Anda di halaman 1dari 22

JURNAL READING

MODIFIED ALVARADO SCORING SYSTEM AS A DIAGNOSTIC


TOOL FOR ACUTE APPENDICITIS AT BUGANDO MEDICAL
CENTRE, MWANZA, TANZANIA

Pembimbing : dr. Toni P, Sp.B

Disusun oleh :
• Anggara manggala / 01.2085597
• Ftiek elestiyowati / 01.208.5649
• Febry herdiyanto / 01.208.5657
• Miskiyatul kholidah / 01.208.5715
• Rahmaan innash / 01.209.5990
IDENTITAS JURNAL
Judul Jurnal:
Modified Alvarado Scoring System as a Diagnostic
Tool for Acute Appendicitis at Bugando Medical
Centre, Mwanza, Tanzania

Penulis:
Emmanuel S. Kanumba, Joseph B. Mabula, Peter
Rambau, Phillipo L. Chalya

 Publikasi:
BioMed Central, 17 Februari 2011
LATAR BELAKANG
 Apendisitis akut adalah salah satu
penyebab paling umum untuk
dilakukannya intervensi operasi segera,
dengan prevalensi seumur hidup sekitar 1
diantara 7 orang di seluruh dunia.
 Kesalahan diagnosis dan penundaan
operasi dapat mengakibatkan komplikasi
seperti perforasi dan peritonitis.
Pengambilan keputusan pada pasien dengan
apendisitis akut merupakan tantangan
diagnostik di seluruh dunia, meskipun telah
banyak kemajuan dalam abdominal surgery,
Modifikasi Alvarado Scoring System (MASS)
dilaporkan sebagai alat diagnostik murah dan
cepat pada pasien dengan apendisitis akut.
TUJUAN
Tujuan dari studi ini adalah untuk
menguji nilai diagnostik MASS
pada pasien dengan apendisitis
akut di Pusat Medis Bugando.
METODE PENELITIAN
 Metode penelitian: Cross sectional
 Populasi: Pasien dengan apendisitis
akut di Pusat Medis Bugando selama
enam bulan (November 2008-April
2009).
KRITERIA INKLUSI DAN EKSLUSI

 Kriteria inklusi:
 Semua pasien dengan diagnosis klinis
apendisitis akut dan menjalani apendiktomi
selama masa studi.
 Kriteria eksklusi:

 Pasien dengan massa pada fossa iliaka kanan


 Pasien yang tidak memberikan informasi cukup
 Pasien yang tidak memiliki hasil pemeriksaan
histopatologis
 Kelompok I mencakup pasien dengan MASS 7
keatas (pasien mungkin mengalami apendisitis
akut)
 Kelompok II adalah pasien dengan MASS
dibawah 7 (pasien memiliki kemungkinan
apendisitis akut).
Pasien dengan apendisitis akut di Pusat Medis Bugando selama
enam bulan (November 2008-April 2009).

127 pasien dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok I dengan skor


MASS 7 keatas dan kelompok II dengan skor MASS kurang dari
7

Semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi menjalani


apendiktomi sesuai dengan prosedur RS, bukan berdasarkan
skor MASS

Setelah dilakukan apendiktomi, dilakukan pemeriksaan


histopatologi.

Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan


dianalisa dengan SPSS, dan ditentukan sensitivitas, spesivitas,
akurasi, PPV da NPV
HASIL
 Sebanyak 127 pasien diteliti (37 laki-laki dan 90
perempuan). Usia mereka berkisar antara 8
sampai 76 tahun.
 Tingkat perforasi adalah 9,4%.

 Pemeriksaan histopatologi didapatkan:


a. Apendiktomi positif pada 85 pasien (66,9%).
b. Apendiktomi negatif pada 42 pasien (33,1%)  (26,8%
pria dan 38,3% perempuan).
 Sensitivitas MASS 94,1% (laki-laki 95,8% dan perempuan
88,3%)
 Spesifisitas MASS 90,4% (laki-laki 92,9% dan perempuan
89,7%)
 Nilai Prediktif Positif 95,2% (laki-laki 95,5% dan perempuan
90,6%)
 Nilai Prediktif Negatif 88,4% (laki-laki 89,3% dan
perempuan 80,1%)
 Keakuratan MASS 92,9% (laki-laki 91,5% dan perempuan
87,6%).
DISKUSI
 Penggunaan MASS  meningkatkan akurasi
diagnostik dan juga mengurangi apendiktomi
negatif dan tingkat komplikasi

 Perbedaan distribusi seks  pasien perempuan


dengan nyeri fossa iliaka kanan memiliki
berbagai diferensial diagnosis  overdiagnosis 
diperlukan pemeriksaan tambahan untuk
mendiagnosis appendicitis.
 Tingkat perforasi dalam penelitian ini adalah 9,4%
 Tingkat perforasi jauh lebih tinggi pada anak-
anak dan orang tua sebesar 80%.
 Perforasi apendiks kebanyakan terjadi pada
pasien dengan MASS ≥ 7.
 Pendekatan agresif harus digunakan pada pasien
dengan nilai MASS tinggi dan pada individu usia
lanjut dan anak-anak.
 Tingkat keseluruhan apendiktomi negatif
(33,1%)
 Pasien dengan kondisi lain menyerupai klinis
apendisitis akut.
 Tingkat apendiktomi negatif sedikit lebih tinggi pada
wanita (38,3%) dibandingkan pada laki-laki (26,8%) 
misdiagnosis mungkin terjadi pada wanita usia
reproduksi

 Keterbatasan penelitian: Infeksi HIV yang


memiliki pengaruh besar pada WBC tidak diuji
pada pasien  dapat mempengaruhi hasil
penelitian.
KESIMPULAN
 Penelitian ini telah menunjukkan bahwa MASS
memberikan tingkat sensitivitas, spesifitas,
akurasi, PPV, dan NPV dalam mendiagnosis
apendisitis akut.

 Pada pasien laki-laki menunjukkan tingkat


apendiktomi negatif lebih rendah dan nilai
prediktif positif tinggi untuk pasien laki-laki
dibandingkan perempuan.
SARAN
• MASS sebaiknya digunakan untuk meningkatkan
akurasi diagnostik apendisitis akut dan
mengurangi apendiktomi negatif serta tingkat
komplikasi.

• Penggunaan MASSA dalam diagnosis apendisitis


akut pada pasien wanita sebaiknya dilengkapi
pemeriksaan tambahan (USG atau laparoskopi).

• Skor MASSA diatas 7 sebaiknya dilakukan


appendiktomi tanpa perlu pencitraan lebih lanjut.
CRITICAL APRAISAL
 Judul: Modified Alvarado Scoring System as a
Diagnostic Tool for Acute Appendicitis at Bugando
Centre, Mwanza, Tanzania
 Abstrak:

 Terdiri dari 4 paragraf


 Komponen terdiri dari background, metode,
results, conclusion
 Kurang dari 250 kata
 Metode:

 Cross sectional
PICO

 Populasi: Pasien dengan apendisitis akut di


Pusat Medis Bugando periode waktu November
2008-April 2009.
 Intervention: Modified Alvarado Score System

 Comparison: -

 Outcome: Sensitivitas, Spesifitas, Akurasi, PPV,


dan NPV

Anda mungkin juga menyukai