Anda di halaman 1dari 3

KDI

Pada skenario, terjadi Kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan nyawa terancam.
Maka, jika korban kecelakaan meinggal dunia terjadi pembunuhan seara tidak disengaja
(khatha). Adapun hukum islam yang berlaku yaitu:

ٌ‫ا فَتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ُّم ْؤ ِمنَ ٍة َو ِديَة‬9:ًٔ‫ا َو َمن قَت ََل ُم ْؤ ِمنًا خَ طَٔـ‬9:ًٔ‫َو َما َكانَ لِ ُم ْؤ ِم ٍن أَن يَ ْقتُ َل ُم ْؤ ِمنًا إِاَّل َخطَٔـ‬
‫وا فَإِن َكانَ ِمن قَوْ ٍم َع ُد ٍّو لَّ ُك ْم َوهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن فَتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ُّم ْؤ ِمنَ ٍة‬ ۟ ُ‫ص َّدق‬
َّ َ‫ُّم َسلَّ َمةٌ إِلَ ٰ ٓى أَ ْهلِ ِٓۦه إِٓاَّل أَن ي‬
ٌ َ‫َوإِن َكانَ ِمن قَوْ ۭ ٍم بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَهُم ِّمي ٰث‬
‫ق فَ ِديَةٌ ُّم َسلَّ َمةٌ إِلَ ٰ ٓى أَ ْهلِ ِهۦ َوتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ُّم ْؤ ِمنَ ٍة فَ َمن لَّ ْم يَ ِج ْد‬
‫صيَا ُم َشه َْري ِْن ُمتَتَابِ َع ْي ِن تَوْ بَةً ِّمنَ ٱهَّلل ِ َو َكانَ ٱهَّلل ُ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬ ِ َ‫ف‬
“Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali
karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena
tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta
membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka
(keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian
(damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang
diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang
beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. Dan adalah
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (An-Nisa 92)

Kecelakaan merupakan suatu bencana atua ujian bagi manusia. Dari penglihatan
terhadap ayat-ayat al-Qur’an, tampak bahwa bencana itu menjadi ujian bagi manusia untuk
mengetahui apakah kualitas manusia yang mengalami bencana itu menjadi lebih baik atau
sebaliknya (liyabluwakum ayyukum ahsanu amala). Bencana itu bisa juga menjadi peringatan
bagi manusia agar meningkatkan kualitas hidup dan sikapnya untuk menghindari keadaan
yang lebih buruk dan segera kembali ke jalan kebajikan. Di samping itu, bencana juga bisa
menjadi hukuman (’adzab) bagi orang-orang yang telah melakukan penyimpangan atau
kerusakan (fasad) di muka bumi. Kisah-kisah tentang kehancuran Kaum ’Ad dan Tsamud
menggambarkan bencana yang mereka alami sebagai siksaan Allah di dunia. Di atas itu
semua, al-Qur’an mendorong agar manusia yang mengalami maupun yang menyaksikan
bencana itu untuk mengambil hikmah bagi perbaikan kehidupan individual maupun kolektif
umat manusia selanjutnya. Menilai apakah sebuah bencana merupakan ujian, peringatan atau
’adzab adalah hak Allah, dan kewajiban manusia adalah mengambil hikmah di baliknya.
Menghadapi kemungkinan munculnya bencana alam maupun bencana sosial, al-Qur’an
mengharuskan manusia untuk terus waspada atau mengantisipasi karena bencana itu bisa
muncul secara tiba-tiba. Dalam Al-Qur’an, Allah menyatakan agar manusia tidak lengah
karena bisa jadi bencana itu muncul di waktu malam ketika manusia sedang tidur (bayatan
wahum naimun) atau pagi hari ketika manusia sedang bermain (dluhan wahum yal’abun).
Selanjutnya Allah mengatakan bahwa mereka yang lengah adalah orang-orang yang dzalim.

Bencana dapat mengakibatkan kematian. Kematian seseorang telah ditetapkan dari


mereka diciptakan dan tidak tahu kapan kematian itu akan mendatangi mereka. Seperti yang
telah tertulis pada ayat berikut:

‫ْث َويَ ْعلَ ُم َما فِى ٱأْل َرْ َح ِام َو َما تَ ْد ِرى نَ ْفسٌ َّما َذا تَ ْك ِسبُ َغدًا‬ َ ‫إِ َّن ٱهَّلل َ ِعن َد ۥهُ ِع ْل ُم ٱلسَّا َع ِة َويُنَ ِّز ُل ْٱل َغي‬
‫وت إِ َّن ٱهَّلل َ َعلِي ٌم خَ بِي ۢ ٌر‬
ُ ‫ض تَ ُم‬ ۢ
ٍ ْ‫َو َما تَ ْد ِرى نَ ْفسٌ بِأَىِّ أَر‬

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan
Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan
tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Lukman 34)

‫وا ٰهَ ِذِۦه ِم ْن ِعن ِد‬۟ ُ‫ص ْبهُ ْم َح َسنَةٌ يَقُول‬ ۟ ُ‫أَ ْينَما تَ ُكون‬
ُ ْ‫وا يُ ْد ِرك ُّك ُم ْٱل َمو‬
ٍ ‫ت َولَوْ ُكنتُ ْم فِى بُر‬
ِ ُ‫ُوج ُّم َشيَّ َد ٍة َوإِن ت‬ َ
َ‫وا ٰهَ ِذِۦه ِم ْن ِعن ِدكَ قُلْ ُكلٌّ ِّم ْن ِعن ِد ٱهَّلل ِ فَ َما ِل ٰهَٓؤُٓاَل ِء ْٱلقَوْ ِم اَل يَ َكا ُدون‬
۟ ُ‫ص ْبهُ ْم َسيِّئَةٌ يَقُول‬ِ ُ‫ٱهَّلل ِ َوإِن ت‬
‫يَ ْفقَهُونَ َح ِديثًا‬
“Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di
dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka
mengatakan, “Ini dari sisi Allah,” dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka
mengatakan, “Ini dari engkau (Muham-mad).” Katakanlah, “Semuanya (datang) dari sisi
Allah.” Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak
memahami pembicaraan (sedikitpun)?”(An-Nisa-78)
‫ار َوأُ ْد ِخ َل‬ ُ
ِ َّ‫ت َوإِنَّ َما تُ َوفَّوْ نَ أجُو َر ُك ْم يَوْ َم ْٱلقِ ٰيَ َم ِة فَ َمن ُزحْ ِز َح َع ِن ٱلن‬ ِ ْ‫س َذٓائِقَةُ ْٱل َمو‬
ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
ٰ
ِ ‫ْٱل َجنَّةَ فَقَ ْد فَازَ َو َما ْٱل َحيَ ٰوةُ ٱل ُّد ْنيَٓا إِاَّل َمتَ ُع ْٱل ُغر‬
‫ُور‬

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan
yang memperdayakan.”(Al-imran185)

Anda mungkin juga menyukai