Bab 4 & 6
Bab 4 & 6
HASIL PENELITIAN
Total sampel yang didapatkan di RS Royal Taruma Jakarta Barat sebanyak 194
sampel, lalu disingkirkan sebanyak 91 sampel karena tidak memenuhi kriteria
inklusi penelitian. 54 sampel disingkirkan karena pada rekam medik pasien tidak
didapatkan data pemeriksaan laboratorium LDL. 21 sampel disingkirkan karena
pada rekam medik tidak didapatkan data pemeriksaan kateterisasi jantung. 16
sampel disingkirkan karena rekam medik tersebut merupakan lanjutan rekam
medik pasien yang sebelumnya (volume II, dan seterunsya). Sehingga total
sampel akhir yang didapatkan, yang memenuhi kriteria inklusi penelitian
sebanyak 103 sampel.
4.2 Karakteristik Responden
Responden yang menjadi subjek penelitian ini adalah semua pasien di RS Royal
Taruma yang melakukan pemeriksaan lab untuk mengetahui kadar LDL darah dan
melakukan angiografi koroner untuk mengetahui persentase penyempitan arteri
koroner. Karakteristik responden dapat dilihat pada table 4.1 berikut:
Karakteristik Responden Jumlah (%) Median (min ; max)
n = 103
Jenis Kelamin
Laki-laki 86 (83,50%) -
Perempuan 17 (16,50%) -
Usia (Tahun)
31 – 50 25 (24,3%)
51 – 70 55 (53,4%) 60 (34 ; 92)
71 – 90 22 (21,4%)
>90 1 (0,01%)
Tahun Kateterisasi
2010 1 (1%) -
2011 1 (1%) -
2013 15 (14,6%) -
2014 26 (25,2%) -
2015 14 (13,6%) -
2016 12 (11,7%) -
2017 12 (11,7%) -
2018 17 (16,50%) -
2019 5 (4,9%) -
LDL - 120 (47 ; 217)
Tekanan Darah
<140/90 60 (58,3%) -
≥140/90 43 (41,7%) -
GDS
<200 94 (91,26%) -
≥200 9 (8,74%) -
GDP
<126 87 (84,47%) -
≥126 16 (15,53%) -
Penyempitan (%)
LMCA
0 – 50 96 (93,2%) -
60 4 (3,9%) -
70 2 (1,9%) -
90 1 (1,0%) -
LAD
Proximal
Karakteristik Responden Jumlah (%) Median (min ; max)
n = 103
0 – 70 74 (71,8%) -
80 8 (7,8%) -
90 4 (3,9%) -
99 6 (5,8%) -
100 10 (9,7%) -
Middle
0 – 70 73 (70,9%) -
75 1 (1,0%) -
80 10 (9,7%) -
90 4 (3,9%) -
99 10 (9,7%) -
100 5 (4,9%) -
Apical
0 – 70 95 (92,2%) -
75 1 (1,0%) -
80 2 (1,9%) -
90 2 (1,9%) -
99 1 (1,0%) -
100 2 (1,9%) -
Diagonal-1
Tabel 4.1 Karakteristik Responden
Skor Gensini
Skor LDL r 0,029
p 0,673
n 103
Tabel 4.2 Uji Kendall’s tau
BAB 5
PEMBAHASAN
5.2 LDL
Ma’rufi R dan Rosita L (2014) meneliti tentang hubungan antara dislipidemia
(LDL) dan kejadian penyakit jantung koroner.32 Wongkar. H.A et al (2014)
melakukan penelitian dengan judul Hubungan Profil Lipid Darah Low Density
Lipoprotein dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner di BLU RSUP. Prof. DR.
R.D. Kandou Manado menggunakan metode penelitian case control yang
dilakukan pada 60 responden mendapatkan hasil bahwa responden yang menderita
Penyakit Jantung Koroner mayoritas memiliki profil lipid LDL yang tidak optimal
(p = 0,015).36 Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan metode penelitian
(case control dan cross sectional) dimana pada penelitian sebelumnya metode
yang digunakan adalah case control, sehingga faktor yang diduga berperan
sebagai faktor perancu dapat di deteksi dan di eliminasi, sehingga dapat
memperkecil terjadinya bias yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti, metode yang digunakan
adalah cross sectional di mana tidak bisa diketahui faktor yang diduga sebagai
faktor perancu tidak bisa di ketahui dengan baik (misalnya makanan) sehingga
kemungkinan terjadinya bias dalam penelitian menjadi lebih besar.
6.1 Kesimpulan
1. Hasil dari penelitian ini adalah tidak didapatkan hubungan antara kadar
LDL dengan derajat stenosis arteri koroner yang dihitung menggunakan
Skor Gensini dan telah diuji serta dibuktikan menggunakan uji korelasi
Pearson (Sig. (2-tailed) 0,673> 0,05 ; Nilai r hitung (Correlation
Coefficient) 0,029; p > 0,05).
2. Kadar LDL pasien di RS Royal Taruma yang di diagnosis menderita
Aterosklerosis memiliki rentang nilai 47 – 217 mg/dL dengan nilai median
120 mg/dL.
3. Dari 194 data yang diambil, 21 rekam medik pasien tidak memiliki data
riwayat kateterisasi jantung, sehingga
6.3 Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah kadar LDL
berpengaruh terhadap persentase dan lokasi penyempitan arteri koroner
dengan menyingkirkan faktor perancu, seperti hipertensi, merokok, dan
diabetes melitus. Jika ingin melakukan penelitian sejenis, diperlukan
sampel yang lebih banyak dan faktor inklusi serta eksklusi yang lebih
detail untuk memperkecil bias penelitian.