Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATERNITAS III

ANATOMI SISTEM REPRODUKSI PRIA DAN WANITA

Disusun Oleh:

Nama : Dera Tri Yolendari

NIM : P05120218058

Kelas : 2B

Dosen Pembimbing : Asmawati, S.Kp., M.Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU

PRODI D III JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


ANATOMI SISTEM REPRODUKSI

1. Anatomi Dan Fisiologi Organ Reproduksi Pria


A. Alat Genetalia Luar

a) Penis
Bagian ini terletak menggantung di depan skrotum, bagian ujung di sebut glans
penis, bagian tengah disebut korpus penis, bagian pangkal disebut radiks penis.
Kulit ini berhubungan dengan pelvis, skrotum, dan perineum. Kulit pembungkus
sangat tipis dan tidak berhubungan dengan bagian permukaan dalam dari organ
dan tidak mempunyai jaringan adiposa.
Penis terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Akar atau basis : bagian ini menempelpada dinding perut bagian bawah
b. Batang penis
c. Kepala penis : bagian ini ditutupi oleh lapisan kulit, yang akan
dihilangkan saat menjalani sunat.
Pada ujung kepala penis, terdapat lubang kecil yang merupakan bukaan dari
saluran kemih. Bagian ini nantinya akan menjadi tempat keluan dari semen
dan urine. Pada penis juga terdapat ujung-ujung saraf yang sensitif terhadap
rangsangan.
b) Skrotum (kantung pelir)
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi
testis. Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, agar
sperma terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tubuh. Otot kremaster pada dinding skrotum akan
mengendur atau mengencang sehinnga testis menggantung lebih jauh dari tubuh (dan
suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh (dan suhunya lebih hangat).
B. Alat Genetalia Dalam
a) Testis

Testis merupakan organ kelamin laki-laki yang berfungsi sebagai tempat sintesis
hormon androgen (terutama testosteron) dan tempat berlangsungnya proses
spermatogenesis (memproduksi sperma). Testis terdiri atas 2 buah glandula yang
memproduksi semen, terdapat di dalam skrotum di gantung oleh fenikulus
spermatikus. Pada bayi dalam kandungan, testis terdapat dalam kavum abdominalis
di belakang peritoneum, sebelum kelahiran akan turun ke kanalis inguinalis bersama
dengan fenikulus spermatikus kemudian masuk ke dalam skrotum.
Testis merupakan tempat dibentuknya spermatozoa dan hormon laki-laki, terdiri
atas belahan-belahan yang disebut tubulus testis. Selain hormon Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH), tubulus testis juga menghasilkan
hormon testosteron yang menimbulkan sifat kejantanan setelah masa pubertas.
b) Tubulus seminiferus
Pada bagian dalam testis terdapat saluran-saluran halus yang disebut saluran
penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dinding dalam saluran terdiri atas jaringan
epitel dan jaringan ikat. Pada jaringan epithelium terdapat :
a. Sel induk sperma :berfungsi sebagai calon sperma
b. Sel sertoli :berfungsi member makan sperma
c. Sel leydig :berfungsi menghasilkan hormone testosterone

C. Saluran Reproduksi
Saluran reproduksi adalah tempat sperma keluar atau jalan berupa lubang kecil
yang menghubungkan organ dalam. Saluran pengeluaran pada organ reproduksi
dalam pria terdiri dari:
a) Epididimis
Merupakan saluran halus yang panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas tepi dan
belakang dari testis. Epididimis terdiri atas :
a. Kaput epididimis berhubungan erat dengan bagian atas testis sebagai duktus
eferens dari testis
b. Kaput epidimis (badan) ditutupi oleh membran serosa servikalis sepanjang pinggir
posterior
c. Kauda epididimis (ekor) disebut juga globulus minor ditutupi oleh membran
serosa berhubungan dengan duktus defrens
d. Ekstremitas superior (bagian yang besar)
e. Ekstremitas inferior (seperti titik)
Fungsi dari epididimis yaitu tempat penyimpanan sementara sperma. Sampai
sperma matang dan bergerak menuju vas deferens.
b) Vas deferens (Duktus Deferens)
Vas deferens merupakan saluran yang membawa sperma dari epididimis dengan
panjang 50-60 cm. Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke
dalam uretra dan membentuk duktus ejakulatorius. Struktur lainnya (misalnya
pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas deferens dan membentuk korda
spermatika.
c) Saluran ejakulasi
Merupakan saluran yang pendek dan menghubungkan vesikula seminalis dengan
uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk kedalam uretra.
Ejakulasi terjadi pada saat mencapai klimakas, yaitu ketika gesekan pada glans penis
dan rangsangan lainnya mengirimkan sinyal ke otak dan korda spinalis.
Saraf merangsang kontraksi otot di sepanjang saluran epididimis dan vas
deferens, cesikula seminalis dan prostat. Kontraksi ini mendorong semen keluar dari
penis. Leher kandung kemih juga berkontraksi agar seen tidak mengalir kembali ke
dalam kandung kemih. Setelah terjadi ejakulasi (atau setelah rangsangan berhenti),
arteri mengencang dan vena mengendur. Akibatnya aliran darah yang masuk ke arteri
berkurang dan aliran darah yang keluar dari vena bertambah, sehingga penis menjadi
lunak.
d) Uretra
Merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi dan terdapat di penis.
Uretra terdiri dari 2 fungsi:
a. Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung kemih
b. Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

D. Kelenjer kelamin Pria


a) Vesikula seminalis
Vesika seminalis merupakan dua ruangan di antara fundus kandung kemih dan
rektum. Masing-masing ruangan berbentuk piramid, dimana permukaan anterior
berhubungan dengan fundus kandung kemih, sedangkan permukaan posterior terletak
di atas rektum yang dipisahkan oleh fasia rekto vesikalis.
Vesika seminalis berjumah sepasang, terletak dibawah dan atas kandung
kemih. Kelenjer ini merupakan tempat untuk menampung sperma sehingga disebut
kantung semen, menghasilkan getah berwarna kekuningan yang kaya akan nutrisi
bagi sperma dan bersifat alkali. Getah yang dihasilkan berfungsi untuk menetralkan
suasana asam dalam saluran reproduksi wanita.
Fungsi Vesika seminalis :
Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar
cairan semen.
b) Kelenjer prostat
Kelenjer prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak dibagian bawah
kandung kemih. Kelenjer prostat menghasilkan getah yang mengandung kolesterol,
garam, dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
Prostat mengeluarkan sekeret cairan yang bercampur secret dari testis, perbesaran
prostat akan membendung uretra dan menyebabkan retensi urin. Kelenjar prostat,
merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas 4 lobus
yaitu:
a. Lobus posterior
b. Lobus lateral
c. Lobus anterior
d. Lobus medial
Fungsi Prostat:
Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina.
c) Kelenjer Cowper
Merupakan kelenjer yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjer cowper
mengahasilkan getah yang bersifat alkali.

2. Anatomi Dan Fisiologi Organ Reproduksi Wanita


A. Alat Genetalia Interna

a) Vagina
Vagina merupakan penghubung antara genitalia eksterna dengan genitalia
interna. Bagian depan vagina berukuran 6,5 cm, sedangkan bagian belakang
berukuran 9,5 cm. sumbunya berjalan kira-kira sejajar dengan arah pinggir bawah
simpisis ke promontorium. Arah ini penting diketahui saat memasukkan jari ke dalam
vagina untuk pemeriksaan ginekologi. Pada puncak vagina, bagian yang menonjol
dari leher rahim disebut porsio (portio).
b) Rahim (uterus)
Uterus pada orang dewasa merupakan organ tebal seperti buah alpukat atau
buah peer yang sedikit gepeng, terletak dalam rongga pelvis antara rektum dan
kandung kemih. Ukuran uterus adalah panjang 7-7,5 cm, lebar 5 cm,dan tebal 2,5 cm.
uterus pada wanita dewasa umumnya terletak di sumbu tulang panggul dalam posisi
anteversio fleksio, membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke arah
depan membentuk sudut 120-130 derajat dengan serviks uteri.
Bagian-bagian dari uterus adalah sebagai berikut :
a. Fundus uteri (dasar rahim) : ditutupi oleh peritoneum, berhubungan dengan fasies
vesikalis dan permukaan internalis.
b. Korpus uteri : Di dalamnya terdapat rongga (cavum uteri) yang membuka keluar
melalui saluran kanalis servikalis yang terletak pada serviks. Bagian ini
merupakan tempat berkembangnya janin.
c. Serviks uteri : merupakan bagian uterus yang menyempit, berbentuk kerucut
dengan apeks yang menjulur ke bawah dan ke belakang dengan sedikit lebar di
pertengahannya. Serviks uteri dibagi atas dua bagian, yaitu porsio supra vaginalis
dan porsio vaginalis.

Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu :

a. Endometrium : terdiri dari jaringan epitel dan kelenjar yang banyak mengandung
pembuluh darah yang berlekuk-lekuk. Bagian korpus uteri endomentrium licin
dan bagian serviks berkelok-kelok, kelenjarnya bermuara pada kanalis servikalis.
b. Miometrium : lapisan otot yang tersusun sedemikian rupa hingga dapat
mendorong isinya pada waktu persalinan. Bagian ini akan mengecil kembali
setelah plasenta keluar.
c. Perimetrium (lapisan luar) : dilapisi oleh peritoneum viseral, ditemukan pada
dinding korpus uteri serosa atau peritoneum.
c) Tuba fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-muskuler, dengan panjang 12 cm dan
diameternya antara 3 sampai 8 mm. fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa
ovum dan hasil konsepsi, tempat terjadinya konsepsi, dan tempat pertumbuhan dan
perkembangan hasil konsepsi sampai mencapai bentuk blastula yang siap melakukan
implantasi.
Tuba fallopii terdiri atas :
a. Pars interstialis : bagian tuba yang terdapat di dalam uterus
b. Para ismika/istmus : bagian yang sempit pada sudut antara uterus dan tuba
c. Pars ampularis/ampula : bagian yang membentuk saluran yang lebar
meliputi ovarium
d. Infundibulum : bagian ujung tuba yang terbuka mempunyai umbul/rumbai
yang disebut fimbriae, melekat pada ovarium untuk menangkap telur yang
dilepas oleh ovarium menuju tuba.
d) Ovarium
Kelenjar yang terletak di kanan kiri uterus terikat oleh ligamentum uterus.
Ovarium berhubungan dengan uterus melalui ligamentum ovarii propium yang
terletak pada lapisan belakang ligamentum latum.sebagian besar ovarium terletak
pada intra peritoneal dan tidak dilapisi oleh peritoneum.
Setiap bulan folikel berkembang menjadi folikel de Graaf. Folikel ini
merupakan bagian ovarium yang terpenting, dapat ditemukan di korteks ovarii (cortex
ovarii) dalam letak yang beraneka ragam dan dalam tingkat perkembangannya dari
satu telur yang dikelilingi oleh satu lapisan sel saja sampai folikel de Graaf matang.
Folikel yang matang terisi dengan liquor folikuli yang mengandung estrogen dan siap
berovulasi.
Ovarium yang disebut juga indung telur mempunyai 3 fungsi, yaitu :
1) Memproduksi ovum
2) Memproduksi hormone estrogen
3) Memproduksi progesterone

B. Alat Genetalia Luar


a) Vulva
Vulva adalah alat kelamin bagian luar tempat bermuaranya sistem urogenital,
dilingkari oleh labia mayora ke belakang menjadi satu dengan kommisura posterior
dan perineum, di bawah kulit vulva terdapat jaringan lemak (mons veneris). Bagian
media dari labia mayora ditemukan bibir kecil (labia minora) ke arah perineum yang
menjadi satu dan membentuk frenolum labiorum pudendi. Bagian depan frenolum
terdapat fossa nafikulare, sedangkan pada kiri kanan fossa nafikulare terdapat dua
buah lubang kecil tempat bermuaranya Glandula Bartholin.
b) Mons Pubis (Mons Veneris)
Mons pubis adalah bagian menonjol yang melingkar di depan simpisis pubis
yang dibentuk oleh jaringan lemak di bawah kulit, meliputi daerah simpisis yang di
tumbuhi rambut pada masa pubertas
c) Labia Mayora (bibir besar)
Labia mayora adalah lipatan kulit yang menonjol secara longitudinal yang
memanjang ke bawah dan ke belakang dari mons pubis dan membentuk batas lateral
yang banyak mengandung saraf. Ukuran labia mayora pada wanita dewasa
panjangnya 7-8 cm, lebar 2-3 cm, tebal 1-1,5 cm.
d) Labia Minora (bibir kecil )
Labia minora adalah lipatan kecil yang terdapat di antara labia mayora. Labia
minora mamanjang dari klitoris secara obligue ke bawah dan samping belakang
sepanjang 4 cm di sisi orifisium vagina. Ujung posterior labia minora bergabung pada
garis median oleh lipatan kulit disebut frenolum.
Masing-masing labia minora terbagi menjadi :
a. Bagian atas : melalui klitoris bergabung dengan yang lain membentuk lipatan
yang menggantung pada glans klitoris.
b. Bagian bawah : melalui bawah klitoris dan membentuk permukaan bawah
yang saling berhubungan dinamakan frenolum klitoris.
e) Klitoris
Klitoris adalah tonjolan kecil yang melingkar berisi jaringan erektil yang sangat
sensitif, terdapat dibawah kommisura labia anterior dan sebagian tersembunyi di
antara ujung anterior labia minora, dan banyak mengandung saraf. Klitoris terdiri
atas :
a. Korpus kavernosus : mengandung jaringan erektil yang di tutupi oleh lapisan
padat
b. Membran fibrosa : bergabung sepanjang permukaan medial oleh septum
pektini formis.
f) Vestibulum vagina (serambi)
Celah yang terletak di antara labia minora dan di belakang glans klitoris. Di
dalamnya terdapat orifisium uretra 2,5 cm yang terletak di belakang glans klitoris
diikuti dengan vagina yang merupakan muara duktus vestibularis mayor, liang
senggama, kelenjar Bartholini dan kelenjar skene kiri dan kanan.
g) Himen (selaput dara)
Himen adalah lapisan tipis yang menutupi sebagian liang senggama. Pada
bagian tengah terdapat lubang tempat keluarnya menstruasi, bentuknya bervariasi dan
bila teregang akan berbentuk cincin. Pada waktu koitis (coitus) pertama, himen robek
di beberapa tempat dan pada sisa himen yang telah ruptur ditemukan penonjolan kecil
disebut karunkula mirtiformis (caruncula mirtiformis). Di antara himen dan frenolum
labia terdapat lekukan kecil yang di sebut fossa navikularis.
h) Orifisium vagina
Orifisium vagina adalah celah yang terdapat di bawah belakang muara uretra,
ukurannya tergantung pada himen, dan lipatan pinggir dalamnya berkontak satu sama
lainnya, orifisium vagina muncul sebagai celah di antara orifisium vagina
i) Bulbus Vestibularis (bulbus vaginalis)
Terdiri atas dua masa erektil dari masing-masing sisi orifisium vagina yang disebut
pars intermedia, masing-masing massa lateralis memliki panjang 2,5 cm. Ujung
posterior diperpanjang dan berkontak dengan glandula vestibularis mayor, ujung
anterior bargabung satu dengan yang lain oleh pars intermedia dan permukaan dalam
lapisan superfisiali diafragma dan ditutupi oleh pars intermedia dan permukaan dalam
lapisan superfisialis diafragma dan ditutupi oleh muskulus bulbokavernosus
(muskulus bulbocavernosus).
j) Glandula Vestibularis Mayor (Bartholini Gland)
Terdiri atas dua bagian melingkar dengan warna merah kekuning-kuningan pada
orifisium vaginalis ujung posterior dari masing-masing dari bulbus vestibuli dengan
panjang duktus 2 cm.

C. Kelenjar Mamae
Pada wanita kelenjar mamae mulai berkembang pada permulaan masa
pubertas (adolescence) pada umur 11-12 tahun. Kelenjar mamae tumbuh menjadi
besar pada bagian lateral linea aksilaris anterior/media sebelah kranial ruang
interkostalis lll dan sebelah kaudal ruang interkostalis Vll- Vlll.

a) Struktur Kelenjar Mamae


Terdapat di atas bagian luar fasia torakalis superfisialis di daerah jaringan lemak
subkutis.
1. Ke arah lateral sampai ke linea aksilaris media
2. Ke arah medial melewati linea media mencapai kelenjar mamae sisi yang lain
3. Ke arah bawah : mencapai daerah aksila (lipatan ketiak)

Kelenjar mamae menyebar di sekitar areola mamae dan mempunyai lobus antara
15-20 lobus. Tiap lobus berbentuk piramid dengan puncak mengarah ke areola
mamae. Masing-masing lobus dibatasi oleh septum yang terdiri atas jaringan
fibrosa yang padat.

b) Pembuluh Darah Mamae


Berasal dari arteria mammaria interna dan arteri torakalis lateralis (artery
thoracica lateralis). Vena superfisialis mamae mempunyai banyak anastomosis
bermuara ke vena mammaria interna dan vena torakalis interna (vena thoracica
interna) / epigastrika, sebagaian besar bermuara ke vena torakalis lateralis (vena
thoracica lateralis).

D. Konsep Menstruasi
1. Definisi

Menstruasi adalah keluarnya darah dari dalam uterus, yang di akibatkan oleh
terlepasnya lapisan dinding rahim disertai pelepasan endometrium dan terjadi
setiap bulan. Menstruasi ini dinilai berdasarkan 3 hal, pertama siklus haid yaitu
berkisar 21-35 hari, kedua lama haid yaitu tidak lebih dari 15 hari, ketiga jumlah
darah 20-80 ml (Anwar, 2011; Perry, 2010; Chandranita, 2009).
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Proses terjadinya menstruasi ini
terjadi melalui empat tahap yaitu fase menstruasi, fase ploriferasi, fase
luteal/sekresi, dan fase iskemik (Proverawati, 2009; Perry, 2010).
Menstruasi adalah pengeluaran darah yang terjadi akibat perubahan hormon
yang terus menerus dan mengarah pada pembentukan endometrium, ovulasi
sehingga terjadi peluruhan dinding rahim jika kehamilan tidak terjadi (Verawaty,
2012)
2. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi yang terjadi di nilai dari tiga hal pertama yaitu siklus
menstruasi yang berkisar antara 28 hari, kedua lama menstruasi yaitu 3-6 hari,
ketiga yaitu jumlah darah yang keluar selama siklus menstruasi 20-80 ml. Peroses
ini diawali dengan terangsangnya hipotalamus yang akan di teruskan ke hipofisis
anterior, sehingga dapat muncul hormon gonadotropik/ GnRH (gonadotropin
releasing hormon) yang akan merangsang FSH (Follicle Stimullating Hormone)
dan kemudian akan diteruskan oleh folikel primordial (folikel perimer yang
merangsang hormon estrogen sehingga akan di tandai dengan munculnya seks
sekunder). Ketika hormon estrogen meningkat, akan menekan FSH dan
merangsang hormon GnRH dan mengeluarkan LH (Leutenizing Hoemone)
kemudian akan merangsang folikel de graff guna melepas sel telur. Telur yang
dilepas kemudian di tangkap oleh rumbai tuba fallopi dan setelah itu, telur di
bungkus oleh korona radiata dan mendapatkan nutrisi selama 48 jam.
Siklus mnstruasi terbagi menjad 4. wanita yang sehat dan tidak hamil, setiap
bulan akan mengeluarkan darah dari alat kandungannya.
a. Stadium menstruasi (Desquamasi), dimana endometrium terlepas dari
rahim dan adanya pendarahanselama 4hari.
b. Staduim prosmenstruum (regenerasi), dimana terjadi proses terbentuknya
endometrium secara bertahap selama 4hr
c. Stadium intermenstruum (proliferasi), penebalan endometrium dan
kelenjar tumbuhnya lebih cepat.
d. Stadium praemenstruum (sekresi), perubahan kelenjar dan adanya
penimbunan glikogen guna mempersiapkan endometrium.
3. Fase Siklus Menstruasi

Beberapa fase yang terjadi selama siklus enstruasi berlangsung menurut


(Verrawaty, 2012; Perry, 2010):

1) Fase menstruasi
Merupakan fase pertama yaitu luruhnya sel ovum matang yang tidak
dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat
diakibatkan juga oleh berhentinya sekresi hormone estrogen dan
progresteron sehingga produksi hormon hormone estrogen dan
progresteron menurun.

2) Fase ploriferasi

Ditandai dengan menurunnya hormone progresteron sehingga memacu


kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang follikel dalam
ovarium, serta dapat membuat hormone estrogen diproduksi kembali. Sel
follikel berkembang menjadi follikel de graaf yang masak dan
menghasilkan hormone estrogen yang merangsang keluarnya LH dari
hipofisis.

3) Fase luteal/sekresi

Ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada


hari ke 14 sesudah menstruasi pertama. Sel ovum yang matang akan
meninggalkan follikel dan follikel akan mengkerut dan berubah menjadi
corpus luteum. Dimana corpus luteum berfungsi menghasilkan hormone
progresteron yang berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang
kaya akan pembuluh darah.

4) Fase iskemik

Ditandai dengan corpus luteum yang mengecil dan rigit dan berubah
menjadi corpus albican yang berfungsi untuk menghambat sekresi
hormone estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresi FSH
dan LH. Dengan berhentinya sekresi progresteron maka penebalan dinding
endometrium akan berhenti sehingga menyebabkan endometrium
mengering dan robek. Sehingga terjadilah fase perdaharan/ menstruasi
kembali.

4. Teknik-teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi fase subur dalam


siklus menstruasi adalah (Sari dkk, 2014):
a. Metode Kalender(Ogino-Knaus)
Langkah-langkah perhitungan masa subur:
1) Catat siklus haid minimal selama 6 bulan terakhir

2) Siklus terpendek = 26

Siklus terpanjang = 31

3) Menentukan hari pertama masa subur = 26-18 = 8

Menentukan hari terakhir masa subur = 31-11 = 20

4) Masa subur berlangsung pada hari ke-6 sampai dengan hari ke-
20 setelah haid terakhir.

b. Metode Suhu Basal Tubuh

Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer


basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral (mulut) atau
rektal (vagina atau dubur) dan ditempatkan pada lokasi serta waktu
yang sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36C.
Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi
37-38C kemudian tidak akan kembali pada suhu 35C. Pada saat
itulah terjadi masa subur (ovulasi).
c. Metode Lendir Serviks

Metode lendir serviks atau methode ovulasi billings (MOB) adalah


carametode lendir serviks yang terjadi perubahan pada perubahan kadar
esterogen.

d. Metode Sym to thermal


Metode sym to thermal menggunakan semua tanda dan gejala sejak
munculnya ovulasi. Metode sym to thermal merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus
menstruasi wanita. Metode ini mengkombinasikan metode suhu basal tubuh
dan mukosa serviks.
e. Metode Coitus interuptus

Nama lain dari Coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi
pra-ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau with drawal methods atau
pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted
intercourse. Pengertian Coitus interuptus atau senggama terputus adalah
metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai
ejakulasi (Anggraini dan Martini, 2012)

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi

Bebrapa faktor yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi :


a) Stres

Stres menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, khusunya


sistem persyarafan dalam hipotalamus melaluli perubahan hormon
reproduksi (Kusmiran, 2011).
b) Penyakit kronis

Penyakit kronis seperti diabetes. Gula darah yang tidak stabil berkaitan
erat dengan perubahan hormonal, sehingga bila gula darah tidak terkontrol
akan mempengarui siklus menstruasi dengan terpengaruhnya hormon
reproduksi (Kusmiran, 2011).
c) Gizi buruk

Penurunan berat badan akut akan menyababkan gangguan pada fungsi


ovarium, tergantung drajat ovarium dan lamanya penurunan berat badan.
Kondisi patologis seperti berat badan yang kurang/kurus dapat
menyebabkan amenorrhea (Kusmiran, 2011).
d) Aktivitas fisik

Tingkat aktivitas fisik yang sedang dan berat dapat mempengaruhi


kerja hipotalamus yang akan mempengaruhi hormon menstruasi sehingga
dapat membatasi siklus menstruasi (Kusmiran, 2011).
e) Konsumsi obat-obatan tertentu seperti antidepresan antipsikotik, tiroid
dan beberapa obat kemoterapi. Hal ini dikarenakan obat-obatan yang
emngandung bahan kimia jika di konsumsi terlalu banyak dapat
menyebabkan sistem hormonal terganggu, seperti hormon reproduksi
(Welch, 2012).
f) Ketidakseimbangan hormon
Dimana kerja hormon ovarium (estrogen dan progesteron) bila tidak
seimbang akan mempengaruhi siklus menstruasi (proverawati, 2009).

6. Gangguan pada siklus menstruasi

Menurut Kusmiran, (2011) mengatakan gangguan pada siklus menstruasi di bagi


menjadi:
a. Polimenorea
Polimenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memendek dari
panjang siklus menstruasi normal, yaitu kurang dari 21 hari persiklusnya,
sementara volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak
dari volume perdarahan menstruasi .

b. Oligomenorea

Oligomenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang dari


panjang siklus normalnya, volume perdarahan umumnya lebih sedikit dari
volume perdarahan biasanya.
c. Amenorea
Amenorea adalah panjang siklus menstruasi yang memanjang dari
panjang siklus menstruasi normalnya (Oligomenorea) atau tidak terjadi
perdarahan menstruasi minimal 3 bulan berturut- turut.

Anda mungkin juga menyukai