchange during 2015-2018. This study uses secondary data and purposive sampling
methods. The analytical method used to test the hypotheses in this study is path analysis.

Kata Kunci: GCG, Earnings Management, Value of the Firm, Path Analysis

PENDAHULUAN wilayah Asia Tenggara) menjadi pasar


penjualan (domestik) mobil yang besar karena
Industri otomotif Indonesia telah meningkatnya produk domestik bruto (PDB) per
menjadi sebuah pilar penting dalam sektor kapita. Hal ini akan menjadi peluang bagi para
manufaktur negara ini karena banyak pelaku industry otomotif untuk melakukan
perusahaan mobil yang terkenal di dunia ekspansi. Dibutuhkan dana yang cukup besar
membuka (kembali) pabrik-pabrik manufaktur untuk mendukung ekspansi yang dilakukan
mobil atau meningkatkan kapasitas oleh para pelaku industri otomotif.
produksinya di Indonesia, negara dengan Informasi laba merupakan salah satu
ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Terlebih pertimbangan apakah investor akan
lagi, Indonesia mengalami transisi yang luar menginvestasikan dananya kepada suatu
biasa karena berubah dari hanya menjadi tempat perusahaan atau tidak. Gumanti (2001)
produksi mobil untuk diekspor (terutama untuk mengemukakan dalam jurnalnya bahwa supaya
saham yang ditawarkan dapat diserap pasar perusahaan terkait dan pada akhirnya akan
(investor), tentunya pemilik perusahaan menghambat arus modal di pasar keuangan.
dituntut untuk bias menunjukan bahwa Harga saham yang mencerminkan nilai
perusahaanya merupakan perusahaan yang perusahaan pun tidak akan terelakan terkena
prospektif, ditandai oleh baik kinerja dampak dari praktik ini. Komponen GCG yang
perusahaan yang tercermin dalam harga saham. dianggap berkaitan erat dengan pengendalian
Harga pasar merupakan cerminan manajemen laba dalam hal ini adalah
berbagai keputusan dan kebijakan manajemen, mekanisme kepemilikan institusional,
dengan demikian nilai perusahaan merupakan kepemilikan manajerial dan komite audit.
akibat dari tindakan manajemen Contoh fenomena adanya praktik
(Suharli,2006,23-41). Nilai perusahaan manajemen laba pernah terjadi baru-baru ini
merupakan sebuah gambaran dari kinerja TOKYO, KOMPAS.com - Laba raksasa otomotif
perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi nilai Jepang Toyota anjlok untuk pertama kalinya
perusahaan artinya kinerja perusahaan tersebut dalam lima tahun. Padahal, Toyota menjual
semakin baik pula. Tentunya kinerja perusahaan lebih banyak mobil pada kuartal I 2017
yang baik akan menjadi pertimbangan utama dibandingkan periode yang sama pada tahun
bagi para investor yang akan menanamkan 2016 lalu. Mengutip BBC, Kamis (11/5/2017),
modal di suatu perusahaan. Kinerja perusahaan Toyota mengakui bahwa anjloknya laba
yang baik akan menarik banyak investor dan disebabkan oleh tingginya biaya dan fluktuasi
pada akhirnya meningkatkan harga saham nilai tukar. Laba Toyota pada kuartal I 2017
perusahaan tersebut dan berdampak pada tercatat sebesar 1,83 triliun yen atau 16,1 miliar
meningkatnya nilai perusahaan. dollar AS. Angka tersebut turun 21 persen
Dalam proses memaksimalkan nilai dibandingkan laba pada kuartal I 2016. Pihak
perusahaan akan muncul konflik kepentingan manajemen Toyota pun telah memperingatkan
antara manajer (agent)dan pemegang saham bahwa laba pada tahun 2018 mendatang akan
(principal) yang disebut dengan agency problem. lebih rendah. Ini disebabkan oleh menguatnya
Pentingnya informasi yang dihasilkan oleh nilai tukar yen Jepang. Prediksi Toyota tersebut
laporan keuangan menyebabkan pihak didasarkan pada proyeksi bahwa nilai tukar yen
manajemen melakukan hal-hal yang mengubah akan berada di sekitar level 105 per dollar AS
laporan keuangan untuk kepentingan hingga Maret 2018 mendatang. Level tersebut
pribadinya seperti mempertahnkan jabatannya melemah dibandingkan 108 pada tahun
atau mendapatkan bonus yang tinggi. Biasanya finansial lalu. Toyota telah kehilangan statusnya
laba yang stabil dimana tidak banyak fluktuasi sebagai produsen mobil dengan penjualan
dari satu periode ke periode lain dinilai sebagai tertinggi. Status tersebut kini disandang oleh
prestasi baik. Motivasi untuk memenuhi target pabrikan mobil asal Jerman, Volkswagen.
laba dapat membuat manajer atau perusahaan Toyota menjual 10,25 juta unit mobil pada
mengabaikan praktisi bisnis yang baik. kuartal I 2017, lebih tinggi dibandingkan 10,19
Akibatnya kualitas laba dan pelaporan juta unit pada periode yang sama tahun
keuangan menjadi menurun. sebelumnya. Akan tetapi, pendapatan dari
Penyimpangan atas laporan keuangan penjualan mobil pada kuartal I 2017 malah turun
yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen menjadi 27,6 triliun yen. Toyota tengah berada
atau yang lebih dikenal dengan istilah dalam perjuangan untuk mempertahankan
manajemen laba, jelas akan mempengaruhi bisnisnya di Amerika Serikat, pasar terbesarnya.
besaran laba yang dilaporkan. Manajemen laba Penjualan anjlok di Amerika Utara karena
merupakan intervensi manajemen (secara Toyota susah payah memenuhi permintaan
sengaja) dalam proses penentuan laba untuk akan mobil yang lebih besar, seperti sport utility
memenuhi tujuan pribadi (Gustina & WIjayanto, vehicle (SUV) yang menjadi lebih murah untuk
2015). Upaya manajemen laba secara langsung dikemudikan karena harga bahan bakar minyak
akan mengurangi kepercayaan investor (BBM) yang lebih murah.
terhadap kualitas pelaporan keuangan dari

Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018: 60


Berdasarkan fenomena-fenomena yang
terjadi serta adanya perbedaan hasil penelitian jumlah saham yang dimiliki oleh institusional
𝑥100%
maka penulis termotivasi untuk diatas maka Total saham yang beredar dipasar
penulis mengambil judul “Pengaruh Mekanisme
Good Corporate Governance (GCG) terhadap Nilai Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
Perusahaan dengan Manajemen Laba sebagai rasio.
Variable Intervening pada Perusahaan Otomotif 2. Kepemilikan Manajerial
yang terdaftar DI BEI tahun 2015-2018”. Kepemilikian manajerial merupakan jumlah
persentasi saham yang dimiliki oleh
TUJUAN PENELITIAN manajemen. Dalam mengukur variabel
kepemilikan manajerial menggunakan skala
1. Pengaruh mekanisme GCG (kepemilikan rasio yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
institusional, kepemilikan manajerial dan
jumlah saham yang dimiliki oleh pihak manajemen
komite audit) baik secara simultan maupun 𝑥100%
parsial terhadap Manajemen Laba Total saham yang beredar dipasar
2. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Nilai
Perusahaan Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
rasio.
3. Pengaruh mekanisme GCG (kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial dan 3. Komite Audit
komite audit) baik secara simultan maupun Komite audit merupakan jumlah keseluruhan
parsial terhadap nilai Perusahaan pihak yang menjabat sebagai komite audit.
4. Manajemen laba merupakan variabel Variabel ini menggunakan rumus sebagai
mediasi antara kepemilikan institusional, berikut:
kepemilikan manajerial dan komite audit KA = Jumlah Komite Audit pada perusahaan
dengan nilai perusahaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
nominal.
METODE 3.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel
Desain Penelitian yang digunakan terikat adalah variabel yang nilainya
bersifat kausal eksplanatoris dan menggunakan dipengaruhi oleh perilaku variabel bebas.
path analysis untuk menjelaskan hubungan sebab Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
akibat secara langsung dan tidak langsung dari nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang diukur
mekanisme Good Corporate Governance sebagai dari harga sahamnya. Harga saham merupakan
variable independen terhadap nilai perusahaan harga yang ditentukan oleh permintaan saham
sebagai variable dependen dan membuktikan yang bersangkutan di pasar modal. Harga
peran praktik manajemen laba sebagai variabel saham yang dilihat adalah harga saham
intervening penutupan pada tahun ditanggal 2 April.
Variabel penelitian dalam penelitian ini Pengukuran nilai perusahaan adalah sebagai
adalah sebagai berikut: berikut :
3.5.1 Variabel Independen Nilai Perusahaan = Harga Saham
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
kepemilikan instutisional, kepemilikan nominal.
manajerial dan komite audit. 3.5.3 Variabel Intervening
1. Kepemilikan Institusional Variabel intervening adalah variabel
Adalah jumlah persentase hak suara yang yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
dimiliki oleh institusi. Variabel ini antara variabel independen dengan variabel
menggunakan skala rasio sebagai skala dependen menjadi hubungan yang tidak
pengukurannya dan di ukur menggunakan langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
rumus sebagai berikut: Variabel intervening adalah variabel penyela
atau antara variabel independen dengan

Judul (Book Antiqua, 10) (nama penulis; Book Antiqua 10,5) 61


variabel dependen, variabel independen tidak perhitungan total akrual
langsung mempengaruhi berubahnya atau ∆RECt = perubahan piutang
timbunya variabel dependen, sehingga variabel perusahaan I dari tahun t-1 ke tahun t
intervening dapat menajdi dependen dan 4. Selanjutnya discretionary accrual (DA) dapat
kemudian menjadi variabel independennya dihitung sebagai berikut:
(Valentine,2012,37). Variabel intervening dalam DACt = (TAC/At-1) – NDAt
penelitian ini adalah manajemen laba. Dimana:
Manajemen laba pada penelitian ini DACt = discretionary accrual
menggunakan discretionary accruals (kebijakkan perusahaan I periode ke tahun t
akuntansi akrual) sebagai proksi , dihitung 3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
dengan menggunakan Modified Jones Model Analisis statistik desktiptif hanya
karena model ini dianggap lebih baik diantara digunakan untuk menyajikan dan menganilisis
model lain untuk mengukur manajemen laba data disertai dengan perhitungan agar dapat
(Dechow dalam Ujiantho dan Pramuka,2007) memperjelas keadaan atau karakteristik data
Total akrual di klasifikasikan menjadi yang bersangkutan (Ghozali,2006). Pengukuran
komponen discretionary dan non discretionary yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
dengan tahapan sebagai berikut: 1. Mean, digunakan untuk mengetahui rata-
1. Mengukur total akrual dengan rata data yang bersangkutan.
menggunakan model Jones yang telah 2. Maksimum, untuk mengetahui jumlah
dimodifikasi. terbesar data yang bersangkutan.
TAC = Net Income – Arus kas Operasi 3. Minimum, untuk mengetahui jumlah
(CFO) terkecil data yang bersangkutan.
2. Menghitung nilai akrual yang diestimasi 4. Standar deviasi, untuk mengetahui
dengan persamaan regresi OLS (Ordinary seberapa besar variasi data yang
least Square) bersangkutan bervariasi dari rata-rata.
(TAC/At-a) = a1(1/At-1) + a2 (∆REVt/At- 3.6.2 Uji Asumsi Klasik
1) + a3(PPE/At-1) Agar penelitian tidak bias maka perlu
Dimana: dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut :
TACt = Total akrual perusahaan I pada a . U j i No rm a l i ta s Da ta
periode t Uji normalitas data dilakukan dengan
At – 1 = Total asset perusahaan I pada menggunakan kolmogorov-smirnov, bertujuan
akhir tahun t-1 untuk menguji apakah dalam suatu model
∆REVt = Perubahan pendapatan regresi variabel independen dan variabel
perusahaan I dan tahun t-1 ke tahun t dependennya memiliki distribusi yang normal
PPEt = Aktiva tetap (gross property atau tidak. Data disebutkan memiliki distribusi
plant and equipment) perusahaan normal apabila mempunyai signifikan diatas
pada periode t 5% atau 0,05. Apabila data mempunyai
3. Dengan menggunakan koefisien regresi signifikan dibawah 0,05 maka data tidak
diatas nilai non discretionary accrual (NDA) terdistribusi secara normal.
dapat dihitung dengan rumus: b . U j i M u l t ik o l in e a r it a s
Uji multikolinearitas untuk menguji
NDAt = a1 (1/At-1) + a2 (∆REVt - apakah adanya multikolinearitas yang
∆RECt/At -1) + a3 (PPEt /At-1) sempurna antara satu variabel bebas dengan
variabel bebas lainnya. Jika terjadi korelasi maka
Dimana: dinamakan multikolinearitas. Ada tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat besarnya VIF
NDAt = non discretionary accrual (Variance Inflation Factor) dengan mengambil
perusahaan i pada periode t keputusan sebagai berikut:
1. Kolom VIF mempunyai persamaan VIF =
a = fitted coefficient yang 1/tolerance(a)
diperoleh dari hasil regresi pada

Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018: 62


2. VIF > 10.00 maka variabel tersebut a . U j i Si g ni fi k a n si Si m u l t a n ( Uj i F )
mengalami multikolinearitas dengan Uji F digunakan untuk mengetahui
variabel lainnya. apakah semua variabel independen yang
3. VIF < 10.00 maka variabel tersebut tidak dimasukan dalam model regresi memiliki
mengalami multikolinearitas. pengaruh secara bersama-sama (simultan)
c . U j i Au to k o re l a s i terhadap variabel dependen. Kriteria
Autokorelasi yaitu yang terjadi antara pengambilan keputusan adalah:
residual pada suatu pengamatan lain pada 1. Jika sig < a (0,05) artinya Ha diterima dan Ho
model regresi. Uji autokorelasi dilakukan ditolak, atau secara bersama-sama variabel
dengan uji Durbin-Watson (DW), uji ini independen berpengaruh terhadap variabel
dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi dependen.
korelasi antara variable yang berdekatan, baik 2. Jika sig > a (0,05) artinya Ho diterima dan Ha
nilai periode sebelumnya atau nilai periode ditolak, atau secara bersama-sama variabel
sesudahnya. Autokorelasi adalah korelasi independen tidak berpengaruh terhadap
antar serangkaian observasi menurut waktu variabel dependen.
(time series) atau menurut ruang (cross sectional) b. Uji Parsial T-test (Uji t)
(Puspa, 2013). Hasil pengujian tersebut Uji t-test digunakan untuk menunjukan
dinyatakan terjadi atau tidaknya autokorelasi seberapa jauh satu variabel independen secara
adalah sebagai berikut dalam menerangkan variasi variabel dependen,
1. Jika nilai DW terletak diantara (batas atas) du dasar pengambilan keputusan:
< d < 4-du, nilai koefisien autokorelasi = 0, 1. Jika sig < a (0,05) artinya Ha diterima dan Ho
maka tidak ada autokorelasi ditolak, secara parsial variabel independen
2. Jika nilai DW lebih rendah dari batas bawah berpengaruh terhadap variabel dependen.
(dl), d < dl, nilai koefisien autokorelasi > 0, 2. Jika sig > a (0,05) artinya Ho diterima dan Ha
maka terdapat autokorelasi positif ditolak, secara parsial variabel independen
3. Jika nilai DW lebih besar dari (4-dl), 4-dl < d, tidak berpengaruh terhadap variabel
maka nilai koefisien autokorelasi < 0, maka dependen.
terdapat autokorelasi negatif
4. Jika nilai DW terletak antara du dan dl, 4-du 3.6.4 Analisis Jalur (Path Analysis)
< d < 4-dl, hasil tidak dapat disimpulkan. Untuk menguji pengaruh variabel
d . U j i He te ro s k e d a s ti s it a s intervening digunakan metode analisis jalur.
Digunakan untuk menguji apakah Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan linear berganda yang menggunakan metode
varian antara pengamatan yang satu dengan regresi bertahap dengan 2SLS (Two Stages Least
pengamatan yang lain. Adanya ketidaksamaan Square).
varian berarti terjadi heteroskedastisitas. Model Menurur Ghozali (2011) jika ukuran
regresi yang baik adalah bersifat variabel independent tidak sama dalam hal ini
homokesdastisitas atau tidak terjadi adalah skala nominal dan rasio, maka sebaiknya
heteroskedastisitas (Ghozali,2006,105). Untuk interprestasi persamaan regresi menggunakan
menguji apakah model regresi bersifat standardized beta dan apabila masing-masing
heterokedastisitas digunakan program SPSS koefisien variabel bebas (independen)
dengan melihat diagram scatter plot: menggunakan standardized beta maka tidak
1. Jika gambar scatterplot tidak terdapat pola terdapat konstantanya sehingga rumus untuk
tertentu atau menumpuk maka terjadi melakukan analisis regresi berganda 2SLS ini
heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:
2. Sebaliknya jika titik-titik menyebar di atas 1. Untuk menguji pengaruh mekanisme GCG
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan terhadap manajemen laba dengan model
tidak terlihat adanya pola yang jelas, maka persamaan regresi sebagai berikut:
tidak terjadi heterokasdisitas. ML = a + β1KM + β2KI + β3KA + e
3.6.3 Uji Hipotesis Dimana:

Judul (Book Antiqua, 10) (nama penulis; Book Antiqua 10,5) 63


a = konstanta HASIL DAN PEMBAHASAN
‘β = Koefisien variabel
ML = Manajemen Laba 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
KM = Kepemilikan Manajerial
KI = Kepemilikan Institusional Penelitian ini menggunakan objek
KA = komite Audit penelitian pada perusahaanyang otomotif di
e = eror Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015 – 2018.
2. Untuk menguji pengaruh manajemen laba Dan perusahaan yang menjadi sampel adalah
terhadap nilai perusahaan dengan model perusahaan yang sudah sesuai dengan
persamaan regresi sebagai berikut: pemilihan sampel yaitu purposive sampling.
NP = a + β4ML + e Adapun rincian perusahaan yang digunakan
Dimana: sebagai sampel adalah sebagai berikut:
a = konstanta Tabel 4.1 Sample Perusahaan
‘β = Koefisien variabel Keterangan Jumlah
NP = Nilai perusahaan Perusahaan
e = eror Perusahaan Yang terdaftar di 13
3. Untuk menguji pengaruh mekanisme GCG BEI selama atahun 2015-2018
terhadap nilai perusahaan dengan model Perusahaan yang tidak 0
persamaan regresi sebagai berikut: mempublikasikan laporan
NP = a + β5KM + β6KI + β7KA + e keuangan selama periode
Dimana: tahun penelitian
a = konstanta Perusahaan yang delesting 0
‘β = koefisien variabel tahun 2015
NP = Nilai perusahaan Perusahaan yang tidak (1)
KM = Kepemilikan Manajerial mempublikasikan laporan
KI = Kepemilikan Institusional keuangan secara lengkap
KA = komite Audit Perusahaan yang menjadi 12
e = eror sampel penelitian
4. Untuk menguji apakah manajemen laba Sampel Penelitian tahun 48
berperan sebagai variabel intervening 2015-2018
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Jika pengaruh secara langsung lebih 4.2 Pembahasan
besar dari pengaruh tidak langsung 4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
maka variabel perataan laba tidak Berikut ini adalah pengujian statistik
intervening atau tidak memediasi. deskriptif variabel independen yaitu
b) Jika pengaruh secara tidak langsung kepemilikan institusional (KI), kepemilikan
lebih besar dari pengaruh secara manajerial (KM), komite audit (KA) , variabel
langsung maka variabel perataan laba intervening yaitu manajemen laba laba (M.Laba)
intervening atau memediasi. dan variabel dependen yaitu nilai perusahaan
Persamaannya adalah sebagai berikut: (NP).
ML = a + β1KM + β2KI + β3KA + e…….. Tabel 4.2 Hasil Statisktik Deskriptif
(1) Descriptive Statistics
NP = a + β4ML + e N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
……………………………….(2) KI 48 ,14 1,00 ,6605 ,31941
NP = a + β5KM + β6KI + β7KA + KM 48 ,00 2,64 ,3052 ,57294
e………..(3) KA 48 3,00 4,00 3,1667 ,37662
Pengaruh tidak langsung > Pengaruh M.LABA 48 -33405,31 1,20 -696,0359 4821,62809

langsung NP 48 139,00 10500,00 2283,1719 2640,40487

(β1. β2. β3 ) x β4 > (β5 + β6 + β7 ) Valid N (listwise) 48


Sumber: data diolah, 2019

Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018: 64


a. Variabel Kepemilikan institusional (KI) Dengan nilai rata-rata yang bernilai negatif
memiliki nilai minimum sebesar 0,14 (14%) menunjukan bahwa terdapat praktik
dan maksimum 1,00 (100%). Mean sebesar manajemen laba dengan cara menurunkan
0,6605 (66,05) dapat diartikan bahwa rata- laba karena indeks tersebut dibawah angka
rata proporsi kepemilikan saham yang 0.
dimiliki oleh institusi pada perusahaan e. Variabel nilai perusahaan dalam penelitian
otomotif yang terdaftar di BEI tahun 2015- ini diporksikan dengan harga saham. Harga
2018 adalah 66,05%. Semakin besar saham perusahaan mencerminkan nilai
kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan dimata para investor, apabila
pihak institusi dapat meningkatkan harga saham suatu perusahaan tinggi maka
pengawasan terhadap pihak manajemen. nilai perusahaan dimata investor juga baik
b. Variabel Kepemilikan Manajerial (KM) dan begitu juga sebaliknya, oleh karena itu
memiliki nilai minimum adalah 0,00 dan investor harus mampu memperhatikan
maksimum 2,64. Hal tersebut menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi harga
bahwa ada perusahaan yang tidak memiliki saham. Variabel nilai perusahaan (HS)
kepemilikan manajerial (0%) yaitu PT memiliki nilai minimum 139 dan nilai
Indokorsa, Tbk,Indomobil Sukses maksimum 10.500 dan nilai rata-rata
Internasional, Tbk, dan Multi Prima sebesar 2283,1719
Sejahtera, Tbk , dimana dewan komisaris
serta dewan direksi tidak berpartisipasi 4.2.2 Uji Asumsi Klasik
dalam penanaman saham. Dengan nilai 4.2.2.1 Uji Normalitas Data
rata-rata sebesar 0,3052 (30,52%) dapat Uji normalitas adalah utnuk menguji apakah
diartikan bahwa rata-rata proporsi dalam model regresi, variabel pengganggu
kepemilikan saham yang dimiliki pada atau residual memiliki distribusi nornal
perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI (Ghozali,2009). Model yang memiliki distribusi
pada tahun 2015-2018 adalah sebesar normal adalah model yang baik. Untuk
30,52%. Adanya kepemilikan saham yang menguji normalitas ini menggunakan uji One
dimiliki oleh manajerial diharapkan dapat Sample Kolmogorov Smirnov.
mensejajarkan antara pihak manajemen Tabel 4.3 Hasil Uji K-S
dengan pemegang saham. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
c. Variabel Komite Audit (KA) yang dihitung Unstandardized
melalui jumlah anggota komite audit yang Residual

ada pada perusahaan, memiliki jumlah N 48

minimum sebesar 3 hingga jumlah Normal Parametersa,b


Mean 0E-7

maksimum 4 dengan rata-rata sebesar 3 Std. Deviation 1934,82486669

dapat diartikan bahwa dalam penelitian ini Absolute ,179


Most Extreme Differences Positive ,179
terdapat perusahaan yang mempunyai
Negative -,167
jumlah anggota komite audit yang sedikit
Kolmogorov-Smirnov Z 1,239
sejumlah 3 diantaranya adalah Astra Asymp. Sig. (2-tailed) ,093
Otoparts, Tbk, Inokordsa, Tbk dan a. Test distribution is Normal.
goodyear Indonesia, Tbk. b. Calculated from data.
d. Variabel Manajemen laba (ML) dalam Sumber: data diolah, 2019
penelitian ini menggunakan kebijakan Pada table 4.3 terlihat bahwa hasil Asymp Sig
akrual (discretionary accrual) sebagai sebesar 0,093 karena nilai signifikansinya lebih
indikator dengan nilai minimum -33405,31 besar dari 0,05 , maka nilai ini menunjukan
dan nilai maksimum 1,20 sedangkan nilai bahwa data-data tersebut berdistribusi normal.
rata-rata -696,0359. Bisa dikatakan nilai 4.2.2.2 Uji multikolinearitas
discretionary accrual rendah, ini Uji multikolinearitas untuk menguji
menunjukan bahwa tingkat manejemen apakah adanya multikolinearitas yang
laba dalam perusahaan otomotif rendah. sempurna antara satu variabel bebas dengan

Judul (Book Antiqua, 10) (nama penulis; Book Antiqua 10,5) 65


variabel bebas lainnya. Jika terjadi korelasi maka Berdasarkan tabel 4.5 diatas
dinamakan multikolinearitas. Ada tidaknya menunjukan bahwa tidak ada variabel yang
multikolinearitas dapat dilihat besarnya VIF memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 (10%).
(Variance Inflation Factor) dengan mengambil Hasil perhitungan VIF juga menunjukan bahwa
keputusan sebagai berikut: tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai
1. Kolom VIF mempunyai persamaan VIF = VIF lebih dari 10. Oleh karena itu dapat
1/tolerance(a) disimpulkan bahwa tidak ada multikorelasi
2. VIF > 10.00 maka variabel tersebut antara variabel dalam model regresi.
mengalami multikolinearitas dengan Berikut tabel hasil pengujian
variabel lainnya. multikolinearitas pada persamaan III untuk
3. VIF < 10.00 maka variabel tersebut tidak menguji pengaruh GCG terhadap nilai
mengalami multikolinearitas. perusahaan.
Berikut tabel hasil pengujian Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas
multikolinearitas pada persamaan 1 untuk Persamaan III
menguji pengaruh Good Corporate Governance (GCG terhadap Nilai Perusahaan)
terhadap manajemen laba.
Coefficientsa
Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Persamaan I (GCG terhadap Manajemen Laba) Tolerance VIF

Coefficientsa (Constant)

Model Collinearity Statistics KI ,832 1,202


1
Tolerance VIF KM ,981 1,019

(Consta KA ,839 1,192


nt) a. Dependent Variable: NP
1 KI ,832 1,202 Sumber: data diolah, 2019
KM ,981 1,019 Berdasarkan tabel 4.6 diatas
KA ,839 1,192 menunjukan bahwa tidak ada variabel yang
a. Dependent Variable: ML memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 (10%).
Sumber: data diolah, 2019 Hasil perhitungan VIF juga menunjukan bahwa
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai
tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance VIF lebih dari 10. Oleh karena itu dapat
kurang dari 0,10 (10%). Hasil perhitungan VIF disimpulkan bahwa tidak ada multikorelasi
juga menunjukan bahwa tidak ada satu variabel antara variabel dalam model regresi.
bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh 4.2.2.3 Uji Autokorelasi
karena itu dapat disimpulkan bahwa tidak ada Autokorelasi yaitu yang terjadi antara
multikorelasi antara variabel dalam model residual pada suatu pengamatan lain pada
regresi. model regresi. Uji autokorelasi dilakukan
Berikut tabel hasil pengujian dengan uji Durbin-Watson (DW), uji ini
multikolinearitas pada persamaan II untuk dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi
menguji pengaruh manajemen laba terhadap korelasi antara variable yang berdekatan, baik
nilai perusahaan. nilai periode sebelumnya atau nilai periode
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas sesudahnya. Autokorelasi adalah korelasi antar
Persamaan II serangkaian observasi menurut waktu (time
(Manajemen laba terhadap Nilai Perusahaan series) atau menurut ruang (cross sectional)
Coefficientsa
(Puspa, 2013). Hasil pengujian tersebut
dinyatakan terjadi atau tidaknya autokorelasi
Model Collinearity Statistics
Tolera VIF
nce
adalah sebagai berikut :
(Constant) 1. Jika nilai DW terletak diantara (batas atas) du
1
ML 1,000 1,000 < d < 4-du, nilai koefisien autokorelasi = 0,
a. Dependent Variable: NP maka tidak ada autokorelasi.

Sumber: data diolah, 2019

Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018: 66


2. Jika nilai DW lebih rendah dari batas bawah signifikan 0.05 dan jumlah data (n)=48 dengan
(dl), d < dl, nilai koefisien autokorelasi > 0, variabel independen (k)= 3 diperoleh dl sebesar
maka terdapat autokorelasi positif. 1,4064 dan du sebesar 1.6708 . (4-du) sebesar
3. Jika nilai DW lebih besar dari (4-dl), 4-dl < d, 1,709 dan (4-dl) sebesar 2,5936 Karena nilai DW
maka nilai koefisien autokorelasi < 0, maka sebesar 2,044 terletak diantara (batas atas) du <
terdapat autokorelasi negative. d < 4-du (1,6708 < 1,709 < 2,3292) nilai koefisien
4. Jika nilai DW terletak antara du dan dl, 4-du autokorelasi = 0, maka tidak ada autokorelasi.
< d < 4-dl, hasil tidak dapat disimpulkan. Berikut tabel hasil pengujian Durbin Watson
Berikut tabel hasil pengujian Durbin Watson pada persamaan III untuk menguji pengaruh
pada persamaan 1 untuk menguji pengaruh GCG terhadap nilai perusahaan.
Good Corporate Governance terhadap manajemen Tabel 4.9
laba. Hasil Uji Autokorelasi
Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi Persamaan III
Persamaan I (GCG terhadap Nilai Perusahaan )
(GCG terhadap Manejemen Laba)
Model Summaryb
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
Model Durbin-
Watson 1 2,202

1 2,086 a. Predictors: (Constant), KA, KM, KI

a. Predictors: (Constant), KA, KM, KI b. Dependent Variable: NP


Sumber: data diolah, 2019
b. Dependent Variable: M.LABA
Sumber: data diolah, 2019
Berdasarkan 4.9 hasil uji Durbin Watson pada
Berdasarkan 4.7 hasil uji Durbin Watson model regresi diatas menghasilkan nilai sebesar
pada model regresi diatas menghasilkan nilai 2,282, sedangkan nilai DW dengan signifikan
sebesar 2,086, sedangkan nilai DW dengan 0.05 dan jumlah data (n)=48 dengan variabel
signifikan 0.05 dan jumlah data (n)=48 dengan independen (k)= 3 diperoleh dl sebesar 1,4064
variabel independen (k)= 3 diperoleh dl sebesar dan du sebesar 1.6708 . (4-du) sebesar 2,202 dan
1,4064 dan du sebesar 1.6708 . (4-du) sebesar (4-dl) sebesar 2,5936 Karena nilai DW sebesar
2,3292 dan (4-dl) sebesar 2,5936 Karena nilai DW 2,044 terletak diantara (batas atas) du < d < 4-du
sebesar 2,086 terletak diantara (batas atas) du < (1,6708 < 2,202 < 2,3292) nilai koefisien
d < 4-du (1,6708 < 2,086 < 2,3292) nilai koefisien autokorelasi = 0, maka tidak ada autokorelasi.
autokorelasi = 0, maka tidak ada autokorelasi. 4.2.2.4 Uji Heterokesdasitas
Berikut tabel hasil pengujian Durbin Watson Digunakan untuk menguji apakah dalam
pada persamaan II untuk menguji pengaruh model regresi terjadi ketidaksamaan varian
manjemen laba terhadap nilai perusahaan. antara pengamatan yang satu dengan
Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi pengamatan yang lain. Adanya ketidak samaan
Persamaan II varian berarti terjadi heteroskedastisitas. Model
(Manajemen Laba terhadap Nilai Perusahaan ) regresi yang baik adalah bersifat
homokesdastisitas atau tidak terjadi
Model Summaryb
heteroskedastisitas (Ghozali,2006,105). Untuk
Model Durbin- menguji apakah model regresi bersifat
Watson heterokedastisitas digunakan program SPSS
1 1,709
dengan melihat diagram scatter plot :
a. Jika gambar scatterplot tidak terdapat pola
a. Predictors: (Constant), M.LABA tertentu atau menumpuk maka terjadi
b. Dependent Variable: NP heteroskedastisitas
Sumber: data diolah, 2019
b. Sebaliknya jika titik-titik menyebar diatas
Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji Durbin Watson dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan
pada model regresi diatas menghasilkan nilai tidak terlihat adanya pola yang jelas, maka
sebesar 1,709, sedangkan nilai DW dengan tidak terjadi heterokesdisitas.

Judul (Book Antiqua, 10) (nama penulis; Book Antiqua 10,5) 67


Berikut adalah hasil dari grafik pengujian Berikut adalah hasil dari grafik
heterokedastisitas pada persamaan I untuk pengujian heterokedastisitas pada persamaan III
menguji pengaruh GCG terhadap manajemen untuk menguji pengaruh GCG terhadap nilai
laba perusahaan.

Gambar 4.1
Hasil uji Heterokesdasitas
Gambar 4.3
Persamaan I
Hasil uji Heterokesdasitas
(GCG terhadap Manejemen Laba)
Persamaan III
Dari gambar 4.1 diatas terlihat bahwa titik-
(GCG terhadap Nilai perusahaan)
titik menyebar secara acak (tanpa pola yang
jelas) dan menyebar diatas maupun dibawah
Dari gambar 4.3 diatas terlihat bahwa titik-
angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan
titik menyebar secara acak (tanpa pola yang
bahwa tidak terjadi heterokesdasitas pada
jelas) dan menyebar diatas maupun dibawah
model regresi.
angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan
Berikut adalah hasil dari grafik
bahwa tidak terjadi heterokesdasitas pada
pengujian heterokedastisitas pada persamaan II
model regresi.
untuk menguji pengaruh manajemen laba
4.2.2.5 Uji Koefisien Determinasi
terhadap nilai perusahaan.
Pengujian ini dilakukan untuk menguji
seberapa jauh kemampuan variabel independen
dalam menerangkan variabel dependen. Nilai
R2 yang telah di sesuaikan adalah antra 0 sampai
dengan 1. Nilai Adjusted R2 yang mendekati 1
berarti kemamouan variabel-variabel
independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel dependen.
Hasil perbandingan Adjusted R2
persamaan I untuk menguji pengaruh Good
Gambar 4.2
Corporate Governance terhadap manajemen laba
Hasil uji Heterokesdasitas
dapat dillihat pada tabel dibawah ini:
Persamaan II
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi
(Manejemen Laba terhadap Nilai
Persamaan I
perusahaan)
(GCG terhadap Manejemen Laba)
Model Summaryb
Dari gambar 4.2 diatas terlihat bahwa titik-
titik menyebar secara acak (tanpa pola yang Model R R Square Adjusted R Std. Error of the

jelas) dan menyebar diatas maupun dibawah Square Estimate

angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan


a
1 ,169 ,029 ,038 4911,54221

bahwa tidak terjadi heterokesdasitas pada a. Predictors: (Constant), KA, KM, KI

model regresi. b. Dependent Variable: M.LABA


Sumber: data diolah, 2019

Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018: 68


Berdasarkan tabel diatas menunjukan 4.2.3 Uji Hipotesis
nilai Adjusted R2 sebesar 0,038 atau sebesar 3,8% 4.2.3.1 Uji Hipotesis Regresi Linear Berganda
yang berarti bahwa kemampuan variabel- Analisis regresi digunakan untuk
variabel independen (kepemilikan manajerial, mengetahui pengaruh antara variabel bebas
kemepemilikan institusional dan komite audit) dalam mempengaruhi variabel tidak bebas
dalam menjelaskan variabel dependen secara bersama-sama ataupun secara parsial.
(manejemen laba) sebesar 3,8% dan selebihnya Jika variabel bebas lebih dari satu, maka analisis
96,2% dijelaskan oleh faktor lain diluar model. regresi tersebut regresi linear berganda. Dalam
Hasil perbandingan Adjusted R2 penelitian ini, analisis linear berganda
persamaan II untuk menguji pengaruh digunakan untuk menguji hipotesis Ha1 sampai
manajemen laba terhadap nilai perusahaan dengan Ha9.
dapat dillihat pada tabel dibawah ini: a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pengujian ini digunakan untuk
(Persamaan II Manejemen Laba terhadap Nilai mengetahui apakah koefisien regresi tersebut
perusahaan) mempunyai pengaruh yang signifikan atau
tidak secara simultan antara variabel
Model Summaryb
independen (kepemilikan manajerial,
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
kepemilikan institusional dan komite audit)
Square Estimate
terhadap variabel dependen (manajemen
laba). Dari hasil pengujian bersama-sama
a
1 ,016 ,000 ,021 2668,61708
a. Predictors: (Constant), M.LABA dapat diperoleh sebagai berikut:
b. Dependent Variable: NP Tabel 4.13 Hasil Uji F
Sumber: data diolah, 2019
(GCG terhadap manajemen Laba)
Berdasarkan tabel diatas menunjukan
ANOVAa
nilai Adjusted R2 sebesar 0,021 atau sebesar 2,1% Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
yang berarti bahwa kemampuan variabel- Regression 31237720,313 3 10412573,438 ,432 ,731b

variabel independen (manejemen laba) dalam 1 Residual 1061422861,128 44 24123246,844

menjelaskan variabel dependen (nilai Total 1092660581,441 47


a. Dependent Variable: M.LABA
perusahaan) sebesar 2,1 % dan selebihnya 97,9% b. Predictors: (Constant), KA, KM, KI

dijelaskan oleh faktor lain diluar model.


Hasil perbandingan Adjusted R2 Sumber: data diolah, 2019
persamaan III untuk menguji pengaruh GCG Pengujian hipotesis 1 : Terdapat
terhadap nilai perusahaan dapat dillihat pada pengaruh kemililikan institusional,
tabel dibawah ini: kepemilikan manajerial dan komite audit
Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi secara simultan terhadap manajemen laba.
(Persamaan III GCG terhadap Nilai Dari tabel Uji F di atas hasil pengujian nilai
perusahaan) signifikansi untuk hasil pengujian hipotesis
Model Summaryb penelitian adalah sebesar 0,731 yang berarti
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
lebih besar dari α = 5% (0,731 > 0,05) dan
Square Estimate Fhitung sebesar 0,432 lebih kecil dari Ftabel
1 ,680 a
,462 ,426 2001,02769
yang diperoleh dari α = 5%, df1 = 3 dan df2 =
44 sebesar 2,82 (0,432 < 2,82), sehingga dapat
a. Predictors: (Constant), KA, KM, KI
b. Dependent Variable: NP
disimpulkan bahwa H1 ditolak. Artinya
Berdasarkan tabel diatas menunjukan kepemilikan manajerial (KM). kepemilikan
nilai Adjusted R2 sebesar 0,426 atau sebesar institusional (KI) dan komite audit (KA)
42,6% yang berarti bahwa kemampuan variabel- secara bersama-sama tidak berpengaruh
variabel independen (kepemilikan institusional, signifikan terhadap manajemen laba.
kepemilikan manajemen, komite audit) dalam Tabel 4.14 Hasil Uji F
menjelaskan variabel dependen (nilai (GCG terhadap Nilai Perusahaan)
perusahaan) sebesar 42,6 % dan selebihnya
57,4% dijelaskan oleh faktor lain diluar model.

Judul (Book Antiqua, 10) (nama penulis; Book Antiqua 10,5) 69


ANOVAa
Kepemilikan manajerial (KM) mempunyai taraf
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. signifikan sebesar 0,569 yang berarti lebih besar
Regression 151490760,533 3 50496920,178 12,611 ,000b
dari 0,05 (0,569 > 0,05) dan t hitung sebesar 0,574
1 Residual 176180919,112 44 4004111,798
Total 327671679,645 47 lebih kecil dari t tabel dengan α = 5% diketahui
a. Dependent Variable: NP sebesar 2,0153 (0,574 < 2,0153). Dengan hasil
tersebut maka dapat disimpulkan H3 ditolak,
b. Predictors: (Constant), KA, KM, KI
Sumber: data diolah, 2019
Pengujian hipotesis 6 : Terdapat pengaruh artinya bahwa secara parsial kepemilikan
kemililikan institusional, kepemilikan manajerial tidak terdapat pengaruh negatif
manajerial dan komite audit secara simultan terhadap manajemen laba.
terhadap nilai perusahaan. Pengujian hipotesis 4. Diduga terdapat
Dari tabel Uji F di atas hasil pengujian nilai pengaruh negatif komite audit(KA) terhadap
signifikansi untuk hasil pengujian hipotesis manajemen laba(ML)
penelitian adalah sebesar 0,000 yang berarti Komite audit (KA) mempunyai taraf signifikan
lebih kecil dari α = 5% (0,000 < 0,05) dan Fhitung sebesar 0,475 yang berarti lebih besar dari 0,05
sebesar 12,611 lebih besar dari Ftabel yang (0,475 > 0,05) dan t hitung sebesar 0,721 lebih
diperoleh dari α = 5%, df1 = 3 dan df2 = 44 kecil dari t tabel dengan α = 5% diketahui
sebesar 2,82 (12,611 > 2,82), sehingga dapat sebesar 2,0153 (0,721 < 2,0153). Dengan hasil
disimpulkan bahwa H6 diterima. Artinya tersebut maka dapat disimpulkan H4 ditolak,
kepemilikan manajerial (KM) , kepemilikan artinya bahwa secara parsial komite audit tidak
institusional (KI) dan komite audit (KA) secara terdapat pengaruh negatif terhadap manajemen
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap laba.
nilai perusahaan. Tabel 4.16 Hasil Uji T
b. Uji Parsial (Uji T) Coefficientsa

Dalam penelitian ini akan dilakukan uji Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
koefisien regresi partial sebanyak 7 kali adalah B Std. Error Beta
sebagai berikut: (Constant) -6993,337 2528,478 -2,766 ,008

Tabel 4.15 Hasil Uji T M.LABA -,015 ,062 -,027 -,239 ,812

(GCG terhadap Manejemen Laba) 1 KI 1557,089 989,406 ,188 1,574 ,123


KM 2382,928 517,695 ,517 4,603 ,000
a
Coefficients
KA 2371,729 835,373 ,338 2,839 ,007
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients a. Dependent Variable: NP

B Std. Error Beta


Sumber: data diolah, 2019
(Constant) -4091,535 6108,260 -,670 ,506 Pengujian hipotesis 5: Diduga terdapat
1
KI -2162,646 2380,122 -,143 -,909 ,368 pengaruh negatif antara manajemen laba
KM 718,920 1252,319 ,085 ,574 ,569
(M.Laba) terhadap nilai perusahaan (NP).
KA 1454,083 2016,464 ,114 ,721 ,475
a. Dependent Variable: M.LABA Manajemen laba mempunyai taraf signifikan
Sumber: data diolah, 2019 sebesar 0,812 yang berarti lebih besar dari 0,05
Pengujian hipotesis 2 : Diduga terdapat (0,812 > 0,05) dan t hitung sebesar – 0,239 lebih
pengaruh negatif antara kepemilikan kecil dari t tabel dengan α = 5% diketahui
institusional (KI) terhadap manajemen laba (ML) sebesar - 2,0153 (-0,239 < -2,0153). Dengan hasil
Kepemilikan institusional (KI) mempunyai taraf tersebut maka dapat disimpulkan H5 ditolak,
signifikan sebesar 0,506 yang berarti lebih besar artinya bahwa secara parsial manajemen laba
dari 0,05 (0,506 > 0,05) dan t hitung sebesar – tidak terdapat pengaruh negatif terhadap nilai
0,909 lebih besar dari t tabel dengan α = 5% perusahaan .
diketahui sebesar 2,0153 (-0,909 > -2,0153). Pengujian hipotesis 7 :Diduga terdapat
Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan pengaruh positif antara kepemilikan
H2 ditolak, artinya bahwa secara parsial institusional (KI) terhadap nilai perusahaan(NP)
kepemilikan institusional tidak terdapat Kepemilikan institusional (KI) mempunyai taraf
pengaruh negatif terhadap manajemen laba. signifikan sebesar 0,123 yang berarti lebih besar
Pengujian hipotesis 3 : Diduga terdapat dari 0,05 (0,123 > 0,05) dan t hitung sebesar 1,574
pengaruh negatif kepemilikan manajerial (KM) lebih kecil dari t tabel dengan α = 5% diketahui
terhadap manajemen laba (ML).

Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018: 70


sebesar 2,0153 (1,574 < 2,0153). Dengan hasil manajemen laba dengan model persamaan
tersebut maka dapat disimpulkan H7 ditolak, regresi sebagai berikut:
artinya bahwa secara parsial kepemilikan ML = β1KI + β2KM + β3KA + e
institusional tidak terdapat pengaruh positif ML = -0,143 KI + 0,085 KM + 0,114 KA + e
terhadap nilai perusahaan . Dari persamaan diatas, dapat diartikan bahwa:
Pengujian hipotesis 8 : Diduga terdapat 1. Nilai koefisien kepemilikan institusional
pengaruh positif antara kepemilikan manajerial sebesar – 0,143, ini berarti jika ada
(KM) terhadap nilai perusahaan (NP). peningkatan KI sebesar 1 satuan maka akan
Kepemilikan manajerial (KM) mempunyai taraf menurunkan manajemen laba sebesar 0,143
signifikan sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dengan asumsi variabel lain bernilai nol dan
dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan t hitung sebesar 4,603 konstan. Jadi semakin besar peningkatan
lebih besar dari t tabel dengan α = 5% diketahui kepemilikan institusional maka akan
sebesar 2,0153 (4,603 > 2,0153). Dengan hasil semakin besar pula penurunan manajemen
tersebut maka dapat disimpulkan H8 diterima, laba. Dengan demikian dapat disimpulkan
artinya bahwa secara parsial kepemilikan bahwa kepemilikan institusional memiliki
manajerial terdapat pengaruh positif terhadap pengaruh negatif terhadap manajemen laba.
nilai perusahaan . 2. Nilai koefisien kepemilikan manajerial
Pengujian hipotesis 9: Diduga terdapat sebesar 0,085, ini berarti jika ada
pengaruh positif antara komite audit (KA) peningkatan KM sebesar 1 satuan maka akan
terhadap nilai Perusahaan (NP). meningkatkan manajemen laba sebesar 0,085
Komite audit (KA) mempunyai taraf signifikan dengan asumsi variabel lain bernilai nol dan
sebesar 0,007 yang berarti lebih kecil dari 0,05 konstan. Jadi semakin besar peningkatan
(0,007 < 0,05) dan t hitung sebesar 2,839 lebih kepemilikan manajerial maka akan semakin
besar dari t tabel dengan α = 5% diketahui besar pula peningkatan manajemen laba.
sebesar 2,0153 (2,839 > 2,0153). Dengan hasil Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tersebut maka dapat disimpulkan H9 diterima, kepemilikan institusional memiliki pengaruh
artinya bahwa secara parsial komite audit positif terhadap manajemen laba.
terdapat pengaruh positif terhadap nilai 3. Nilai koefisien komite audit sebesar 0,114,
perusahaan. ini berarti jika ada peningkatan KA sebesar 1
4.2.3.2Analisis Jalur (Path Analysis) satuan maka akan meningkatkan manajemen
Teknik analisis jalur (path analysis) laba sebesar 0,114 dengan asumsi variabel
menggunakan metode regresi bertahap dengan lain bernilai nol dan konstan. Jadi semakin
regresi linear berganda dengan menggunakan besar peningkatan komite audit maka akan
2SLS (Two Stage least Square) bertujuan untuk semakin besar pula peningkatan manajemen
menguji hubungan antara pengaruh mekanisme laba. Dengan demikian dapat disimpulkan
Good Corporate Governance terhadap nilai bahwa komite audit memiliki pengaruh
perusahaan dan apakah hubungan mekanisme positif terhadap manajemen laba.
Good Corporate Governance ke nilai perusahaan Model kedua untuk menguji pengaruh
dimediasi oleh variabel manajemen laba. manajemen laba terhadap nilai perusahaan
Menurut Ghozali (2011) jika ukuran dengan model persamaan regresi sebagai
variabel independen tidak sama dalam hal ini berikut:
adalah skala nominal dan rasio, maka sebaiknya NP = β4ML + e
interpretasi persamaan regresi menggunakan NP = -0,27 ML + e
standarized beta, dan apabila masing-masing Dari persamaan diatas, dapat diartikan bahwa:
koefisien variabel bebas menggunakan 1. Nilai koefisien manajemen laba sebesar -
standarized beta maka tidak terdapat 0,27 , ini berarti jika ada peningkatan
konstantanya. manajemen laba sebesar 1 satuan maka
Model pertama untuk menguji pengaruh akan menurunkan nilai perusahaan sebesar
mekanisme Good Corporate Governance terhadap 0,027 dengan asumsi variabel lain bernilai
nol dan konstan. Jadi semakin besar

Judul (Book Antiqua, 10) (nama penulis; Book Antiqua 10,5) 71


peningkatan manajemen laba maka akan Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai beri

semakin besar pula penurunan nilai Kepemilikan


e

perusahaan. Dengan demikian dapat Institusional


A
(X1)
disimpulkan bahwa manajemen laba
a
memiliki pengaruh negatif terhadap nilai Kepemilikan Nilai Perusahaan
Manajemen Laba
perusahaan. Manajerial b b (Z)
d (Y)
(X2)
Model ketiga untuk menguji pengaruh c
mekanisme GCG terhadap nilai perusahaan g
Komite Audit
dengan model persamaan regresi sebagai (X3)
berikut: f

NP = β5KI + β6KM + β7KA + e Gambar 4.4


NP = 0,188 KI + 0,517 KM + 0,338 KA + e Analisis Jalur

Dari persamaan diatas, dapat diartikan bahwa:


1. Nilai koefisien kepemilikan institusional 1. Jalur pertama yaitu a, yang
sebesar 0,188 ,ini berarti jika ada peningkatan menggambarkan hubungan antara
KI sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kepemilikan institusional dengan
nilai perusahaan sebesar 0,188 dengan manajemen laba.
asumsi variabel lain bernilai nol dan konstan. 2. Jalur kedua yaitu b, yang menggambarkan
Jadi semakin besar peningkatan kepemilikan hubungan antara kepemilikan manajerial
institusional maka akan semakin besar pula dengan manajemen laba.
peningkatan nilai perusahaan. Dengan 3. Jalur ketiga yaitu c, yang menggambarkan
demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara komite audit dengan
kepemilikan institusional memiliki pengaruh manajemen laba.
positif terhadap nilai perusahaan. 4. Jalur keempat yaitu d, yang
2. Nilai koefisien kepemilikan manajerial menggambarkan hubungan antara
sebesar 0,517 ,ini berarti jika ada peningkatan manajemen laba dengan nilai perusahaan.
KM sebesar 1 satuan maka akan 5. Jalur kelima yaitu e, yang menggambarkan
meningkatkan nilai perusahaan sebesar 0,517 hubungan antara kepemilikan institusional
dengan asumsi variabel lain bernilai nol dan dengan nilai perusahaan.
konstan. Jadi semakin besar peningkatan 6. Jalur keenam yaitu f, yang menggambarkan
kepemilikan manajerial maka akan semakin hubungan antara kepemilikan manajerial
besar pula peningkatan nilai perusahaan. dengan nilai perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 7. Jalur ketujuh yaitu g, yang menggambarkan
kepemilikan manajerial memiliki pengaruh hubungan antara komite audit dengan nilai
positif terhadap nilai perusahaan. perusahaan.
3. Nilai koefisien komite audit sebesar 0,338 ,ini Sehingga dapat dijelaskan bahwa variabel
berarti jika ada peningkatan KA sebesar 1 kepemilikan institusional (KI), kepemilikan
satuan maka akan meningkatkan nilai manajerial (KM) dan komite audit (KA)
perusahaan sebesar 0,338 dengan asumsi berpengaruh terhadap nilai perusahaan secara
variabel lain bernilai nol dan konstan. Jadi langsung dan secara tidak langsung
semakin besar peningkatan komite audit mempengaruhi variabel tersebut melalui
maka akan semakin besar pula peningkatan variabel manajemen laba (ML).
nilai perusahaan. Dengan demikian dapat Nilai intervening akan diterima sebagai
disimpulkan bahwa komite audit memiliki variabel intervening jika ( a x d ) + (b x d) + (c
pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. x d) > (e + f + g ). Nilai a, b, c, d, e, f dan g yang
Selanjutnya untuk menguji apakah dimaksud adalah nilai koefisien regresi dalam
manajemen laba berperan sebagai variabel perhitungan statistik yang sudah dilakukan
intervening dengan langkah-langkah berikut: pada penelitian ini.

Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018: 72


Tabel 4.17 Pengaruh GCG terhadap Manajemen Berikut ini adalah rincian dari hasil analisis
Laba jalur langsung dan hasil analisis jalur tidak
Coefficientsa langsung.
Model Unstandardized Coefficients Standardized a. Proporsi kepemilikan institusional (KI) ke
Coefficients
B Std. Error Beta
manajemen laba
(Constant) -4091,535 6108,260
Pengaruh tidak langsung a x d = - 0,143 x –
KI -2162,646 2380,122 -,143 0,027 = 0,003861
1
KM 718,920 1252,319 ,085 Pengaruh langsung e = 0,188
KA 1454,083 2016,464 ,114
Hal ini menunjukan bahwa koefisien
pengaruh tidak langsung sebesar 0,003861.
a. Dependent Variable: M.LABA
Sumber: data diolah, 2019
Dari tabel diatas dapat dilihat jika nilai a, b, Angka ini lebih kecil dari koefisien (β)
c merupakan cerminan dari hubungan antara pengaruh langsung yaitu 0,188. Kesimpulan
kepemilikan institusional (KI), kepemilikan yang dapat diambil bahwa manajemen laba
manajerial (KM) dan komite audit (KA) tidak memediasi pengaruh kepemilikan
terhadap praktik manajemen laba yang memiliki insititusional terhadap nilai perusahaan.
nilai koefisien regresi sebesar a = - 0,143 b = 0,085 b. Proporsi kepemilikan manajerial ke
dan c = 0,114. manajemen laba
Tabel 4.18 Pengaruh Manajemen Laba Pengaruh tidak langsung b x d = 0,085 x –
terhadap Nilai Perusahaan 0,027 = - 0,002295
Coefficientsa Pengaruh langsung f = 0,517
Model Unstandardized Coefficients Standardized Hal ini menunjukan bahwa koefisien
Coefficients
pengaruh tidak langsung sebesar -0,002295.
B Std. Error Beta
(Constant) -6993,337 2528,478
Angka ini lebih kecil dari koefisien (β)
1 M.LABA -,015 ,062 -,027 pengaruh langsung yaitu 0,517. Kesimpulan
yang dapat diambil bahwa manajemen laba
a. Dependent Variable: NP
Sumber: data diolah, 2019
tidak memediasi pengaruh kepemilikan
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai d yang institusional terhadap nilai perusahaan.
merupakan cerminan dari hubungan antara c. Proporsi komite audit ke manajemen laba
perataan laba terhadap nilai perusahaan yang Pengaruh tidak langsung c x d = 0,114 x -
memiliki nilai koefisien regresi masing-masing d 0,027 = - 0,003078
= - 0,027. Pengaruh langsung g = 0,338
Tabel 4.19 pengaruh GCG terhadap Nilai Hal ini menunjukan bahwa koefisien
Perusahaan pengaruh tidak langsung sebesar – 0,003078.
Coefficientsa
Angka ini lebih kecil dari koefisien (β) pengaruh
Model Unstandardized Coefficients Standardized langsung yaitu 0,338. Kesimpulan yang dapat
Coefficients diambil bahwa manajemen laba tidak
B Std. Error Beta memediasi pengaruh komite audit terhadap
(Constant) -6993,337 2528,478
nilai perusahaan.
a x d = - 0,143 x – 0,027 = 0,003861
KI 1557,089 989,406 ,188
1
KM 2382,928 517,695 ,517
KA 2371,729 835,373 ,338
b x d = 0,085 x – 0,027 = - 0,002295
a. Dependent Variable: NP c x d = 0,114 x - 0,027 = - 0,003078
Sumber: data diolah, 2019 Syarat pengujian intervening yaitu:
(a x d ) + (b x d) + (c x d) > (e + f + g) “berfungsi
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai e, f , sebagai variabel intervening
dan g yang merupakan cerminan dari hubungan Dari hasil perhitungan statistik yang telah
antara kepemilikan institusional (KI), dilakukan menghasilkan nilai beta pada
kepemilikan manajerial (KM) dan komite audit standardized coeficients untuk pengujian
(KA) terhadap nilai perusahaan yang memiliki intervening. Hasil dari pengujian intervening
nilai beta masing-masing e = 0.188 f = 0.517 dan yaitu:
g = 0,338.

Judul (Book Antiqua, 10) (nama penulis; Book Antiqua 10,5) 73


(0,003861) - (0,002295) - (0,003078) < (0.188 + 0,909 > -2,0153). Dengan hasil tersebut maka
0.517 + 0,338) dapat disimpulkan H2 ditolak, artinya bahwa
- 0,001512 < 1,043 “tidak berfungsi sebagai secara parsial kepemilikan institusional tidak
variabel intervening” terdapat pengaruh negatif terhadap
Berdasarkan hasil data diatas dapat dilihat manajemen laba.
nilai (a x d ) + (b x d) + (c x d) < (e + f + g). Maka Hal ini disebabkan karena pada saat ini
dapat disimpulkan bahwa manajemen laba institusional yang telah menguasai sebagian
dalam penelitian ini tidak berfungsi sebagai besar perusahaan kurang menjalankan fungsi
variabel intervening yang dapat memediasi pengawasan yang baik terhadap para
antara variabel independen yaitu kepemilikan manajer, bahkan cenderung mendorong
institusional, kepemilikan manajerial dan manajer untuk melakukan manajemen laba
komite audit dengan variabel dependen yaitu guna tercapainya value perusahaan yang baik
nilai perusahaan. dimata investor, akibatnya pemilik saham
institusional bisa mendapatkan capital gain
4.2.4 Pembahasan Hasil Penelitian dari naiknya nilai perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian di atas Kepemilikan saham institusional yang besar
menggunakan uji regresi linear berganda dan seharusnya membuat investor tersebut
pengujian variabel intervening maka terdapat mempunyai kekuatan yang lebih dalam
pembahasan sebagai berikut: melakukan kontrol terhadap kegiatan
1. Pembahasan hipotesis 1 : Terdapat pengaruh operasional perusahaan. Tetapi, pada
kepemilikan institusional, kepemilikan kenyataannya kepemilikan institusional
manajerial dan komite audit secara simultan tidak bisa membatasi terjadinya manajemen
terhadap manajemen laba. laba. Hal ini dikarenakan investor
Dari hasil uji f nilai signifikansi untuk hasil institusional tidak berperan sebagai
pengujian hipotesis penelitian adalah sebesar sophisticated investors yang memiliki lebih
0,731 yang berarti lebih besar dari α = 5% banyak kemampuan dan kesempatan untuk
(0,731 > 0,05) dan Fhitung sebesar 0,432 lebih memonitor dan mendisiplinkan manajer agar
kecil dari Ftabel yang diperoleh dari α = 5%, lebih terfokus pada nilai perusahaan, serta
df1 = 3 dan df2 = 44 sebesar 2,82 (0,432 < 2,82), membatasi kebijakan manajemen dalam
sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 melakukan manipulasi laba, melainkan
ditolak. Artinya kepemilikan manajerial berperan sebagai pemilik sementara
(KM). kepemilikan institusional (KI) dan (transient investors) yang lebih terfokus pada
komite audit (KA) secara bersama-sama tidak current earnings (Yang et al., 2011). Transient
berpengaruh signifikan terhadap manajemen investors justru akan membuat pihak manajer
laba. Adanya indikasi penerapan mekanisme mengambil kebijakan agar bisa mencapai
GCG hanya sebagai formalitas untuk target laba yang diinginkan para investor.
memenuhi regulasi dari pemerintah dan Oleh karena itu, adanya kepemilikan
belum dijalankan secara optimal. Hasil institusional belum tentu akan berdampak
penelitian ini mendukung hasil penelitian pada peningkatan proses pengawasan yang
yang dilakukan oleh Agustia (2013) namun berpengaruh terhadap berkurangnya
tidak mendukung hasil penelitian hidayanti tindakan manajemen dalam melakukan
(2015) praktik manajemen laba.
2. Pembahasan hipotesis 2 : Terdapat pengaruh Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
negatif kepemilikan institusional (KI) yang dilakukan oleh Mahariana dan
terhadap manajemen laba (ML). Ramantha (2014), Agustia (2013), dan
Kepemilikan institusional (KI) mempunyai Kusumaningtyas (2012) yang menunjukkan
taraf signifikan sebesar 0,506 yang berarti bahwa kepemilikan saham institusional
lebih besar dari 0,05 (0,506 > 0,05) dan t adalah pemilik yang lebih memfokuskan
hitung sebesar – 0,909 lebih besar dari t tabel pada current earnings yang mengakibatkan
dengan α = 5% diketahui sebesar 2,0153 (- manajer terpaksa untuk melakukan tindakan

Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018: 74


yang dapat meningkatkan laba jangka Komite audit (KA) mempunyai taraf
pendek, misalnya dengan melakukan signifikan sebesar 0,475 yang berarti lebih
manipulasi laba. Adanya kepemilikan besar dari 0,05 (0,475 > 0,05) dan t hitung
institusional juga menyebabkan manajer sebesar 0,721 lebih kecil dari t tabel dengan α
terasa terikat untuk memenuhi target laba = 5% diketahui sebesar 2,0153 (0,721 <
dari para investor, sehingga manajer akan 2,0153). Dengan hasil tersebut maka dapat
tetap cenderung terlibat dalam tindakan disimpulkan H4 ditolak, artinya bahwa
manipulasi laba. secara parsial komite audit tidak terdapat
3. Pembahasan hipotesis 3 : Terdapat pengaruh pengaruh negatif terhadap manajemen laba.
negatif kepemilikan manajerial (KM) Hasil ini terjadi karena adanya kemungkinan
terhadap manajemen laba (ML). bahwa pembentukan komite audit dalam
Kepemilikan manajerial (KM) mempunyai perusahaan didasari sebatas untuk
taraf signifikan sebesar 0,569 yang berarti memenuhi regulasi dari Peraturan Otoritas
lebih besar dari 0,05 (0,569 > 0,05) dan t Jasa Keuangan Nomor 55/POJK.04/2015
hitung sebesar 0,574 lebih kecil dari t tabel Tentang Pembentukan dan Pedoman
dengan α = 5% diketahui sebesar 2,0153 Pelaksanaan Kerja Komite Audit yang
(0,574 < 2,0153). Dengan hasil tersebut maka mensyaratkan perusahaan mempunyai
dapat disimpulkan H3 ditolak, artinya bahwa komite audit yang paling sedikit terdiri dari
secara parsial kepemilikan manajerial tidak seorang komisaris independen, seorang
terdapat pengaruh negatif terhadap pihak independen yang memiliki keahlian
manajemen laba. dibidang keuangan atau akuntansi, dan
Hal ini berarti semakin besar kepemilikan seorang pihak independen yang memiliki
manajemen akan cenderung melakukan keahlian dibidang hukum, sehingga dalam
manajemen laba. Hal ini sejalan dengan pelaksanaannya komite audit kurang efektif
pendapat Boediyono (2015) yang dalam menjalankan tugas dan tanggung
menyatakan bahwa secara umum dapat jawabnya terhadap pengelolaan perusahaan
dinyatakan bahwa persentase tertentu Hasil ini konsisten dengan penelitian
kepemilikan saham oleh pihak manajemen Ardiyansyah (2014) yang menemukan bahwa
(kepemilikan manajerial) cenderung komite audit tidak berpengaruh signifikan
mempengaruhi tindakan manajemen laba. terhadap manajemen laba. Seharusnya
Adanya pengaruh positif berlawanan dengan keberadaan komite audit independen
teori yang menyatakan bahwa semakin besar mendukung prinsip responsibilitas dalam
kepemilikan saham manajerial dapat penerapan corporate governance, yang
mencegah tindakan opportunistic manajer, menekan perusahaan untuk memberikan
sehingga seharusnya adanya hubungan informasi lebih baik terutama keterbukaan
negatif antara kepemilikan manajerial dan penyajian yang jujur dalam laporan
dengan discretionary accruals. Hal ini keuangan.
disebabkan karena kepemilikan manajerial 5. Pembahasan hipotesis 5: Terdapat pengaruh
yang tinggi, manajer mempunyai hak voting negatif manajemen laba (ML) terhadap nilai
yang tinggi sehingga manajer mempunyai perusahaan (NP).
posisi yang kuat untuk mengendalikan Manajemen laba mempunyai taraf signifikan
perusahaan, hal ini dapat menimbulkan sebesar 0,812 yang berarti lebih besar dari
masalah pertahanan, dalam artian, adanya 0,05 (0,812 > 0,05) dan t hitung sebesar – 0,239
kesulitan bagi para pemegang saham lebih kecil dari t tabel dengan α = 5%
eksternal untuk mengendalikan tindakan diketahui sebesar - 2,0153 (-0,239 < -2,0153).
manajer. Dengan hasil tersebut maka dapat
4. Pembahasan hipotesis 4. Terdapat pengaruh disimpulkan H5 ditolak, artinya bahwa
negatif komite audit(KA) terhadap secara parsial manajemen laba tidak terdapat
manajemen laba(ML). pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan .

Judul (Book Antiqua, 10) (nama penulis; Book Antiqua 10,5) 75


Adanya rekayasa laporan keuangan untuk terdapat pengaruh positif terhadap nilai
mempercantik laba berpengaruh negatif perusahaan .
tidak signifikan terhadap penilaian investor Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar
akan prospek masa depan suatu perusahaan jumlah kepemilikan institusional justru akan
yang dinilai berdasarkan harga sahamnya, menurunkan nilai perusahaan. Sesuai
investor memiliki suatu sikap kehati-hatian dengan the strategic alignment hypothesis yang
agar tidak memperoleh resiko buruk dimasa menyatakan bahwa investor institusional
depan. Hasil penelitian ini mendukung hasil dengan kepemilikan saham mayoritas lebih
penelitian oleh Kamil (2013) dan menolak cenderung berpihak dan bekerjasama dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk mendahulukan
Hidayanty (2015). kepentingan pribadinya daripada
6. Pembahasan hipotesis 6 : Terdapat pengaruh kepentingan pemegang saham minoritas. Hal
kemililikan institusional, kepemilikan ini merupakan sinyal negatif bagi pihak luar
manajerial dan komite audit secara simultan karena strategi aliansi investor institusional
terhadap nilai perusahaan. dengan pihak manajemen cenderung
Dari tabel Uji F di atas hasil pengujian nilai mengambil kebijakan perusahaan yang tidak
signifikansi untuk hasil pengujian hipotesis optimal. Tindakan ini merugikan operasional
penelitian adalah sebesar 0,000 yang berarti perusahaan. Dampaknya, investor tidak akan
lebih kecil dari α = 5% (0,000 < 0,05) dan tertarik untuk menanamkan modalnya,
Fhitung sebesar 12,611 lebih besar dari Ftabel volume perdagangan saham menurun, harga
yang diperoleh dari α = 5%, df1 = 3 dan df2 = saham perusahaan dan nilai perusahaan juga
44 sebesar 2,82 (12,611 > 2,82), sehingga dapat akan menurun. Tindakan monitoring aktif
disimpulkan bahwa H6 diterima. Artinya berubah menjadi pasif dan oportunistik
kepemilikan manajerial (KM) , kepemilikan ketika kepemilikan saham investor
institusional (KI) dan komite audit (KA) institusional semakin besar.
secara bersama-sama berpengaruh signifikan Penelitian ini mendukung hasil penelitian
terhadap nilai perusahaan. pradipta (2011) dan menolak hasil penelitian
Hal ini menunjukan bahwa tingkat oleh Sari dan Ridwan (2013).
kepercayaan investor terhadap suatu 8. Pengujian hipotesis 8 : Terdapat pengaruh
perusahaan didukung dengan adanya tata positif kepemilikan manajerial (KM)
kelola perusahaan yang dapat memberikan terhadap nilai perusahaan (NP).
rasa aman dengan adanya pengawasan dan Kepemilikan manajerial (KM) mempunyai
pemeriksaan pada perusahaan dan adanya taraf signifikan sebesar 0,000 yang berarti
sinyal good news bagi perusahaan yang dapat lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan t hitung
meningkatkan nilai perusahaan. Hasil ini sebesar 4,603 lebih besar dari t tabel dengan
mendukung hasil penelitian terdahulu yang α = 5% diketahui sebesar 2,0153 (4,603 >
dilakukan oleh Siallagan dan Machfoedz 2,0153). Dengan hasil tersebut maka dapat
(2006) dan Hidayanti (2015) disimpulkan H8 diterima, artinya bahwa
7. Pembahasan hipotesis 7 :Terdapat pengaruh secara parsial kepemilikan manajerial
positif kepemilikan institusional (KI) terdapat pengaruh positif terhadap nilai
terhadap nilai perusahaan(NP). perusahaan .
Kepemilikan institusional (KI) mempunyai Sehingga dapat diartikan semakin tinggi
taraf signifikan sebesar 0,123 yang berarti jumlah saham yang dimiliki pihak
lebih besar dari 0,05 (0,123 > 0,05) dan t manajemen perusahaan maka semakin tinggi
hitung sebesar 1,574 lebih kecil dari t tabel pula nilai perusahaan. Tingginya jumlah
dengan α = 5% diketahui sebesar 2,0153 saham yang dimiliki olej pihak manajemen
(1,574 < 2,0153). Dengan hasil tersebut maka dapat mengurangi agency cost, sehingga
dapat disimpulkan H7 ditolak, artinya bahwa dapat meminimalkan konflik agensi serta
secara parsial kepemilikan institusional tidak mensejajarkan kepentingan manajemen dan
pemegang saham untuk dapat menikmati

Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018: 76


keuntungan, pihak manajemen akan lebih pengawasan dan pemeriksaan pada perusahaan
termotivasi atau lebih giat kinerjanya untuk dan adanya sinyal good news bagi perusahaan
memaksimalkan kepentingan manajemen yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.
maupun pemegang saham sehingga akan Namun secara parsial mekanisme GCG
meningkatkan nilai perusahaan. (kepemilikan institusional) berpengaruh negatif
9. Pengujian hipotesis 9: Terdapat pengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan
positif komite audit (KA) terhadap nilai kepemilikan manajerial dan komite audit
Perusahaan (NP). berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Komite audit (KA) mempunyai taraf Selanjutnya berdasarkan hasil
signifikan sebesar 0,007 yang berarti lebih penelitian menunjukan bahwa mekanisme GCG
kecil dari 0,05 (0,007 < 0,05) dan t hitung tidak berpengaruh terhadap manajemen laba
sebesar 2,839 lebih besar dari t tabel dengan baik secara simultan maupun parsial. Hal ini
α = 5% diketahui sebesar 2,0153 (2,839 > menunjukan Adanya indikasi penerapan
2,0153). Dengan hasil tersebut maka dapat mekanisme GCG hanya sebagai formalitas
disimpulkan H9 diterima, artinya bahwa untuk memenuhi regulasi dari pemerintah dan
secara parsial komite audit terdapat belum dijalankan secara optimal. Hasil
pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan dilakukan oleh Agustia (2013) namun tidak
komite audit akan menyebabkan mendukung hasil penelitian hidayanti (2015).
peningkatan nilai perusahaan. Hasil ini Berdasarkan hasil maka dapat
disebabkan karena keberadaan Komite Audit disimpulkan nilai pengujian variabel
serta perannya dalam mengadakan rapat intervening yaitu pengaruh tidak langsung <
secara periodik dalam mendiskusikan isu-isu pengaruh langsung (- 0,001512 < 1,043) “tidak
signifikan dapat menambah kepercayaan berfungsi sebagai variabel intervening” Maka
investor untuk menanam saham di dapat disimpulkan bahwa manajemen laba
perusahan tersebut. Kredibilitas proses dalam penelitian ini tidak berfungsi sebagai
penyusunan laporan keuangan perusahaan variabel intervening yang dapat memediasi
merupakan salah satu peran penting dan antara variabel independen yaitu kepemilikan
strategis dari komite audit selain peran institusional, kepemilikan manajerial dan
penting yang lain seperti sistem pengawasan komite audit dengan variabel dependen yaitu
dan penerapan good corporate governance. nilai perusahaan.
Kefektifitasan fungsi komite audit berakibat
terhadap berjalannya fungsi, pengawasan KESIMPULAN
terhadap perusahaan sehingga dapat
mencegah konflik keagenan, dan 5.1 Kesimpulan
meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis dan
Hasil ini sesuai penelitian Priyatna Bagus pembahasan yang telah dikemukakan pada bab
Susanto dan Imam Subekti (2013) yang sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
membuktikan komite audit berpengaruh sebagai berikut:
positif terhadap nilai perusahaan 1. Hasil analisis terhadap hipotesis
menunjukan kepemilikan manajerial (KM)
4.2.5Temuan Penelitian kepemilikan institusional (KI) dan komite
Berdasarkan hasil penelitian audit (KA) secara bersama-sama tidak
menunjukan bahwa nilai perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap
diproksikan dengan harga saham dipengaruhi manajemen laba. Hal ini didukung oleh
oleh mekanisme GCG secara simultan hal ini hasil pengujian nilai signifikansi untuk hasil
menunjukan bahwa tingkat kepercayaan pengujian hipotesis penelitian adalah
investor terhadap suatu perusahaan didukung sebesar 0,731 yang berarti lebih besar dari α
dengan adanya tata kelola perusahaan yang = 5% (0,731 > 0,05) dan Fhitung sebesar
dapat memberikan rasa aman dengan adanya 0,432 lebih kecil dari Ftabel yang diperoleh

Judul (Book Antiqua, 10) (nama penulis; Book Antiqua 10,5) 77


dari α = 5%, df1 = 3 dan df2 = 44 sebesar 2,82 manajerial dapat mencegah tindakan
(0,432 < 2,82). Adanya indikasi penerapan opportunistic manajer, sehingga seharusnya
mekanisme GCG hanya sebagai formalitas adanya hubungan negatif antara
untuk memenuhi regulasi dari pemerintah kepemilikan manajerial dengan
dan belum dijalankan secara optimal. Hasil discretionary accruals. Hal ini disebabkan
penelitian ini mendukung hasil penelitian karena kepemilikan manajerial yang tinggi,
yang dilakukan oleh Agustia (2013) namun manajer mempunyai hak voting yang tinggi
tidak mendukung hasil penelitian hidayanti sehingga manajer mempunyai posisi yang
(2015). kuat untuk mengendalikan perusahaan, hal
2. Hasil analisis terhadap hipotesis ini dapat menimbulkan masalah
menunjukan bahwa secara parsial pertahanan, dalam artian, adanya kesulitan
kepemilikan institusional tidak terdapat bagi para pemegang saham eksternal untuk
pengaruh negatif terhadap manajemen mengendalikan tindakan manajer.
laba. Hal ini didukung oleh hasil pengujian 4. Hasil analisis terhadap hipotesis
menunjukkan taraf signifikan sebesar 0,506 menunjukan bahwa secara parsial komite
yang berarti lebih besar dari 0,05 (0,506 > audit tidak terdapat pengaruh negatif
0,05) dan t hitung sebesar – 0,909 lebih besar terhadap manajemen laba. Hal ini
dari t tabel dengan α = 5% diketahui sebesar didukung oleh hasil pengujian taraf
2,0153 (-0,909 > -2,0153). Kepemilikan signifikan sebesar 0,475 yang berarti lebih
saham institusional yang besar seharusnya besar dari 0,05 (0,475 > 0,05) dan t hitung
membuat investor tersebut mempunyai sebesar 0,721 lebih kecil dari t tabel dengan
kekuatan yang lebih dalam melakukan α = 5% diketahui sebesar 2,0153 (0,721 <
kontrol terhadap kegiatan operasional 2,0153). Hasil ini terjadi karena adanya
perusahaan. Tetapi, pada kenyataannya kemungkinan bahwa pembentukan komite
kepemilikan institusional tidak bisa audit dalam perusahaan didasari sebatas
membatasi terjadinya manajemen laba. Hal untuk memenuhi regulasi dari Peraturan
ini dikarenakan investor institusional tidak Otoritas Jasa Keuangan Nomor
berperan sebagai sophisticated investors yang 55/POJK.04/2015 Tentang Pembentukan
memiliki lebih banyak kemampuan dan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite
kesempatan untuk memonitor dan Audit yang mensyaratkan perusahaan
mendisiplinkan manajer agar lebih terfokus mempunyai komite audit yang paling
pada nilai perusahaan, serta membatasi sedikit terdiri dari seorang komisaris
kebijakan manajemen dalam melakukan independen, seorang pihak independen
manipulasi laba, melainkan berperan yang memiliki keahlian dibidang keuangan
sebagai pemilik sementara (transient atau akuntansi, dan seorang pihak
investors) yang lebih terfokus pada current independen yang memiliki keahlian
earnings (Yang et al., 2011). dibidang hukum, sehingga dalam
3. Hasil analisis terhadap hipotesis pelaksanaannya komite audit kurang
menunjukan bahwa secara parsial efektif dalam menjalankan tugas dan
kepemilikan manajerial tidak terdapat tanggung jawabnya terhadap pengelolaan
pengaruh negatif terhadap manajemen perusahaan
laba. Hal ini didukung oleh hasil pengujian 5. Hasil analisis terhadap hipotesis
yang menunjukan taraf signifikan sebesar menunjukan bahwa secara parsial
0,569 yang berarti lebih besar dari 0,05 manajemen laba tidak terdapat pengaruh
(0,569 > 0,05) dan t hitung sebesar 0,574 negatif terhadap nilai perusahaan .Hal ini
lebih kecil dari t tabel dengan α = 5% didukung oleh hasil pengujian mempunyai
diketahui sebesar 2,0153 (0,574 < 2,0153). taraf signifikan sebesar 0,812 yang berarti
Adanya pengaruh positif berlawanan lebih besar dari 0,05 (0,812 > 0,05) dan t
dengan teori yang menyatakan bahwa hitung sebesar – 0,239 lebih kecil dari t tabel
semakin besar kepemilikan saham dengan α = 5% diketahui sebesar - 2,0153 (-

Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018: 78


0,239 < -2,0153). Adanya rekayasa laporan (4,603 > 2,0153). Sehingga dapat diartikan
keuangan untuk mempercantik laba semakin tinggi jumlah saham yang dimiliki
berpengaruh negatif tidak signifikan pihak manajemen perusahaan maka semakin
terhadap penilaian investor akan prospek tinggi pula nilai perusahaan.
masa depan suatu perusahaan yang dinilai 9. Hasil analisis terhadap hipotesis menunjukan
berdasarkan harga sahamnya, investor bahwa secara parsial komite audit terdapat
memiliki suatu sikap kehati-hatian agar pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
tidak memperoleh resiko buruk dimasa Hal ini didukung oleh hasil pengujian taraf
depan. signifikan sebesar 0,007 yang berarti lebih
6. Hasil analisis terhadap hipotesis kecil dari 0,05 (0,007 < 0,05) dan t hitung
menunjukan bahwa kepemilikan manajerial sebesar 2,839 lebih besar dari t tabel dengan
(KM) , kepemilikan institusional (KI) dan α = 5% diketahui sebesar 2,0153 (2,839 >
komite audit (KA) secara bersama-sama 2,0153).
berpengaruh signifikan terhadap nilai Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan
perusahaan. Hal ini didukung oleh hasil komite audit akan menyebabkan
pengujian nilai signifikansi untuk hasil peningkatan nilai perusahaan. Hasil ini
pengujian hipotesis penelitian adalah disebabkan karena keberadaan Komite Audit
sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari α serta perannya dalam mengadakan rapat
= 5% (0,000 < 0,05) dan Fhitung sebesar secara periodik dalam mendiskusikan isu-isu
12,611 lebih besar dari Ftabel yang signifikan dapat menambah kepercayaan
diperoleh dari α = 5%, df1 = 3 dan df2 = 44 investor untuk menanam saham di
sebesar 2,82 (12,611 > 2,82. Hal ini perusahaan tersebut.
menunjukan bahwa tingkat kepercayaan
investor terhadap suatu perusahaan 5.2 Saran
didukung dengan adanya tata kelola Berdasarkan atas hasil pengujian dan
perusahaan yang dapat memberikan rasa kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya,
aman dengan adanya pengawasan dan maka saran yang dapat disampaikan adalah
pemeriksaan pada perusahaan dan adanya sebagai berikut:
sinyal good news bagi perusahaan yang 1. Bagi Perusahaan
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
7. Hasil analisis terhadap hipotesis menunjukan kepemilikan manajerial dan komite audit
bahwa secara parsial kepemilikan berpengaruh positif terhadap nilai
institusional tidak terdapat pengaruh positif perusahaan. Disarankan perusahaan lebih
terhadap nilai perusahaan. Hal ini didukung mengefektifkan mekanisme GCG tersebut
oleh hasil pengujian taraf signifikan sebesar agar dapat meningkatkan nilai perusahaan.
0,123 yang berarti lebih besar dari 0,05 (0,123 2. Bagi calon investor dan kreditur
> 0,05) dan t hitung sebesar 1,574 lebih kecil Bagi calon investor dan kreditur perlu
dari t tabel dengan α = 5% diketahui sebesar berhati-hati dalam menentukan keputusan
2,0153 (1,574 < 2,0153). Hal ini menunjukkan untuk berinvestasi dan pemberian dana
bahwa semakin besar jumlah kepemilikan serta memastikan tingkat kualitas laporan
institusional justru akan menurunkan nilai keuangan perusahaan tersebut.
perusahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya
8. Hasil analisis terhadap hipotesis menunjukan Bagi peneliti selanjutnya dapat
bahwa secara parsial kepemilikan manajerial mengembangkan sektor industri lain dan
terdapat pengaruh positif terhadap nilai menambah pengujian faktor-faktor yang
perusahaan .Hal ini didukung oleh hasil mempengaruhi nilai perusahaan.
pengujian taraf signifikan sebesar 0,000 yang
berarti lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) dan
t hitung sebesar 4,603 lebih besar dari t tabel
dengan α = 5% diketahui sebesar 2,0153

Judul (Book Antiqua, 10) (nama penulis; Book Antiqua 10,5) 79


Prior et al., 2005, Standardized Methods
for the Determination of
DAFTAR PUSTAKA Antioxidant Capacity and
Phenolic in Food and Dietary
Chtourou et al, (2001) Corporate Supplements, J. Agric. Food
Governance and Earnings Chem., 53, 4290-4302
Management. Working Paper. .
Universite Laval, Quebec City,
Canada. April
Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS, Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Gill, Amarjit dan Obradovich, John. 2012.
The Impact of Corporate
Governance and Financial
Leverage on the Value of
American Firms. International
Research Journal of Finance and
Economics. ISSN 1450-2887 Issue
91.
Gumanti, T.A. 2001. Earnings
Management dalam Penawaran
Saham Perdana di Bursa
Efek Jakarta. The Indonesian
Journal of Accounting Research.
Vol. 4 (2).
Gustina, Dhany Lia. & Wijayanto, Andhi.
(2015). Analisa Rasio Keuangan
dalam Memprediksi Perubahan
Laba. Management Analysis
Journal. Vol. 4 No.2. 2015.
Jogiyanto. 2000. ”Teori Portofolio dan
Analisis Investasi”. Yogyakarta: BPFE
UGM.
Kurniawan, Randy, Adam. 2014.
Pengaruh Good Corporate
Governance terhadap
Akuntabilitas, Kinerja, Instansi
Pemerintah.Bandung
Scott, R. William. 2015. Financial
Accounting Theory. Seventh
Edition. Pearson Prentice Hall:
Toronto
Suharli, M. 2006. “Studi Empiris Terhadap
Faktor yang Mempengaruhi
Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Go Public di
Indonesia”. Jurnal Maksi.Vol. 6
No.1 Januari 2006 : 23-41.

Jurnal Liquidity: Vol. 7, No. 1, Januari-Juni 2018: 80

Anda mungkin juga menyukai