Halaman
3.11. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA .................................... 3-20
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku i
BAB 4 SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN BETON ............................................................................ 4-33
4.1. BETON ................................................................................................................. 4-33
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku ii
BAB 1
Lingkup Pekerjaan T.A 2015 Lanjutan Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Gorom :
1.1. UMUM
Jika Direksi menganggap perlu, maka Kontraktor atas biayanya sendiri harus
dapat memberikan test sertifikat dari pabrik.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 1-1
Semua ongkos dari peninjauan dan ujian menjadi tanggungan Kontraktor.
Setiap test bahan atau pekerjaan yang telah selesai harus dilaksanakan dengan
disaksikan Direksi dan harus dilaksanakan sedemikian memenuhi persyaratan
yang diminta.
Setiap kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh tidak disetujuinya bahan-
bahan tersebut oleh Direksi menjadi tanggungan Kontraktor.
Direksi mempunyai kebebasan untuk menolak salah satu atau semua bahan-
bahan dan metoda pelaksanaan yang tidak sama kwalitasnya dan sifatnya
seperti contoh-contoh yang telah disetujui dan Kontraktor harus segera
memindahkan bahan-bahan atau membongkar pekerjaan - pekerjaan yang
dimaksud atas tanggungannya.
1.2. SEMEN
1.2.1. Umum
Berdasarkan SK-SNI -2049-2004/ASTM C 150 – 04a
- Penggunaan semen Type II untuk konstruksi yang memerlukan persyaratan
khusus atas ketahanan kadar garam sulfat dan panas hidrasi sedang seperti
mass concrete (DAM/bendungan) bangunan saluran irigiasi, bangunan tepi
rawa & bangunan daerah yang selalu tergenang air.
- Penggunaan semen Type V Untuk konsturksi yang memerlukan persyaratan
khusus atas ketahanan kadar garam tinggi seperti konstruksi tepi laut,
bangunan di daerah pelabuhan, bangunan dibawah permukaan tanah
.
1.2.2. Sertifikat pengujian dan lain-lain
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 1-2
dipakai untuk sample - sample tidak boleh dipakai pada pekerjaan apapun
sebelum coba ujinya dan analisanya telah selesai dan hasilnya telah diterima
dengan baik oleh Direksi. Sebagai tambahan dari test- test dan analisa-
analisa tersebut diatas Direksi dapat menguji semen yang telah disimpan di Site
sebelum dipakai untuk menentukan apakah semen yang didatangkan telah
rusak selama pengangkutan atau selama disimpan. Tidak boleh ada semen
yang dipakai sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh Direksi. Banyaknya
semen untuk test tidak ditentukan dan ongkos pengujiannya harus dimasukkan
dalam bill of quantity untuk masing-masing pekerjaan. Direksi dapat menolak
semen yang didatangkan/yang ada, berdasarkan hasil pengujian yang telah
dilakukan, meskipun semen itu telah mendapat sertifikat pabrik. Semua semen
yang telah ditolak harus segera dipindahkan dari Site, atas biaya Kontraktor.
Umur semen pada waktu dilever dilapangan tidak boleh lebih dari 2 (buah)
bulan dan semen harus dipakai dalam waktu 3 bulan setelah datang di Site.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 1-3
1.3. AGREGAT UNTUK BETON
1.3.1. Umum
Agregat untuk beton harus diambil dari sumber-sumber yang disetujui dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI atau BS 882, 2201, Part 2, atau standard lain
yang disetujui Direksi/ Engineer/Pengawas.
Apabila agregat dari sumber yang telah disetujui ternyata menyimpang dari
contoh-contoh yang telah disetujui dan tidak memenuhi syarat tersebut diatas,
maka sumber ini dapat ditolak.
Suatu jumlah stock agregat yang telah disetujui Direksi harus selalu ada
dilapangan untuk memungkinkan pembuatan beton secara kontinu untuk suatu
jangka waktu 2 minggu tanpa terhenti.
Agrerat kasar tidak boleh mengandung lumpur dari 1% apabila kadar lumpur
melampaui 1% maka agrerat kasar harus dicuci
Agrerat kasar harus mempunyai bidang pecah minimal 4 empat sisi Batu –
batuan berongga seperti batu koral, batu karang, batu apung tidak
diperkanankan digunakan sebagai agregat kasar.
Agregat kasar terdiri dari kerikil/gravel yang telah disetujui atau pecahan
batuan dengan ukuran butir maximum tidak melebihi daftar dibawah ini.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 1-4
Apabila dari analisa gradasi menunjukkan kekurangan ukuran agregat tertentu
yang dapat mempe-ngaruhi kerapatan beton, Direksi dapat memberi petunjuk
kepada Kontraktor untuk menambah kekurangan ukuran agregat tertentu
tersebut diatas.
Kerapatan berbagai kelas beton akan ditentukan oleh Direksi setelah dilakukan
pengetesan dilapangan. Kerikil dari batu pecah haruslah keras, tidak lapuk,
bersih dan tidak mengandung clay atau pelapukan batuan. Batuan tersebut
harus dipecah untuk mendapat ukuran yang disyaratkan dengan jenis crusher
yang disetujui. Bubuk atau partikel halus lolos saringan 5 mm harus dipisahkan
dan kalau dikehendaki Direksi harus dicuci secara seksama.
Kandungan lumpur tidak boleh lebih dari 5% ditentukan terhadap baerat kering
yang diartikan dengan lumpur adalah bagian bagian yang dapat melalui
ayakan 0.063 mm. apabila kadar . pasir laut atau pasir apapun yang memiliki
kadar garam tinggi tidak di perkanankan. Pasir untuk beton harus bersih dan
bebas dari clay atau zat-zat organik, dan harus mempunyai gradasi sedemikian
apabila dicampur dengan agregat kasar, akan menghasilkan beton dengan
kerapatan maximum.
Gradasi dari agregat halus harus masuk dalam batasan yang ditentukan
dalam BS 1198 - 1200 atau dalam N I atau dalam tabel berikut ini dari JIS.
Pasir dari pecahan batu dapat ditambahkan pada pasir alami untuk
memperoleh pasir dengan gradasi yang memenuhi syarat. Pasir dari pecahan
batu saja dapat dipakai hanya atas persetujuan Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 1-5
1.3.4. Pengambilan contoh dan testing untuk agregat
Agregat yang tidak memenuhi syarat dalam test, harus diganti atau dicuci
sampai test lebih lanjut untuk membuktikan bahwa dapat memenuhi
persyaratan untuk dipakai. Semua biaya yang dikeluar-kan untuk dipenuhinya
persyaratan ini menjadi tanggungan Kontraktor.
Pasir dan agregat kasar untuk bahan beton harus disimpan dalam bak atau
lantai papan yang direncanakan khusus untuk mencegah terpisahnya suatu
komposisi agregat tertentu atau tercampurnya agregat dari ukuran yang
berbeda-beda, dan menghindarkan tercampurnya agregat dengan debu,
zat-zat organik atau bahan-bahan pencemar lainnya.
Agregat dengan ukuran tertentu harus disimpan secara terpisah kecuali disetujui
lain oleh Direksi/ Engineer/Pengawas.
1.4. AIR
Menurut PBI 1971, pemakaian air untuk beton memenuhi syarat berikut :
Air yang akan digunakan untuk adukan beton harus bersih, tawar dan bebas dari zat-
zat organik atau anorganik yang larut atau mengambang dalam suatu jumlah yang
dapat mengurangi kekuatan atau keawetan beton.
Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, apabila dari sumber lain
harus mendapat persetujuan Direksi.
Hanya air dengan kwalitas yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pembuatan
beton, penyemprotan dan membasahi acuan (form work) atau pengeringan beton.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 1-6
Kontraktor harus melakukan pengaturan untuk memperoleh atau penyimpanan yang
cukup dilapangan untuk mengaduk dan mengeringkan beton dan menyemprot dan
membasahi acuan.
Apabila ada, air ini dapat diperoleh dari sumber sumur dalam di lokasi proyek. Apabila
Kontraktor menggunakan sumber ini, maka seluruh biaya pengadaan, pemeliharaan,
sumber tenaga listrik dan biaya lain-lainnya untuk memperoleh air ini, seluruh biayanya
harus ditanggung Kontraktor sendiri.
1.5. ELEKTRODE
Elektrode yang dipakai untuk mengelas baja lunak (kecuali pipa baja) harus mengikuti
persyaratan D 4301 dari JIS Z 3211 atau BS 639. Elektrode yang dipakai untuk mesin las
semi automatic harus kawat komposit yang mempunyai diameter 2,4 sampai 3,2 mm
sesuai dengan JIS Z 336.
Jenis bahan-bahan yang dipilih dan disetujui oleh Direksi akan tergantung pada
kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun atau pada tekanan tanah
yang harus dipikul.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 1-7
BAB 2
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 2-1
BAB 3
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-1
3.1.2 PAPAN PATOK UKUR
Papan patok ukur dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada cor
beton setempat sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubah-rubah.
Papan patok ukur dibuat dari kayu klas II, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20
cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama satu dengan lainnya kecuali
dikehendaki lain oleh Kontraktor atas persetujuan Pengawas.
Papan patok ukur dipasang sejauh 150 cm dari as dinding terluar, sehingga
tidak menggangu pelaksanaan pekerjaan.
Setelah selesai pemasangan papan patok ukur Kontraktor harus melapor
kepada Pengawas untuk dimintakan persetujuannya, serta harus menjaga dan
memelihara keutuhan serta ketetapan letak papan patok ukur sampai tidak
diperlukan lagi.
Ukuran luas Kantor proyek Kontraktor dan los kerja serta tempat simpan bahan
bakar dibicarakan dengan Pengawas dengan tidak mengabaikan faktor
keamanan, kebersihan dan bahaya kebakaran, serta memperhatikan tempat
yang tersedia sehingga tidak mengganggu kelancaran pekerjaan, harus
disediakan minimal 1 (satu) buah penyemprot api extinguisher
jenis powder typ A,B dan C dengan kapasitas 6 kg/cm2, 1 (satu) di Kantor
proyek Kontraktor, 1 (satu) diletakkan di daerah yang strategis di Los Kerja.
Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil sebaiknya
dibuatkan kotak simpan di pagar dengan dinding papan, sehingga masing-
masing bahan tidak tercampur dengan lainnya.
Air untuk bekerja disediakan oleh Owner di area proyek, dengan cara
Kontraktor membuat instalasi sendiri menyambung dengan instalasi yang
sudah ada, air harus bersih dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya
dengan dibuktikan melalui pemeriksaan laboratorium
Reservoir/bak atau drum air untuk kerja, berkapasitas kurang lebih 4 m3 dan
senantiasa terisi penuh
Listrik untuk bekerja harus disediakan Owner dengan cara Kontraktor
menyambung sementara selama masa pembangunan dengan daya
secukupnya.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-2
3.1.5 PEKERJAAN BONGKARAN
Lingkup pekerjaan :
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan ini
Pekerjaan ini meliputi
Semua pembongkaran dinding bata, plat beton, balok, dan kolom beton, besi
beton atap, plafon dan lain-lain yang diisyaratkan untuk dibongkar untuk
pelaksanaan pekerjaan yang baru baik yang berupa struktural ataupun yang
non structural
Syarat pembongkaran
Semua pembongkaran harus menggunakan cara dan alat-alat khusus
yang tidak akan merusak bagian-bagian yang tidak diisyaratkan di
bongkar
Tidak diperkenankan menggunakan bahan peledak atau alat yang dapat
membahayakan orang lain, kecuali atas rekomendasi Kanisius
Semua puing dan sisa bongkaran harus dibuang secepatnya di luar
kawasan proyek atau atas persetujuan Pengawas sisa bongkaran tersebut
harus dikumpulkan di suatu tempat diareal proyek
Untuk bongkaran genteng, kayu, plywood dan paku harus dikumpulkan
sebagai berikut :
Paku. Semua paku yang menepel pada kayu harus dicabut dan
dikumpulkan.
Kayu. Semua kayu harus dikupulkan menurut ukuranya dan disusun berdiri
sesuai dengan panjangnya.
Untuk papan dan plywood harus dikumpulkan dengan ditumpuk sesuai
dengan ukurannya
Kontraktor wajib memperbaiki atau mengganti dengan yang baru apabila
ada bagian-bagian bangunan yang rusak akibat pembongkaran tersebut
dengan semua biaya ditanggung Kontraktor
Semua sisa puing/sisa bongkaran tidak diperkenankan di daur ulang untuk
pekerjaan yang baru kecuali atas persetjuan pengawas .
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-3
3.2. PEKERJAAN GALIAN TANAH
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-4
Galian pondasi dipadatkan hingga mencapai 90% dari kepadatan tanah
asal. Pengetesan tanah galian dilakukan Pengawas dengan menggunakan
alat yang memadahi.
Pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak
mengandung tanah dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat merusak
bahan bangunan lainnya.
Lapisan urugan pasir harus disiram dengan air sehingga menjadi padat dan
dipadatkan sampai terbentuk lapisan pasir padat tebal 10 cm
Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali dan bagian-
bagian lain yang dianggap perlu.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-5
3.4.2 PERSYARATAN BAHAN
Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu
besar yang dibelah-belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I.
(NI-3-1970).
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-6
b. Kayu Bangunan - Kuda-kuda/ rangka atap dan Lisplank
- Kusen/ Daun pintu dan jendela
- Rangka Plafond
- Rangka Partisi
- Dan bahan kayu lainnya
Gunakan suatu bahan anti rayap yang pekat (concentrate) dapat dilarutkan
atau bisa diencerkan dengan air diformulasikan special untuk membasmi
penyebaran rayap. Bahan bakar minyak tidak dibenarkan sebagai bahan
pengencer, sediakan larutan yang mengandung bahan kimia Chlordane/
Drildrin/ Gama BHC atau sejenisnya yang disetujui oleh pihak yang berwenang.
Pekerjaan ini harus dilakukan oleh perusahan pest control yang mendapat ijin
dari pihak yang berwenang.
Pasanglah tanda peringatan pada daerah yang telah diberi anti rayap dan
singkirkan tanda peringatan jika pekerjaan konstruksi lainnya dapat
dilanjutkan.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-7
Ulangi pekerjaan anti rayap jika daerah yang telah dianti rayap terganggu
oleh pekerjaan lanjutan, penggalian, landscape, site grading atau pekerjaan
konstruksi lainnya.
Garansi anti rayap oleh Applicator minimal . 30 ( tiga puluh) tahun
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi anti rayap untuk seluruh kayu yang akan dipakai
PERSYARATAN BAHAN
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Persiapan kayu yang akan dilakukan pekerjaan anti rayap. Singkirkan
benda- benda asing yang dapat mengurangi keefektifan treatment.
Pekerjaan ini harus dilakukan oleh perusahaan pest control yang
mendapat ijin dari pihak yang berwenang dan dengan cara yang
direkomendasikan oleh produsen.
Atau dengan cara direndam kedalam larutan anti rayap selama minimal 3
jam. Untuk kayu dengan ketebalan lebih dari 50 mm proses
perendaman ditambah 1 jam / 25 mm ketebalan kayu.
Ulangi pekerjaan anti rayap jika kayu yang telah dianti rayap terganggu
oleh pekerjaan lanjutan, pemotongan, pelubangan dan lain-lain
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-8
3.6. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
Semen Portland :
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan
Pengawas dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen Portland
harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas
dari air dengan lantai terangkat dari tanah + 30 cm dan ditumpukan sesuai
dengan syarat penumpukan semen.
Pasir Beton :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
Koral Beton/Split :
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971.
Penyimpanan/penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dari yang
lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan
adukan beton yang tepat.
Air :
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam dan bahan-bahan organik/bahan lain yang
dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3, pasal 10. Apabila dianggap
perlu Pengawas dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai
untuk pembangunan diperiksa, PH dan kandungan organic
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-9
lainnya dilaboratorium pemeriksaan bahan yang berwenang, resmi dengan
semua biaya ditanggung Kontraktor.
Besi Beton :
Digunakan mutu U24 lebih kecil dari dia. 13, U39 lebih besar dari dia. 12. Besi
harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-
serpih. Penampung besi harus bulat serta memenuhi persyaratan Ni-2 (PBI
1971).
Harus benar - benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing - masing.
Dihindarkan adanya cacat - cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah - pecah, melengkung, melintir, urat kapur ,basah dan lapuk, melebihi
yang diperkenankan sesuai dengan PUBI- 1982. Pasal 37.tabel 2.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-10
Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan
di tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik. tidak
terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-11
Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari
Pengawas. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus
mengganti atas tanggung jawab Kontraktor.
Semua pekerjaan berupa baut plat penyambung harus digalvanisasi dengan
ketebalan minimal 18 micron sesuai dengan NI-5.
Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan yang terlihat maupun tersembunyi, adalah tanggung jawab
Kontraktor untuk memperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas dengan seluruh
biaya ditanggung oleh Kontraktor.
Pekerjaan kayu yang melekat langsung pada dinding pasangan bata, partisi
dan beton harus diberi lapisan meni kayu 2 lapis.
Untuk pekerjaan kayu lemari built in seperti tertera pada gambar
harus memenuhi syarat sebagai berukut:
kayu harus di kerjakan menurut pola dan urutan pengerjaan yang ditentukan
oleh Pengawas.
semua bagian-bagian kayu yang terlihat ( exposed ) harus difinish,termasuk
semua permukaan yang terlihat apabila pintu ditutup atau dibuka .
Kontraktor harus mengajukan contoh material dan contoh finishing untuk
disetujui Pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-12
3.8.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan
sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding di
daerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding
yang pada gambar menggunakan simbol aduk trasraam/ kedap air
digunakan aduk rapat air dengan campuran 1PC = 3 pasir pasang.
Batu batako yang di gunakan batu bata lokal dengan kualitas terbaik sesuai
dengan persyaratan teknis ini, siku dan telah disetujui oleh pengawas.
Pasangan dinding batu batako sebelum diplester harus di basahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
Pasangan batu batako untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish lebih kurang setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25cm.
pelaksanaan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus
Dinding batako yang baru dipasang harus dibasahi dengan air terus menerus
selama paling sedikit 7 hari dan tidak boleh terkena sinar mata hari langsung.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-13
dan beton yang berhubungan langsung dengan dinding batako harus diketrik
rata atau dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat merekat dengan
baik.
Siar siar pasangan batako harus dikerok dan dibersihkan sebelum adukan
menjadi keras sehingga membentuk lekukan agar supaya plesteran dapat
merekat dengan baik.
Lingkup pekerjaan
Persyaratan bahan
Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk
seluruh pekerjaan ).
Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC. Kecuali bidang
yang akan difinish dengan keramik.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-14
Syarat- syarat pelaksanaan
Untuk bidang pasangan dinding batu batako dan beton bertulang yang
akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan
plesteranya).
Semua bidang yang akan dipasang batu alam dan sejenisnya pada
permukaannya diberi alur-alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-15
memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali yang
akan difinish cata atau wall paper.
Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1,5 s/d 2 m, dipasang tegak
dan menggunakan keping-keping bambu dengan ukuran secukupnya
untuk patokan kerataan bidang.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-16
Selama pemasangan dinding batu batako /beton bertulang sebelum di
finish, Kontraktor wajib memelihara dan menjaga terhadap kerusakan-
kerusakan dan pengotoran bahan lain,setiap kerusakan menjadi tanggung
jawab
Lingkup pekerjaaan
Persyaratan bahan
Bahan :
Keramik dinding :
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-17
Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas/ Kanisius:
Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru,
kwalitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Pengawas.
Syarat-Syarat Pelaksanaan
Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna,
motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal,gelembung,
cekung, tidak siku, lubang lubang jarum, noda pada glasir atau cacat
lainnya sesuai dengan PUBI - 1982.
Keramik yang akan dipasang harus dalam keadan kering, bidang dinding
yang akan dipasang keramik juga harus dalam keadaan kering dan telah
dibersihkan dari sisa sisa adukan dan kotoran lain.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-18
Ketinggian peil tepi atas pola keramik harus suai dengan yang dikehedaki
/ sesuai dengan gambar.
Awal pemasangan keramik pada dinding dan ke mana sisa ukuran harus
ditentukan sesuai dengan gambar pola , harus meminta persetujuan
terlebih dahulu kepada Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan
dimulai.
- Busa/ spon pembersih dan lap kain lembut, bersih dan kering.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-19
air ) untuk diluar ruangan dan area basah lainnya ,seperti teras, balkon,
toilet dan dapur.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-20
- Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik merk Rakol
- Semua permukaan rangka kayu harus diserut, harus rata, lurus dan siku.
Bahan Panil Daun Pintu.
Daun pintu dengan konstruksi teak plywood/plastic laminated dengan
bahan - bahan :
Plastic laminated ketebalan 0.5 (nol koma lima) mm, mutu terbaik
buatan merk Formica atau setara.
Kayu yang dipakai adalah kayu Kelas Kuat I-II seperti telah disebutkan
terdahulu, yang telah disetujui oleh Pengawas.
Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.
List akhiran daun pintu, lis kaca digunakan kayu Kelas Kuat I-II, Sesuai
dengan gambar detail.
Bahan finishing :
Finishing untuk permukaan kusen dan daun pintu / jendela lihat Door
Schedule,
Semua kayu tampak harus diserut rata, halus, lurus dan siku-siku satu
sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-21
Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Daun Pintu :
Daun pintu sesuai door dan window schedule yang dipasang pada
rangka kayu adalah dengan cara lem, tanpa pemakuan, jika
diperlukan, harus digunakan skrup galvanized atas persetujuan
Pengawas. tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan
yang tampak. Khususnya untuk formica direkatkan dengan lem
pada permukaan bidang plywood (9 mm) yang telah dipasang
pada kerangka daun pintu, perekatan ini harus dilakukan dengan
press di work shop.
Pada bagian daun pintu lapis teak plywood, harus dipasang rata,
tidak bergelombang, dan merekat dengan sempurna dengan
dipress di workshop.
Permukaan teak plywood tidak boleh didempul.
Setelah pemasangan kusen atau daun pintu Kontraktor diwajibkan
memberikan perlindungan sedemkian rupa sehingga terhindar dari
kerusakan – kerusakan oleh benturan-benturan benda – benda lain
dan dari kelembaban ataupun terkena cuaca langsung.
Apabila terjadi cacat atau kerusakan-kerusakan baik yang terlihat
maupun yang tersembunyi, Kontraktor wajib memperbaiki ataupun
mengganti dengan yang baru sampai dengan disetujui oleh Pengawas
dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-22
3.12.2 PERSYARATAN BAHAN
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-23
ALAT - ALAT SANITAIR
Pekerjaan Closet
Perlengkapan Toilet
Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh kaca eksterior dan interior juga
detail detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.
Kaca adalah bahan terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses - proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari
proses - proses tarik, gilas dan pengambangan (float glass), mempunyai
permukaan yang rata dan tidak bergelombang.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-24
Toleransi Lebar dan Panjang
Toleransi ukuran panjang dan lebar sesuai dengan PUBI – 1082 tidak boleh
melampaui 2 mm untuk kaca tebal 5 mm atau 6 mm atau sesuai dengan
yang ditentukan oleh produsen.
Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta
tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
Cacat – cacat
Cacat - cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dalam PUBI - 1982.
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung ( ruang - ruang yang
berisi gas yang terdapat pada kaca).
Kaca harus bebas dari keretakkan garis – garis ( baret baret ) pecah pada
kaca baik sebagian atau seluruh tebal kaca)
Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar kearah luar atau masuk).
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah
cat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah
permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.
Harus bebas dari bintik - bintik (spots), awan (cloud), dan goresan
(scratch), bebas lengkungan ( lembaran kaca yang bengkok).
Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira -
kira 0.3 mm.
Bahan Kaca :
Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982,
digunakan produk Asahi Mas.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-25
Disatu permukaannya dilapisi (Chemical Deposited Silver), permukaan
harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak - bercak
lainnya.
Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Pengawas.
Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan,
harus digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-26
Kaca dan cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata,
tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan.
Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan
semua yang terpasang harus disetujui Pengawas, jenis cermin sesuai dengan
yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material dalam uraian
dan syarat pekerjaan tertulis ini type VVV polished, tebal 6 mm.
Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat
potong kaca khusus dan dilakukan dari work shop, tidak boleh melakukan
pemotongan di lapangan.
Pemasangan Cermin :
Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada
klos
klas di dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm.
Pemasangan cermin menggunakan penjepit alumunium siku atau skrup -
skrup kaca yang mempunyai dop penutup stainless steel.
Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang
mengandung amoniak merk yang direkomendasikan oleh produsen
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-27
Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut:
- Lockcase : Merk......................................
- Cylinder : Merk.....................................
- Handle : Merk....................................
- Back plat : Merk...................................
- Engsel (Butt Hinges) : Merk.....................................
- Engsel Lantai (floor hinges) : ..................................
Pekerjaan Engsel
Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah
dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang di
tengah - tengah antara kedua engsel tersebut. Pintu / Jendela dipasang
sedemikian rupa sehingga pada akhirnya daun pintu / jendela mempunyai celah
yang sama/ merata dengan kusen sisi atas, samping, bawah
jendela adalah minimal 2 mm maksimal 3 mm dan untuk bawah
pintu mempunyai celah minimal 4 mm dan maksimal 6 mm.
Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan pintu,
engsel tengah dipasang ditengah - tengah antara kedua engsel tersebut.
Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.
Pemasangan lockease, handle dan backplate harus rapi, lurus dan sesuai dengan
letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas Apabila hal tersebut tidak
tercapai, kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-28
Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan ini meliputi rangka kayu kelas II untuk dudukan tripleks yang
tidak menahan beban.
List Profil Kayu
Persyaratan Bahan
Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar.
Ketebalan tripleks adalah sesuai dengan gambar dan disetujui oleh
Pengawas .
Syarat-syarat Pelaksanaan :
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola layout / penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail. (Titik-titik lampu, ditunggu, return air grill, acces
panel dsb.)
Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang
atau tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-29
Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan, rekomendasi dari
produsen dan ketentuan Kontraktor.
Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar
dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari
masing-masing bahan yang digunakan).
Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan
dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor
wajib menanyakan hal ini kepada Pengawas.
Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap
benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan, yang terlihat maupun yang tersembunyi adalah tanggung jawab
Kontraktoruntuk memperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas dengan
seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-30
Permukaan dinding harus kering minimal telah berusia 14 hari bebas dari
kotoran, debu, minyak, olie. Apabila permukaan diding kadar alkalinya masih
diatas PH 7 meskipun plesterran telah cukup lama maka bidang diding
tersebut harus dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan Asam HCL
dengan kadar 10 % kemudian bilas dengan air bersih dan biarkan dinding
mengering. Selanjutnya dinding dihampelas permukaan selanjutnya bersihkan
dengan air dan biarka dinding mengering, jika terdapat pengkristalan/
pengapuran bidang dinding tersebut haus dicuci dengan larutan WASHING
COMPOUND Ex Catylac kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan
tersebut tidak tersisa dan biarkan mengering.
Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit- langit adalah langit-langit tripleks
atau bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
Untuk plafond digunakan (Sesuai Yang Disetujui Pengawas).
Permukaan plafond harus kering bebas dari kotoran, debu, minyak, olie,
lemak dan kotoran kotoran lain.
Sambungan-sambungan tipleks harus diberi pita kertas khusus agar tidak
terlihat sebagai retakan sesudah di finishing akhir.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-31
3.16. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
Reng dan kaso adalah kayu klas II dengan mutu terbaik dari jenisnya.
(Lihat Pasal 48 – Kayu Non Struktural spesifikasi ini).
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 3-32
BAB 4
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN BETON
4.1. BETON
Campuran beton harus mengikuti persyaratan dari tabel campuran beton yang
diberikan.
Test pendahuluan harus dilakukan sebelum pengecoran beton untuk berbagai
kelas beton yang direncanakan dan harus mengikuti NI - 2 (PBI 71) bagian 3,
bab 4 untuk menentukan perbandingan semen, agregat dan air yang akan
digunakan.
Test pendahuluan adalah untuk memperoleh adukan dengan kemampuan
pengerjaan (workability) yang diinginkan, dengan kekuatan yang diperoleh
kira-kira 30 % - 40 % lebih tinggi dari kekuatan yang direncanakan.
Kekuatan yang lebih tinggi (margin) yang diminta oleh Direksi adalah untuk
mencakup kemungkinan kegagalan hasil test karena keadaan mesin-mesin
pengaduk, peralatan, tingkat pengawasan mutu dan terjadinya deviasi mutu
beton.
Campuran yang pada akhirnya ditentukan dari test pendahuluan akan tetap
dipertahankan selama pekerjaan berlangsung, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi, perubahan mana dipandang perlu karena adanya perubahan dalam
bahan atau hasil-hasil test.
Mutu beton mengacu pada SNI-03-2847-2002 Pasal 6.2 Halaman 20
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktural adalah K-225, untuk
pekerjaan non struktural menggunakan mutu beton K-175,
KELAS I II III
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-33
Kekuatan beton
Kekuatan kubus
target rata-rata
- - 250 275 350 > 350
(kg/cm2)
Agregat kasar
Penggunan semen
( % mak ) - -
Perbandingan antara semen, agregat halus dan kasar, air dan bahan-bahan
penambah yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang memenuhi
persyaratan seperti yang tersebut dalam tabel campuran beton harus
ditentukan oleh Kontraktor dari sejumlah campuran-campuran percobaan yang
dilakukan dalam laboratorium untuk beton yang akan dipakai dalam pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-34
Kontraktor tetap bertanggung jawab sepenuhnya akan mutu beton yang
dihasilkan pada waktu pencampuran dilapangan.
Kekuatan beton rencana 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh delapan) hari harus
ditentukan.
Pengadukan dari semua semen, agregat kasar dan halus harus dilakukan dalam
mesin pengaduk beton yang disetujui dan yang mempunyai alat
pengatur/penunjuk berat.
Air yang dimasukkan kedalam mesin pengaduk ini harus disalurkan dari tangki
yang mempunyai pengukur sehingga pemberian air dapat dilakukan dengan
tepat.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-35
Kadar kelembaban dari agregat harus diperhitungkan sehingga banyaknya air
yang akan dimasukkan dapat ditentukan dengan tepat. Kadar kelembaban
setiap agregat biasanya ditentukan dua kali sehari yaitu sekali diwaktu pagi dan
sekali diwaktu siang atau pada waktu-waktu lain yang dianggap perlu oleh
Direksi.
Toleransi untuk pengadukan harus dalam batas 2 % untuk semen dan 3 % untuk
agregat.
Semua kubus percobaan harus diuji berdasarkan JIS A 1108, BS 1881 atau PBI
1971.
Untuk pengujian diperlukan 10 buah kubus yang diambil dari contoh dari setiap
50 m3 beton selama pengecoran.
Setiap kubus harus diberi tanda dengan tanggal pengecoran, nomor urut dan
petunjuk-petunjuk lain yang diperlukan oleh Direksi dalam waktu 24 jam setelah
kubus tersebut dicor.
Kubus percobaan harus diuji sampai hancur karena tekanan dan harus
dilakukan dibawah penga-wasan (supervisi) Direksi.
Lima dari setiap sepuluh buah kubus percobaan harus diukur berat dan
kekuatan tekannya setelah tujuh (7) hari dan harus dilakukan dengan disaksikan
Direksi dan sisanya dilakukan setelah 28 hari atau sesuai dengan perintah
Direksi.
Setiap kubus percobaan harus dibuat dari sample yang diambil dari salah satu
adukan beton atau dari adukan yang ditunjuk oleh Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-36
4.1.5.1 Kekuatan uji tidak boleh lebih rendah dari 80 % dari kekuatan standard
rencana (design standard) yang dapat dilihat pada tabel campuran beton
yang telah diberikan dan dengan probabilitas lebih dari 1/20.
4.1.5.2 Kekuatan uji tidak boleh lebih rendah dari kekuatan standard rencana (design
standard) dengan probabilitas 1/4.
Dalam hal mutu beton yang telah selesai dicor dianggap meragukan dan
dalam hal-hal lain dimana kubus-kubus percobaan tidak memenuhi syarat
pengujian seperti telah diutarakan di atas, maka harus dilakukan pengambilan
contoh dari beton yang telah mengeras yang berbentuk cylinder yang
mempunyai diameter luar 100 mm untuk diuji.
Jika kekuatan contoh cylinder yang diambil dari beton yang telah mengeras ini
lebih rendah dari persyaratan kekuatan yang diminta dan beton tidak
memenuhi persyaratan-persyaratan lain yang seharusnya dipenuhi, maka
pekerjaan beton untuk bagian ini dianggap tidak memenuhi persyaratan.
4.1.8. Spesi
Campuran spesi harus dibuat dari semen Portland biasa dan pasir yang disetujui
dan harus diaduk dengan perbandingan yang ditentukan berdasarkan
perbandingan campuran 400 kg semen dalam satu meter kubik spesi
(perbandingan semen pasir satu banding dua).
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-37
Semen Portland yang mengeras dengan cepat, dipakai pada pekerjaan spesi
untuk perlindungan tiang terhadap karat. Banyaknya air yang dipakai dalam
campuran harus disetujui oleh Direksi dan merupakan kebutuhan minimum
untuk suatu pekerjaan/maksud tertentu.
Peralatan pengaduk beton harus sesuai baik type maupun kapasitasnya yang
direncanakan khusus untuk tujuan tersebut. Kemampuan peralatan pembuat
beton ini harus memenuhi persyaratan Direksi.
Waktu pengadukan harus lebih dari 1,5 menit dalam hal penggunaan
pengaduk yang dapat dimiringkan (tilting mixer) dan lebih dari satu menit dalam
penggunaan forced mixer.
Jika waktu pengoperasian yang ditentukan telah diperpanjang lebih dari 3 kali,
maka pengoperasian mixer harus segera di hentikan. Tidak boleh dilakukan
penambahan bahan lagi kedalam mixer sampai seluruh beton dikeluarkan dan
dibersihkan.
Jika Kontraktor menganggap lebih cocok untuk menggunakan mixer yang lebih
kecil untuk pekerjaan khusus atau bagian-bagian pekerjaan yang jauh letaknya,
maka hal ini dapat disetujui oleh Direksi/ Engineer/Pengawas asal mixer yang
lebih kecil ini juga dilengkapi dengan alat timbangan.
4.1.10. Pengangkutan
Semua beton yang baru diaduk dan semua spesi harus diangkut secepat
mungkin dari mixer agar dijamin bahwa tidak akan terjadi blending atau
segregasi dari campuran agregat dan slump akan sesuai dengan harga-harga
yang ditentukan.
Jika dipergunakan kereta dorong atau trolley maka harus dibuat tempat
jalannya yang rata agar beton tidak bersegregasi selama diangkut.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-38
dapat dipompa harus dilaksanakan oleh Kontraktor dan sepenuhnya menjadi
tanggungannya.
Tempat pengadukan yang terapung (floating) atau Truk pengaduk akan dipakai
untuk pengangkutan beton yang dipergunakan pada pekerjaan-pekerjaan
maritim dan cara pengangkutannya harus disetujui oleh Direksi.
Semua cetakan dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan ruang
yang yang akan diisi beton harus betul-betul dibersihkan.
Pengecoran beton selalu harus diawasi langsung oleh mandor (foreman) yang
berpengalaman. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi bila akan
mengecor.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-39
Vibrator yang disediakan harus cukup jumlah, ukuran dan kapasitasnya dan
sesuai dengan banyaknya dengan beton yang dicor, ukuran-ukuran beton dan
penulangannya.
Vibrator ini harus dapat bekerja dengan baik didalam acuan dan sekeliling
penulangan dan barang-barang lain yang diletakkan didalamnya tanpa harus
memindahkannya.
Beton harus dicor secara kontinu sampai pada siar deletasi; letak dan
pengaturannya ditunjukkan dalam gambar-gambar atau seperti yang disetujui
Direksi.
Apabila siar deletasi harus dibuat diluar yang ditunjukkan oleh gambar, karena
kerusakan mesin pengaduk beton atau keadaan yang tidak terduga, harus
dibuat bulk-head sedemikian sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan-
tegangan utama.
Apabila letaknya berdekatan dengan tumpuan atau lokasi lain yang dianggap
Direksi/ Engineer/ Pengawas tidak dikehendaki, maka pengecoran harus
dihentikan dan beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat yang
dianggap baik.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-40
4.1.14. Selimut beton
Tebal selimut beton minimal untuk setiap jenis struktur adalah sebagai berikut :
- Struktur Beton yang tidak berhubungan dengan air dan tanah: 3,0 cm.
Beton harus dilindungi selama proses pengerasan pertama dari pengaruh panas
matahari yang merusak, hujan, air yang mengalir atau angin yang kering.
Metoda c ini digunakan juga untuk pengeringan sisi bawah balok dan pelat.
Direksi dapat menyaratkan penggunaan membran ini untuk permukaan yang
vertikal atau miring.
Biaya untuk proses pengeringan ini, harus sudah tercakup dalam harga satuan
pekerjaan beton.
Dalam cuaca yang luar biasa atau pada kondisi khusus, lamanya pengeringan
dapat diubah oleh Direksi tanpa pembayaran tambahan kepada Kontraktor.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-41
Air yang digunakan untuk tujuan pengeringan harus dari kwalitas yang sama
dengan air untuk adukan beton dan tidak boleh meninggalkan bekas/warna
pada permukaan beton.
Semua bahan bangunan untuk acuan, termasuk oli atau coating yang lain harus
mendapat persetujuan Direksi.
Acuan kelas A :
Harus menggunakan sambungan alur dan lidah, kayu yang cukup tebal dan
kering udara atau ply-wood dengan permukaan yang keras, baja, plastik kaku
atau bahan-bahan lain yang disetujui.
Permukaan bahan-bahan acuan tersebut harus rata dan bebas dari cacat-
cacat pada sisi yang akan berhubungan dengan beton.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-42
Acuan kelas B :
Harus menggunakan kayu gergajian yang kering udara dengan baik atau
bahan lain yang disetujui. Acuan ini digunakan untuk permukaan yang tidak
"exposed". Acuan ini tidak dapat digunakan lebih dari 5 kali.
Bahan bangunan lain untuk acuan dan pelaksanaannya akan menjadi
tanggung jawab Kontraktor, yang harus mendapat persetujuan Direksi.
Klem untuk acuan harus dari produksi pabrik yang dikenal dan batang
baja pengikat yang kwalitasnya memadai. Kawat pengikat dan pipa PVC atau
pipa plastik tidak diijinkan untuk digunakan.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-43
dengan sambungan-sambungan dan harus dibuat kedap air dimana perlu
untuk mencegat keluarnya adukan.
Demikian pula perlengkapan-perlengkapan (alat-alat lain untuk membuat
lubang, kantong, alur-alur dan lain-lain) harus ditempatkan pada acuan
sebelum beton yang basah mencapai tempatnya.
Bagian dalam dari acuan harus dibuat atau dikerjakan sedemikian rupa
sehingga mengurangi melekatnya beton.
Jika dipakai minyak atau bahan-bahan serupa, maka harus diusahakan agar
tidak mengenai tulangan. Jika tidak mempergunakan kayu yang telah
direndam air, maka acuan harus dibasahi seluruhnya sebelum dimulai
pengecoran.
Sebelum pengecoran beton dimulai, semua acuan harus disemprot dengan
udara sampai bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran, serutan-serutan,
kotoran-kotoran gergaji dan sampah-sampah lain dan semua acuan harus
diperiksa dan disetujui oleh Direksi, sebelum beton dicor.
Udara yang dipompakan harus bebas dari minyak atau apa saja dan harus
diyakinkan kemurniannya dalam kehadiran Direksi sebelum pelaksanaan
pengecoran.
Acuan tidak boleh dibuka tanpa persetujuan Direksi, tapi ijin ini tidak berarti
bahwa Kontraktor dibebaskan dari tanggung jawab terhadap kekuatan dan
keamanan konstruksi.
Pembukaan acuan harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk menghindarkan
kerusakan pada beton. Sebelum penyangga acuan dilepas beton akan
diperiksa dengan membuka acuan sisi atau dengan salah satu cara lain seperti
yang diminta oleh Direksi. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa beton
telah mengeras.
Acuan-acuan yang tidak menahan beban, dapat dibuka setelah 24 jam, asal
betonnya sudah cukup kuat dan tidak rusak dan persiapan-persiapan yang
telah cukup telah dilakukan untuk pengeringan. Acuan-acuan yang menahan
beban dapat dibuka jika contoh beton yang dikeringkan ditempat pekerjaan
dalam keadaan yang sama dengan keadaan sebenarnya, mempunyai
kekuatan yang cukup untuk menahan beban yang harus dipikul selama atau
setelah acuan dibongkar dan bila Direksi telah menganggap bahwa syarat-
syarat yang diminta yang dinyatakan dalam pasal-pasal yang berhubungan
dengan ini telah dipenuhi.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-44
Pembukaan acuan dan konstruksi pembantunya harus dilaksanakan bertahap
tanpa menimbulkan gangguan pada beton. Pelaksanaannya harus diawasi
oleh Pengawas (Supervisor) yang kompeten.
Beton yang memikul beban dianggap sudah cukup kuat sehingga acuannya
dapat dibuka ialah bila contoh beton yang dibuat dari beton yang dimaksud
dan dikeringkan ditempat pekerjaan, telah mencapai kekuatan tekan hancur
yang besarnya lebih besar dari setengah kekuatan beton rencana 28 hari.
Waktu untuk pembukaan acuan yang diberikan dalam tabel dibawah ini
adalah waktu minimum yang diperlukan untuk beberapa kasus, tapi harus
diingat bahwa tabel ini hanya diberikan sebagai gambaran saja, sedangkan
waktu pembukaan acuan yang dibutuhkan, dapat berbeda-beda tergantung
dari keadaan cuaca dan lain-lain.
Konstruksi beton tidak boleh diberi beban atau tekanan sebelum mendapat ijin
dari Direksi.
Pekerjaan akan diperiksa oleh Direksi setelah acuan dibuka dan sebelum
dilakukan perbaikan-perbaikan atas pekeraan tersebut.
Toleransi yang diijinkan untuk pekeraan yang rata tidak boleh melebihi batas-
batas yang disebut dalam tabel. Meskipun didalam tabel dinyatakan batas-
batas toleransi secara terperinci lebih diutamakan penggunaan toleransi yang
dinyatakan secara khusus didalam gambar. Jika perlu Direksi dapat
memaksakan pemakaian toleransi yang lebih kecil.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-45
Jika menurut pandangan Direksi acuan pecah berlubang, bengkok, menekuk,
tidak rata atau rusak sehingga dapat merusak penampilan beton atau merusak
kekokohan atau lurusnya acuan, maka acuan ini akan ditolak.
(ujung ke ujung)
(patok ukur)
4.3. PENULANGAN
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-46
- Tulangan baja dia ≤ Ø 12 mm menggunakan tulangan polos BJTP 24 acuan
regulasi SNI-07-2052-2002 baja Tulangan Beton
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 4-47
BAB 5
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN JALAN LINGKUNGAN
a. Semua lapisan yang direncanakan sebagai Sub Grade harus dipadatkan dengan
menggunakan Vibrator dan Roller, dan dengan kepadatan tertentu sesuai
spesifikasi dan peraturan-peraturan yang berlaku.
b. Semua bahan-bahan bongkar, hasil pembersih, pengupasan Top Soil harus diatur
sedemikian rupa sesuai dengan petunjuk Direksi. Bekas tanaman-tanaman serta
tonggak-tonggak harus dikeluarkan dari lokasi dengan ijin Direksi.
a. Setelah pemadatan lapisan Sub Grade selesai, maka hamparan sirtu sebagai
lapisan dasar boleh dimulai dengan menggunakan mesin gilas roda besi (Stoom
Wals) dengan berat minimum 6 ton untuk pemadatannya.
d. Setelah pekerjaan ini selesai dan telah disetujui oleh Direksi, maka pekerjaan
selanjutnya dapat dilaksanakan.
a. Setelah pemadatan hamparan sirtu selesai, maka pemasangan batu dasar dapat
dilaksanakan.
b. Susunlah satu persatu batu dasar yang ukurannya 20 cm dimana bagian yang
terlebar diletakkan pada bagian bawah dan kedudukan dua batu yang
berdekatan diatur sedemikian rupa sehingga batu tersebut mempunyai rongga
sekecil mungkin.
c. Setelah batu-batu dasar tersebut dipasang, maka pada rongga antra batu diisi
dengan batu kecil yang bersifat sebagai pasak.
d. Kemudian batu-batu dasar tadi digilas dengan mesin gilas roda besi (Stoom Wals)
dengan berat 6 ton sampai batu-batu dasar dan pasak terikat satu sama lain.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 5-1
e. Setelah penggilasan selesai, hampar batu pengunci dimana fungsinya untuk
mendapatkan kepadatan yang lebih baik.
f. Di atas batu pengunci diberi air secukupnya (jumlah air tidak boleh terlalu banyak
sehingga menyebabkan lapisan dibawahnya menjadi lunak), gunanya untuk
mengangkut sisa-sisa agregat yang halus ke dalam rongga-rongga sempit antara
batu belah kemudian digilas sampai padat.
g. Diusahakan batu-batu tidak pecah pada waktu digilas, dan apabila terjadi hal
yang demikian maka penggilasan segera dihentikan.
i. Setelah pekerjaan ini selesai dan telah disetujui oleh Direksi, maka pekerjaan
selanjutnya boleh dimulai.
a. Pekerjaan hamparan batu pecah tersebut terdiri dari tiga lapis, yaitu lapisan
pertama tebal 7 cm (ukuran batu 5-7 cm), lapisan kedua 5 cm (ukuran batu 3-5
cm), dan lapisan ketiga tebal 3 cm (ukuran batu 1-3 cm).
b. Hamparan batu pecah lapisan pertama dilaksanakan setelah pekerjaan
hamparan batu belah tebal 20 cm padat selesai dikerjakan dan hamparan batu
pecah lapisan kedua dilaksanakan setelah hamparan batu pecah lapisan
pertama selesai dikerjakan. Sedangkan hamparan batu pecah lapisan ketiga
dilaksanakan setelah pengaspalan lapisan yang kuat dan mantap.
c. Bahan hamparan batu pecah harus bebas dari kotoran, bahan organik dan
bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki serta harus sedemikian rupa sehingga
memberikan lapisan yang kuat dan mantap.
d. Bahan hamparan batu pecah harus dihampar dan dipadatkan sedemikian rupa
sehingga dengan alat-alat yang tersedia dapat dicapai kepadatan seperti yang
disyaratkan.
Apabila diperlukan pemadatan lebih dari satu lapis, penghamparan lapis
selanjutnya dilaksanakan setelah lapis terdahulu selesai dipadatkan dan dibentuk.
Penghamparan bahan harus dimulai dari tempat yang ditunjuk oleh Direksi dan
harus menggunakan alat yang dapat memberikan hasil penghamparan yang
seragam. Penempatan bahan yang akan dihampar harus dengan jumlah dan
jarak yang tepat agar bila dilakukan perataan dan pemadatan dapat mencapai
tebal yang sesuai dengan persyaratan dalam gambar rencana. Apabila
dilakukan pembongkaran lapisan pada suatu tempat yang telah selesai
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 5-2
dipadatkan, pembongkaran tersebut harus dilakukan pada seluruh lebar dan
tebal lapisan agar tidak menimbulkan kepadatan yang tidak seragam.
e. Setelah selesai penghamparan dan perataan, lapisan harus segera dipadatkan ke
seluruh lebar hamparan dengan menggunakan mesin gilas besi atau mesin gilas
roda karet atau mesin gilas yang disetujui Direksi. Pada bagian yang lurus
pemadatan dilakukan mulai dari tepi hamparan, bergeser ke bagian sejajar
dengan sumbu jalan dan diusahakan berlangsung terus menerus tanpa berhenti
sampai seluruh permukaan selesai terpadatkan secara merata.
Pada tepi-tepi kerb, dinding-dinding dan tempat-tempat lain yang tidak bisa
dicapai dengan mesin gilas, pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat
yang tepat. Lapisan harus dipadatkan dan diratakan sehingga dicapai
permukaan yang sesuai dengan persyaratan dalam gambar rencana.
5.5. PENGASPALAN
a. Pekerjaan pengaspalan terdiri dari dua lapis yaitu lapisan pertama 5 kg/m² tanpa
pasir dan lapisan kedua 5 kg/m² dengan pasir.
b. Pengaspalan lapisan pertama dilaksanakan setelah pekerjaan hamparan batu
pecah lapisan kedua selesai dikerjakan.
c. Pekerjaan pengaspalan terdiri dari pekerjaan-pekerjaan membersihkan
permukaan lapisan hamparan batu pecah yang selesai dikerjakan dan
memberikan bahan penabur (debu batu dan pasir bersih).
Peralatan yang akan digunakan harus baik dan sesuai, agar dapat melaksanakan
pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya termasuk mesin gilas, mesin
penyapu/blower, alat penyiram air, alat penyemprot aspal, alat untuk
memanaskan aspal dan alat bantu lainnya.
Dianjurkan untuk memakai mesin penyemprot aspal (Asphalt Sprayer) yang dapat
mengukur penyemprotan aspal per meter persegi dan mengukur temperatur
aspal. Jenis dan persetujuan serta cara kerja harus berdasarkan petunjuk dan
persetujuan Direksi.
d. Penetapan tentang banyaknya aspal yang harus dipergunakan per meter persegi
menurut gambar rencana hendaknya ditafsirkan sebagai perkiraan minimum.
Di tempat-tempat dimana oleh Direksi dipandang perlu harus ditambah sesuai
dengan petunjuknya.
e. Sebelum aspal menyerap masuk kedalam permukaan yang akan dilapis menjadi
kering atau apabila Direksi berpendapat masih akan melekat pada roda-roda
lalu lintas, maka jalan tersebut belum boleh dibuka untuk lalu lintas. Apabila
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 5-3
secepatnya akan digunakan untuk lalu lintas, paling sedikit setelah 4 jam terhitung
dari penyemprotan dan sesudah dihampar dengan bahan penutup (pasir kasar,
debu batu dan sebagainya) baru lalu lintas diijinkan melewatinya.
Bila satu jalur lalu lintas telah selesai dilapis paling tidak 20 cm lapisan aspal
tersebut harus disisakan atau bila telah dihampar dengan bahan penutup harus
diusahakan untuk menyingkirkan bahan-bahan tersebut selebar 20 cm, agar
dapat diadakan satu jalan yang saling menutup (over lapping) pada pengerjaan
aspal pada jalur lalu lintas sebelahnya.
Pemborong harus melindungi dan menjaga permukaan yang telah diberi lapis
resap pengikat selama kurang lebih 5 hari sebelum memberikan lapisan lain di
atasnya, kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Bagian-bagian yang tampak kurang
mencapai syarat yang ditentukan atau kurang bahan penabur harus segera
ditambahkan sesuai dengan petunjuk Direksi.
f. Sebelum pelapisan aspal dilaksanakan, permukaan lapisan atas harus dibersihkan
dari debu, kototan-kotoran, bahan-bahan organik dan bahan-bahan lainnya
yang dapat mengurangi mutu pekerjaan. Penyiraman aspal bisa dimulai setelah
Pelaksana membuktikan kepada Direksi bahwa alat penyiraman aspalnya bisa
menyiram aspal sebanyak yang disyaratkan selama pelaksanaan penyiraman
aspal berlangsung. Direksi akan memeriksa jumlah aspal yang disyaratkan. Selesai
penyiraman aspal (Priming), dihampar agregat untuk lapisan permukaan,
diratakan dan dipadatkan dengan alat pemadat Roller sampai mencapai
ketebalan yang disyaratkan dengan gambar rencana. Penyiraman aspal
berikutnya atau penetrasi dilakukan dengan diikuti oleh hamparan bahan
penutup seperti pasir atau debu batu.
Apabila Direksi berpendapat bahwa aspal yang disiram belum menyerap masuk ke
dalam lapisan agregat, maka kurang lebih 4 jam sesudah penyiraman barulah lalu
lintas diijinkan melewatinya.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 5-4
BAB 6
Setelah selesai seluruh pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan daerah kerja antara lain
membongkar konstruksi konstruksi penolong, perlengkapan perlengkapan pembantu,
bahan-bahan bekas tak terpakai sampai bersih seluruhnya sesuai petunjuk Direksi.
Sisa sisa bahan bangunan, peralatan dan bangunan yang dibeli dengan biaya dari
Proyek adalah menjadi milik Proyek/Pemberi Tugas.
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 6-1
Maluku...........
PANITIA LELANG
K E T U A
NIP :
DI SAHKAN:
NIP : NIP :
SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN Lanjutan Pembangunan Faspel Laut Gorom. Provinsi Maluku 6-2