Anda di halaman 1dari 2

Etiologi

Secara konvensional, sirosis hepatis dapat diklasifikasikan sebagai makronodular


(besar nodul lebih dari 3 mm), mikronodular (besar nodul kurang dari 3 mm), atau campuran
mikro dan makronodular. Selain itu juga diklasifikasikan berdasarkan etiologi dan
morfologis. [2]

Sebagian besar jenis sirosis diklasifikasikan secara etiologis dan morfologis menjadi
alkoholik, kriptogenik dan post hepatitis (postnekrotik), biliaris, kardiak, dan
metabolik,keturunan, dan terkait obat [2]

Di negara barat, penyebab sirosis yang utama adalah alkoholik, sedangkan di


Indonesia terutama akibat infeksi virus hepatitis B maupun C. Berdasarkan hasil penelitian di
Indonesia, disebutkan bahwa virus hepatitis B menyebabkan sirosis sebesar 40-50%, dan
virus hepatitis C 30-40%, sedangkan 10-20% penyebabnya tidak diketahui dan termasuk
kelompok virus bukan B dan C (non B-non C). Alkohol sebagai penyebab sirosis di
Indonesia diduga frekuensinya sangat kecil walaupun belum terdapat data yang menunjukkan
hal tersebut. [2]

Faktor Risiko

1. Jenis Kelamin
Dalam sebuah studi mengatakan, bahwa laki – laki memiliki faktor
risiko independent yang kuat untuk terjadi sirosis. Namun, beberaa penelitian
menunjukan bahwa risiko lanjut bahwa wanita lebih tinggi daripada pria.[1]
2. Usia
Didapatkan usia menjadi faktor risiko terjadinya sirosis. Pasien dengan
umur >60 tahun memiliki risiko besar termasuk penyakit bawaan seperti
hipertensi, obesitas, diabetes militus dan hiperlipidemia. Namun hubungan
antara usia dan terjadinya sirosis mungkin saja terkait dengan Riwayat
penyakit daripada usia itu sendiri. [1]
3. Genetik
Faktor genetik dipercaya berkontribusi 30-50% dengan risiko
prevalensi tinggi seperti obesitas, diabetes militus, penyakit kardiovaskular,
dan sirosis. [1]
4. Metabolik
Beberapa penelitian menunjukan bahwa diabetes adalah faktor
perkembangan metabolik terkuat. Penyakit metabolic lainnya seperti
hipertensi, obesitas dan hipertensi juga ikut dalam faktor risiko tinggi
metabolik. [1]
5. Histologi
Hasil penelitian menyebutkan bahwa, insiden steatohepatitis
nonalkoholik, akan berkembang menjadi sirosis jika di bandingkan dengan
nonalkoholik fatty liver. [1]

Daftar Pustaka

1. Li B, Zhang C, Zhan YT. Nonalcoholic Fatty Liver Disease Cirrhosis: A Review of Its
Epidemiology, Risk Factors, Clinical Presentation, Diagnosis, Management, and
Prognosis. Can J Gastroenterol Hepatol. 2018;2018.

2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, K. MS, Setiati S, editors. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2012

Anda mungkin juga menyukai