Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN RETINOBLASTOMA

Di susun oleh :

1.

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................2

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................2

BAB I...................................................................................................................................................2

PENDAHULUAN..............................................................................................................................2

A. Latar Belakang................................................................................................................2
B. Rumusan masalah............................................................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................5

TINJAUAN TEORI............................................................................................................................5

1. Kader...............................................................................................................................5
2. Peran perawat komunitas dalam memberikan psikoedukasi...........................................5
3. Peran perawat komunitas dalam menangani gangguan mental.......................................6
BAB III................................................................................................................................................6

PENUTUP...........................................................................................................................................6

A. Simpulan.........................................................................................................................6
B. Saran................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................6

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat melalui pembentukan kader kesehatan jiwa
bertujuan
untuk membantu menangani masalah kesehatan jiwa yang ada di masyarakat
mulai dilaksanakan, namun pada pelaksanaannya masih belum maksimal karena
masih tahap awal pelaksanaan. Pengalaman kader dalam menangani masalah
kesehatan jiwa di komunitas masih kurang, selain itu kader masih masih belum
fokus dalam melaksanakan tugas dan perannya dalam menangani masalah
kesehatan jiwa yang mana kader masih dilibatkan dalam program kesehatan
lainnya yang mengakibatkan upaya untuk menangani masalah kesehatan jiwa di
komunitas menjadi tidak maksimal hingga pada akhirnya peningkatan derajat
kesehatan jiwa di komunitas tidak terealisasikan.
Penanganan kesehatan jiwa tidak hanya berfokus pada upaya proses
penyembuhan saja, melainkan membutuhkan pendidikan kepada keluarga dan
kepada penderita gangguan jiwa itu sendiri, oleh karena itu sangat dibutuhkan
kader kesehatan jiwa.
Peran kader dalam program kesehatan jiwa adalah berfungsi untuk membantu
tenaga kesehatan dalam pengelolaan program desa siaga melalui kegiatan UKBM
(Upaya Berbasis Masyarakat), membantu memantau kegiatan dan evaluasi desa
siaga, membantu mengembangkan dan mengelola UKBM serta hal yang terkait,
membantu mengidentifikasi dan melaporkan kejadian di masyarakat yang dapat
berdampak pada masyarakat, membantu dalam memberikan pemecahan masalah
kesehatan yang sederhana kepada masyarakat. Kader memiliki peran yang sangat
besar terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat, baik kesehatan fisik
maupun kesehatan mental. Tugas terpenting kader kesehatan jiwa adalah
mempertahankan yang sehat jiwa tetap sehat, yang resiko menjadi sehat dan yang
gangguan menjadi sembuh atau produktif. Maka dari itu pemberdayaan kader
kesehatan jiwa dapat memungkinkan mencapai seluruh masyarakat (Astuti R.,
Amin K, 2009).
Kader kesehatan dalam melaksanakan perannya di pengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor yang mempengaruhi kader dalam pelaksanaan peranya meliputi
sikap, motivasi, pegetahuan dan masa kerja (Ratih, dkk ; 2012). Pengetahuan dan
sikap mempengaruhi peran kader saat melakukan tugas dan perannya
dimasyarakat seringkali mendapatkan penolakan dari keluarga klien, selain itu
minimnya pengalaman yang dimiliki kader menjadi hambatan saat melakukan
pelaksanaan peran dan tugasnya. Melihat dari hal tersebut, maka peneliti
bermaksud untuk mengeksplorasi peran kader kesehatan jiwa dalam program
kesehatan jiwa komunitas di masyarakat.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana peran kader kesehatan jiwa dalam program kesehatan jiwa
komunitas di masyarakat?
2. Bagaimana peran perawat komunitas dalam memberikan psikoedukasi kepada
masyarakat yang akan menjadi kader kesehatan jiwa?
3. Bagaimana peran perawat komunitas dalam penanganan gangguan jiwa?
4. Bagaimana peran perawat komunitas dalam memberikan psikoedukasi untuk
merumuskan kebijakan yang pro kesehatan jiwa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peran kader kesehatan jiwa dalam program kesehatan jiwa
komunitas di masyarakat
2. Untuk mengetahui peran perawat komunitas dalam memberikan psikoedukasi
kepada masyarakat yang akan menjadi kader kesehatan jiwa
3. Untuk mengetahui peran perawat komunitas dalam penanganan gangguan
jiwa
4. Untuk mengetahui peran perawat komunitas dalam memberikan psikoedukasi
untuk merumuskan kebijakan yang pro kesehatan jiwa
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Kader
WHO (1998) mendefenisikan bahwa kader merupakan laki – laki atau wanita yang dipilih
oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah kesehatan perorangan maupun yang
amat dekat dengan tempat pemberian pelayanan kesehatan. Kader menurut Depkes RI (2003)
adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, aktif, mau dan mampu
bekerjasama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela.

Kader Kesehatan jiwa adalah seorang warga yang bersedia secara sukarela untuk aktif
berpartisipasi dalam membantu penanganan kesehatan pada penderita gangguan jiwa di
masyarakat. Kader kesehatan jiwa (KKJ/ Keswa) merupakan sumber daya masyarakat yang
perlu dikembangkan di desa siaga sehat jiwa.

Peran kader dalam program kesehatan jiwa adalah berfungsi untuk membantu tenaga
kesehatan dalam pengelolaan program desa siaga melalui kegiatan UKBM (Upaya
Berbasis Masyarakat), membantu memantau kegiatan dan evaluasi desa siaga,
membantu mengembangkan dan mengelola UKBM serta hal yang terkait, membantu
mengidentifikasi dan melaporkan kejadian di masyarakat yang dapat berdampak pada
masyarakat, membantu dalam memberikan pemecahan masalah kesehatan yang
sederhana kepada masyarakat.
Tugas terpenting kader kesehatan jiwa adalah mempertahankan yang sehat jiwa tetap
sehat, yang resiko menjadi sehat dan yang gangguan menjadi sembuh atau produktif.
Maka dari itu pemberdayaan kader kesehatan jiwa dapat memungkinkan mencapai
seluruh masyarakat (Astuti R., Amin K, 2009).
Pencegahan primer, kader keswa melakukan identifikasi kelompok resiko,
memberikan informasi tentang masalah kesehatan jiwa pada masyarakat, memberikan
dukungan sosial dan emosional untuk klien atau keluarga yang berada dalam situasi
stress. Pencegahan sekunder, kader kesehatan jiwa terlibat dalam melakukan deteksi
dini selain itu kader memotivasi keluarga atau masyarakat untuk terlibat dalam
program kesehatan jiwa. Pencegahan tersier, kader kesehatan jiwa dapat membantu
klien dalam proses rehabilitasi serta memotivasi klien untuk melakukan kontrol dan
mendapatkan terapi (Neeraja, 2009; Nursalam, 2014).

2. Peran perawat komunitas dalam memberikan psikoedukasi


Peran perawat dalam memberikan psikoedukasi kepada masyarakat yang akan
menjadi kader kesehatan jiwa di masyarakat, dengan melalui tahap :

a. Memberdayakan masyarakat dalam kesehatan jiwa didalam keluarga untuk


memahami deteksi dini gangguan mental, khususnya pada anak-anak dananggota
keluarga lainnya.
b. Melibatkan masyarakat dalam meingkatkan kesadaran kolektif terhadap
pentingnya kesehatan mental.
c. Memberikan pemahaman bahwa gangguan jiwa berat ditandai oleh hilangnya
kontak pasien dengan realita, muncul waham dan halusinasi, serta muncul
perilaku yang tidak lazim. Gangguan jiwa berat yang banyak terjadi di masyarakat
adalah adalah Skizofrenia. Skizofrenia juga didefinisikan sebagai kelompok
gangguan psikotik yang ditandai dengan adanya gangguan pikiran, emosi dan
tingkah laku, pikiran yang tidak terhubungkan, persepsi dan perhatian yang keliru,
hambatan dalam aktivitas motorik, emosi yang datar dan tidak sesuai, dan
kurangnya toleransi terhadap stres dalam hubungan interpersonal (Halgin, 2011).
Saat pemaparan materi, banyak anggota keluarga pasien merasa terbantu dengan
informasi yang diberikan oleh perawat komunitas
d. Mempromosikan atau melibatkan masyarakat kedalam aktivitas atau program
mengurangi gejala gangguan mental dan interaksi sosial sehingga mampu
membangun peran sosial atau keterampilan khusus pada pasien gangguan mental
e. Memberikan edukasi mengenai gangguan mental emosional

3. Peran perawat komunitas dalam menangani gangguan mental


a. Menggunakan pendekatan psikologi komunitas fokus untuk melihat cara yang
efektif dalam mencegah gangguan mental alih- alih mengobati setelah gangguan
tersebut muncul
b. Sebagai penyedia dengan mudah jaringan hubungan saling mendukung satu sama
lain dan masing–masing individu memiliki ketergantungan di dalamnya
c. Mampu menciptakan rasa kebersamaan untuk menangani problem sosial di
lingkungan mereka
d. Komunitas sebagai wadah di mana ide muncul bersama di dalam beberapa
kegiatan atau usaha bersama

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai