T
Crohn’s Disease
Disusun oleh :
Cresia Adelia Wibowo
Pembimbing
dr. Herman Widjaja Hadiprodjo Sp.Rad
Pemeriksaan barium enema kontras ganda pada Crohn’s Pemeriksaan barium enema
disease menunjukkan sejumlah ulkus aptosa kontras ganda pada Crohn’s disease
(X foto polos) menunjukkan ulserasi, inflamasi, dan
penyempitan lumen colon
Pemeriksaan small-bowel follow-
Pemeriksaan small-bowel follow-through dengan fokus through dengan fokus pada ileum
pada ileum terminalis memperlihatkan ulserasi linear, terminalis memperlihatkan beberapa
longitudinal dan transversal yang membentuk penyempitan dan striktura, yang
“cobblestone appearance”. memberikan gambaran “string sign”.
Pemeriksaan small-bowel follow-
through dengan fokus pada ileum
terminalis memperlihatkan gambaran
“string sign”.
CT-Scan
Colitis iskemik
Colitis pseudomembranosa
Diverticulitis colon DIAGNOSI
S BANDING
Tuberculosis gastrointestinalis
Colitis ulserativa
Enteritis infeksiosa
Colitis infeksiosa
TERAPI
Farmakoterapi Tindakan pembedahan
• Antidiare : loperamid, difenoksilate • Reseksi bagian intestinal
• Derivate agen asam 5-aminosalisilat (5- yang terkena inflamasi
ASA) : sulfasalazine, • Ileostomi
mesalamine, balsalazide) • Strikturplasti
• Kortikosteroid : prednisone, • Dilatasi Balon Endoskopi
metilprednisolon, budesonide • Manajemen Fistula
• Agen imunosupresan: mercaptopurin,
methotrexat (6-MP)
Pengobatan Biologis
• Infliximab
• Adalimumab
• Natalizumab
Komplikasi dan Prognosis
Komplikasi
Prognosis
● Prognosis Crohn’s Disease dikarakteristikkan dalam periode perbaikan dan
kekambuhan.
● Pada tahun pertama setelah diagnosis, angka kekambuhan mencapai 50% dengan
10% masuk kategori kronik.
● 5 tahun setelah diagnosis, yang membutuhkan tindakan bedah 49%.
● 10 tahun setelah diagnosis, yang membutuhkan tindakan bedah 62%.
● 15 tahun setelah diagnosis, yang membutuhkan tindakan bedah mencapai 70%.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.