Anda di halaman 1dari 23
Menimbang PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2019 TENTANG, PENGEMBANGAN TAMAN BUMI (GEOPARK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ‘a, bahwa kondisi geologi Indonesia yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonike mengakibatkan Indonesia memiliki Keragaman Geologi (geodiversity) yang bernilais %. bahwa Keragaman Geologi (Geodiversity)tersebut remiliki nilai Warisan Geologi (Geoheritage) yang terkait dengan Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity), serta dapat dimanfaatkan melalui Konsep pengembangan Taman Bumi (Geopark) yang berkelanjutan, utamanya dalam rangka pengembangan destinasi pariwisata; © bahwa dalam rangka pengembangan Taman Bumi (Geopark) melalui 3 (tiga) pillar meliputi konservasi dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan utamanya melalui pengembangan stor pariwisata, diperitkan tata kelola pengembengan ‘Taman Bumi (Geopark) yang dapat dijadikan pedoman bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 4. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana @imaksud dalam nurut a, hurut 6, dan furuf ¢, peru menctaplan Peraturan Presiden tentang Pengembangan ‘Taman Buri (Geopark); edule Mengingat Mengingat 1 asl ayat (1) Unang-Undang Dasar Negara Republic Indonesian Tahun 1948 ‘Undang-Undang Nome § Tahun 1990 tentang Konservast Sumber Daya Alam Hayat dan Bkosistemnya Lemberan Negara Republic Indonesn Tahun 1990. Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Homer ang} Undang-Undang Nonor § Tahun 1994 tentang Pengeuhan Unted Nations Convention on Bigical Diersty/KonvensPenerikatan Bangse-Rangsa mengena Keanckaragaman Hayat Lembaran NegiraRepuic Indonesia Tan 1996 Nomor 41, Tambaban Lembaran Nepara Republik Indoneia Nome 256}, UUndang-Undang Noor 41 Tahun 1999 tentang Kehwtanan (Lembaran Negara Republi Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tabahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888 ‘Undang:Undang Nonr 6 Tahun 2007 tentang Penataan Rang Lembaran Negra Republik indonesia Tahun 2007 omer 68, Tambahan Lembaran Negara Republic Indonesa Nomor 47254 UndangUndang Nonor 10 Tahun 2009 tentang eparvistaan (emnran Negara Republi Indonesia Tubun 2009 Nomer 11, Tamtahon Lembaran Negara Republic Indonesia Nomor 4966); Undang Undang Nonor 92 Tahun 2009 tentang Perindangan dan Pengelltan Linghangan Hidup (lembaran Negart Repl Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara. Republic ndenesa omer 5055) 8. Undangundang, 10. n, 12, Undang-Undang Nemor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaye (Lembaran Negara Repub Indonesia Thun 2010 Nomor 130, ‘Tanbahen Lembaran Negara Republi Indonesia Nomor 5168), Undang-Undang Nomor 23. Tahun 2014 tentang Pemerinahan Daerah (lembaran Negra Republi Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahea Learn Negara Republik ndnesa Nomor S887) sebgsmana tlh Giubah teberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (lembaran Negara Republik Indenesla Tahun 2018 Nomor 58, Tbahan Lembaran Negara Republic indonesia Nomor 56579} Peraturan Pemerinah Nomer 25 Tatun 2008 tentang Reneana Tatn Ruang Wily Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Taman Lembaran Heqara Repubik Indonesia Nomor 4843) sebagaimana telah dah dengan Peraturan Pemerinih Nomor 13 Tahun 2017 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan Lebar ‘Negara Republi adonesia Nomor 6042} Peratuan Pemerinah Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengeslaon Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (lembaran Negra Republi Indonesia Tahun 2011, Nomor $6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5217) bagsnunn et bah dengan Patan Reina None 18a 015 abn ‘pra Repu none unan 2015 Nor 9, Taran Lanta Nog epublica Nor 5709, Peraturan Pemernish Nomor SO Tahun 2011 tentang event nde enberginan Seva Nason Tahun 20102005 Genre Nee Reptile Ione Tahun 2011 Noor 125, Taran Lanta Nope epi inesi Naer hind 13, Peraturan ‘Meneiapkan & e 4 13, Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tjuan _Pembangunan. Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2017 Nomor 136); MEMUTUSKAN: PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGEMBANGAN TAMAN 'BUMI (GEOPARK) BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan’ 1, Taman Bumi (Geopark) yang selanjutnya disebut Geopark ‘adalah sebuah wilayah geografi cunggal atau gabungan, yang memiliki Situs Warisan Geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan Geologi (Geohertage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanckaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity), serta dikelola untuk kkeperluan konservasi, edukas, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan dengan ‘keterlibatan alti’ dari_masyarakat dan Pemerintah Daerah, sehingga dapat digunaksn untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap burl an lingleungan sekitarnya, 2. Keragaman Geologi (Geodiversty) adalah gambaran eunikan Komponen geologi seperti mineral, batuan, fos, struktur geologi, dan bentang alam yang menjadi keekayaan hakiki suatu daerah serta keberadaan, kekayaan “5. keekayaan penyebaran, dan Keadaarnya yang dapat ewakili proses evolisi geologi daerah tersebut. Warisan Geologi (Geoheritage) adalah Keragaman Geolog! GGeodiversity) yang memiliki ilal letih sebagai suatu warisan Karena menjadi rekaman yang pernah atau ‘sedan terjadi di bumi yang karena nilal Imiahnya tings, lengka, uni, dan indah, schingea dapat digunakan untuke leeperiuan penelitian dan pendidikan keburian. Situs Warisan Geologi (Geosite) adalah objek Warisan Geologi (Geohertage) dalam kawasan Geopark dengan citi kkhas tertentu baik individual maupun multiobjele dan rerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah cvrta evolusi pembentukan suatu daerah, Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) adalah Jeanekaragaman di antara mabluk hidup dari semua samber termasuk diantaranya, daratan, lautan, dan cckosistem akuatik Iain serta kompleks-kompleks ekologt yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, Keragaman Budaya (Cultural Diversity) adalah budaya masa lalu dan budaya masa kini, bak yang bersifat berwujud (tangible) maupun tidak berwajud (intangible Rengembangan Geopark adalah tata kelola Geopark guna memujudkan pelestarian Warisan Geologi (Geohertage), Keragaman Geologi (Geodiversty), Keanskaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity) yang dilakukan bersama-sama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan melalul vpaya konservasi, edukasi, dan pembangunan erekonomian masyarakat —secara__berkelanjutan. 8. Tujuan 10, nL. 12, 13, 14, ‘juan Fembangunan —Berkclanjutan/ Sustainable evelopment Goals (00's) ada dokumen yang memunt tujuan dan sasaran global tahun 2016 sampai tahun 2020 Pemeritah Pusat adalah Presiden. Republik Indonesia yang memegang kekunssan penerntanan negara Repl Indonesia yang dibant oleh Wali! Presiden dan mente sebagaimana dimakaud dalan Undang-Undang Dastr Negara Republi Indonesia Taba 1945 Pemerintah Daerah edalah kepala derah sebagal ner penyelenggra Peneriniahan ‘Daerah yang memimgin pelaksanean writen pemtiniahan yang, mend ewenangan deere ston Pemanglea Kepentingan adelah orang. persorangan, Nelompok manyarsat/masyarakat ada, lade organiasi protal/imiah, ccsan/Gunia he, sndia massa, lembaga swadaya masyarakat, dan mira pembangunan ininya yang teat dengan peogemiangan oper. Komite National Geopark voordinas, sine, dan sion Psat, Penerintuh Daerah ean Pemang Kepensngsn dalam rang penetpen tehjakan dan pengembanean Geopark LUNESCO Global Geopark alah Geopark yang telah ‘memperolch penetapan dai Badan kek UNESCO, Pengella Geopar adalah lmbagn ta organises! yang ditetapkan oleh Pemerntdh Daerah untule melaukan pengellaan sustu Geopark, dengan susunenMeanggpaan dapat beraeel dan} unmur Pemerntah — Past, Pemerintah Daerah, dan Penang Kepentinga, dengan dengan tidak mengean kebertdaan lembaga at CEC ibentk oh Pemerntah Pusat dan Femerntth Dera scnus engin Keenan prturan prundang-undengen BABI -MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Peraturan Presiden ini dimaksudiaan untuk menjadi pedoman ‘bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pemangku Kepentingan dalam melaksakan Pengembangan Geopark. Pasal 3 Peraturan Presiden ini bertujuan untuk melakukan tata kelola Pengembangan Geopark guna mewajudkan pelestarian, Warisan Geologi (Geoheritage, Keanckaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity yang dlilakukan bersama-sama antara Pemeriniah Pusat, Pemerintah, Dserah, dan Pemangksi Kepentingan melalui 3 (ge) pilar cedukasi, dan pembangunan perekonomian bagi masyarakat secara berkelanjutan, ‘meliputi upaya konservas BABU PENGEMBANGAN GEOPARK ‘agian Kesatu ‘Umum Pasal 4 (0) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mengembangkan Geopark—sesuai_-— dengan kewenangannya, (2) Dalam, (2) Dalam pelakaonann Pengembangan Geopor,Pemerstah Fmt dan Pemeriiah Daerah melbatkan Pemarge pening (6) Pengembangan Geopoxk utamanya akan nih pengembangnn detinas privat Pasal 5 Pengembangan Geopark dilakukan melalui tahapan: ‘a, penetapan Warisan Geologi (Geoheritage}; b.perencanaan Geopark; fe penetapan status Geopark; dan 4, pengelolaan Geopark. agian Kedua Penetapan Warisan Geologi (Geoheritage) Pasal 6 (2) Menteri yang tugas dan fungsinya menyelenggarakan usumis peicintahan di Bidang geologi menctaplean Warisan Geologi (Geoheritage). (2) Warisan Geologi (Geoheritage) sebagaimana dimassud pada ayat (1) dapat digunakan sebagai dasar ‘pengembangan Geopark. Baglan Ketiga Perencanaan Geoparke Pasal 7 (Q) Pemerintah Daerah melakukan perencanaan Geopark bberdasarkan Warisan Geologi (Geoheritage) sebagaimana, dimaksud dalam Pasal 6. (@) Dalam melakukan perencanaan Geopark sebegaimana dimaksud pada ayat (I), Pemerintah Daerah melibatkan. Pemerintah Pusat dan Pemangku Kepentingan. Pasal 8 a) 2 a Pasal 8 Perercansan Geopark dilakukan melalui penyusunan rencana induk Geoperk oleh Pemerintah Daerah. Rencana indwke Geopark sebagaimana dimaksud pada fayat i), paling sedikit memuat a. inventarisasi, identifikasi, dan analisis Keterkaitan fanara sumber daya Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity, Keanekaragaman Hayati (Biodiversity, dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity ». analisis terkait aspek Kingkungan hidup, sosial budaya, paciwisata, pendidikan, peneitian, dan pengembangan itm pengetabuan, serta pembangunan perekonomian smesyarakat; . penetapan tema Geoparks 4. penentuan batas atau delinias! kawasen; fe informasi mengenai status Iahan mengacu rencana tata ruang wilayah sesuai dengan ketentuan peraturan penundang-undangan f. program konservasi Warisan Geologi (Geohertage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hyatt Biodiversity), dan Kerageman Budaya (Cultural Diversity program pengembangan pendidikan, penelitan, dan ‘pengembangan ilmu pengetahuan; hh. program pembangunan perckonomian masyarakat sesara berkelanjutan berbasis ekonomi kreatif 4. program pelestarian sosial budaya; |i pengembangan destinasi pariwisata; fnventarisasi kebutuhan amenitas dan infrastruktur pendukungs 1. penyediaan a w 10. 1. penyediaan informasi Keberadaan Geopark (visibility Geopark), antara lain, pusat informasi, sistem informasi terpadu, dan museum Geopark; m, pengembengan kelembagaan Geopark—meliputl struktur pengelola dan manajemen pengelolaan; 1. program promosi nila iimiah Gespark untuk kegiatan pariwisats, pendidikan dan penelitian, serta pengembangan ilmu pengetahuan, (0. program pengembangan kerja scma dan peran aktif Pengelola Geopark dalam jaringan kemitraan Geopark rnasional, regional, dan global; P. pentshapan pembangunan; 4q. rencana pembiayaan; dan laporan secara berkala, Penyusunan reneana indulk Gropark sebagalmana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksenakan dengan mengintegrasikan TujuanPembangunan Rerkelanjutan (Sustainable Development Goals/ SDO's, Bagian Keempat Penetapan Status Geopark Pasal 9 Suatu Kawasan dapat ditetapkan menjadi Geopark epabila smemenuhi kriteria telah ditetapkan sebagai Warisan Geologi (Geoheritage) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6; Imemiliki Warisan Geologi (Geoheritage) yang terkait dengan Keragaman —Geolegi_-—_(Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman ‘Budaya (Cultural Diversity; memiliki Pengelola Geopark; dan ‘memiliki reneana induke Geopark sebagaimana dimaksud dalam Pasal . 5 on Pasal 10 Geopark ditetapkan berdasarian tingkatan status yang teri tas: a. Geopark Nasional; dan b. UNESCO Global Geopark. Pasal 11 (2) Geopark Nasional ditetapkan oleh Menteri yang tugas dan fungsinya menyelenggarakan urusen pemerintaban i bidang goologl berdasarkean usulan dari Pengelola Geopark melalui Gubernur sesuai kewenangannya (2) Dalam hal wilayah Geopark meliput 2 (dua) provins! atau lebih, usulan Pengelola Geopark ilakukan mela ‘kesepakatan para Gubernur di wilayzh Geopark. (@) Usulan penctapan Geopark sebagaimana dimakeud pada ayat (2), diajukan oleh Pengelola Geqpark setelah terlebih Gahulu-mendapat rekomendasi deri Komite Nasional Geopark Indonesia (4) Penetapan Geopark Nasional waiib memenubi syarat ‘8, memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam, Pasal 9; b. Pengelola Geopark dalam mengelola Geopark telah ‘menunjukiean upaya melaksanakan rencana induke Geopark sebagnimana dimaksud dalam Pasal 8 paling singkat 6 enam) bulan sejak dibentuk; menyusuin proposal pengusulan Geopark Nasional; ‘memenuhi pedoman teknis pengembangan Geopark: Nasional; e.mendapatkan rekomendasi deri Gubernur sesual ‘ewenangannya; dan { mendapatkan rekomendasi dari Komite Nasional Geopark Indonesia, Pasal 12. 12. Pasal 12 (0) Geopark Nasional dapat ditingkatkan statusnya menjadi UNESCO Global Geopark. 1) Peningkatan status Geopark Nasional menjadi UNESCO Global Geopark sebagaimana dimaksud pade ayat (1) iusulkan oleh Pengelola Geopark kepada Sekretariat UNESCO melalui Komite Nasional Geopark Indoresia (2) Usulan Pengelola Geopark sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dajukan oleh Pengelola Geopark setelah terlebih ddahulu. mendapatkan rekomendasi dari Gubermur sesuai kewenangannya, (4) Usulan Pengelola Geopark sebagaimana dimaksud pada fayat (2) disampaikan olch Komite Nasiona Geopark Indonesia kepada Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (6) Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan olch Kemisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepeda Kantor Perwakilan ‘Tetap Republik Indonesia di UNBSCO Paris untuk dteruskan kepada Sekretariat UNESCO guna ‘mendapatkan penetapan sebagai UNESCO Global Geapark. Usulan Geopark Nasional untuk menjadi UNESCO Global Geopark walib memenuhi syarat fa. telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional paling singkat 1 (satu) tahun; , Pengelola Geopark dalam —mengelolaGeopark menunjulkkan upaya melaksanaken rencana_ induk Geopark sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 paling singlet 1 (satu) tahun sejake dibental; ‘c. menyasun proposal pengusulan untuk menjadi UNESCO Global Geopark; 44, memenuihi pedoman teknis pengembangan UNESCO (Global Geopark, 6) . mendapatkan mendapatian rkomendas pengluan sega! UNESCO (ibe Genprk art Gubern sron kewenngh {. menapatianrekomendasi pengajuan sebagai UNESCO Gal Geopark dari Konite Nasional Geopark Indonesia agian Kelima, Pengelolaan Geopark Pasal 13 (1) Dalam rangka pengembangan Geopark, Pemerintah Dacrah menetapkan Pengelola Geopark. (2). Pengelola Geopark ditetapkan oleh: ‘a, Bupati/Wali Kota, apabila kawasan Geopark berada di satu wilayah Kabupaten /kota; atau b.Gubernur, apabila kawasan Geopark berada di wilayah lintas kabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi (@) Dalam hal kawasan Geopark berada di wilaysh lintas provinsi, Pengelola Geopark ditetapkan berdasarkan esepakatan antar Gubernur terkait. Pasal 14 Pengelolaan Geopark harus memperhatikan aspek: ‘4, peilindungan dan pelestarian terhadap Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi_ (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity, dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity), b, Keterkaitan antara Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity) sebagai satu kesatuan utuh sumber daya; dan & rencana indule Geopark sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Pasal 15 a ot Pasal 15 Pengelolaan Geopark dilakuikan oleh Pengelola Geopark ‘melalui kegiatan, antara lain: fa. penataan dan pemeliharaan lingkungan Geopark sesuai sebaran Situs Geologi (Geosite) dengan melibatkan para ali, antara lain di bidang geologi, biologi, lingkungan ‘hidup, sosial budaya, dan pariwisata; b. pemanfaatan Situs Geologi (Geosite, Warisan Geologi (Geoheritage|, Keragaman Geologi__(Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity) secara berkelanjutan; ‘6. pembangunan sistem pengawasan dan pergamanan Situs Geologi (Geositel, Warisan Geologi (Geoheritage), ‘Keragaman Geologi (Geodiversity, Keanekaragaman Hayat (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity); 4. pelaksanaan program konservasi Werisan Geologi (Geoheritagel, Keragaman Geologi_(Geodiversiy), Keanekarsgaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity); ‘¢. pengembangan pendidikan dan peneitian, serta ‘pengembangan ilmu pengetahuan; £ pembangunan perekonomian masyarakat _berbat ekonomi kreatit; 4 pelestarian sosial budasya; 1h, pengembangan destinasi pariwisata; i. pembangunan Kebutuhan amenitas daz infrastruktur pendulung pariwisata; |. penyediaan informasi keberadaan Geopark (visibility Geopark), antara lain, pusat informasi, sistem informasi, terpadu, dan museum Geopark; 1k. pengembangan kelembagaan Geopark—_meliputh engembangan sumber daya manusia, straktur pengelola, ‘dan manajemen pengelolaan; 1. promosi @ 1 promos nil nial Geopark unc kegiatan paiva, Pendidikan dan peneliian, seria pengembangan imi pengetahuan; mmpengembangan kerja sama dan peran alti Pengelia Geopark dalam jringan kemtrean Geopark Naso regional dan ba: dan n penjmnea aporin sera ber Dal al dh Geopark tedapat Kawasan hutan negara pengellaan Geopark ecbagaimans dinakand pada aya (1), lalcakan sesusi dengan ketentuan peraturan perundang- ‘undangan di bidang kehutanan. BaBIV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 16 (1) Menteri/kepala lembaga terkcit, Gubernur, dan Bupati/Wali Kota melaksanakan pembinaan dan. pengawasan dalam rangka pengembangan Geopark ‘sesuai dengan kewenangannya. (@) Komite Nasional Geopark Indonesia _-membantu menteri/kepala lembaga terlait, Gubernur, dan Bupati/Wali Kota dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan pengembangan Geoperk (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap _pelaksanaan Pengembangan Geopark dan pemanfaatan pendansan Geopark (4) Pembinaan dilaksanakan melalu; sosialisasi, advokasi bimbingan teknis, pelatihan, promosi, dan penguatan Jejaring Geopar. (5) Pengawasan dilaksenakan melelui pemantauan dan. cevaluasi terhadap pengembangan Geopark. Bab V.. -16- BABY KOMITE NASIONAL GEOPARK INDONESIA Bagian Kesatt Umum Pasal 17 (1) Pengembangan Geopark dilakukan melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangennya, serta Pemangu Kepentingan untuk penetapan kebijakan dan Pengembangan Geopark. (2) Dalam rangka koordinasi, sinergi, dan sinkronisast sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk Komite ‘Nasional Geopark Indonesia. (@) Komite Nasional Geopark Indonesia sebagimana dimakesud pada ayat 2) bersifat ad hoe. agian Kedua ‘Tugas dan Pungst Pasal 18 (0) Komite Nasional Geopark Indonesia bertugas melakukan oordinasi, sinergi, dan sinkronisasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai_ dengan kewenangannya, serta Pemangku Kepentingan dalam rangka penetapan Kebijakan dan Pengemizangan, Geopark. (@) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada, fayat (1), Komite Nasional Geopark Indonesia relalcsanakan fangs a, mengoordinasikan, menyinergikan, dan. menyinkronkan penetapan—Kebijakan dan. Pengembangan Geopark: », mengoordinasikan rmengoordinasitan ducungan Pemerintah Pusat dan emerintah Daerah dalam menjamin Pengembangan Geopark, mvlakukan pendampingan kepada Pemerintah Daerah dalam penyuninan dan pelaksanaar rencana inde Ceoparksebagaimana dial dla Pal 8; nlaukan pendampingan kepada Fengslola Geopark dalam range melalukan Kegatn peng Geopark sebagaimana dimakd dala Pal 15; rmengoordinasikan penyusunan pedoman plaksanaan Pengembangan Geopark { merekomendasikan penctapan satus Geopare axons; rrekomendaskan pengusulan peringhatan status Geopark Nasional menjadi UNESCO Global Geopars rengajukan pengusulan peningkatan status Genpark Nasional menjadi UNESCO lobat copa berdasarkanusulan Pengella Geoprk mela Komi Nasional Indonesia Kementerian Pendidikan dan Kebadayaan kepada Kantor Pewallan Tetap Republik Indonesia i UNESCC Paris unk deruskan kepada Selretariat UNESCO guna rmendapat penctapan menjadi UNESCO Global ropa, tmengomunitastan basil pengustian peningkatan status Geopark Nasional menjadi UNESCO Globt CGeopar kepada Pengssia Gear: mela Gabernr secara bad, trnaparan, dan aunt; ‘melakukan Koordinasi dengan jarngan kemitraan Geopark Nasional, Regional dan Global dalam ‘penetapan Kebijakan dan Pengembangan Geopark; membants melaksanakan —pembinaan dan. pengawasan Pengembangan Geopark; 1. mengadskan, a) @ “18 1. mengadakan Rapat Koordinasi Nasional Geopark paling singkat 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun ataw sewale-waku apabila dipestukan; dan ‘m.menerbitkan laporan Komite Nasional Geopark Indonesia paling singkat 1 (satu) tabun sekall atau sewalcu-waktu apabila diperlukan, Bagian Ketiga Struktur Organisasi Pasal 19 Susunan Komite Nasional Geopark Indonesia terdiriatas a. Dewan Pengarah; b. Dewan Pakar; dan fc. TimPelatcesna. Dewan Fengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ‘buruf a teri atas: Kerns, Menteri Koordinator Bidang. ‘meranglap anggota—-Kemaritiman Sekretaris Menteri Perencanaan rmerangkap Anggota _Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Waki! Ketua 1 Menteri Koordinator Bilang, ‘meranglap anggota -_Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ‘Wakil Ketua Il Menteri Koordinator Bidang meranglap anggota _Perekonomian Ketua Haran I Menteri Energi dan Sumber meranghap anggota Daya Mineral Ketua Harlan Il: Menteri Pariwisata ‘meranghap Anggota Anggota °% “ 6 Anggota 1 Mente Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Menteri Liar Negeri: Menteri Dalam Negeri: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; 5. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinga: 6. Menteri Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat; -Mentesi Perhubungan: Mente:i Kelautan dan Perikanan; 9. Mente:i Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional 10, Sekretaris Kabinet; 11. Kepate Lembaga lm engetahuan Indonesia; dan 12. Kepala Badan Ekonomi ereati Dewan Pakar sebagaimana dimakesud pada ayat (1) huruf b terdiriatas unsur akademisi, pros, dan peneliti yang, terlibat dalam penctapan kebijakan dan pengembangan Geopark. ‘im Pelaksana yang dimalesud pada ayat (1) huruf¢ teedir ‘tas unsur Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pemangleu Kepentingan, ‘Tim Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (¢) di dukung oleh Sekretariat yang secara_exoffico Jksanakan oleh salah satu unit kerja di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, (6) Menteri -20- (6) Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman selaku Ketua pal Geopark Indonesia menetapkan lebih lanjut ketentuan mengensi Dewan Pengarah Komite Nas 8. mekanisme dan tata kerja Dewan Pengarah; », susunan Keanggotaan, mekanisme, dan tata kerja Dewan Pakar; ©. struktur organisasi, mekanisme, dan tata kerja Tim Pelakcsana; dan 4. struktur organisasi, mekanisme, dan tata kerja Sekretariat Tim Pelaksana. Pasal 20 Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Nasional Geopark Indonesia berkoordinasi dengan Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ‘dan Kementerian Luar Negeri untuk pengembangan UNESCO Global Geopark. BABVL RENCANA AKSI PENGEMBANGAN GEOPARK INDONESIA Pasal 21 (Q) Dalam rangka pelaksanaan Pengembangan Geopark secara berkelanjutan ditetapkan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Geopark Indonesia dengan ‘mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals (SDGs), untuk jangka wat § ima) tahun, (2). Rencana Aksi Nasional Pengembangan Geopark Indonesia menjadi pedoman bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Dacre, dan Pemanglea Kepentingan dalam pelakceanaan Pengembangan Geopark — (0) Rencana, era (9) Rencana Aksi Nasional Pengembangan Geopark Indonesia ditetapkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Ne Ni (@) Dalam menyusun Rencana Aksi Nasional Pengembangan Geopark Indonesia, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional melibetkan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Pemangkeu Kepentingan. (5) Pemerintah Pusal, Pemerintah Daerah, dan Pemangku. Kepentingan waiib melaksanakan Reneana Aksi Nasional Pengembangen Geopark Indones ‘pengembangan Geopark sesuai dengan kewenangannya, jonal/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan onal. guna mendukung Pasal 22 ‘Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman selaiu Ketua Dewan, Pengarah Komite Nasional Geepark Indonesia melaporkan pelaksanaan tugas Komite Nasional Geopark Indonesia kepada Presiden setiap 1 (satu) tahun sekali stu sewaktu-waktu, ia diperlukan. BAB VII PENDANAAN| Pasal 23 Pendanaan pengembangan Geopark bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan Ketentuan peraturan perundang-undangan, BAB VII... 22. BAB VIL KBTENTUAN LAIN Pasal 24 (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman teknis pengembangan Geopark diatur oleh Menteri yang menyelenggarain urusan pemerintahan di bidang geologi ‘dan mente terkait sesuai bidang tugas dan fungsinya. (2) Dalam menyusun pedoman teknis pengembangan Geopark sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri ‘yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang geologi dan menteri terkait melibatkan Kementerian/ Lembaga terkait, Pemerintah Daerah, dan Pemangleu ‘Kepentingan serta Komite Nasional Geopark Indonesia. BABIX KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Kebijakan dan peraturan perundang-undangan mengenai Geopark yang telah ditetapkan scbelum berlakcunya Peraturan, Presiden ini, dinyatakan tetap berlaku, sepanjang belum liubah atau diganti sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden ini, Pasal 26 Peraturan Presiden ini mula berlaku pada tanggal diundangkan. ear & Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan_ ‘pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya diam Lembaran Negara Republik Indonesia, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Januari 2019 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a JOKO WIODO ‘Diundangkan di Jakarta ‘pada tanggal 31 Januari 2019 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ta, YASONNA H. LAOLY LLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 22 ‘Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT SABINET RI

Anda mungkin juga menyukai