Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIKA SOEGIJAPRANATA


SEMARANG

SOSIS
Kelompok A5
Viony Angela 15.I1.0009
Monika Cindar 15.I2.0035
Ignaz Dhiyan 16.I1.0093
Catharina Santi 16.I1.0191
The Kenny Andita 16.I2.0039

Abstrak
Sosis daging adalah produk berbahan baku daging yang dihaluskan dengan atau tanpa
penambahan bahan tambahan pangan. Pembuatan sosis dapat memperpanjang umur
simpan daging. Pada praktikum ini daging yang digunakan adalah daging ayam giling.
Bahan non-daging yang ditambahkan adalah air es, minyak, tepung tapioka, putih telur,
garam, gula, dan bumbu-bumbu lain. Terdapat perbedaan sampel dengan perbandingan
jumlah daging dengan tepung yaitu 160 gram : 120 gram, 180 gram : 100 gram, dan 200
gram : 80 gram. Pembuatan sosis dilakukan dengan mencampurkan semua bahan,
dimasukkan dalam selongsong dari usus babi, kemudian dimasak selama 20 menit pada
suhu 80°C. Uji yang dilakukan yaitu kadar air, kekenyalan, dan uji sensori (warna, rasa,
aroma, tekstur). Hasil menunjukkan kadar air tertinggi yaitu 38,25% dan terendah
32,51%. Kekenyalan tertinggi yaitu 14,947 mm dan terendah 5,235 mm. Warna produk
sosis adalah krem. Rasa yang didapat berkisar dari tidak ada rasa sosis hingga rasa sosis
sangat terasa. Aroma sosis yang didapat seluruhnya memiliki aroma ayam kecuali
kelompok A1 yang beraroma babi. Tekstur yang didapat yaitu beragam, dari sedikit
kenyal hingga sedikit keras. Semakin banyak daging, maka kadar air akan semakin
rendah, dan kekenyalan serta tekstur sosis akan semakin baik. Pemanasan dapat
memengaruhi warna, rasa, aroma, dan tekstur sosis.

Kata kunci : Sosis, ayam, pengolahan daging.

1. TINJAUAN PUSTAKA daging dengan miofibril putih. Menurut


Xiong (1992), daging dengan miofibril
Menurut Noor et al (2016), sosis putih mampu membentuk gel lebih baik
berasal dari bahasa Latin ‘salsus’ yang daripada miofibril daging merah Bahan-
artinya digarami atau daging yang bahan non-daging yaitu air es, minyak,
melalui penggaraman. Sosis daging tepung tapioka, putih telur, garam, gula,
adalah produk berbahan baku daging bumbu-bumbu, dan bisa juga berupa
yang dihaluskan dengan atau tanpa bahan aditif atau bahan tambahan
penambahan bahan tambahan pangan pangan lain. Noor et al (2016)
yang diizinkan dimasukkan ke dalam mengatakan bahwa bahan-bahan non-
selongsong sosis dengan atau tanpa daging tersebut berfungsi untuk
proses pemasakan (BSN, 2015). meningkatkan flavor, menghambat
Pembuatan sosis dapat memperpanjang pertumbuhan mikroba, membentuk
umur simpan daging. tekstur yang baik, dan meningkatkan
Bahan-bahan pembuatan sosis hasil produk akhir. Tepung tapioka
terdiri dari bahan daging dan non- merupakan bahan yang mengandung
daging. Daging ayam merupakan jenis pati yang berperan sebagai bahan

1
pengikat dan bahan pengisi (Muthia et memiliki warna menyerupai daging
al., 2010). sebagai bahan bakunya, terdapat rasa
Emulsi yang terbentuk pada sosis dan aroma khas daging, dan
sosis adalah emulsi minyak dalam air, teksturnya padat dan kenyal sebab
di mana lemak berperan sebagai fase emulsi yang terbentuk stabil.
diskontinyu dan air sebagai fase
kontinyu, sedangkan protein dalam
2. TUJUAN PRAKTIKUM
daging fungsinya sebagai pengemulsi.
Kestabilan emulsi lemak pada
Tujuan dilakukannya praktikum ini
pembuatan sosis dipengaruhi oleh
adalah untuk mengamati perubahan
kemampuan daging dengan bahan
warna, tekstur, aroma, dan aktivitas air
tambahan lain untuk membentuk
sosis ayam selama curing.
emulsi, di mana emulsi yang stabil
ditandai dengan tidak terpisahnya lemak
sosis sehingga sosis yang dihasilkan 3. METODE PRAKTIKUM
kompak (Wilson, 1981). Stabilitas
emulsi dipengaruhi juga oleh suhu, 3.1. Materi
ukuran partikel lemak, pH, jumlah dan 3.1.1. Alat
tipe protein larut, serta viskositas. Putih Alat-alat yang digunakan dalam
telur dapat meningkatkan kestabilan praktikum ini adalah pisau, talenan,
emulsi melalui kemampuannya dalam slongsong, dan blender.
mengikat air atau water hodling
capacity (Koswara et al., 2001). 3.1.2. Bahan
Menurut Santoso (2011), Bahan-bahan yang digunakan dalam
semakin banyak gel atau semakin praktikum ini adalah daging ayam
sedikit daging ayam maka kekenyalan giling, es batu, minyak, gula, lada,
sosis akan semakin rendah (mudah tepung tapioka, telur, casing sosis.
hancur). Semakin banyak daging, maka
kadar air akan semakin rendah, dan 3.2. Metode
kekenyalan serta tekstur sosis akan 3.2.1. Proses Pembuatan Sosis
semakin baik. Penambahan bahan Pertama-tama, daging ayam giling
tambahan yang terlalu banyak dapat (sebanyak 160 gram untuk kelompok 1
meninggalkan sifat khas yang dimiliki dan 2, 180 gram untuk kelompok 3 dan
oleh sosis (Moedjiharto, 2003). 4, dan 200 gram untuk kelompok 5)
Semakin banyak daging dan semakin dicampur dengan 25 gram es serut dan
sedikit tepung yang digunakan akan selanjutnya dicampur dengan 33 ml
meningkatkan rasa pada sosis. minyak. Setelah itu, ditambahkan gula,
Proses pemasakan sosis lada, ketumbar, bawang putih, tepung
menggunakan panas sehingga dapat tapioka (sebanyak 120 gram untuk
menyebabkan terjadinya reaksi Maillard kelompok 1 dan 2, 100 gram untuk
yang mengakibatkan warna sosis kelompok 3 dan 4, serta 80 gram untuk
menjadi lebih gelap (deMan, 1997). kelompok 5), dan putih telur (1/3
Selain itu, pemanasan juga bagian), kemudian dicampurkan secara
mengakibatkan pecahnya lemak merata. Selanjutnya, campuran tersebut
menjadi komponen volatil yang akan dimasukkan ke dalam slongsong, lalu
memengaruhi flavor (rasa dan aroma) slongsong diikat mulai dari bawah
pada sosis. Pembuatan sosis dianggap setiap 10 cm. Sosis dimasukkan ke
berhasil apabila sosis yang didapat dalam air mendidih selama 20 menit

2
pada suhu 80°C. kemudian sosis aroma ayam kecuali kelompok A1 yang
dimasukkan ke dalam air es. beraroma babi. Tekstur yang didapat
yaitu sedikit kenyal (kelompok A4 dan
3.2.2. Uji Kekenyalan A5), kenyal (kelompok A3 dan A1), dan
Kekenyalan pada sosis diuji dengan sedikit keras (kelompok A2).
menggunakan texture analyzer.
5. PEMBAHASAN
3.2.3. Uji Kadar Air (Moisture
Balance) Sosis berasal dari bahasa Latin
Sosis ditimbang sebanyak 1 gram dan ‘salsus’ yang berarti daging yang
diletakkan di atas plate aluminium. Lalu melalui penggaraman (Noor et al.,
cover moisture balance ditutup, dan 2016). Menurut SNI 3820:2015, sosis
sampel dipanaskan pada suhu 100- daging adalah produk berbahan baku
105°C selama 10 menit. Persen kadar daging yang dihaluskan dengan atau
air yang tertera dicatat. tanpa penambahan bahan tambahan
pangan yang diizinkan dimasukkan ke
3.2.4. Uji Sensori dalam selongsong sosis dengan atau
Hasil akhir sosis diuji untuk rasa, tanpa proses pemasakan. Kandungan
aroma, warna, dan tekstur. daging sosis minimal 20-35%. Syarat
mutu sosis daging berdasarkan SNI
4. HASIL PENGAMATAN adalah memiliki bau, rasa, dan warna
yang normal, kandungan air maksimal
Hasil pengamatan terhadap sosis dapat 67%, abu maksimal 3%, protein
dilihat pada Tabel 1 yang tertera pada minimal 8-13%, serta lemak maksimal
Lampiran. Berdasarkan Tabel 1., dapat 20% (BSN, 2015).
dilihat bahwa terdapat perbedaan Pada praktikum ini, sosis dibuat
perbandingan antara daging ayam dari pencampuran daging ayam giling
dengan tepung tapioka pada sampel, di dengan es serut, minyak, gula, bumbu-
mana perbandingan daging dengan bumbu, tepung tapioka, serta putih telur.
tepung kelompok A1 dan A2 adalah 160 Daging ayam dipilih karena memiliki
: 120 gram, kelompok A3 dan A4 yaitu miofibril putih di mana pembentukan
180 : 100 gram, dan kelompok A5 gelnya lebih baik daripada miofibril
dengan perbandingan 200 : 80 gram. daging merah (Xiong, 1992).
Hal-hal yang diamati meliputi kadar air, Penggilingan daging bertujuan untuk
kekenyalan, warna, rasa, aroma, dan meratakan campuran daging dengan
tekstur. Kadar air tertinggi diperoleh lemak (Tauber, 1977). Penambahan es /
kelompok A5 yaitu 38,25% dan yang air es bertujuan untuk membantu
terendah diperoleh kelompok A4 yaitu melarutkan & mendistribusikan garam
32,51%. Kekenyalan tertinggi diperoleh secara merata, ekstraksi protein
kelompok A2 yaitu 14,947 mm dan miofibril, mengemulsi, menambah
terendah diperoleh kelompok A5 yaitu kelembaban dan menjaga agar adonan
5,235 mm. Warna sosis pada seluruh tetap dingin sehingga dapat
kelompok sama yaitu berwarna krem. menghambat pertumbuhan mikroba dan
Rasa yang didapat mengalami memperbaiki tekstur produk akhir.
peningkatan dari kelompok A1 hingga Garam berfungsi untuk menurunkan
A5, yaitu dari tidak ada rasa sosis kadar air, menghambat pertumbuhan
hingga rasa sosis sangat terasa. Aroma mikroba, mengesktrak miofibril protein
sosis yang didapat seluruhnya memiliki untuk mengikat dan mengemulsi lemak,

3
serta menambah flavor. Gula berfungsi protein larut, serta viskositas.
untuk penambah flavor dan mengikat Kestabilan emulsi didukung juga oleh
air karena sifatnya yang higroskopis. peningkatan WHC oleh putih telur
Bumbu lain berfungsi untuk (Koswara et al., 2001).
menghambat mikroba dan menambah Dari tabel hasil pengamatan,
flavor (Noor et al., 2016). Minyak pada dapat dilihat bahwa kadar air dan
sosis berfungsi untuk menambah rasa kekenyalan yang didapat beragam.
dan keempukan daging (Kramlich, Kadar air tertinggi diperoleh kelompok
1971). Sedangkan putih telur berperan A5 yaitu 38,25% dan yang terendah
untuk meningkatkan WHC (Water diperoleh kelompok A4 yaitu 32,51%.
Holding Capacity) sehingga terbentuk Kekenyalan tertinggi diperoleh
emulsi yang kompak (Koswara et al., kelompok A2 yaitu 14,947 mm dan
2001). Tepung tapioka merupakan terendah diperoleh kelompok A5 yaitu
bahan yang mengandung pati, berperan 5,235 mm. Hal ini tidak sesuai dengan
sebagai bahan pengikat untuk teori. Menurut Santoso (2011), semakin
meningkatkan karakteristik emulsi sosis banyak gel atau semakin sedikit daging
dan juga sebagai bahan pengisi yang ayam maka kekenyalan sosis akan
mengikat air dan lemak sehingga semakin rendah (mudah hancur).
memengaruhi tekstur sosis (Muthia et Kekenyalan tersebut berbanding
al., 2010). Setelah semua bahan terbalik dengan kadar air, di mana
tercampur, campuran kemudian semakin tinggi kadar air maka
dimasukkan dalam selongsong lalu kekenyalan semakin rendah. Semakin
dimasak, selanjutnya dimasukkan dalam banyak daging, maka kadar air akan
air es. Casing atau kulit berfungsi untuk semakin rendah, dan kekenyalan serta
memberi bentuk dan porsi. Casing yang tekstur sosis akan semakin baik. Uji
digunakan pada praktikum ini berasal sensori tekstur berkisar dari sedikit
dari usus babi. Casing ini termasuk kenyal, kenyal, hingga sedikit keras.
dalam casing alami, di mana penetrasi Semakin tinggi nilai kekenyalan
asap lebih maksimal dan tidak seharusnya tekstur akan semakin keras
menimbulkan flavor yang tidak karena sosis semakin padat dan
diinginkan (Noor et al., 2016). kompak. Namun, semakin banyak
Pemasakan dapat menginaktivasi bahan tambahan yang digunakan dalam
mikroba, memengaruhi tingkat pembuatan sosis, dapat mempengaruhi
keempukan karena koagulasi protein, tekstur sosis bahkan dapat
menyatukan komponen bahan, dan meninggalkan sifat khas yang dimiliki
memengaruhi warna (Lawrie, 1991). oleh sosis (Moedjiharto, 2003) sehingga
Sosis yang didapatkan dari hasil hasil tidak sesuai dengan teori.
praktikum ini adalah sosis yang padat Berdasarkan hasil uji sensori
dan kompak, sebab emulsi yang terhadap warna, didapatkan seluruh
terbentuk stabil. Sesuai dengan teori sosis memiliki warna krem. Hal ini
Wilson (1981), kestabilan emulsi dilihat disebabkan karena sosis ini dibuat dari
dari terbentuknya sosis yang kompak daging ayam yang umumnya berwarna
dan lemak yang tidak terpisah dari putih (Winarno, 1997). Sedikit
sosis. Stabilitas emulsi tersebut perbedaan warna pada sosis dapat
dipengaruhi oleh kemampuan daging disebabkan karena penambaan bumbu
dengan bahan tambahan lain dalam tiap kelompok dalam jumlah yang
membentuk emulsi, suhu, ukuran berbeda. Perubahan warna sosis dari
partikel lemak, pH, jumlah dan tipe menjadi lebih gelap setelah pemanasan

4
karena adanya reaksi Maillard yang ketidakberhasilan tersebut dapat diatasi
mengakibatkan pembentukan polimer dengan membuat formulasi yang tepat
nitrogen berwarna cokelat atau antara daging ayam, tepung tapioka,
melanoidin (deMan, 1997). bahan serta bumbu lainnya.
Uji sensori terhadap rasa secara
berurutan dari kelompok A1-A5 yaitu 6. KESIMPULAN
tidak ada rasa sosis, sedikit rasa sosis,
ada rasa sosis, rasa sosis gurih, dan rasa  Sosis daging adalah produk berbahan
sosis sangat terasa. Hal ini menandakan baku daging yang dihaluskan dengan
semakin banyak daging dan semakin atau tanpa penambahan bahan lain,
sedikit tepung yang digunakan akan dimasukkan ke selongsong dengan
meningkatkan rasa pada sosis. atau tanpa proses pemasakan.
Sementara itu, aroma yang didapatkan  Daging ayam dengan miofibril putih
seluruh kelompok adalah beraroma membentuk gel lebih baik daripada
ayam sesuai dengan bahan pokok yang miofibril daging merah .
digunakan adalah daging ayam. Namun  Bahan non-daging berfungsi
kelompok A1 mendapatkan aroma pada menambah flavor, menghambat
sosis seperti babi. Hal ini bisa mikroba, membentuk tekstur, dan
disebabkan karena jumlah daging yang meningkatkan hasil produk akhir.
terlalu sedikit dan tertutupi oleh tepung  Semakin banyak daging, maka kadar
serta bahan tambahan lain, sehingga air akan semakin rendah, dan
aroma yang tercium justru dari casing kekenyalan serta tekstur sosis akan
sosis yang terbuat dari babi. Pemanasan semakin baik.
daging menyebabkan pecahnya lemak  Pemanasan dapat menyebabkan
menjadi komponen volatil yang terjadinya reaksi Maillard yang
memengaruhi flavor (rasa dan aroma) mengakibatkan warna sosis menjadi
khas daging. Namun, penambahan lebih gelap.
bahan tambahan lain dan bumbu yang  Pemanasan mengakibatkan pecahnya
berlebihan dapat menutupi flavor lemak sehingga memengaruhi flavor
tersebut (Kallau, 2014). (rasa dan aroma) pada sosis.
Dari hasil pengamatan, dapat
 Kestabilan emulsi dilihat dari tidak
dikatakan bahwa proses pembuatan
terpisahnya lemak dari sosis atau
sosis ayam ini tidak seluruhnya berhasil.
sosis yang dihasilkan kompak.
Sosis yang cukup berhasil adalah
 Proses pembuatan sosis ini tidak
kelompok A3, A4, dan A5 karena
seluruhnya berhasil karena
warnanya sudah menyerupai sosis ayam
ditemukan sosis yang tidak kenyal,
pada umumnya (krem), terdapat rasa
tidak ada rasa sosis, serta aromanya
sosis, aroma khas daging ayam, dan
tidak seperti daging ayam.
teksturnya sedikit hingga cukup kenyal.
Sedangkan sosis pada kelompok A1 dan
Semarang, 14 November 2018
A2 kurang berhasil karena hanya sedikit
/ tidak ada rasa sosis, aroma pada A1
Kelompok A5 Asisten
bukan aroma khas daging ayam, dan
Viony. A 15.I1.0009 Praktikum,
tekstur sosis kelompok A2 sedikit keras.
Monika. C 15.I2.0035 .
Ketidakberhasilan disebabkan karena
Ignaz Dhiyan 16.I1.0093
perbandingan formulasi antara daging,
C. Santi 16.I1.0191 Elisabeth
tepung, dan bahan-bahan lain yang
The, Kenny. A16.I2.0039 Nadya
kurang tepat. Oleh karena itu,

5
7. DAFTAR PUSTAKA dan Konsentrasi Tepung Porang
(Amorphophallus oncophyllus)
terhadap Sifat Fisik dan Kimia
Badan Standarisasi Nasional. (2015).
Mie Kering. Skripsi. Fakultas
SNI 3820:2015. Sosis Daging.
Teknologi Pertanian. Universitas
BSN. Jakarta.
Brawijaya. Malang.
deMan, J. M. (1997). Kimia Makanan.
Tauber, F. W. (1977). Sausage. In:
Edisi Kedua. Institut Teknologi
Desrosier, N. W. (Ed.). Element
Bandung. Bandung.
of Food Technology. The AVI
Kallau, Novalino HG. (2014). Evaluasi
Publishing Co. New York.
Mikrobiologis dan Organoleptik
Wilson, N. R. P. (1981). Meat and Meat
Daging Se’i Sapi yang Diberi
Product: Factor Affecting Quality
Perlakuan Beberapa Jenis Asap
Control. Applied Science
Cair. Jurnal Kajian Veteriner.
Publishers. London.
Vol. 2 No. 1 : 65-77.
Winarno, F.G. (1997). Kimia Pangan
Koswara, S., P. Hariyadi, dan E.H.
dan Gizi. PT Gramedia, Jakarta.
Purnomo. (2001). Tekno Pangan
Xiong, Y.L. (1992). Thermally Induced
dan Agroindustri. UI-Press,
Interaction Gelation of Combine
Jakarta.
Protein from White and Red
Kramlich, W. E. (1971). Sausage
Broiler Muscles, J. Food Sci.
product. In: J. F. Price and B. S.
57(3):581-585.
Schweigert (Eds.). The Science of
Meat and Meat Products. 2 Edit.
W. H. Freeman and Company,
San Francisco.
Lawrie RA. (1995). Ilmu Daging.
Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta.
Moedjiharto, T. J. (2003). Evaluasi
fisiko kimia sosis tempe-dumbo.
Jurnal Teknologi dan Industri
Pangan. Vol XIV (2).
Muthia, D., Nurul, H., dan Noryati, L.
(2010). The effects of tapioca,
wheat, sago, and potato flours on
the physicochemical and sensory
properties of duck sausage.
International Food Reasearch
Journal 17:877-884.
Noor, S., Nair Shruti R., dan Khalid
Hussain. (2016). Sausage
Formulations and Effects of
Addition of Different Non-Meat
Ingredients on Sausages.
International Journal of Livestock
Research. Vol 6 (12) : 1-19.
Santoso, R.D. (2011). Pengaruh
Proporsi Tepung Terigu : Tepung
Ubi Kayu (Manihot esculenta)

6
8. LAMPIRAN

8.1. Tabel Hasil Pengamatan


Hasil pengamatan pada praktikum sosis dapat dilihat pada Tabel 1. berikut ini :

Kadar Air Kekenyalan


Kelompok Sampel Warna Rasa Aroma Tekstur
(%) (mm)
160 gr daging ayam giling Tidak ada
A1 37,54 8,063 Krem Babi Kenyal
120 gr tepung tapioka rasa sosis
160 gr daging ayam giling Sedikit rasa
A2 34,47 14,947 Krem Ayam Sedikit keras
120 gr tepung tapioka sosis
180 gr daging ayam giling Ada rasa
A3 35,14 5,482 Krem Ayam Kenyal
100 gr tepung tapioka sosis
180 gr daging ayam giling Rasa sosis
A4 32,51 8,353 Krem Ayam Sedikit kenyal
100 gr tepung tapioka gurih
Rasa sosis
200 gr daging ayam giling
A5 38,25 5,235 Krem sangat Ayam Sedikit kenyal
80 gr tepung tapioka
terasa

7
8.2. Foto Sosis
Gambar 3. Sosis kelompok A3

Gambar 1. Sosis kelompok A1


Gambar 4. Sosis kelompok A4

Gambar 2. Sosis kelompok A2


Gambar 5. Sosis kelompok A5

8.3. Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai

  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Pendahuluan
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • Dendeng A2
    Dendeng A2
    Dokumen7 halaman
    Dendeng A2
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • PBL 1 Albert DKK
    PBL 1 Albert DKK
    Dokumen9 halaman
    PBL 1 Albert DKK
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • Dendeng D3
    Dendeng D3
    Dokumen7 halaman
    Dendeng D3
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • KWN Kelompok 9
    KWN Kelompok 9
    Dokumen40 halaman
    KWN Kelompok 9
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • Dendeng A2
    Dendeng A2
    Dokumen6 halaman
    Dendeng A2
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • REMPAH BATUK
    REMPAH BATUK
    Dokumen10 halaman
    REMPAH BATUK
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • CV Senat
    CV Senat
    Dokumen1 halaman
    CV Senat
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • Ham
    Ham
    Dokumen7 halaman
    Ham
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • Pie Uts
    Pie Uts
    Dokumen9 halaman
    Pie Uts
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • Ham
    Ham
    Dokumen7 halaman
    Ham
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • Laporan Anpang
    Laporan Anpang
    Dokumen33 halaman
    Laporan Anpang
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    albertfebriano
    Belum ada peringkat
  • Haspeng Karbo Biokim Kloter F
    Haspeng Karbo Biokim Kloter F
    Dokumen9 halaman
    Haspeng Karbo Biokim Kloter F
    albertfebriano
    Belum ada peringkat