Anda di halaman 1dari 14

Hasil

• 1.388.235 prosedur dievaluasi.


• 880.182 kolonoskopi dan 508.053 EGD
• Usia rata-rata untuk pasien kolonoskopi adalah 60,1 tahun dan untuk pasien
EGD adalah 58,4 tahun.
• Sebagian besar pasien adalah pasien ASA I/II dan rawat jalan.
• ADS digunakan pada 21% tindakan kolonoskopi dan 23% pada Tindakan
EGD.
• Penggunaan propofol pada prosedur EDS untuk tindakan kolonoskopi adalah
2,9% dan EGD adalah 2,5%.
Hasil
• SAE: Significant adverse events
• Pada kolonoskopi: EDS menunjukkan SAE > ADS
• Pada EGD: ADS menunjukkan SAE > EDS
Hasil
• Risiko terjadinya SAE dapat
disebabkan oleh beberapa prosedur:
• Pada kolonoskopi:
– Positive fecal occult blood test
– Hematochezia/melena/anemia

• Pada EGD:
– Therapeutic intervention
– Bleeding/varices/anemia
Hasil
• Risiko SAE dengan pemberi sedasi
– Pada analisa regresi logistik multivariat, ADS dihubungkan dengan meningkatnya resiko
terhadap SAE ketika dibandingkan dengan EDS pada tindakan EGD.
– Untuk kolonoskopi, setelah dilakukan penyetelan untuk kemungkinan menggunakan
ADS, resiko SAE belum menunjukan perbedaan signifikan antara ADS dan EDS.
– Untuk EGD, setelah dilakukan penyetelan untuk kemungkinan menggunakan ADS,
risiko SAE menunjukan lebih besar ketika sedasi diberikan oleh profesional anestesi.
Hasil
• Pemberi sedasi dan risiko terhadap SAE:
– Untuk kolonoskopi, pada kedua grup tidak didapatkan peningkatan resiko terhadap SAE
apabila ADS digunakan.
– Untuk EGD, pada kedua grup didapatkan peningkatan resiko terhadap SAE apabila ADS
digunakan.
Hasil
• Mortalitas
– Terjadi 10 kematian pada populasi pasien sejumlah 1,388,235 (1/138,824 patients).
– Tiga kematian terjadi saat kolonoskopi dan tujuh kematian terjadi saat EGD.
– Hanya satu dari kematian kolonoskopi yang memiliki potensi hubungan dengan over-
sedasi. Sehingga memberikan hasil 1 dari 880,182 pasien kolonoskopi.
– Dikelompokan dari pemberi sedasi, tingkat kematianya hampir sama 1 dari 697,488
pasien untuk EDS dan 0 of 182,694 pasien untuk ADS.
– 5 kematian di grup EGD memiliki potensi berhubungan dengan over-sedasi (pasien 5, 6,
8, 9, dan 10), sehingga memberikan hasil 5 dari 508,053 pasien (sekitar 1/101,611
pasien).
Diskusi
• Telah ada peningkatan besar dalam sedasi untuk prosedur endoskopi rutin
yang disediakan oleh profesional anestesi, dengan tingkat melebihi 50%
• Sementara anggaran dan profesional anestesi di AS terbatas.
• Risiko SAE:
– pada kolonoskopi: ADS=EDS
– pada EGD: lebih tinggi
Diskusi
• Faktor risiko yang diasosiasikan: usia pasien, tenaga medis yang sedang
dalam tahap latihan, dan lokasi layanan kesehatan.
• Mengontrol faktor risiko tidak mengeliminasi secara signifikan untuk
terjadinya korelasi antara ADS dengan SAE pada prosedur EGD.
• Design retrospektif pada studi ini menjadi kelemahan karena tidak
memberikan gambaran demografi dan prosedural yang jelas.
• Propensity score anlysis meskipun lebih baik daripada analisis regresi
sederhana masih tetap menghasilkan bias.
Diskusi
• Propofol meningkatkan kepuasan pasien.
• Profesional anestesi belum menunjukan benefit untuk menurunkan insidensi SAE.
• Berdasarkan analisa terhadap lebih dari 1.38 juta prosedur endoskopi, penggunaan anestesia
profesional tidak menurunkan SAE pada pasien yang menjalani kolonoskopi atau EGD dengan
ASA I, II, dan III
• Kenyataanya, temuan dari studi ini menyarankan bahwa penggunaan ADS untuk EGD
meningkatkan resiko terhadap SAE.
• Temuan ini tidak menyertakan kemungkinan keuntungan keamanan terhadap pasien dengan
komorbiditas tinggi (ASA IV/V) dimana manajemen pernafasan dan ketrampilan support KV
dari profesional anestesis diperlukan.
• Untuk kebanyakan pasien yang menjalani prosedur endoskopi atas-bawah standar, sulit untuk
menjadikan keamanan sebagai alasan untuk pengunaan tenaga anestesi profesional.

Anda mungkin juga menyukai