Anda di halaman 1dari 12

MATA Bola mata (bubus oculi) Bola mata (bubus oculi) atau organ penglihatan, berada pada kavitas

orbita, dimana organ ini dilindungi dari cedera dan pergerkan oleh otot-otot okular serta tulang (os sphenoidale, zygomaticum, frontale, ethmoidale, lacrimale, dan maxilla). Selain itu, ada pula struktur aksesorius yang berhubungan dengan mata, seperti otot-otot, fascia, alis, kelopak mata, konjungtiva, dan badan lakrimal. Ukuran bola mata lebih panjang pada diameter transversal dan antero-posterior daripada diameter vertikal. Pada wanita, ketiga diameter tersebut lebih kecil daripada laki-laki. Diameter antero-posterior pada bayi baru lahir berkisar 17.5 mm, dan saat pubertas berkisar 20-21 mm. Bola mata terbenam dalam lemak di orbita, tetapi dipisahkan dari jaringan tersebut oleh kantung membranosa tipis, fascia bulbi. Bulbus Occuli yang terdiri dari Tunika dan isi. Tunika atau selubung terdiri dari 3 lapisan, yaitu : 1. Tunika Fibrosa (lapisan luar), terdiri dari kornea dan sclera. 2. Tunika Vasculosa (lapisan tengah) yang mengandung pembuluh darah, terdiri dari chorioidea, corpus ciliaris, dan iris yang mengandung pigmen dengan musculus dilatator pupillae dan musculus spchinter pupillae. 3. Tunika Nervosa (lapisan paling dalam), yang mengandung reseptor teridir dari dua lapisan, yaitu : Stratum Pigmenti d dan Retina (dibedakan atas Pars Coeca yang meliputi Pars Iridica dan Pars Ciliaris; Pars Optica yang berfungsi menerima rangsang dari conus dan basilus Isi pada Bulbus Oculli terdiri dari : a. Humor Aques, zat cair yang mengisi antara kornea dan lensa kristalina, dibelakang dan di depan iris. b. Lensa Kristalina, yang diliputi oleh Capsula Lentis dengan Ligmentum Suspensorium Lentis untuk berhubungan dengan Corpus Ciliaris. c. Corpus Vitreum, badan kaca yang mengisi ruangan antara lensa dengan retina. Sklera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sklera membentuk putih mata dan bersambung pada bagian depan dengan sebuah jendela membran yang bening, yaitu kornea. Sclera melindungi struktur mata sangat halus, serta membantu mempertahankan bentuk biji mata. Khoroid atau lapisan tengah berisi pembuluh darah, yang merupakan ranting-ranting arteria karotis interna. Lapisan vaskuler ini membentuk iris yang berlubang di tengahnya, atau yang disebut pupil mata. Selaput berpigmen sebelah belakang iris memancarkan warnanya dan dengan demikian menentukan apakah sebuah mata itu berwarna biru, cokelat, kelabu, dan seterusnya. Khoroid bersambung pada bagian depannya dengan iris dan tepat dibelakang iris, selaput ini menebal guna membentuk korpus siliare, sehingga korpus siliare terletak antara khorpus dan iris (Evelyn 2008).

Gambar 1 Biji Mata Retina adalah lapisan saraf pada mata yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf, batang-batang dan kerucut. Semuanya termasuk konstruksi retina yang merupakan jaringan saraf dari luar menuju diskus optik, yang merupakan titik dimana saraf optik meninggalkan biji mata. Bagian yang paling peka terhadap retina adalah makula, yang terletak tepat eksternal terhadap diskus optik. Kornea merupakan bagian depan yang transparan dan bersambung dengan sklera yang putih dan tidak tembus cahaya. Bilik anterior yang terletak antara kornea dan iris. Iris adalah tirai berwarna di depan lensa yang bersambung dengan selaput khoroid. Iris adalah lempeng (disk) kontraktil, tipis, sirkular, berada di aqueous humor antara kornea dan lensa, dan berlubang di tengah yang disebut pupil. Di bagian perifernya, iris menempel dengan badan siliaris, dan juga terkait dengan; permukaannya rata, bagian anterior menghadap ke kornea, bagian posterior menghadap prosesus siliaris dan lensa. Iris membagi ruangan antara lensa dan kornea sebagai ruang anterior dan posterior. Ruang anterior mata dibentuk di bagian depan oleh permukaan posterior kornea; di bagian belakang oleh permukaan anterior iris dan bagian tengah lensa. Ruang posterior adalah celah sempit di belakang bagian perifer iris, dan di depan ligamen suspensori lensa dan prosesus siliaris. Media refraksi: kornea, aqueous humor, crystalline lens, vitreous body. Aqueous humor (humor aqueus) Aqueous humor mengisi ruang anterior dan posterior bola mata. Kuantitas aqueous humor sedikit, memiliki reaksi alkalin, dan sebagian besar terdiri dari air, kurang dari seperlimanya berupa zat padat, utamanya klorida sodium.

Vitreous body (corpus vitreum) Vitreous body membentuk sekitar empat perlima bola mata. Zat seperti agar-agar ini mengisi ruangan yang dibentuk oleh retina. Transparan, konsistensinya seperti jeli tipis, dan tersusun atas cairan albuminus terselubungi oleh membrane transparan tipis, membran hyaloid. Membran hyaloid membungkus badan vitreous. Porsi di bagian depan ora serrata tebal karena adanya serat radial dan dinamakn zonula siliaris (zonule of Zinn). Disini tampak beberapa jaringan yang tersusun radial, yaitu prosesus siliaris, sebagai tempat menempelnya. Zonula siliaris terbagi atas dua lapisan, salah satunya tipis dan membatasi fossa hyaloid; lainnya dinamakan ligamen suspensori lensa, lebih tebal, dan terdapat pada badan siliaris untuk menempel pada kapsul lensa. Ligamen ini mempertahankan lensa pada posisinya, dan akan relaksasi jika ada kontraksi serat sirkular otot siliaris, maka lensa akan menjadi lebih konveks. Tidak ada pembuluh darah pada badan vitreous, maka nutrisi harus dibawa oleh pembuluh darah retina dan prosesus siliaris. Crystalline lens (lens crystallina) Lensa terletak tepat di belakang iris, di depan badan vitreous, dan dilingkari oleh prosesus siliaris yang mana overlap pada bagian tepinya. Kapsul lensa (capsula lentis) merupakan membran transparan yang melingkupi lensa, dan lebih tebal pada bagian depan daripada di belakang. Lensa merupakan struktur yang rapuh namun sangat elastis. Di bagian belakang berhadapan dengan fossa hyaloid, bagian depan badan vitreous; dan di bagian depan berhadapan dengan iris. Lensa merupakan struktur transparan bikonveks. Kecembungannya di bagian anterior lebih kecil daripada bagian posteriornya. Reseptor penglihatan adalah sel-sel di conus (sel kerucut) dan basilus (sel batang). Conus terutama terdapat dalam fovea dan penting untuk menerima rangsang cahaya kuat dan rangsang warna. Sel-sel basilus tersebar pada retina terutama di luar makula dan berguna sebagai penerima rangsang cahaya berintensitas rendah. Oleh karena itu dikenal dua mekanisme tersendiri di dalam retina (disebut dengan Teori Duplisitas), yaitu :

a. Penglihatan Photop, yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan sinar pada siang hari dan penglihatan warna dengan conus. b. Penglihatan Scotop, yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan senja dan malam hari dengan basilus.

Gambar 2. Conus Mata

Jalannya Impuls di Mata Manusia dapat melihat karena ada rangsang berupa sinar yang diterima oleh reseptor pada mata. Jalannya sinar pada mata adalah sebagai berikut : Impuls yang timbul dalam conus atau basilus berjalan melalui neuritnya menuju ke neuron yang berbentuk sel bipoler dan akhirnya berpindah ke neuron yang berbentuk sel mutipoler. Neurit sel-sel multipoler meninggalkan retina dan membentuk nervus opticus. Kedua nervus opticus di bawah hypothalamus saling bersilangan sehingga membentuk chiasma nervus opticus, yaitu neurit-neurit yang berasal dari sebelah lateral retina tidak bersilangan. Tractus Opticus sebagian berakhir pada colliculus superior, dan sebagian lagi pada corpus geneculatum lateral yang membentuk neuron baru yang pergi ke korteks pada dinding fissura calcarina melalui capsula interna. Pada dinding fisura calcarina inilah terdapat pusat penglihatan.

Gambar 3. Implus Mata

Organ Aksesorius Mata (Organa Oculi Accessoria) Organ aksesorius mata termasuk otot okular, fascia, alis, kelopak mata, konjungtiva, dan aparatus lakrimal.

Lacrimal apparatus (apparatus lacrimalis) Apparatus lakrimal terdiri dari (a) kelenjar lakrimal, yang mensekresikan air mata, dan duktus ekskretorinya, yang menyalurkan cairan ke permukaan mata; (b) duktus lakrimal, kantung (sac) lakrimal, dan duktus nasolakrimal, yang menyalurkan cairan ke celah hidung. Lacrimal gland (glandula lacrimalis) terdapat pada fossa lakrimal, sisi medial prosesus zigomatikum os frontal. Berbentuk oval, kurang lebih bentuk dan besarnya menyerupai almond, dan terdiri dari dua bagian, disebut kelenjar lakrimal superior (pars orbitalis) dan inferior (pars palpebralis). Duktus kelenjar ini, berkisar 6-12, berjalan pendek menyamping di bawah konjungtiva. Lacrimal ducts (lacrimal canals), berawal pada orifisium yang sangat kecil, bernama puncta lacrimalia, pada puncak papilla lacrimales, terlihat pada tepi ekstremitas lateral lacrimalis. Duktus superior, yang lebih kecil dan lebih pendek, awalnya berjalan naik, dan kemudian berbelok dengan sudut yang tajam, dan berjalan ke arah medial dan ke bawah menuju lacrimal sac. Duktus inferior awalnya berjalan turun, dan kemudian hamper horizontal menuju lacrimal sac. Pada sudutnya, duktus mengalami dilatasi dan disebut ampulla. Pada setiap lacrimal papilla serat otot tersusun melingkar dan membentuk sejenis sfingter. Lacrimal sac (saccus lacrimalis) adalah ujung bagian atas yang dilatasi dari duktus nasolakrimal, dan terletak dalam cekungan (groove) dalam yang dibentuk oleh tulang lakrimal dan prosesus frontalis maksila. Bentuk lacrimal sac oval dan ukuran panjangnya sekitar 12-15 mm; bagian ujung atasnya membulat; bagian bawahnya berlanjut menjadi duktus nasolakrimal.

Nasolacrimal duct (ductus nasolacrimalis; nasal duct) adalah kanal membranosa, panjangnya sekitar 18 mm, yang memanjang dari bagian bawah lacrimal sac menuju meatus inferior hidung, dimana saluran ini berakhir dengan suatu orifisium, dengan katup yang tidak sempurna, plica lacrimalis (Hasneri), dibentuk oleh lipatan membran mukosa. Duktus nasolakrimal terdapat pada kanal osseous, yang terbentuk dari maksila, tulang lakrimal, dan konka nasal inferior. Otot-otot ekstraokular 1. Rectus medialis. 2. Rectus superior. 3. Rectus lateralis. 4. Rectus inferior. 5. Obliquus superior. 6. Obliquus inferior.

Gerakan Bola Mata Sistem kontrol serebral yang mengarahkan gerakan mata ke obyek yang dilihat merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam menggunakan kemampuan pengelihatan sepenuhnya. Sistem ini dikatakan sama pentingnya dalam pengelihatan dengan sistem interpretasi berbagai sinyal-sinyal visual dari mata. Dalam mengarahkan gerakan mata ini, tubuh menggunakan 3 pasang otot yang berada di bawah kendali nervus III, IV, dan VI. Nukleus dari ketiga nervus tersebut saling berhubungan dengan fasikulus longitudinalis lateralis, sehingga inervasi otot-otot bola mata berjalan secara resiprokal. Gerakan Fiksasi Bola Mata Gerakan fiksasi bola mata dikontrol melalui dua mekanisme neuronal. Yang pertama, memungkinkan seseorang untuk untuk memfiksasi obyek yang ingin dilihatnya secara volunter; yang disebut seabgai mekanisme fiksasi volunter. Gerakan fiksasi volunter dikontrol oleh cortical field pada daerah regio premotor pada lobus frontalis. Yang kedua, merupakan mekanisme involunter yang memfiksasi obyek ketika ditemukan; yang disebut sebagai mekanisme fiksasi involunter. Gerakan fiksasi involunter ini dikontrol oleh area visual sekunder pada korteks oksipitalis, yang berada di anterior korteks visual primer. Jadi, bila ada suatu obyek pada lapang pandang, maka mata akan memfiksasinya secara involunter untuk mencegah kaburnya bayangan pada retina. Untuk memindahkan fokus ini, diperlukan sinyal volunter sehingga fokus fiksasi bisa diubah. Gerakan saccadic merupakan lompatan-lompatan dari fokus fiksasi mata yang terjadi secara cepat, kira-kira dua atau tiga lompatan per detik. Ini terjadi ketika lapang pandang bergerak secara kontinu di depan mata. Gerakan saccadic ini terjadi secara sangat cepat, sehingga lamanya gerakan tidak lebih dari 10% waktu pengamatan. Pada gerakan saccadic ini, otak mensupresi gambaran visual selama saccade, sehingga gambaran visual selama perpindahan tidak disadari. Gerakan Mengejar yaitu mata juga dapat terfiksasi pada obyek yang bergerak; gerakan ini disebut gerakan mengejar (smooth pursuit movement). Gerakan vestibular yaitu mata meyesuaikan pada stimulus dari kanalis semisirkularis saat kepala melakukan pergerakan. Gerakan konvergensi Kedua mata mendekat saat objek digerakkan mendekat.

TELINGA

Telinga adalah organ pendengaran. Saraf yang melayani indera ini adalah saraf cranial kedelapan atau nervus auditorius. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam. Telinga Luar Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrantimpani. Daun telinga terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membrantimpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telingaberbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkandua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 3cm.

Pada sepertiga bagian luar kulit telinga terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh liang telinga.Pada duapertiga bagiandalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.
Telinga tengah Telinga tengah berbentuk kubus yang terdiri dari: 1.Membran timpani yaitu membran fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara. Berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang

telinga. Membran timpani dibagi atas 2 bagian yaitu bagian atas disebut pars flasida (membrane sharpnell) dimana lapisan luar merupakan lanjutan epitel kulit liang telinga sedangkan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, dan pars tensa merupakan bagian yang tegang dan memiliki satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin. 2.Tulang pendengaran yang terdiri dari maleus, inkus dan stapes. Tulangpendengaran ini dalam telinga tengah saling berhubungan. 3.Tuba eustachius, yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring. Telinga dalam Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengahlingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis. Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli. Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang koklea tampak skalavestibule sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala media (duktuskoklearis) diantaranya. Skala vestibule dan skala timpani berisi perilimfa sedangkanskala media berisi endolimfa. Ion dan garam yang terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa. Dimana cairan perilimfe tinggi akan natrium dan rendah kalum,sedangkan endolimfe tinggi akan kalium dan rendah natrium. Hal ini penting untuk pendengaran. Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibule, sedangkan skala media adalah membran basalis. Pada membran initerletak organ corti yang mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam (3000) dan tiga baris sel rambut luar (12000). Sel-sel ini menggantung lewat lubang-lubang lengan horizontal dari suatu jungkat jangkit yang dibentuk oleh sel-sel penyokong. Rongga telinga dalam Terdiri dari berbagai rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga itu disebut labirin tulang, dan dilapisi membran sehingga membentuk labirin membranosa. Saluran-saluran bermembran ini mengandung cairan dan ujung-ujung akhir saraf pendengaran dan keseimbangan. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian. Vestibula yang merupakan bagian tengah dan tempat bersambungnya bagian-bagian yang lain. Saluran setengah lingkaran bersambung dengan vestibula. Ada tiga jenis saluran-saluran itu, yaitu saluran superior, posterior dan lateral. Saluran lateral letaknya horizontal, sementara ketigatiganya saling membuat sudut tegak lurus satu sama lain. Pada salah satu ujung setiap saluran terdapat penebalan yang disebut ampula (gerakan cairan yang merangsang ujung-ujung akhir

saraf khusus dalam ampula inilah yang menyebabkan kita sadar akan kedudukan kita). Koklea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya laksana sebuah rumah siput. Belitan-belitan itu melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian tengah dari tulang, dan disebut modiulus. Dalam setiap belitan ini terdapat saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfe, sementara cairan di luar labirin membranosa dan dalam labirin tulang disebut perilimfe. Ada dua tingkap dalam ruang melingkar ini : Fenestra vestibuli (disebut juga fenestra ovalis, lantaran bentuknya yang bulat panjang) ditutup oleh tulang stapes. Fenestra kokhlea (disebut juga fenestra rotunda, lantaran bentuknya bundar) ditutup oleh sebuah membran. Kedua-duanya menghadap ke telinga dalam. Adanya tingkap-tingkap ini bertujuan agar getaran dapat dialihkan dari rongga telinga tengah, guna dilangsungkan dalam perilimfe. Getaran dalam perilimfe dialihkan menuju endolimfe dan dengan demikian merangsang ujung-ujung akhir saraf pendengaran.

HIDUNG
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanantersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau. Rongga HidungHidung meliputi bagian eksternal yang menonjol dari wajah dan bagian internal beruparongga hidung sebagai alat penyalur udara. Hidung bagian luar tertutup oleh kulit dan disupport oleh sepasang tulang hidung. Rongga hidung terdiri atas vestibulum yang dilapisi oleh sel submukosa sebagai proteksi dalam rongga hidung terdapat rambut yang berperan sebagai penapis udara. Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnyayang berlapisSel silia yang berperan untuk mlemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk membersihkan jalan napas. Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidungkanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum. Masing-masingrongga hidung dibagi menjadi 3 saluran oleh penonjolan turbinasi atau konka daridinding lateral. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus-menerus oleh sel-sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Rongga hidung dimulai dari Vestibulum, yakni pada bagian anterior ke bagian posterior yang berbatasan dengan nasofaring. Rongga hidung terbagi atas 2 bagian, yakni secaralongitudinal oleh septum hidung dan secara transversal oleh konka superior, medialis, daninferior. Epithellium olfactory pada bagian meial rongga hidung memiliki fungsi

dalam penerimaan sensasi bau. Rongga hidung juga berhubungan dengan pembentukkan suara-suara fenotik dimana ia berfungsi sebagai ruang resonansi.2. FaringFaring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yangmenghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larynx pada dasar tengkorak. Faring terdiri atas Nasopharinx ada saluran penghubung antara nasopharinx dengan telinga bagian tengah, yaitu Tuba Eustachius dan Tuba Auditoryada Phariyngeal tonsil (adenoids), terletak pada bagian posterior nasopharinx, merupakan bagian dari jaringan Lymphatic pada permukaan posterior lidah.

OropharynxMerupakan bagian tengah faring antara palatum lunak dan tulang hyoid. Refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan, makanan terdorong masuk kesaluran pencernaan (oesephagus) dan secara simultan katup menutup laring

untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasanc. Laringopharynx merupakan posisi terendah dari faring. Pada bagian bawahnya, sistem respirasi menjadi terpisah dari

sistem digesti. Makanan masuk ke bagian belakang, oesephagus dan udaramasuk ke arah depan masuk ke laring. Laring tersusun atas 9 Cartilago ( 6 Cartilago kecil dan 3 Cartilago besar ). Terbesar adalah Cartilago thyroid yang berbentuk seperti kapal, bagian depannya mengalami penonjolan membentuk adams apple, dan di dalam cartilago ini ada pita suara.

Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebutdengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ketenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakangtenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan palate. Mucous membrane berfungsi mengahangatkan udara dan melembabkannya. Bagian inimembuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bagkteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru.

DAFTAR PUSTAKA Baehr M, Frotscher M. Duus Topical Diagnosis in Neurology. 4th ed. New York: Thieme; 2005. p. 130-60. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Grays Anatomy for Students. Philadelphia: Elsevier Churchill Livingstone; 2005. Ganong WF. Review of Medical Physiology. 22nd ed. Singapore: McGrawHill; 2005. p. 148-70. Putz R, Pabst R. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Jilid 1, 22nd ed; alih bahasa, Y. Joko Suyono; editor edisi bahasa Indonesia, Liliana Sugiharto. Jakarta: EGC; 2006. Pearce E. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai