Anda di halaman 1dari 30

KONSEP PERAWATAN DI RUMAH (HOME CARE)

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Dosen Pengampu: Ns. Sang Ayu Made Adyani, M.Kep

Disusun oleh:

Sitti Latifah Faradiba Suaidy 1710711003


Afifah Jihan Ramadhan 1710711014

M. Panji Asmoro 1710711015

Nenden Purwaningsih 1710711017

Anisa Nurhazyima 1710711025

Afifah Arum Meylany 1710711022

Aldin Aditya Fareza 1710711075

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
      
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Konsep Perawatan di Rumah ini tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan
dosen mata kuliah Keperawatan Komunitas II.

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini baik
itu secara langsung maupun tidak langsung. 

Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi
kalimat, isi, maupun dalam penyusunan. Oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun dari
dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.

Jakarta, Februari 2020

Kelompok
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………….i


Daftar Isi ………………………………………………………………………………………….ii
Bab I Pendahuluan
I.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………3
I.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………..4
I.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………………5
Bab II Tinjauan Teori
1 Pengertian dan Tujuan Home
Care………………………………………………………….6
2. Manfaat adanya Home
Care………………………………………………………………..6
3. Populasi/pravelensi dan Tren Home Care Terkini…………………………………………7
4. Teori Mengenai Home Care Para Ahli…………………………………………………….8
5. Jenis - Jenis Home Care…………………………………………………………………..11
6. Faktor Kesehatan Home Care…………………………………………………………….12
7. Lingkup Home Care………………………………………………………………………13
8. Unsur – Unsur Home Care………………………………………………………………..13
9. Persyaratan Home Care…………………………………………………………………..15
10. Standar Pelayanan Home Care …………………………………………………………15
11. Tahapan Melaksanakan Home Care ……………………………………………………18
12. Mekanisme Pelaksanaan Home Care …………………………………………………..19
13. Agensi Home Care …………………………………………………………………..…20
14. Peran & Fungsi Perawat Home Care …………………………………………………..23
15. Aspek Legal Home Care 26
Bab III Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Perawatan Kesehatan di rumah bukanlah merupakan sebuah konsep baru dalam
sistem pelayanan kesehatan, khususnya pada praktek keperawatan komunitas. Hal ini
sudah dikembangkan sejak tahun 1859 yang pada saat itu Willian Rathbone of Liverpool,
England dan juga Florence Nightingale melakukan perawatan kesehatan di rumah
dengan memberikan pengobatan kepada klien (masyarakat) yang mengalami sakit
terutama mereka dengan status sosial ekonomi rendah, kondisi sanitasi, kebersihan diri
dan lingkungan, dan gizi buruk sehingga beresiko tinggi terhadap berbagai jenis penyakit
infeksi yang umum ditemukan di masyarakat (Smith & Maurer, 2000). Kunjungan
rumah juga dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
serta meminimalkan resiko penyakit infeksi masyarakat, serta mencegah terjadinya
kekambuhan penyakit, seperti: perawatan nifas pada ibu pasca melahirkan, perawatan
anak diare, pemantauan klien dengan Tuberculosis, hipertensi, kardiovaskuler,
penyuluhan kesehatan klien dengan berbagai penyakit, dll (Stanhope & Lancaster, 2001).
Seiring dengan perkembangan IPTEK dan teknologi medis di era globalisasi ini,
berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek keperawatan di Indonesia kini.
Tuntutan masyarakat akan kebutuhan pealayanan kesehatan juga semakin meningkat dan
berubah dari konsep perawatan dan pengobatan di rumah sakit/klinik menjadi kebutuhan
perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga dengan penyakit terminal. Di
samping itu perawatan di rumah menjadi alternative bagi keluarga dengan usila (usia
lanjut) yang cenderung mengalami penyakit dengan kondisi kronik , yang membutuhkan
perawatan dan pengobatan jangka panjang.
Hal ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi klien dan keluarganya, bila
mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan klien dan keluarga lebih intens
dan interaksi lebih bebas bila berada di rumah sendiri, dan pembiayaan terapi perawatan
di rumah yang relative lebih murah dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit
sehingga di rumah lebih cost effective.
I.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana gambaran umum perawatan rumah?
b. Bagaimana pengertian perawatan kesehatan di rumah?
c. Bagaimana terminologi perawatan kesehatan rumah?
d. Bagaimana sejarah dan politik kesehatan rumah?
e. Bagaimana perkembangan kesehatan perawatan di rumah?
f. Bagaimana populasi perawatan rumah?
g. Bagaimana manfaat perawatan kesehatan di rumah?
h. Bagaimana unsur perawatan kesehatan di rumah?
i. Bagaimana mekanisme perawatan di rumah?
j. Bagaimana standar dan kredensial dalam perawatan di rumah?
k. Bagaimana peran dan fungsi perawat kesehatan rumah?
l. Bagaimana jenis agensi perawatan rumah?
m. Bagaimana jenis personil perawatan rumah?
n. Bagaimana tahap-tahap perawatan kesehatan di rumah?
o. Bagaimana model perawatan kesehatan di rumah?
p. Bagaimana sistem penggantian dalam perawatan rumah?
q. Bagaimana kriteria medicare untuk layanan perawatan rumah?
r. Bagaimana partisipasi klien dalam praktik keperawatan kesehatan komunitas?
s. Bagaimana praktik keperawatan kesehatan rumah?

I.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang konsep teori perawatan kesehatan di rumah.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran umum perawatan rumah.
b. Untuk mengetahui pengertian perawatan kesehatan di rumah.
c. Untuk mengetahui terminologi perawatan kesehatan rumah.
d. Untuk mengetahui sejarah dan politik kesehatan rumah.
e. Untuk mengetahui perkembangan kesehatan perawatan di rumah.
f. Untuk mengetahui populasi perawatan rumah.
g. Untuk mengetahui manfaat perawatan kesehatan di rumah.
h. Untuk mengetahui unsur perawatan kesehatan di rumah.
i. Untuk mengetahui mekanisme perawatan di rumah.
j. Untuk mengetahui standar dan kredensial dalam perawatan di rumah.
k. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat kesehatan rumah.
l. Untuk mengetahui jenis agensi perawatan rumah.
m. Untuk mengetahui jenis personil perawatan rumah.
n. Untuk mengetahui tahap-tahap perawatan kesehatan di rumah.
o. Untuk mengetahui model perawatan kesehatan di rumah.
p. Untuk mengetahui sistem penggantian dalam perawatan rumah.
q. Untuk mengetahui kriteria medicare untuk layanan perawatan rumah.
r. Untuk mengetahui partisipasi klien dalam praktik keperawatan kesehatan
komunitas.
s. Untuk mengetahui praktik keperawatan kesehatan rumah.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Home Care


Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu
dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Home Care merupakan penyediaan dan peralatan professional bagi pasien dan
keluarganya di rumah untuk menjaga kesehatan, edukasi, pencegahan penyakit,
diagnosis, dan penanganan penyakit, terapi paliatif dan rehabilitative
(Widyanto,2014).

Jadi, Home care adalah komponen dari pelayanan kesehatan yang disediakan
untuk individu, dan keluarga di tempat tinggal mereka dengan tujuan
mempromosikan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat kemandirian pasien
dengan kondisi sakit.

Tujuan Home Care


Tujuan Home Care menurut Widyanto (2014) Home care merupakan upaya untuk
menyembuhkan, memelihara, dan meningkatkan kesehatan fisik, mental, atau emosi
pasien yang dilakukan di rumahnya melibatkan keluarganya. Tujuan khusus home
care adalah:
1. Terpenuhinya kebutuhan dasar pasien , bio, psiko, social, dan spiritual.
2. Menigkatnya kemandirian pasien dan keluarga dalam pemeliharaan dan perawatan
anggota keluargany.
3. Terpenuhinya pelayanan kesehatan di rumah sesuai kebutuhan pasien.

B. Manfaat Home Care


Manfaat Keperawatan Home Care bagi pasien dan keluarga adalah:
1. Pasien merasa lebih nyaman karena lebih dekat dengan keluarganya dan berada di
lingkungan rumahnya sendiri
2. Mempererat ikatan keluarga, sehingga pasien tidak merasa diabaikan

3. Menghemat biaya, artinya keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya (kamar)
Rumah Sakit, transport pp rumah- Rumah Sakit untuk menemani pasien di Rumah
Sakit

Manfaat Keperawatan Home Care bagi perawat adalah:


1. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan di
rumah sakit.
2. Dapat lebih mengenal pasien dan lingkungan sekitarnya, sehingga dapat
memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

C. Konsep Trend dan Issue Home Care

Trend home care di era saat ini sangat berkembang pesat terutama di
Indonesia, Kondisi ini disebabkan karena berubahnya gaya hidup masyarakat. Seiring
dengan itu konsep pelayanan kesehatan juga berubah, pada jaman dahulu masyarakat
yang mendatangi rumah sakit, puskesmas tetapi saat ini pelayanan kesehatan yang
mendatangi masyarakat.

Saat ini sudah banyak masyarakat Indonesia yang mencari perawatan di


rumah. Baik itu untuk lansia (orang tua) atau pasien yang membutuhkan perawatan
pasca operasi. Tidak berhenti sampai di situ, jasa home care pun sudah digunakan
orang hanya sekedar untuk melakukan tindakan yang membutuhkan keahlian medis,
seperti suntik KB atau injeksi plasenta dan vitamin C untuk tujuan kecantikan.
Dengan alasan efisiensi, orang lebih memilih untuk melakukan perawatan di rumah
daripada harus ke rumah sakit ataupun klinik.

Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal


yang baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota
keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga kesehatan melalui kunjungan rumah secara
perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala.

Tenaga kesehatan yang bisa melakukan home care diantaranya adalah dokter,
perawat, physical therapist (Fisioterapis), speech pathologist & speech terapist
(terapis wicara), occupational therapist (okupasi terapis), social worker, homemaker /
home health aid.
Saat ini sudah banyak penyedia layanan home care yang bisa membantu kita
menemukan perawat home care. Banyak penyedia layanan home care yang
menyalurkan tenaga perawat berbasis yayasan. Penyedia jenis ini biasanya akan
membebankan biaya agency kepada pelanggannya. Proses untuk pemesanan jasa ini
juga biasanya membutuhkan waktu untuk mencarikan perawat yang sesuai dengan
jadwal yang Anda ajukan.

Namun ada juga penyedia layanan home care berbasis online yang membantu
kita menemukan perawat atau terapis yang diinginkan secara langsung. Hanya dengan
mendaftar sebagai customer dan kita sudah bisa langsung mencari perawat sendiri
yang sesuai dengan budget, jadwal, atau skill perawat yang diinginkan. Didukung
juga dengan adanya beberapa aplikasi yang menyediakan jasa home care, seperti
MyNurz.id, dsb.

D. Konsep Model / Teori Keperawatan yang Mendukung Home Care


Menurut Hidayat  (2004), Model / teori keperawatan yang mendukung home care antara
lain:
1. Teori Lingkungan   (Florence Nightingale)
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang
mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen
lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi:
a. Udara bersih,
b. Air yang bersih
c. Pemeliharaan yang efisien
d. Kebersihan
e. Penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan
sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya.
Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika
ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji
keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.
2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)
Dalam memahami konsep model dan teori ini, Rogers berasumsi bahwa
manusia merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang
berbeda – beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam
proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan
manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut
didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia
dan lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta
proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari
integritas, resonansi dan helicy. Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan
dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu
dengan yang lain. Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara
individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang
bervariasi dan helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan
lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan – lahan maupun berlangsung dengan
cepat.
Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan
dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi
klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan.
Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses
sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan menyelaraskan dengan
lingkungannya.
3. Teori Transkultural nursing (Leininger)
Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan
yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip
”care” dan pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s care, nilai-
nilai, keyakinan, dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat
untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur
tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara
pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur (orang biasa dan profesional)
terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu
kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama
lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah
kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi kesejahteraan
dan kondisi sakit.

4. Theory of Human Caring (Watson, 1979)


Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi
yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan
melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan
pasien untuk sembuh. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia
memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya
kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan
makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan
psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat,
kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
5. Teori Self Care  (Dorothea Orem)
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur
dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan Orem mengembangkan dua
bentuk teori Self Care, di antaranya :
a. Perawatan diri sendiri (Self Care)
1) Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan
oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan,
kesehatan serta kesejahteraan.
2) Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
3) Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan
diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu
tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat
dalam tindakan yang tepat.
4) Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal
dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mepertahankan fungsi tubuh. Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis,
yaitu :Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang
merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites (kebutuhan
yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites
(kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).

b. Self Care Defisit


Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di
mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan
dibutuhkan.Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau
terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus.Self care defisit dapat
diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan
tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses
penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya
bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi
support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi
serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

6. Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care   (Rice)


Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit yang
ditetapkan oleh pasien.

E. Jenis jenis pelayanan homecare


1. Pelayanan post operasi
Layanan ini di khususkan yang memang kepada pasien yang baru menyelesaikan
proses operasi. Proses perawatan home care sangat dibutuhkan karena memang sebagian
besar pasien post operasi memang membutuhkannya dan memerlukan pengawasan dari
seorang perawat.
2. Pelayanan home visit
Layanan ini di khususkan yang memang kepada pasien yang baru menyelesaikan
proses operasi. Proses perawatan home care sangat dibutuhkan karena memang sebagian
besar pasien post operasi memang membutuhkannya dan memerlukan pengawasan dari
seorang perawat.

3. Pelayanan caregiver
Pelayanan ini merupakan proses pendampingan dari seorang caregiver yang biasanya
diberikan kepada lansia yang memang kondisinya masih sehat dan hanya membutuhkan
pendampinhgan untuk aktivitas kesehariannya.
Caregiver memiliki keterbatasan karena memang tidak memiliki latar belakang pendidikan
perawatan medis sehingga tidak memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan
keperawatan medis.

F. Faktor-faktor yang mendukung perawatan kesehatan di rumah

Faktor-faktor yang mendukung perawatan kesehatan di rumah adalah sebagai berikut ini
(Depkes RI, 2002).

 Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila
dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya, klien kanker stadium akhir yang
secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan.
 Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus
penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian
berdampak pada semakin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut
perawatan di rumah. Misalnya, klien pasca stroke yang mengalami komplikasi
kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif
lama.
 Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit merasakan bahwa perawatan
klien yang sangat lama (lebih dari satu minggu) tidak menguntungkan bahkan
menjadi beban bagi manajemen.
 Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan
membatasi kehidupan manusia karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan
secara optimal dan terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan.
 Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien
dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat
kesembuhan.

G. Lingkup Pelayanan Home care


Menurut Nuryandari (2004, dalam Abdi, Putra, & Usman, 2017) menyebutkan ruang
lingkup pelayanan home care, yaitu:
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

H. Unsur Perawatan Kesehatan di Rumah


Penyelenggaraan praktik mandiri perawat terdiri dari tiga unsur yaitu Pengelola
Pelayanan, Pelaksana Pelayanan, dan Klien.
1. Pengelola Pelayanan Praktik Mandiri Perawat
Pengelola pelayanan praktik mandiri perawat adalah badan atau unit yang
bertanggung jawab terhadap seluruh pengelolaan praktik mandiri perawat baik
penyediaan tenaga, sarana, dan peralatan serta mekanisme pelayanan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Pengelola dapat berkedudukan sebagai
salah satu bagian dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, klinik, dan puskesmas,
atau dapat pula berkedudukan terpisah secara mandiri dalam bentuk balai atau
pusat pelayanan keperawatan.
2. Pelaksana Praktik Mandiri Perawat
Pelaksana praktik mandiri perawat adalah tenaga yang bertugas sebagai pelaksana
penyedia pelayanan keperawatan terdiri dari tenaga keperawatan professional
dengan melibatkan tenaga-tenaga professional yang lain dan tenaga non-
professional sesuai kebutuhan klien. Pelaksana praktik mandiri perawat tersebut
terdiri dari manajer kasus dan pelaksana pelayanan.
Praktik mandiri perawat home care dilakukankan berdasarkan pada kesepakatan
antara perawat dengan klien dalam upaya untuk peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, kuratif, dan pemulihan kesehatan.
Dalam melaksanakan praktik mandiri perawat, perawat yang telah memililki SIPP
(Surat Ijin Praktik Perawat) berwenang untuk :
a. Melaksanakan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, penetapan
diagnosis keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
evaluasi keperawatan
b. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi : intervensi
atau tritmen keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling
kesehatan
c. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud huruf a dan
huruf b harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh
organisasi profesi (PPNI)
d. Melaksanakan intervensi keperawatan seperti yang tercantum dalam lingkup
praktik keperawatan
e. Dalam keadaan darurat yang mengancam kehidupan atau nyawa klien, perawat
dapat melakukan tindakan diluar kewenangan.
f. Dalam keadaan luar biasa, atau bencana, perawat dapat melakukan tindakan
diluar kewenangan untuk membantu mengatasi keadaan luar biasa atau bencana
tersebut.
g. Perawat yang bertugas di daerah yang sulit terjangkau dapat melakukan
tindakan diluar kewenangannya sebagai perawat.
h. Praktik keperawatan dilakukan oleh perawat profesional (RN) dan perawat
vokasional (PN).
i. PN dalam melaksanakan tindakan keperawatan dibawah pengawasan RN.
j. Perawat dapat mendelegasikan atau menyerahkan tugas kepada perawat lain
yang setara kompetensi dan pengalamannya.
k. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dilarang mempekerjakan perawat yang
tidak memiliki SIPP untuk melakukan praktik keperawatan di sarana pelayanan
kesehatan tersebut.
3. Klien
Klien merupakan penerima pelayanan keperawatan dengan melibatkan salah satu
anggota keluarga sebagai penanggung jawab yang mewakili klien. Apabila diperlukan
keluarga dapat juga menunjuk seseorang yang akan membantu aktifitas penyediaan
pelayanan keperawatan sesuai menjadi pengasuh (care-giver) yang melayani
kebutuhan sehari-hari dari klien.

Tata Hubungan Antar Unsur

Pengelola PMP

Pelaksana
Klien
pelayanan

Ketiga unsur seperti tersebut di atas, merupakan syarat minimal yang harus ada
dalam sistem praktik mandiri perawat. Ketiga unsur tersebut berinteraksi secara
proporsional dan saling mempengaruhi dalam proses praktik keperawatan. Dalam sistem
ini setiap komponen mempunyai hak dan kewajiban masing-masing yang dapat diukur
sehingga diharapkan tidak akan merugikan salah satu pihak, karena pelayanan yang
diberikan dapat dikendalikan oleh masing-masing pihak.

I. Persyaratan Klien yang Menerima Pelayanan Perawatan di Rumah


a. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggung jawab atau menjadi
pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola
b. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed consent)
c. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah
untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.
J. Standar dalam Perawatan di Rumah
ANA (1999) telah mengembangkan Lingkup dan Standar Praktik Perawatan
Kesehatan Rumah. Standar ini dirancang untuk membantu perawat dalam memberikan
tingkat layanan yang memenuhi harapan minimal sementara sesuai untuk klien, terlepas
dari agen perawatan di rumah dari mana mereka menerima layanan.

Lingkup dan Standar Praktik Perawatan Kesehatan Rumah


1. Standar Perawatan
 Standar I Penilaian
Perawat kesehatan rumah mengumpulkan data kesehatan klien.
 Standar II Diagnosis
Perawat kesehatan di rumah menganalisis data penilaian dalam menentukan
diagnosis.
 Standar III Identifikasi Hasil
Perawat kesehatan rumah mengidentifikasi hasil yang diharapkan untuk klien dan
lingkungan klien.
 Standar IV Perencanaan
Perawat kesehatan di rumah mengembangkan rencana perawatan yang mengatur
intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan.
 Standar V Implementasi
Perawat kesehatan rumah mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dalam
rencana perawatan.
 Standar VI Evaluasi
Perawat kesehatan rumah mengevaluasi kemajuan klien menuju pencapaian hasil.

2. Standar Kinerja Profesional


 Standar I Kualitas Perawatan
Perawat kesehatan di rumah secara sistematis mengevaluasi kualitas dan efektivitas
praktik keperawatan.
 Standar II Penilaian Kinerja
Perawat kesehatan di rumah mengevaluasi praktik keperawatannya sendiri terkait
dengan standar praktik profesional, bukti ilmiah, dan ketetapan serta peraturan yang
relevan.
 Standar III Pendidikan
Perawat kesehatan di rumah memperoleh dan mempertahankan pengetahuan dan
kompetensi saat ini dalam praktik keperawatan.
 Standar IV Collegiality
Perawat kesehatan rumah berinteraksi dengan dan berkontribusi pada pengembangan
profesional rekan sebaya dan praktisi perawatan kesehatan lainnya sebagai kolega.
 Standar V Etika
Keputusan dan tindakan perawat kesehatan rumah atas nama klien ditentukan secara
etis.
 Standar VI Kolaborasi
Perawat kesehatan rumah bekerja sama dengan klien, keluarga, dan praktisi perawatan
kesehatan lainnya dalam menyediakan perawatan klien.
 Standar VII Penelitian
Perawat kesehatan di rumah menggunakan temuan penelitian dalam praktik.
 Standar VIII Pemanfaatan Sumber daya
Perawat kesehatan rumah membantu klien atau keluarga dalam menjadi konsumen
yang terinformasi tentang risiko, manfaat, dan biaya perencanaan dan pemberian
perawatan klien.

K. Tahap-Tahap Perawatan Kesehatan di Rumah


Tahap-tahap dalam memberikan pelayanan kesehatan (keperawatan) dirumah
adalah sebagai berikut.
1. Fase Pre-inisiasi (Persiapan)
Pada fase pertama ini, perawat mendapatkan data tentang keluarga yang akan
dikunjungi dari puskesmas atau ibu kader. Perawat perlu membuat laporan
pendahuluan untuk kunjungan yang akan dilakukan. Kontrak waktu kunjungan perlu
dilakukan pada fase ini.
2. Fase Iniasiasi (Perkenalan)
Fase ini mungkin memerlukan beberapa kali kunjungan. Selama ini perawat dan
keluarga berusaha untuk saling mengenal dan bagaimana keluarga menanggapi suatu
masalah kesehatan.
3. Fase Implementasi
Pada fase ini, perawat melakukan pengkajian dan perencanaan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang dimiliki oleh klien dan keluarga. Lakukan intervensi sesuai
rencana. Eksplorasi nilai-nilai keluarga dan persepsi keluarga terhadap
kebutuhannya. Berikan pendidikan kesehatan sesuai dengan tingkat pendidikan klien
dan keluarga serta sediakan pula infomasi tertulis.

4. Fase Terminasi
Fase ini, perawat membuat kesimpulan hasil kunjungan berdasarkan pada
pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama keluarga. Menyusun rencana tindak
lanjut terhadap masalah kesehatan yang sedang ditangani dan masalah kesehatan
yang mungkin dialami oleh keluarga sangat penting dilakukan pada fase terminasi.
Tinggalkan nama,alamat, dan nomor telepon perawat agar mudah dihubungi jika
sewaktu-waktu klien membutuhkan
5. Fase Pasca-kunjungan
Sebagai fase terakhir hendaknya perawat membuat dokumentaasi lengkap tentang
hasil kunjungan untuk disimpan disimpan di pelayanan kesehatan, dokumentasi
tersebut hasuls memenuhi aspek lengkap, jelas, dan dapat dibaca.

L. Tahapan Mekanisme Pelayanan Home Care


1. Proses Penerimaan Kasus
a) Home care menerima pasien dari rumah sakit puskesmas, sarana lain
b) Pimpinan home care menunjuk manajer kasus untuk mengelola kasus.
c) Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus.
2. Proses Pelayanan Home Care
a) Persiapan
1) Pastikan identitas pasien
2) Bawa denah/petunjuk tempat tinggalpasien
3) Lengkap kartu identitas unit tempatkerja
4) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah.
5) Siapkan file asuhan keperawatan
6) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan
b) Pelaksanaan
1) Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan
2) Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat
3) Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien
4) Membuat rencana pelayanan
5) Lakukan perawatan langsung
6) Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi, dll.
7) Diskusikan rencana kunjungan selanjut nya dan aktifitas yang akan
dilakukan
8) Dokumentasikan kegiatan.
c) Monitoring dan Evaluasi
1) Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal
2) Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan
3) Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanaan.
d) Proses Penghentian Pelayanan Home Care Dengan Kriteria:
1) Tercapai sesuai tujuan
2) Kondisi pasien stabil
3) Program rehabilitasi tercapai secara maximal
4) Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien
5) Pasien di rujuk
6) Pasien menolak pelayanan lanjutan
7) Pasien meninggal dunia

M. Mekanisme Perawatan Di Rumah

Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan
dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun pasien/ klien
dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek
keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang harus di lakukan
adalah sebagai berikut:
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu
oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah
atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah,
maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari
pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama
klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan,
membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan
diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan,
dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan
keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau
pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir
dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

N. Jenis Agensi Perawatan Rumah

Saat ini, banyak jenis agen menyediakan perawatan di rumah untuk klien. Pada hari-hari awal
perawatan di rumah sebagian besar penyedia layanan bekerja di asosiasi perawat yang
mengunjungi (VNA/Visiting Nurse Association). Di beberapa bagian Amerika Serikat hal ini
terus terjadi, tetapi di sebagian besar negara campuran agen perawatan di rumah termasuk
agen sukarela, agen kepemilikan, agen berbasis rumah sakit, agen resmi, agen ibu rumah
tangga, dan hospice.
1. Lembaga Sukarela
Agen sukarela adalah agen kesehatan rumah yang tidak bergantung pada pendapatan
pajak negara bagian dan lokal tetapi sebaliknya dibiayai dengan dana nontax seperti
sumbangan, dan pembayaran penyedia pihak ketiga. Agen sukarela biasanya diatur
oleh dewan direksi sukarela; mereka dianggap berbasis komunitas karena mereka
menyediakan layanan di dalam lokasi geografis yang terdefinisi dengan baik.
Contoh dari sistem agensi sukarela adalah VNA. Mereka adalah lembaga nirlaba
dengan misi amal. Seperti semua nirlaba, VNA dibebaskan dari pembayaran pajak.
Sementara di VNA sebelumnya dijamin menerima hampir semua rujukan perawatan
di rumah di komunitas mereka, proliferasi agensi lain telah mengikis basis
tradisional mereka dan menempatkan mereka dalam mode kompetitif; Oleh karena
itu VNA memperluas layanan mereka untuk menarik pasar yang lebih luas.
2. Agen Kepemilikan
Agen kesehatan rumah nirlaba swasta dikenal sebagai agen berpemilik. Meskipun
agen kepemilikan dapat diatur oleh pemilik individu, banyak yang merupakan
bagian dari rantai nasional besar yang dikelola melalui kantor pusat perusahaan.
Agen kepemilikan diharapkan untuk menghasilkan keuntungan dari layanan yang
mereka berikan, baik untuk pemilik perorangan atau untuk pemegang saham mereka.
Meskipun beberapa berpartisipasi dalam program Medicare, yang lain hanya
bergantung pada klien "pembayaran pribadi".
3. Instansi Berbasis Rumah Sakit
Rumah sakit dapat mengoperasikan departemen terpisah sebagai agen kesehatan
rumah. Agen ini diatur oleh dewan direksi atau wali rumah sakit yang mensponsori.
Rujukan ke agen-agen berbasis rumah sakit seperti itu biasanya berasal dari staf
rumah sakit itu sendiri, dan misi dari agen dan rumah sakit sponsor adalah serupa.
Hal yang sama berlaku untuk fasilitas rehabilitasi dan perawatan-terampil di mana
departemen kesehatan di rumah ada.
4. Agen Resmi
Instansi kesehatan rumah pemerintah disebut agensi resmi. Mereka diciptakan dan
diberdayakan melalui undang-undang yang disahkan oleh undang-undang. Layanan
sering diberikan oleh divisi keperawatan dari departemen kesehatan negara bagian
atau lokal dan mungkin atau mungkin tidak menggabungkan perawatan orang sakit
dengan layanan keperawatan kesehatan masyarakat tradisional, termasuk promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, penyelidikan penyakit menular, layanan kesehatan
lingkungan, dan ibu-anak peduli. Dukungan administratif untuk badan-badan ini
adalah tanggung jawab pemerintah kota, kabupaten, atau negara bagian. Pendanaan
berasal dari pajak dan biasanya didistribusikan berdasarkan alokasi per kapita.
5. Agen Rumah Tangga
Agen rumah tangga menyediakan pembantu rumah tangga, yang melakukan layanan
seperti memasak, membersihkan, dan berbelanja, atau pembantu kesehatan rumah,
yang melakukan perawatan klien pribadi seperti mandi, berpakaian, memberi makan,
bantuan ambulasi, dan persahabatan; mereka dapat menyediakan keduanya. Agen-
agen ini biasanya swasta dan memperoleh dana mereka dari pembayaran langsung
oleh klien atau dari perusahaan asuransi swasta. Mereka dapat diatur oleh pemilik
perorangan atau oleh perusahaan.
6. Rumah sakit
Filsafat rumah sakit mempromosikan perspektif perawatan yang mengakui bahwa
kematian tidak dapat dihindari dan dekat dan bahwa pengobatan saat ini tidak
memungkinkan. Layanan rumah sakit bersifat komprehensif dan diberikan oleh tim
interprofesional, termasuk sukarelawan, yang berfokus pada "perawatan" daripada
"penyembuhan." Tim pengasuhan memiliki kepemimpinan dokter, dan perawatan
dapat diberikan secara rawat inap atau melalui perawatan kesehatan di rumah di
mana kehidupan klien.
Hospices telah menerima sertifikasi dari pemerintah federal untuk memberikan
perawatan di akhir hayat kepada mereka yang sakit parah di masyarakat. Beberapa
rumah sakit berdiri sendiri dan hanya melayani klien rumah sakit, sedangkan yang
lain adalah program organisasi yang lebih besar seperti VNA atau agen berbasis
rumah sakit. Pusat-pusat perumahan alternatif, seperti hidup yang dibantu dan
pengaturan perawatan jangka panjang, dapat mengajukan permohonan untuk
"pengabaian rumah sakit" dan diganti untuk pengasuhan akhir-kehidupan bagi
orang-orang dalam bulan-bulan terakhir kehidupan. Hal ini memungkinkan
penghuni untuk mencapai kematian yang lebih damai dengan mati "di rumah"
daripada dipindahkan ke lingkungan yang berbeda dengan fokus medis dan
penyembuhan.

Jenis Personil Perawatan Rumah


a. Pengasuh Informal
Pengasuh informal adalah anggota keluarga dan teman yang memberikan perawatan
di rumah dan tidak dibayar. Jenis perawatan yang mereka sediakan berkisar dari
perawatan kustodian rutin seperti mandi dan makan hingga perawatan terampil
canggih, termasuk perawatan trakeostomi dan pemberian obat IV.
Pengasuh informal menanggung beban fisik, psikologis, dan ekonomi yang cukup
besar dalam merawat pasangan mereka yang penting di rumah. Ketika berlapis di atas
tanggung jawab yang ada, tugas pengasuh bersaing untuk waktu, energi, dan
perhatian. Akibatnya, pengasuh sering menggambarkan diri mereka secara emosional
dan fisik terkuras dan mungkin sangat membutuhkan informasi tentang sumber daya
untuk membantu mereka). Perawat perawatan di rumah dapat mengajarkan pengasuh
bagaimana mengelola klien dengan sukses di rumah dengan mengikuti pedoman ini:

Pendekatan
 Pertahankan sikap positif yang berfokus pada kemampuan, bukan keterbatasan,
dari pengasuh.
 Jaga keselamatan di garis depan semua intervensi.
 Masukkan semua anggota keluarga dan pengasuh dalam rencana.
 Untuk membantu menjaga frustrasi pengasuh, pilih untuk mengajar terlebih
dahulu suatu bidang yang klien termotivasi untuk belajar.

Hal-hal yang Harus Disertakan


 Memberikan tips tentang konservasi energi untuk pengasuh dan klien.
 Termasuk bagaimana mengelola dan memelihara peralatan.
 Menyediakan sumber daya untuk dukungan, informasi, peralatan, dan bantuan.
 Bantu keluarga mengembangkan rencana pelarian darurat rumah.

b. Pengasuh Formal
Pengasuh formal adalah profesional dan para profesional yang diberi kompensasi
untuk perawatan di rumah yang mereka sediakan. Personel bisnis dan kantor agensi
kesehatan di rumah sangat penting untuk kemampuan agensi dalam memberikan
layanan kepada klien. Perawat kesehatan di rumah harus memperoleh pemahaman
tentang aspek keuangan dari perawatan klien mereka dan memberikan informasi ini
kepada staf agensi sehingga penggantian yang tepat dan penuh dapat diperoleh untuk
layanan yang diberikan.

O. Peran dan Fungsi Perawat Kesehatan Rumah


1. Manajer kasus : mengelola dan mengkolaborasikan dengan  anggota keluarga dan
penyedia pelayanan kesehatan atau pelayanan sosial lainnya untuk meningkatkan
pencapaian pelayanan,dengan fungsi :
 Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.
 Menyusun rencana pelayanan.
 Mengkoordinir aktifitas tim kesehatan.
 Memantau kualitas pelayanan.
Contoh :   Perawat mengoordinasi aktivitas anggota tim kesehatan lain  misalnya
ahli gizi dan ahli terapi fisik ketika mengatur kelompok yang memberikan
keperawataan pada klien.  

2. Pelaksana atau pemberi asuhan : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi


atau melakukan supervisi pelayanan yang diberikan oleh anggota keluarga atau
pelaku rawat (care giver). Dengan fungsi :
 Melakukan pengkajian asuhan secara komprehensif
 Menetapkan masalah atau diagnosa keperawatan
 Menyusun rencana keperawatan
 Melakukan tindakan perawatan
 Melakukan observasi terhadap kondisi pasien.
 Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif.
 Melibatkan keluarga dalam pelayanan
 Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
 Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan.
 Mendokumentasikan asuhan keperawatan
Contoh : Perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui
proses penyembuhan. Dan juga perawat berperan dalam pemberi asuhan
keperawatan misalnya dalam merawat pasien dengan penyakit DM.

3. Pendidik : mengajarkan keluarga tentang sehat atau sakit dan bertindak sebagai
penyedia informasi kesehatan, dengan fungsi :
 Mengidentifikasi pasien dan keluarga
 Memilih metode dan menyiapkan materi pembelajaran
 Menyusun rencanan kegiatan
 Melaksanakan penkes
 Mengajarkan anggota keluarga
 Mendorong keluarga melakukan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
 Mendokumentasikan kegiatan penkes
Contoh : Perawat memberi informasi melalui penkes kepada pasien atau keluarga 
tentang sakit atau gangguan yang dideritanya selama mengalami penyakit.

4. Kolaborator :mengkoordinir pelayanan yang diterima oleh keluarga dan


mengkolaborasikannya  dengan keluarga dalam  merencankan pelayanan, dengan
fungsi:
 Melakukan kerjasama dengan tim lain
 Melakukan kerjasama dengan sumber atau fasilitas pelayanan  yang ada
Contoh :  Perawat melakukan kerjasama dengan tim kesehatan lain misalnya ahli
gizi dan ahli penyakit dalam untuk merawat pasien yang punya riwayat penyakit
dalam.

5. Pembela (advokat) : melakukan pembelaan terhadap pasien melalui dukungan


peraturan, dengan fungsi:
 Mendemonstrasikan teknik komunikasi efektif
 Menghormati hak pasien
 Meminta persetujuan sebelum melakukan tindakan
 Melaksanakan fungsi pendamping
 Memberi informasi kepada pasien dan keluarga  untuk mengatasi masalah
kesehatan
 Memfasilitasi pasien memanfaatkan sumber-sumber
Contoh : perawat mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
melindungi klien dari efek yang mungkin tidak diinginkan . misalnya menciptakan
lingkungan yang aman bagi penderita DM.

6. Konselor : membantu pasien dan keluarga dalam menyelesaikan masalah dan


mengembangkan koping yang konstruktif,dengan fungsi:
 Membantu penyelesaian masalah
 Membantu mempertimbangkan berbagai solusi.
 Menunjang komunikasi efektif 
 Mengkomunikasikan bahwa keluarga bertanggung jawab mimilih alternatif
Contoh : Perawat dapat menjadi konselor kepada pasiennya. Membantu pasien untuk
bisa mengerti kebutuhannya. Misalnya untuk pasien asma, perawat sebagai konselor
bisa membimbing pasien untuk mengetahui dan memenuhi  kebutuhannya sendiri. 

7. Penemu kasus dan melakukan rujukan : melibatkan diri dalam menemukan kasus di
keluarga dan melakukan rujukan dengan cepat, dengan fungsi :
 Mengembangkan pengetahuan terhadap kondisi atau masalah
 Menggunakan proses diagnostik untuk  mengidentifikasi masalah
 Menetapkan kebutuhan rujukan
 Melakukan rujukan terhadap kasus
 Menyediakan pelayanan tingkat lanjut
Contoh : perawat menemukan beberapa masalah / kasus yang terjadi pada pasiennya
dan langsung melakukan rujukan pada tim kesehatan lain yang memiliki hubungan
dengan kasus yang ditemukan.

8. Penata lingkungan rumah : melakukan modifikasi lingkungan bersama pasien dan


keluarga dan tim kesehatan lain untuk menunjang lingkungan sehat, dengan fungsi :
 Memodifikasi lingkungan rumah yang meningkatkan kesehatan
 Memodifikasi lingkungan yang memungkinkan pasien mandiri
Contoh : perawat menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pasien. Misalnya
lingkungan yang tanpa penghalang / aman bagi poenderita DM, menciptakan
lingkungan bersih dari debu bagi penderita alergi pernapasan.

9. Peneliti : mengidentifikasi masalah praktik dna mencari jawaban melalui pendekatan


ilmiah, dengan fungsi :
 Mengidentifikasi masalah yang dapat diteliti
 Merancang dan melakukan penelitian
 Menyebarluaskan hasil penelitian
 Mengaplikasikan temuan hasil riset ke dalam praktik
Contoh : perawat menemukan kasus dan meneliti kasus tersebut melalui beberapa
tahapan apa yang menyebabkannya terjadi dan bagaimana cara menanganinya.

P. Aspek Legal dan Etik Home Care


1. Dasar Hukum dalam Home Care

Dasar hukum dari praktik home care adalah praktik pelayanan mandiri perawat yang
diatur dalam beberapa undang-undang. Kebijakan terkait home care di Indonesia secara
hukum diatur oleh Keputusan Menteri Kesehatan No 1239/MENKES/SK/XI/2001 Tentang
Registrasi dan Praktik Perawat dan yang terbaru Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia   Nomor   HK.02.02/MENKES/148/1/2010  Tentang izin  dan yang menjalankan
praktik dalam hal ini praktik mandiri keperawatan wajib memiliki Surat Tanda Registrasi
(STR) dan Surat Izin Praktik Perawat (SIPP).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun Pasal 28
menyebutkan bahwa praktik keperawatan dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan
tempat lainnya sesuai dengan klien sasarannya. Praktik Keperawatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas: a. Praktik Keperawatan mandiri; dan b. Praktik Keperawatan di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
BAB III

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Putra, A., & Usman, J. (2017). Inovasi Pelayanan Publik Bidang Kesehatan Berbasis
Home Care Di Dota Makassar. Jurnal Administrasi Publik, 295-309.

Allender Judith Ann, Rector Cherie, Warner Kristine D. 2014. Community and Public Health
Nursing Promoting the Public’s Health 8th edition. Philadelphia: Lippincott Williams and
Wilkins.

Di akses tanggal 12 Februari 2020


https://www.kompasiana.com/kronusjak/5912d220e5afbdfe466500d2/trend-jasa-home-care-
di-indonesia

Efendi, Ferry & Makhfud. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Jurnal MEDIKA. 2019. Aspek Legal Pelayanan Home Care. Diakses pada
http://www.jurnalmedika.com/blog/97-Aspek-Legal-Pelayanan-Home-Care

M. Sukmana. KUPDF Buku Panduan Materi Home Care Serial Praktik

Widyanto.2014. Keperawatan Komunitas Dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Anda mungkin juga menyukai