A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Desa Kalibukbuk merupakan desa yang berada di Kecamatan
yang berbeda-beda.
2. Karakteristik Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah klien yang dalam perawatan luka
diabetes mellitus grade 2 di Griya Utami Care Bali. Data yang diambil
Status Pendidikan
Gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan
Kelompok
Variabel Kategori Eksperimen Kontrol
f % f %
Laki-laki
Jenis Kelamin
Perempuan
Status SMP
Pendidikan SMA
tabel 4.2
terendah 52 tahun.
3. Analisa Data
a. Gambaran penyembuhan luka Diabetes Mellitus grade 2 sebelum
tabel 4.3
Tabel 4.3 Identifikasi penyembuhan luka Diabetes Mellitus grade 2
sebelum diberikan Modern Dressing pada Kelompok
Eksperimen
dengan standar deviasi 0,4503. Nilai terendah 13,33 dan tertinggi 15,0.
b. Gambaran penyembuhan luka Diabetes Mellitus grade 2 sebelum
tabel 4.5
Tabel 4.5 Identifikasi penyembuhan luka Diabetes Mellitus grade 2
sebelum diberikan Modern Dressing pada Kelompok Kontrol
mengalami 87% tidak ada resiko tinggi untuk jatuh sebanyak 11 orang
(73,3%) dan 87% resiko tinggi untuk jatuh sebanyak 4 orang (26,7%).
dengan standar deviasi 0,9946. Nilai terendah 11,1 dan tertinggi 14,9.
c. Gambaran penyembuhan luka Diabetes Mellitus grade 2 setelah
tabel 4.7
Tabel 4.7 Identifikasi penyembuhan luka Diabetes Mellitus grade 2
setelah diberikan Modern Dressing pada Kelompok
Eksperimen
seluruhnya mengalami 87% tidak ada resiko tinggi untuk jatuh (100%).
dengan standar deviasi 0,4748. Nilai terendah 11,8 dan tertinggi 13,4.
d. Identifikasi penyembuhan luka Diabetes Mellitus grade 2 setelah
4.9
Tabel 4.9 Identifikasi penyembuhan luka Diabetes Mellitus grade 2
setelah diberikan Modern Dressing pada Kelompok Kontrol
Kategori Frekuensi Persentase (%)
87% tidak ada resiko tinggi
9 60
untuk jatuh
87% resiko tinggi untuk jatuh 6 40
Total 15 100
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa setelah diberikan Balance Exercise pada
mengalami 87% tidak ada resiko tinggi untuk jatuh sebanyak 9 orang
(60%) dan 87% resiko tinggi untuk jatuh sebanyak 6 orang (40%).
dengan standar deviasi 1,1440. Nilai terendah 11,0 dan tertinggi 14,8.
diperoleh > 0,05 maka data berdistribusi normal dan uji statistik yang
Kelompok Kontrol
Identifikasi perbedaan keseimbangan tubuh sebelum dan setelah
Exercise. Nilai p value pada kelompok kontrol adalah 0,648 berarti nilai
α > 0,05 sehingga tidak ada perbedaan antara keseimbangan tubuh
deviasi 1,1440. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,039, berarti pada
B. Pembahasan Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang mengalami gangguan keseimbangan
10 orang (66,7%).
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Komala (2016) tentang
juga menyatakan hal yang sama, dimana karakteristik lansia yang memiliki
wanita. Pada kasus ini keseimbangan tubuh pada lansia laki-laki cenderung
dapat menjadi lebih buruk. Laki-laki lebih banyak terserang asam urat, dan
termasuk pada usia pertengahan dan lansia awal. Hal ini sejalan dengan
Pada Lansia”. Pada penelitian ini mayoritas responden memiliki usia yang
berkisar 60-74 tahun dengan jumlah 11 orang (80%) dari 18 orang yang
perubahan pada sistem otot, sistem indera yang meliputi penglihatan dan
penelitian yang dilakukan oleh Putri (2014) denga judul “Pengaruh Senam
Tai Chi Terhadap Peningkatan Keseimbangan Dinamis Dan Penurunan
Faktor Resiko Jatuh Pada Lanjut Usia”. Pada penelitian ini pada kelompok
tubuh (Christos et al., 2015). Pola aktivitas fisik yang dilakukan oleh lansia
dapat menjadi upaya dalam mencegah risiko jatuh pada lansia (Montero &
Serra, 2013).
Dilihat dari karakteristik responden yang mengalami gangguan
yang kompleks, sehingga mobilitas meningkat dan organ gerak baik otot,
tulang dan sendi akan terus bergerak. Sendi sangat penting dalam
sehingga akan terjadi gesekan pada sendi yang membuat gerakan diikuti
mengalami 87% tidak ada resiko tinggi untuk jatuh (13,3%), rata-rata
nilai keseimbangan tubuh sebelum diberikan intervensi pada kelompok
13,33 dan tertinggi 15,0 Setelah dilakukan latihan balance exercise 3 kali
tubuh responden yang mengalami 87% tidak ada resiko tinggi untuk jatuh
sebanyak 11 orang (73,3%) dan 87% resiko tinggi untuk jatuh sebanyak 4
factor, salah satunya adalah tingkat aktivitas fisik. Lansia yang memiliki
yang lebih baik. Akan tetapi, ketika lansia memiliki tingkat aktivitas fisik
dengan seluruh responden tersebut 87% tidak ada resiko tinggi untuk
tubuh responden pada post tes dimana didapatkan 87% tidak ada resiko
tinggi untuk jatuh sebanyak 9 orang (60%) dan 87% resiko tinggi untuk
menunjukkan nilai signifikansi (p) = 0,046 atau 0,046 < 0,05, maka Ha
kelompok kontrol.
Aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan
sebagainya (Farizati,2002).
Latihan khusus untuk melatih keseimbangan memang memiliki
oleh lansia.
4. Menganalisis Pengaruh Pemberian Balance Exercise Terhadap
menempuh waktu kurang dari 14 detik saat menjali tes. Jika waktu yang
ditempuh sama dengan 14 atau melebihinya dapat disimpulkan lansia
berarti nilai α > 0,05 sehingga tidak ada perbedaan antara keseimbangan
besar pula kekuatan yang dihasilkan otot tersebut. Kekuatan otot dari
keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut
yang datang dari alat indra adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi
disinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor pada
kulit dan jaringan lain serta otot yang diproses di kortek yang akan
bahwa latihan fisik yang teratur selama 15 menit dengan frekuensi 2 kali
lansia. Hal tersebut juga sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh
Maryam dkk (2008) bahwa dengan melakukan latihan aktivitas fisik yang
teratur minimal 15 menit dalam sehari dan dilakukan tiga kali atau lima
rata-rata nilai post adalah 13,308 dengan standar deviasi 1,1440. Hasil uji
pada kelompok senam dan kelompok tidak ikut senam, dengan nilai
paling tinggi 56 dan paling rendah 20. Nilai p value yang diperoleh adalah
0,00 yang berarti nilai p < 0,05, sehingga disimpulakan bahwa terdapat
lima macam gerakan yaitu, plantar fleksi, hip fleksi, hip ekstensi, knee
Plantar Flexion akan mempengaruhi otot bagian lateralis betis, otot dorsal
betis bagian permukaan, otot dorsal betis bagian dalam. Hip Flexion akan
paha atas, dorsal panggul. Hip Extention akan mempengaruhi otot bagian
medial paha atas dan dorsal pinggul. Knee Flexion akan mempengaruhi
otot pada bagian ventral paha, medial paha, dorsal pinggul, dorsal betis
bagian permukaan, dorsal betis bagian dalam. Gerakan terakhir yaitu Side
leg Raise yang akan mempengaruhi otot bagian ventral paha dan dorsal
postural yang sinergis. Pada tungkai, gerakan dari senam lansia akan
Granacher, 2015).
C. Keterbatasan Penelitian
dalam penelitian ini. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
seperti, usia, riwayat penyakit, berat badan dan status gizi responden yang
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan, sehingga dapat
rata-rata usia pada kelompok eksperimen adlah 57,53 dan pada kelompok
dengan standar deviasi 0,4748. Nilai terendah 11,8 dan tertinggi 13,4.
3. Gambaran Keseimbangan Tubuh Sebelum dan Setelah Diberikan
standar deviasi 0,9946. Nilai terendah 11,1 dan tertinggi 14,9. Setelah
dengan standar deviasi 1,1440. Nilai terendah 11,0 dan tertinggi 14,8.
4. Berdasarkan uji beda keseimbangan tubuh setelah perlakuan
1,1440. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,039, berarti pada alpha
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Menurut hasil yang didapatkan untuk pengaruh balance exercise,
keperawatan gerontik.
2. Bagi Tempat Penelitian
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan
beberapa saran yaitu bagi para lansia tetap melakukan balance exercise
resiko jatuh, bagi para lansia tetap menjaga pola hidup seperti makan yang
usia middle age ( 45-50 tahun), (60-74 tahun), dan lanjut usia tua ialah usia