Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah :

Seminar Perpajakan

PERTEMUAN 1
SEJARAH DAN
PRINSIP
PERPAJAKAN
Sejak Kapan Sistem
Perpajakan DI Indonesia ada
Sejarah Perpajakan di Indonesia

Masa Kerajaan Dikenal dengan


nama Upeti

Era Penjajahan Penerapan Pajak


atas rumah dan
usaha yang
dilakukan Belanda

Masa Kemerdekaan Pajak sudah di


(1945-1950) atur dalam UUD
1945 Pasal 23
Butir 2
“prinsip pengumpulan pajak yang benar harus memperhatikan prinsip
keadilan (equity), kepastian hukum (legal certainly), prinsip kenyamanan
(convenience of payment) dan efisiensi”.

Prinsip keadilan: apa yang dimaksud dengan keadilan dan pajak apa yang
dirasa adil ?

Jauh di belakang, prinsip keadilan ditekemukakan dalam pemikiran filsuf


Yunani kuno Plato. Menyatakan bahwa keadilan pajak terjadi ketika orang-
orang yang memiliki tingkat pendapatan yang sama membayar pajak yang
sama. Atau, sebaliknya, bagi Plato, ketidakadilan terjadi jika setiap orang
yang memiliki jumlah pendapatan yang sama tetapi memiliki pajak yang
berbeda.
Prinsip ini adalah salah satu prinsip dasar hukum yang mengharuskan

hukum menjadi jelas, mudah diakses, komprehensif, prospektif, dan


stabil.

Kepastian hukum mengandaikan keseimbangan antara stabilitas dan


fleksibilitas dan mencakup unsur-unsur substansial dan formal untuk
menghindari arbitrasi yang tidak perlu. Kepastian hukum tidak hanya
mencakup formulasi hukum yang baik, tetapi juga harmonisasi dan
koordinasi pajak, penerapan undang-undang perpajakan dan
penyelesaian perselisihan.
Prinsip ini digunakan dalam dua cara.

Yang pertama, pembenaran kompetensi Negara untuk menentukan


beban dan cakupan pajak, karena setiap beban pajak taat akan
pembatasan hak kepemilikan pribadi.

Yang kedua, prinsip ini membantu negara mengalokasikan beban pajak


kepada warga negara secara proporsional dengan prinsip kesetaraan dan
kemampuan membayar, sehingga didistribusikan secara proporsional.
Prinsip ini merupakan penegasan dari prinsip-prinsip lain bahwa dalam
hal terdapat ketidakpastian atau keragu-raguan maka dalil yang
digunakan haruslah yang menguntungkan wajib pajak atau dengan kata
lain tidak seharusnya menimbulkan kewajiban membayar pajak. Hal ini
dibenarkan karena para dasarnya otoritas pajak sudah diberi
kewenangan untuk merumuskan aturan dan melakukan penegakan
hukum.

Anda mungkin juga menyukai