Rongga mata
Terdapat M. Orbicularis oculi yang dibagi menjadi pars orbitalis dan pars
palpebralis. Pars orbitalis melekat pada tulang dan palpebra, sedangkan pars
palpebra hanya melekat pada palpebra. Di bagian lateral dan medial nya terdapat
ligamentum palpebrale mediale dan laterale. M. orbicularis oculi ini di persyarafi
oleh nervus facialis (VII) [1].
Pembuluh-pembuluh darah
Drainase vena mengikuti pola eksternal melalui venae yang terkait dengan
berbagai arteriae dan pola internal yang mengalirkan darah ke dalam orbita
melalui hubungan-hubungannya dengan venae ophthalmica[1].
Persarafan palpebrae
Lensa memisahkan 1/5 anterior bulbus oculi dari 4/5 bagian posterior.
Lensa bersifat transparan yang berbentuk seperti cakram elastis bikonveks yang
melekat secara melingkar pada musculi yang berhubungan dengan dinding luar
bulbus oculi. Perlekatan lateral ini menyebabkan lensa mampu mengubah
kemampuan refraksinya dalam mempertahankan ketajaman penglihatan[1].
Terdiri atas 2 komponen yaitu sklera pada posterior dan lateral sekitar 5/6
permukaan dan kornea menutupi bagian anterior sekitar 1/6 permukaan[1].
Sklera
Sklera merupakan lapisan keruh dari jaringan ikat padat yang dapat dilihat
di anterior melalui tunika conjunctiva. Sklera ditembus oleh beberapa pembuluh
darah dan nervus termasuk n.optikus di posterior dan menyediakan perlekatan
berbagai muskulus[1].
Kornea
Uvea Anterior
Koroid
Berada di posterior dan mewakili 2/3 uvea. Lapisan ini sangat vaskuler
dan merupakan lapisan berpigmen dan melekat erat pada retina di sisi internal dan
terikat longgar pada sklera di sisi eksternal[1].
Corpus siliare
Muskulus siliare teridiri atas sabut – sabut otot polos yang tersusun
longitudinal, sirkuler, dan radial. Mendapat persarafan dari N. occulomotorius
(III) yang dimana saat berkontraksi akan memperkecil ukuran cincin yang
dibentuk oleh corpus siliare[1].
Processus siliare merupakan rigi longitudinal dari permukaan dalam
corpus siliare. Terdapat struktur fibrae zonulares yang meekat pada lensa dan
menahan lensa pada posisi yang sesuai. Processus siliare juga berkontribusi pada
pembentukan humor aquosus[1].
Iris
Bagian paling anterior dari uvea. Pada tepi luar melekat daerah peralihan
sclera-cornea (sclero-corneal junction) dan membentuk sudut dengan kornea yang
dusebut angulus irido-cornealis yang pada sudut ini juga terletak canalis schlem.
Mempunyai struktur sirkuler, terproyeksi keluar dari corpus siliare dan merupakan
bagian yang berwarna pada oculus dengan celah centralis (pupil). Pengaturan
ukuran pupil dikendalikan oleh sabut – sabut otot iris sirkuler (musculus sphincter
pupillae) yang dipersarafi parasimpatis (N.occulomotorius ,jika berkontraksi akan
menyebabkan konstriksi celah pupil dan sabut – sabut otot iris radial (musculus
dilator pupillae) yang dipersarafi simpatis (ganglion cervicalis), jika berkontraksi
akan menyebabkan dilatasi celah pupil[1].
Aa. Ciliares Posterior, terdapat 2 yaitu brevis dan longus yang sama –
sama menembus permukaan belakang sklera. Setelah menembus sklera berjalan
dalam lapisan koroid. A. ciliaris posterior brevis di daam lapisan choroidea pecah
menjadi cabang dan memberi makanan pada koroid sedangkan A. ciliaris
posterior longus tidak bercabang namun baru akan bercabang di corpus ciliare dan
iris [2].
Drainase Vena
1. Arteri Lacrimalis
2. Arteri Centralis retinae
3. Arteri ciliares posteriors longae dan arteri ciliares posterior breves
4. Arteri musculares
5. Arteri supraorbitalis
6. Arteri etmoidales posterior
7. Arteri etmoidales anterior
8. Arteri palpebralis medialis
9. Arteri dorsalis nasi
10. Arteri supratrochlearis[1]
Drainase Vena
Terdapat dua saluran vena dalam orbita yaitu vena opthalmica superior dan vena
opthalmica inferior[1]
Vena ophthalmica inferior merupakan vena yang lebih kecil daripada vena
ophthalmica superior, berawal di anterior, dan berjalan menyeberangi bagian
inferior orbita. Vena ini menerima berbagai cabang dari musculi dan bagian
posterior bulbus oculi saat menyeberangi orbita. [1]
Persarafan
Gambar 12 Persarafan pada orbita
3. Sudibjo, H., Subagjo, Santoso, H.A., Alimsardjono, H., dan Kalanjati, V.P.,
2016. Anatomi 3. Surabaya: Departemen Anatomi dan Histologi Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga