Anda di halaman 1dari 12

DESAIN & STRATEGI PEMBELJARAN

TENTANG PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

Nama Kelompok 5 :
1. Linda Safitri 2181000220017
2. Melani Babang Noti 2181000220022
3. Gregorius S. Jeahabut 2181000220041
4. Faisal Muhaidin 2181000220056

Dosen Pengampu :
Dwi Candra Setiawan, S.Si., S.Pd., M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga makalah yang
berjudul “Manusia dan Lingkungan” ini dapat diselesaikan.

Adapun maksud dan tujuan dalam penyusunan makalah ini selain


untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dosen pengajar, yaitu untuk
memperluas pengetahuan para mahasiswa.

Penulis menyadari keterbatasan dalam penulisan makalah ini. Untuk


itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat
untuk perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.

Malang, 9 Maret 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.............................................................................. Latar Belakang.......1


1.2......................................................................... Rumusan Masalah.......1
1.3.......................................................................... Tujuan Penulisan.......2

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dari Pendekatan Konstruktivisme...........................3


2.2. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme.......3
2.3. Pengimplementasian Pendekatan Konstruktivisme dalam
Pembelajaran..............................................................................5

BAB III PENUTUP

3.1...................................................................................... Simpulan.......8
3.2............................................................................................ Saran.......8

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seorang guru perlu memperhatikan konsep awal siswa sebelum
pembelajaran. Jika tidak demikian, maka seorang pendidik tidak akan
berhasilkan menanamkan konsep yang benar, bahkan dapat memunculkan
sumber kesulitan belajar selanjutnya. Mengajar bukan hanya untuk
meneruskan gagasan – gagasan pendidik pada siswa, melainkan sebagai
proses mengubah konsepsi-konsepsi siswa yang sudah ada dan di mana
mungkin konsepsi itu salah, dan jika ternyata benar maka pendidik harus
membantu siswa dalam mengkonstruk konsepsi tersebut biar lebih matang.

Strategi pembelajaran pada peningkatan Hasil Belajar peserta didik


dapat digunakan pendekatan yang sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu
pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran),
dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik dalam menghasilkan karya kontekstual,
baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan
pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning). (Lampiran Permendikbud No 22 Tahun
2016).

Dengan demikian untuk mengatasi hal tersebut yang diperlukan adalah


suatu pendekatan pembelajaran yang tepat guna untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan
keterlibatan peserta didik dalam proses belajar adalah pambelajaran
kontruktivisme.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari pendekatan konstruktivisme ?
2. Apa kelebihan dan kekurangan pada pendektan konstruktivisme ?

1
3. Bagaimana pengimplementasian pendekatan konstruktivisme pada
kehidupan sehari – hari ?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan konstruktivisme.
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan konstruktivisme.
3. Untuk mengetahui pengimplementasian pendekatan konstruktivisme pada
kehidupan sehari – hari.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dari Pendekatan Konstruktivisme.


Kontruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan
kontektual atau Konstruktivisme adalah suatu filsafat pengetahuan yang
memiliki anggapan bahwa pengetahuan adalah hasil dari konstruksi
(bentukan) manusia itu sendiri (Suparno, 2008). Teori konstruktivisme
merupakan suatu teori yang dikembangkan dari teori belajar kognitif
Piaget yang menegaskan bahwa pengetahuan dibangun dalam pikiran anak
melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan informasi
baru dalam pikiran, sedangkan akomodasi, adalah menyusun kembali
struktur pikiran, karena adanya informasi baru, sehingga informasi
tersebut mempunyai tempat (Ruseffendi, 1988:133).
Secara sederhana, konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan
merupakan konstruksi (bentukan) dari kita yang mengetahui sesuatu.
Sehingga dapat ditarik garis besarnya bahwa pendekatan konstruktivisme
merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada
tingkat kreativitas siswa dalam menyalurkan ide – ide baru yang sesuai
dengan materi yang disjaikan untuk meningkatkan kemampuan siswa
secara pribadi.

2.2. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme


a. Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme
1. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara
eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi
gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan
penjelasan tentang gagasannya.
2. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman
yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau

3
rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar
siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan
memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa
terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang
fenomena yang menantang siswa.
3. Pembelajaran konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk
berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa
berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan
teori, mengenalkan gagasan-gagasanpada saat yang tepat.
4. Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan
kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong
untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan
berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan
akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi
belajar.
5. Pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk
memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari
kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
6. Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar
yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan,
saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban
yang benar.

b. Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme


1. Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang
bahwa hasil konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi
sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan sehingga menyebabkan
miskonsepsi.
2. Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun
pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang

4
lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbeda-
beda.
3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua
sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu
keaktifan dan kreatifitas siswa.
4. Meskipun guru hanya menjadi pemotivasi dan memediasi
jalannya proses belajar, tetapi guru disamping memiliki
kompetensi dibidang itu harus memiliki perilaku yang elegan dan
arif sebagai spirit bagi anak sehingga dibutuhkan pengajaran yang
sesungguhnya mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan.
5. Dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu
sepertinya kurang begitu mendukung; siswa berbeda persepsi satu
dengan yang lainnya.

2.3. Pengimplementasian Pendekatan Konstruktivisme Dalam


Pembelajaran.
Implementasi pendekatan konstruktivistik dalam proses
pembelajaran dapat digunakan pada salah satu contoh model pembelajaran
yaitu discovery learning. Discovery Learning merupakan proses
pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para anak
didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga
menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di
lapangan (Illahi: 2012: 29). Contoh pada pembelajaran IPA atau Biologi
kita dapat menerapkannya pada sebuah Praktikum. Langkah – langkahnya
sebagai berikut :
a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu
yang menimbulkan kebingungannya dan timbul keinginan untuk
menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai kegiatan pembelajaran
dengan mengajukan suatu kasus yang harus diteliti oleh seorang
siswa, anjuran untuk mengetahui masalah tersebut yaitu dilakukan

5
sebuah percobaan dan membaca dari sumber referensi buku yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah.

b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)


Setelah dilakukan stimulation, guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah
satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban
sementara atas pertanyaan masalah).

c. Data collection (pengumpulan data)


Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau
eksplorasi, guru memberi kesempatan kepada para peserta didik
untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan
untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Data dapat
diperoleh melalui membaca literatur, mengamati objek, melakukan
uji coba sendiri (melakukan sebuah percobaan) dan sebagainya.

d. Data processing (pengolahan data)


Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan
kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para
peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya,
lalu ditafsirkan.

e. Verification (pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah
ditetapkan, dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan
hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan
atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek,
apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

6
f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses
menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan
berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

7
BAB 3
PENUTUP

3.1. Simpulan
Dari penjabaran materi yang telah dibahas dapat diketahui bahwa
pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran
yang lebih menekankan pada tingkat kreativitas siswa dalam menyalurkan
ide – ide baru yang sesuai dengan materi yang disjaikan untuk
meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi. Selain itu pada
pendekatan konstruktivisme ini terdapat beberapa kelebihan dan
kekurangan, dimana salah satu kelebihannya yaitu peserta didik menjadi
lebih aktif dalam pembelajaran dan sebagai pembelajaran bersifat student
center dan guru sebagai fasilitator. Sedangkan kekurangan dari pendektan
konstruktivisme yaitu peserta didik membangun pengetahuannya sendiri,
sehingga membutuhkan proses waktu yang sedikit lama. Selain itu
terdapat implementasi pada pendekatan ini yang bias diterapkan dalam
suatu pembelajara contoh menggunakan metode praktikum dan
menggunakan model discovery leraning untuk memecahkan suatu
perasalahn yang timbul.

3.2. Saran
Sebaiknya dalam proses pembelajaran kita sebagai calon pendidik
harus lebih peka terhadap anak didik, kita juga harus memberikan
pengarahan agar peserta didik mampu mengembangkan pemikirannya agar
peserta didik bisa memahami dan mengerti materi pembelajaran
berdasarkan bentukan pemikiran mereka sendiri sesuai dengan kenyataan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. 2016. Pedoman


Implementasi Kurikulum 2013. Jawa Barat : LPMP.
Illahi, Mohammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental
Vocational Skill. Jogjakarta: Diva Press.
Ruseffendi, E.T. 1988. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung : Tarsito.
Suparno. 2008. Ketrampilan Dasar Menulis. Jakarta : Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai