Anda di halaman 1dari 14

Mr.

athoenk's
Just another WordPress.com weblog

LP Gangguan konsep diri; harga diri rendah


LAPORAN PENDAHULUAN II

I. Kasus ( Masalah Utama )

Gangguan konsep diri; harga diri rendah

II. Proses Terjadinya Masalah

A. Core Problem

1. Definisi

Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
sesuai dengan ideal diri. ( Keliat B.A , 1992 )

Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
negatif, dapat secara langsung atau tidak langsung di ekspresikan.

2. Tanda dan gejala

a. Perasaan negatif terhadap diri sendiri

b. Hilang kepercayaan diri

c. Merasa gagal mencapai keingginan

d. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu

e. Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai mana mestinya

f. Menarik diri dari kehidupan sosial

g. Banyak diam dan sulit berkomunikasi

B. Penyebab

Koping individu tidak efektif


Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif, koping merupakan respon
pertahanan individu terhadap suatu masalah. Jika koping itu tidak efektif maka individu tidak
bisa mencapai harga dirinya dalam mencapai suatu perilaku.

C. Akibat

Menarik diri

Mekanisme terjadinya masalah :

Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya, individu dengan harga diri rendah
akan merasa tidak mampu , tidak berdaya, pesimis dapat menghadapi kehidupan, dan tidak
percaya pada diri sendiri. Untuk menutup rasa tidak mampu individu akan banyak diam,
menyendiri, tidak berkomunikasi dan menarik diri dari kehidupan sosial.

III. A. Pohon Masalah

Gangguan isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

Koping individu tidak efektif

B. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu di Kaji

1. Isolasi sosial : menarik diri

Data yang perlu dikaji

a. Lebih banyak diam

b. Lebih suka menyendiri/ hubungan interpersonal kurang

c. Personal hygiene kurang

d. Merasa tidak nyaman diantara orang

e. Tidak cukupnya ketrampilan sosial

f. Berkurangnya frekwensi, jumlah dan spontanitas dalam berkomunikasi

2. Gangguan konsep diri harga diri rendah

Data yang perlu dikaji

a. Perasaan rendah diri


b. Pikiran mengarah

c. Mengkritik diri sendiri

d. Kurang terlibat dalam hubungan sosial

e. Meremehkan kekuatan/ kemampuan diri

f. Menyalahkan diri sendiri

g. Perasaan putus asa dan tidak berdaya.

3. Koping individu tidak efektif

a. Masalah yang di hadapi pasien (sumber koping)

b. Strategi dalam menghadapi masalah

c. Status emosi pasien

IV. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan interaksi sosial ; menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

2. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif.

V. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 2 : Gangguan interaksi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

TUM : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.

TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki.

a. Kriteria hasil :

2.1. Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

- kemampuan yang dimiliki

- aspek positif keluarga

- aspek positif lingkungan yang di miliki klien.


b. Intervensi

2.1.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

2.1.2. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif.

2.1.3. Utamakan memberi pujian yang realistik.

TUK 3 : Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

a. Kriteria evaluasi

3.1. Klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.

b. Intervensi

3.1.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.

3.1.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.

TUK 4 : Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.

a. Kriteria evaluasi

4.1. Klien membuat rencana kegiatan harian.

b. Intervensi

4.1.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.

- kegiatan mandiri

- kegiatan dengan bantuan sebagian

- kegiatan yang membutuhkan bantuan total.

4.1.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

4.1.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

TUK 5 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.

a. Kriteria evaluasi

5.1. Klien melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.


b. Intervensi

5.1.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.

5.1.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.

5.1.3. Diskusikan kemungkinan, pelaksanaan di rumah.

TUK 6 : Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada :

a. Kriteria evaluasi

6.1. Klien memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.

b. Intervensi

6.1.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri
rendah.

6.1.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.

6.1.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN I

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien lebih suka menyendiri, banyak diam sulit berkomunikasi dengan teman-temannya,
pandangan mata kosong.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

3. Tujuan Khusus

Tuk :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

2. klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

4. Tindakan Keperawatan
1. Bina hubungan saling percaya

a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

b. Perkenalkan diri dengan sopan

c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

d. Jelaskan tujuan pertemuan

e. Jujur dan menepati janji

f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

g. Beri peerhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

b. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif

c. Utamakan memberikan pujian yang realistis

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam tarapeutik

“Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya Sri Sundari, saya biasa dipanggil Ndari, nama mbak
siapa ? dan panggilan apa yang mbak sukai ? Baiklah mbak, di sini saya akan menemani mbak,
saya akan duduk di samping mbak, jika mbak akan mengatakan sesuatu saya siap
mendengarkan.”

b. Evaluasi/ validasi

“Bagaimana perasaan mbak hari ini, saya ingin sekali ingin membantu menyelesaikan masalah
mbak dan saya harap mbak mau bekerja sama dengan saya, kalau boleh saya tahu apa yang
terjaadi di rumah sehingga mbak sampai dibawa kemari ?”

c. Kontrak

“Mbak bagaimana kalau hari ini kita bincang-bincang tentang kemampuan yang mbak miliki, di
mana kita ngobrol mbak ? berapa lama ? baiklah bagaimana kalau kta nanti ngobrol di taman
selama + 15 menit.
3. Fase Kerja

“Nah, coba mbak cari kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sebelum sakit. Baik, apalagi
mbak ?”

“Bagus sekali ternyata mbak memiliki kemampuan yang banyak sekali.”

4. Fase Terminasi

a. Evaluasi

“Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 15 menit tadi ?”

“Bisa mbak ulangi lagi apa yang telah kita bicarakan tadi ?”

b. Rencana tindak lanjut

“Setelah ini kita akan berbicara mengenai kemampuan yang masih bisa mbak gunakan selama
sakit.”

c. Kontrak

“Baiklah mbak, waktu kita sudah habis bagaimana kalau kita cukupkan sampai di sini, kira-kira
jam berapa kita bertemu lagi ? tempatnya di mana ?”

“Baiklah mbak bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 11 selama + 20 menit.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien lebih suka menyendiri, banyak diam, kurang berkomunikasi dengan teman-temannya.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan interaksi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

3. Tujuan Khusus

Tuk 3 : klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

Tuk 4 : klien dapat ( menetapkan ) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
Tuk 5 : klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.

4. Tindakan Keperawatan

1. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.

b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya

2. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.

- Kegiatan mandiri

- Kegiatan dengan bantuan sebagian

- Kegiatan yang membutuhkan bantuan total

b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

c. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan .

3. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya

a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.

b. Beri pujian atas keberhasilan klien

c. Diskusikan tentang kemungkinan melaksanakan di rumah

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya. Coba sebutkan nama saya, bagus ternyata
mbak masih ingat.”

b. Evaluasi/ validasi

“Mbak kelihatan cantik dan segar hari ini, bagaimana perasaan mbak hari ini ?”

c. Kontrak
“Kemarin kita sudah berbicaara mengenai kemampuan yang mbak miliki selama sebelum sakit,
nah sekarang sesuai dengan janji kita, bagaimana kalau kita mulai pembicaraan kita mengenai
kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sakit atau di rumah sakit ini, di mana kita bicara
nanti mbak ? Bagaimana kalau kita bicara di ruang tamu + 30 menit.

2. Fase Kerja

“Sekarang coba mbak ssebutkan kegiatan yang bisa mbak lakukan selama sakit.”

“Baik, apalagi mbak ?”

“Mbak punya hobi apa ? memasak atau mungkin membuat ketrampilan ?”

“Nah… ya itu tadi bisa mbak lakukan di rumah sakit ini, di sini tersedia fasilitas untuk mbak bisa
menggali kemampuan mbak .”

“Masih banyak kegiatan yang bisa mbak lakukan di sini sesuai dengan bakat dan kemampuan
mbak.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

“Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 30 menit tadi ?”

“Bisa mbak ulangi lagi apa yang elah kita bicarakan tadi ?”

b. Rencana tindak lanjut

“Mulai saat ini coba mbak lakukan sedikit demi sedikit apa yang telah kita bicarakan tadi.”

c. Kontrak

“Baiklah mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita cukupkan sampai di sini, kira-kira
jam berapa kita bertemu lagi ? tempatnya di mana ?”

Like this:

Suka
Be the first to like this post.

Posted by athoenk46 on Februari 27, 2010 at 2:33 am


Filed under Keperawatan Jiwa  |  Tinggalkan komentar  |  Trackback URI

Previous Entry: Akses Internet Menjadi Hak di Finlandia


Next Entry: Asuhan Keperawatan Osteosarkoma
1 Komentar »

1.

regent chilcino Berkata

materinya sdh lenkap tpi klo bisa di masukan harga diri tinnginya juga

Posted on Juni 9, 2011 pukul 3:26 am

Balas

RSS Feed for this entry

Tinggalkan Balasan

guest

Enter your comment here...

 Guest
 Masuk
 Masuk
 Masuk

Email (wajib) (Belum diterbitkan)

Nama (wajib)

Situs web

Please log in to WordPress.com to post a comment to your blog.


You are commenting using your Twitter account. (Keluar)

You are commenting using your Facebook account. (Keluar)

Connecting to %s

Beritahu saya balasan komentar lewat surat elektronik.

Beritahu saya tulisan baru lewat surat elektronik.

Kirim Komentar 211 0

1318120991

018449aa07

1318120995667

 Halaman
o Arti Hidup
o Belajarlah
o Development Task
o Malam PERTAMA
o Tentang Aku
 Cari yang lain
Go!

 Kategori
o Anatomi & fisiologi
o Karya Tulis
o Kegawat Daruratan
o Keperawatan Anak
o Keperawatan Jiwa
o Keperawatan Medikal Bedah
o Laboratorium
o Motivasi & Kata Bijak
o Narkoba
o Sejarah Keperawatan
o Umum
 Halloo..!!!

ADD AJ FB gw.

  
Februari 2010
S S R K J S M
    Mar »
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28

 Arsip
o September 2011
o Juni 2011
o April 2010
o Maret 2010
o Februari 2010
 Tulisan Terkini
o Mereka Bilang Saya “Pembantu” :)
o SEORANG Suyatno, Bermodal Becak Sekolahkan Anak Hingga Lulus Dokter
di UGM
o Gunakan Obat Penurun Panas Secara Bijak
o PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH
o Penanganan Kondisi Gawat Darurat selain Petugas kesehatan pun Harus tahu….
 Jumlah Kunjungan
o 45,418 hits
 Komentar terakhir

athoenk46 on Asuhan Keperawatan Pada Klien …

dyah susanti on Asuhan Keperawatan Pada Klien …

athoenk46 on Cara Menentukan Judul Skripsi,…

tawar on Cara Menentukan Judul Skripsi,…

athoenk46 on Sejarah & Perkembangan Kep…

Blog pada WordPress.com. Theme: Vermilion Christmas.

Ikuti

Follow Mr.athoenk's

Get every new post delivered to your Inbox.

Bergabunglah dengan 2 pengikut lainnya.

Masukkan a
subscribe 11775112 http://athoenk46.w loggedout-follow 9a669e6ede /2010/02/27/lp-ga

Daftar!

Powered by WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai