Disusun oleh:
Volume 85, No. 1 : 2017 GASTROINTESTINAL ENDOSCOPY
Timothy John Jusuf / 406192011
Tizander Mayvians / 406192080
Pembimbing: dr. Denis, Sp.An
Statistical analysis
Data dianalisis dengan model regresi multivariate logistic dan propensity
score analyses/analisis skor kecenderungan, menggunakan SAS vs. 9.4
Multivariate logistic regression model
Model regresi logistik multivariat secara terpisah dibuat untuk kolonoskopi
dan EGD, memodelkan kemungkinan dari SAE. Kedua model disesuaikan
dengan usia pasien, jenis kelamin, klasifikasi ASA, obat-obatan narkotika yang
diberikan (ya / tidak), pemberian obat penenang (ya / tidak), status penyedia
sedasi (ADS vs EDS), keterlibatan sesama atau peserta pelatihan dalam
prosedur, practice type (communityhealth maintenance organization,
akademik, atau Veteran affairs), dan pengelompokan indikasi prosedur
Kolonoskopi skrining, pengawasan, tes darah okultisme tinja positif, dll.
EGD skrining / pengawasan Barrett, polip / ulkus gaster, H.pylori, varices)
Colonoscopy EDS memiliki total SAE > dibanding ADS. Kemungkinan karena ada peningkatan penggunan rescue medication dan
reversal agents
EGD ADS memiliki total SE > disbanding EDS dengan tingkat pengguaan rescue mication dan reversal agents yang mirip dengan
colonoscopy
Pada EGD terdapat peningkatan untuk SAE airway management-related pada ADS
Risiko terjadi SAE berdasarkan indikasi
prosedur
Pada colonoscopy, SAE rate lebih tinggi pada
Positive fecal occult blood test
Hematochezia/melena/anemia
Pada EGD, SAE rate lebih tinggi pada
Therapeutic intervention
Bleeding/varices/anemia
Hasil
Faktor Resiko terhadap SAE: multivariate logistic regression analysis
Hasil
Resiko SAE dengan pemberi sedasi : Regression analysis adjusted for
propensity score
Pada analisa regresi logistik multivariat, ADS dihubungkan dengan meningkatnya
resiko terhadap SAE ketika dibandingkan dengan EDS pada tindakan EGD (OR, 1.34;
95% CI, 1.13-1.58)
Untuk kolonoskopi, setelah dilakukan penyetelan untuk kemungkinan menggunakan
ADS, resiko SAE belum menunjukan perbedaan signifikan antara ADS dan EDS,
dengan OR .93 (95% CI, .82-.1.06)
Untuk EGD, setelah dilakukan penyetelan untuk kemungkinan menggunakan ADS,
resiko SAE menunjukan lebih besar ketika sedasi diberikan oleh profesional
anestesi, dengan OR 1.33 (95% CI, 1.18-1.50)
Hasil
Pemberi sedasi dan resiko terhadap SAE: dilihat dari ASA classification
Untuk kolonoskopi, pada kedua grup tidak didapatkan peningkatan resiko terhadap SAE
apabila ADS digunakan (ASA I/II dengan OR .91 [95% CI, .77-1.06] dan ASA III dengan OR .90
[95% CI, .69-1.16])
Untuk EGD, pada kedua grup didapatkan peningkatan resiko terhadap SAE apabila ADS
digunakan (ASA I/II dengan OR 1.26 [95% CI, 1.03-1.54] dan ASA III dengan OR 1.38 [95% CI,
1.14-1.67])
Hasil
Mortalitas
Terjadi 10 kematian pada populasi pasien sejumlah 1,388,235 (1/138,824 patients).
Tiga kematian terjadi saat kolonoskopi dan tujuh kematian terjadi saat EGD.
Hanya satu dari kematian kolonoskopi yang memiliki potensi hubungan dengan over-sedasi. Sehingga memberikan
hasil 1 dari 880,182 pasien kolonoskopi.
Dikelompokan dari pemberi sedasi, tingkat kematianya hampir sama 1 dari 697,488 pasien untuk EDS dan 0 of
182,694 pasien untuk ADS.
5 kematian di grup EGD memiliki potensi berhubungan dengan over-sedasi (pasien 5, 6, 8, 9, dan 10), sehingga
memberikan hasil 5 dari 508,053 pasien (sekitar 1/101,611 pasien).
Diskusi
There has been a substantial increase in sedation for routine
endoscopic procedures being provided by anesthesia
professionals, with rates regionally exceeding 50%
Hal ini menyebabkan peningkatan biaya prosedur endoskopi
Resiko terhadap SAE pada pasien dengan ADS mirip dengan EDS
pada kolonoskopi, namun tingkatnya lebih tinggi pada prosedur
EGD.
Dengan stratifikasi terhadap ASA kelas I/II/III, penggunaan ADS
dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan SAE pada pasien
ASA I/II/III yang menjalani endoskopi atas.
Pada pasien kolonoskopi, ADS dan EDS hampir sama
Diskusi
Beberapa faktor resiko lain juga dikatikan terhadap meningkatnya
kemungkinan SAE diluar ASA dan pemberi sedasi, seperti; Usia pasien,
kehadiran peserta pelatihan dan akademik
Berdasarkan analisa terhadap lebih dari 1.38 juta prosedur endoskopi,
penggunaan anestesia profesional tidak menurunkan SAE pada pasien
yang menjalani kolonoskopi atau EGD dengan ASA I, II, dan III
Kenyataanya, temuan dari studi ini menyarankan bahwa penggunaan
ADS untuk EGD meningkatkan resiko terhadap SAE.
Temuan ini tidak menyertakan kemungkinan keuntungan keamanan
terhadap pasien dengan komorbiditas tinggi (ASA IV/V) dimana
manajemen pernafasan dan ketrampilan support KV dari profesional
anestesis diperlukan.
Untuk kebanyakan pasien yang menjalani prosedur endoskopi atas-
bawah standar, sulit untuk menjadikan keamanan sebagai alasan
untuk pengunaan tenaga anestesi profesional
TERIMA KASIH