KEPERAWATAN KOMUNITAS II
Disusun oleh:
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini baik
itu secara langsung maupun tidak langsung.
Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi
kalimat, isi, maupun dalam penyusunan. Oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun dari
dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.
Kelompok
DAFTAR ISI
Jadi, Home care adalah komponen dari pelayanan kesehatan yang disediakan
untuk individu, dan keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan
mempromosikan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian pasien
dengan kondisi sakit.
3. Menghemat biaya, artinya keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya (kamar)
Rumah Sakit, transport pp rumah- Rumah Sakit untuk menemani pasien di Rumah
Sakit
Trend home care di era saat ini sangat berkembang pesat terutama di
Indonesia, Kondisi ini disebabkan karena berubahnya gaya hidup masyarakat. Seiring
dengan itu konsep pelayanan kesehatan juga berubah, pada jaman dahulu masyarakat
yang mendatangi rumah sakit, puskesmas tetapi saat ini pelayanan kesehatan yang
mendatangi masyarakat.
Tenaga kesehatan yang bisa melakukan home care diantaranya adalah dokter,
perawat, physical therapist (Fisioterapis), speech pathologist & speech terapist
(terapis wicara), occupational therapist (okupasi terapis), social worker, homemaker /
home health aid.
Saat ini sudah banyak penyedia layanan home care yang bisa membantu kita
menemukan perawat home care. Banyak penyedia layanan home care yang
menyalurkan tenaga perawat berbasis yayasan. Penyedia jenis ini biasanya akan
membebankan biaya agency kepada pelanggannya. Proses untuk pemesanan jasa ini
juga biasanya membutuhkan waktu untuk mencarikan perawat yang sesuai dengan
jadwal yang Anda ajukan.
Namun ada juga penyedia layanan home care berbasis online yang membantu
kita menemukan perawat atau terapis yang diinginkan secara langsung. Hanya dengan
mendaftar sebagai customer dan kita sudah bisa langsung mencari perawat sendiri
yang sesuai dengan budget, jadwal, atau skill perawat yang diinginkan. Didukung
juga dengan adanya beberapa aplikasi yang menyediakan jasa home care, seperti
MyNurz.id, dsb.
3. Pelayanan caregiver
Pelayanan ini merupakan proses pendampingan dari seorang caregiver yang biasanya
diberikan kepada lansia yang memang kondisinya masih sehat dan hanya membutuhkan
pendampinhgan untuk aktivitas kesehariannya.
Caregiver memiliki keterbatasan karena memang tidak memiliki latar belakang pendidikan
perawatan medis sehingga tidak memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan
keperawatan medis.
Faktor-faktor yang mendukung perawatan kesehatan di rumah adalah sebagai berikut ini
(Depkes RI, 2002).
Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila
dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya, klien kanker stadium akhir yang
secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan.
Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus
penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian
berdampak pada semakin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut
perawatan di rumah. Misalnya, klien pasca stroke yang mengalami komplikasi
kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif
lama.
Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit merasakan bahwa perawatan
klien yang sangat lama (lebih dari satu minggu) tidak menguntungkan bahkan
menjadi beban bagi manajemen.
Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan
membatasi kehidupan manusia karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan
secara optimal dan terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan.
Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
kesembuhan.
Pengelola PMP
Pelaksana
Klien
pelayanan
Ketiga unsur seperti tersebut di atas, merupakan syarat minimal yang harus ada
dalam sistem praktik mandiri perawat. Ketiga unsur tersebut berinteraksi secara
proporsional dan saling mempengaruhi dalam proses praktik keperawatan. Dalam sistem
ini setiap komponen mempunyai hak dan kewajiban masing-masing yang dapat diukur
sehingga diharapkan tidak akan merugikan salah satu pihak, karena pelayanan yang
diberikan dapat dikendalikan oleh masing-masing pihak.
4. Fase Terminasi
Fase ini, perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada
pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga. Menyusun rencana tindak
lanjut terhadap masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan
yang mungkin dialami oleh keluarga sangat penting dilakukan pada fase terminasi.
Tinggalkan nama,alamat, dan nomor telepon perawat agar mudah dihubungi jika
sewaktu-waktu klien membutuhkan
5. Fase Pasca-kunjungan
Sebagai fase terakhir hendaknya perawat membuat dokumentaasi lengkap tentang
hasil kunjungan untuk disimpan disimpan di pelayanan kesehatan, dokumentasi
tersebut hasuls memenuhi aspek lengkap, jelas, dan dapat dibaca.
Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan
dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun pasien/ klien
dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek
keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang harus di lakukan
adalah sebagai berikut:
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu
oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah
atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah,
maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari
pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama
klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan,
membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan
diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan,
dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan
keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau
pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir
dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
Saat ini, banyak jenis agen menyediakan perawatan di rumah untuk klien. Pada hari-hari awal
perawatan di rumah sebagian besar penyedia layanan bekerja di asosiasi perawat yang
mengunjungi (VNA/Visiting Nurse Association). Di beberapa bagian Amerika Serikat hal ini
terus terjadi, tetapi di sebagian besar negara campuran agen perawatan di rumah termasuk
agen sukarela, agen kepemilikan, agen berbasis rumah sakit, agen resmi, agen ibu rumah
tangga, dan hospice.
1. Lembaga Sukarela
Agen sukarela adalah agen kesehatan rumah yang tidak bergantung pada pendapatan
pajak negara bagian dan lokal tetapi sebaliknya dibiayai dengan dana nontax seperti
sumbangan, dan pembayaran penyedia pihak ketiga. Agen sukarela biasanya diatur
oleh dewan direksi sukarela; mereka dianggap berbasis komunitas karena mereka
menyediakan layanan di dalam lokasi geografis yang terdefinisi dengan baik.
Contoh dari sistem agensi sukarela adalah VNA. Mereka adalah lembaga nirlaba
dengan misi amal. Seperti semua nirlaba, VNA dibebaskan dari pembayaran pajak.
Sementara di VNA sebelumnya dijamin menerima hampir semua rujukan perawatan
di rumah di komunitas mereka, proliferasi agensi lain telah mengikis basis
tradisional mereka dan menempatkan mereka dalam mode kompetitif; Oleh karena
itu VNA memperluas layanan mereka untuk menarik pasar yang lebih luas.
2. Agen Kepemilikan
Agen kesehatan rumah nirlaba swasta dikenal sebagai agen berpemilik. Meskipun
agen kepemilikan dapat diatur oleh pemilik individu, banyak yang merupakan
bagian dari rantai nasional besar yang dikelola melalui kantor pusat perusahaan.
Agen kepemilikan diharapkan untuk menghasilkan keuntungan dari layanan yang
mereka berikan, baik untuk pemilik perorangan atau untuk pemegang saham mereka.
Meskipun beberapa berpartisipasi dalam program Medicare, yang lain hanya
bergantung pada klien "pembayaran pribadi".
3. Instansi Berbasis Rumah Sakit
Rumah sakit dapat mengoperasikan departemen terpisah sebagai agen kesehatan
rumah. Agen ini diatur oleh dewan direksi atau wali rumah sakit yang mensponsori.
Rujukan ke agen-agen berbasis rumah sakit seperti itu biasanya berasal dari staf
rumah sakit itu sendiri, dan misi dari agen dan rumah sakit sponsor adalah serupa.
Hal yang sama berlaku untuk fasilitas rehabilitasi dan perawatan-terampil di mana
departemen kesehatan di rumah ada.
4. Agen Resmi
Instansi kesehatan rumah pemerintah disebut agensi resmi. Mereka diciptakan dan
diberdayakan melalui undang-undang yang disahkan oleh undang-undang. Layanan
sering diberikan oleh divisi keperawatan dari departemen kesehatan negara bagian
atau lokal dan mungkin atau mungkin tidak menggabungkan perawatan orang sakit
dengan layanan keperawatan kesehatan masyarakat tradisional, termasuk promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, penyelidikan penyakit menular, layanan kesehatan
lingkungan, dan ibu-anak peduli. Dukungan administratif untuk badan-badan ini
adalah tanggung jawab pemerintah kota, kabupaten, atau negara bagian. Pendanaan
berasal dari pajak dan biasanya didistribusikan berdasarkan alokasi per kapita.
5. Agen Rumah Tangga
Agen rumah tangga menyediakan pembantu rumah tangga, yang melakukan layanan
seperti memasak, membersihkan, dan berbelanja, atau pembantu kesehatan rumah,
yang melakukan perawatan klien pribadi seperti mandi, berpakaian, memberi makan,
bantuan ambulasi, dan persahabatan; mereka dapat menyediakan keduanya. Agen-
agen ini biasanya swasta dan memperoleh dana mereka dari pembayaran langsung
oleh klien atau dari perusahaan asuransi swasta. Mereka dapat diatur oleh pemilik
perorangan atau oleh perusahaan.
6. Rumah sakit
Filsafat rumah sakit mempromosikan perspektif perawatan yang mengakui bahwa
kematian tidak dapat dihindari dan dekat dan bahwa pengobatan saat ini tidak
memungkinkan. Layanan rumah sakit bersifat komprehensif dan diberikan oleh tim
interprofesional, termasuk sukarelawan, yang berfokus pada "perawatan" daripada
"penyembuhan." Tim pengasuhan memiliki kepemimpinan dokter, dan perawatan
dapat diberikan secara rawat inap atau melalui perawatan kesehatan di rumah di
mana kehidupan klien.
Hospices telah menerima sertifikasi dari pemerintah federal untuk memberikan
perawatan di akhir hayat kepada mereka yang sakit parah di masyarakat. Beberapa
rumah sakit berdiri sendiri dan hanya melayani klien rumah sakit, sedangkan yang
lain adalah program organisasi yang lebih besar seperti VNA atau agen berbasis
rumah sakit. Pusat-pusat perumahan alternatif, seperti hidup yang dibantu dan
pengaturan perawatan jangka panjang, dapat mengajukan permohonan untuk
"pengabaian rumah sakit" dan diganti untuk pengasuhan akhir-kehidupan bagi
orang-orang dalam bulan-bulan terakhir kehidupan. Hal ini memungkinkan
penghuni untuk mencapai kematian yang lebih damai dengan mati "di rumah"
daripada dipindahkan ke lingkungan yang berbeda dengan fokus medis dan
penyembuhan.
Pendekatan
Pertahankan sikap positif yang berfokus pada kemampuan, bukan keterbatasan,
dari pengasuh.
Jaga keselamatan di garis depan semua intervensi.
Masukkan semua anggota keluarga dan pengasuh dalam rencana.
Untuk membantu menjaga frustrasi pengasuh, pilih untuk mengajar terlebih
dahulu suatu bidang yang klien termotivasi untuk belajar.
b. Pengasuh Formal
Pengasuh formal adalah profesional dan para profesional yang diberi kompensasi
untuk perawatan di rumah yang mereka sediakan. Personel bisnis dan kantor agensi
kesehatan di rumah sangat penting untuk kemampuan agensi dalam memberikan
layanan kepada klien. Perawat kesehatan di rumah harus memperoleh pemahaman
tentang aspek keuangan dari perawatan klien mereka dan memberikan informasi ini
kepada staf agensi sehingga penggantian yang tepat dan penuh dapat diperoleh untuk
layanan yang diberikan.
3. Pendidik : mengajarkan keluarga tentang sehat atau sakit dan bertindak sebagai
penyedia informasi kesehatan, dengan fungsi :
Mengidentifikasi pasien dan keluarga
Memilih metode dan menyiapkan materi pembelajaran
Menyusun rencanan kegiatan
Melaksanakan penkes
Mengajarkan anggota keluarga
Mendorong keluarga melakukan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Mendokumentasikan kegiatan penkes
Contoh : Perawat memberi informasi melalui penkes kepada pasien atau keluarga
tentang sakit atau gangguan yang dideritanya selama mengalami penyakit.
7. Penemu kasus dan melakukan rujukan : melibatkan diri dalam menemukan kasus di
keluarga dan melakukan rujukan dengan cepat, dengan fungsi :
Mengembangkan pengetahuan terhadap kondisi atau masalah
Menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi masalah
Menetapkan kebutuhan rujukan
Melakukan rujukan terhadap kasus
Menyediakan pelayanan tingkat lanjut
Contoh : perawat menemukan beberapa masalah / kasus yang terjadi pada pasiennya
dan langsung melakukan rujukan pada tim kesehatan lain yang memiliki hubungan
dengan kasus yang ditemukan.
Dasar hukum dari praktik home care adalah praktik pelayanan mandiri perawat yang
diatur dalam beberapa undang-undang. Kebijakan terkait home care di Indonesia secara
hukum diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan No 1239/MENKES/SK/XI/2001 Tentang
Registrasi dan Praktik Perawat dan yang terbaru Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/148/1/2010 Tentang izin dan yang menjalankan
praktik dalam hal ini praktik mandiri keperawatan wajib memiliki Surat Tanda Registrasi
(STR) dan Surat Izin Praktik Perawat (SIPP).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun Pasal 28
menyebutkan bahwa praktik keperawatan dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan
tempat lainnya sesuai dengan klien sasarannya. Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas: a. Praktik Keperawatan mandiri; dan b. Praktik Keperawatan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, Putra, A., & Usman, J. (2017). Inovasi Pelayanan Publik Bidang Kesehatan Berbasis
Home Care Di Dota Makassar. Jurnal Administrasi Publik, 295-309.
Allender Judith Ann, Rector Cherie, Warner Kristine D. 2014. Community and Public Health
Nursing Promoting the Public’s Health 8th edition. Philadelphia: Lippincott Williams and
Wilkins.
Efendi, Ferry & Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Jurnal MEDIKA. 2019. Aspek Legal Pelayanan Home Care. Diakses pada
http://www.jurnalmedika.com/blog/97-Aspek-Legal-Pelayanan-Home-Care
Medika.