Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

DS : Klien mengatakan lebih suka menyendiri, banyak diam sulit berkomunikasi dengan teman-
temannya, pandangan mata kosong., tidak mampu melakukan peranan fungsi sebagaiman
mestinya

DO : Klien tampak menyendiri,mudah tersinggung,perasaan negative terhadap diri


sendiri,penolakan terhadap diri sendiri

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan kosep diri : harga diri rendah.

3. Tujuan Khusus

Tuk :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yg dimilikinya.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yg ada.


4. Tindakan Keperawatan

SP 1P

1. Bina hubungan saling percaya


2. Identifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki pasien
3. Bantu klien menilai kemampuan klien yang masih digunakan
4. Bantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
5. Latih klien sesuai kemampuan yang dipilih
6. Berikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien
7. Anjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi mbak, perkenalkan nama saya Sri Sundari, saya biasa dipanggil Ndari, nama mbak
siapa ? dan panggilan apa yang mbak sukai ? Baiklah mbak, di sini saya akan menemani mbak,
saya akan duduk di samping mbak, jika mbak akan mengatakan sesuatu saya siap
mendengarkan.”

b. Evaluasi/ validasi

“Bagaimana perasaan mbak hari ini, saya ingin sekali ingin membantu menyelesaikan masalah
mbak dan saya harap mbak mau bekerja sama dengan saya, kalau boleh saya tahu apa yang
terjaadi di rumah sehingga mbak sampai dibawa kemari ?”

c. Kontrak

“Mbak bagaimana kalau hari ini kita bincang-bincang tentang kemampuan yang mbak miliki, di
mana kita ngobrol mbak ? berapa lama ? baiklah bagaimana kalau kta nanti ngobrol di taman
selama + 15 menit.

3. Fase Kerja

“Nah, coba mbak cari kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sebelum sakit. Baik, apalagi
mbak ?”

“Bagus sekali ternyata mbak memiliki kemampuan yang banyak sekali.”

4. Fase Terminasi
a. Evaluasi

“Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 15 menit tadi ?”

“Bisa mbak ulangi lagi apa yang telah kita bicarakan tadi ?”

b. Rencana tindak lanjut

“Setelah ini kita akan berbicara mengenai kemampuan yang masih bisa mbak gunakan selama
sakit.”

c. Kontrak

“Baiklah mbak, waktu kita sudah habis bagaimana kalau kita cukupkan sampai di sini, kira-kira
jam berapa kita bertemu lagi ? tempatnya di mana ?”

“Baiklah mbak bagaimana kalau kita bertemu lagi jam 11 selama + 20 menit.”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN II

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien lebih suka menyendiri, banyak diam, kurang berkomunikasi dengan teman-temannya.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan interaksi sosial menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.

3. Tujuan Khusus

Tuk 3 : klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

Tuk 4 : klien dapat ( menetapkan ) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.

Tuk 5 : klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.

4. Tindakan Keperawatan

1. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

a. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.

b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya


2. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan.

- Kegiatan mandiri

- Kegiatan dengan bantuan sebagian

- Kegiatan yang membutuhkan bantuan total

b. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

c. Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan .

3. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya

a. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.

b. Beri pujian atas keberhasilan klien

c. Diskusikan tentang kemungkinan melaksanakan di rumah

B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi mbak, mbak masih ingat dengan saya. Coba sebutkan nama saya, bagus ternyata
mbak masih ingat.”

b. Evaluasi/ validasi

“Mbak kelihatan cantik dan segar hari ini, bagaimana perasaan mbak hari ini ?”

c. Kontrak

“Kemarin kita sudah berbicaara mengenai kemampuan yang mbak miliki selama sebelum sakit,
nah sekarang sesuai dengan janji kita, bagaimana kalau kita mulai pembicaraan kita mengenai
kemampuan yang bisa mbak lakukan selama sakit atau di rumah sakit ini, di mana kita bicara
nanti mbak ? Bagaimana kalau kita bicara di ruang tamu + 30 menit.

2. Fase Kerja

“Sekarang coba mbak ssebutkan kegiatan yang bisa mbak lakukan selama sakit.”
“Baik, apalagi mbak ?”

“Mbak punya hobi apa ? memasak atau mungkin membuat ketrampilan ?”

“Nah… ya itu tadi bisa mbak lakukan di rumah sakit ini, di sini tersedia fasilitas untuk mbak bisa
menggali kemampuan mbak .”

“Masih banyak kegiatan yang bisa mbak lakukan di sini sesuai dengan bakat dan kemampuan
mbak.”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi

“Apa yang mbak rasakan setelah kita bincang-bincang selama 30 menit tadi ?”

“Bisa mbak ulangi lagi apa yang elah kita bicarakan tadi ?”

b. Rencana tindak lanjut

“Mulai saat ini coba mbak lakukan sedikit demi sedikit apa yang telah kita bicarakan tadi.”

c. Kontrak

“Baiklah mbak, waktu kita sudah habis, bagaimana kalau kita cukupkan sampai di sini, kira-kira
jam berapa kita bertemu lagi ? tempatnya di mana ?”

Anda mungkin juga menyukai