Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM I

DIFUSI DAN OSMOSIS

Kegiatan 1 ( Potensial Osmotik dan Potensial Air Jaringan)


A. Judul
Pengaruh Konsentrasi NaCl Terhadap Panjang dan Bobot Jaringan
B. Tujuan
Mengetahui tekanan osmosis jaringan dengan melihat pengaruh berbagai
konsentrasi NaCl terhadap panjang dan bobot kentang
C. Dasar Teori
Potensial osmotik merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya materi
yang terlarut. Atau dengan kata lain konstribusi dari potensial air pada zat terlarut
disebut dengan potensial osmotic, yang selalu bernilai negative. Di dalam suatu sel ,
potesial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan dan potensial osmotic.
Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi potensial air, sedangkan
potensial osmotic menunjukkan status larutan di dalam sel tersebut. Dengan
memasukkan suatu jaringan tumbuhan kedalam seri larutan yang telah diketahui
potensial airnya, maka potensial air jaringan tersebut dapat diketahui. Potensial
tekanan air dapat bernilai positi, negative bahkan nol. Tetapi secara umum nilai
potensial tekanan ini bernilai positif , karena setiap sel tumbuhan memiliki tekanan
turgor. Sukrosa berperan sebagai sumber energi, sumber karbon, pengatur stabilisasi
membran dan mengatur tekanan osmotik. Ni’mah et al. (2012) menambahkan
kombinasi konsentrasi sukrosa 40 g/L dan 5 ppm kinetin merupakan perlakuan yang
optimal untuk jumlah tunas dan jumlah nodus pada tanaman kentang.
Dehidrasi osmotic energi dan kualitasnya keuntungan terkait, adalah
mendapatkan popularitas sebagai langkah proses pelengkap dalam rantai pengolahan
makanan terintegrasi. Dehidrasi osmotik didasarkan pada prinsip ituketika bahan
seluler (seperti buah dan sayuran) berada direndam dalam larutan air hipertonik,
kekuatan pendoronguntuk pembuangan air diatur karena osmotik yang lebih tinggi
tekanan (atau aktivitas air yang lebih rendah) dari larutan hipertonik. Karena
membran yang bertanggung jawab atas transpor osmotik tidak selektif sempurna, zat
terlarut dari larutanberdifusi ke dalam produk, juga. Oleh karena itu, dehidrasi
osmotik dapat didefinisikan sebagai arus balik simultanproses transfer massal (Lenart
& Flink, 1984a; Torregiani,1993). Selain itu, pencucian produk memiliki zat terlarut
(gula, asam organik, mineral, vitamin, dll.) juga terjadi,yang secara kuantitatif dapat
diabaikan dibandingkan dengan yang pertamadua transfer, namun penting mengenai
produk akhir komposisi (Dixon & Jen, 1977).
Terlepas dari berbagai penelitian yang telah dilakukan tentang hal ini, masih
sulit untuk menetapkan jenderal aturan tentang variabel yang mempengaruhi
dehidrasi osmotik. Kehilangan air dan perolehan zat terlarut tergantung pada kondisi
operasi dan jenis jaringan seluler, serta pada formulir di dimana produk itu
diperlakukan sebelumnya. Di satu sisi, massa kecepatan transfer meningkat dengan
permukaan spesifik produk (Islam & Flink, 1982; Lerici, Pinnavaia, Dalla Rosa, &
Bartolucci, 985) dan untuk peningkatan suhu (Bongirwar & Sreenivasan, 1977;
Kaymak-Ertekin & Sultanog˘lu, 2000; Lenart & Flink, 1984b; Ponting, Walters,
Forrey, Jackson, & Stanley, 1966).
Di sisi lain, rasio kehilangan air untuk mendapatkan solid tergantung pada
kedua konsentrasi zat terlarut dan berat molekulnya. Dengan menggunakan sangat
terkonsentrasi solusi (60-70% berat), produk yang cukup besar penurunan berat badan
bisa dicapai seiring dengan kenaikan zat terlarut yang rendah (Conway, Castaigne,
Picard, & Voxan, 1983; Ertekin & C¸ akaloz, 1996; Hawkes & Flink, 1978; Islam &
Flink, 1982; Ponting et al., 1966). Sebaliknya, pada konsentrasi zat terlarut rendah
dalam larutan dehidrasi, perolehan zat terlarut oleh produk disukai (Raoult-Wack,
Guilbert, Le Maguer, & Andrios, 1991). Begitu juga dengan penggunaan zat terlarut
yang tinggi berat molekul lebih menyukai kehilangan air dengan mengorbankan
padatan mendapatkan..
Dehidrasi osmotik, proses pembuangan air yang digunakan untukkonsentrasi
makanan yang kaya air melalui pencelupan dalam larutan garam, gula, asam pekat,
dll. telah banyak digunakandipelajari sebagai metode yang mudah untuk
meningkatkan ekonomi proses dehidrasi [1-3] serta karakteristik nutrisi dan
organoleptik dari produk yang biasanya mengalami pengeringan lebih lanjut dengan
cara konvensional.
Larutan biner berair dari NaCl umumnya digunakan didehidrasi osmotik.
NaCl memiliki kapasitas pengurangan aktivitas air yang lebih tinggi dan
menyebabkan impregnasi yang cukup besar , tetapi memiliki kapasitas terbatas untuk
meningkatkan penurunan berat badan dan pengurangan kadar air.Larutan sukrosa,
bertentangan dengan larutan natrium klorida, memiliki kapasitas pengurangan kadar
air yang lebih tinggi. Secara umum jika berat molekul zat terlarut sedikit
meningkat,adalah mungkin untuk mengurangi kenaikan zat terlarut untuk kehilangan
air yang setara, yang menghasilkan penurunan berat badan yang lebih besar. Itu
kombinasi kedua zat terlarut dapat memberikan keuntungan.Kebutuhan kentang di
dalam negeri semakin meningkat. Upaya pemenuhan kentang, memerlukan adanya
pengembangan di dataran medium (300-700 mdpl). Di Indonesia ada beberapa
kentang dataran medium yang juga telah dikembangkan dan memiliki produksi yang
tinggi diantaranya adalah Kultivar Desiree, Cipanas, Aquilla, DTO-28 dan DTO-33
(Prasetyo dan Sastrahidayat, 2004; Prabaningrum et al., 2014; Aulia et al., 2014;
Rustianingsih 2000; Sari, 2015).
Dehidrasi osmosis dilakukan dengan merendam bahan pangan di dalam larutan
(garam, gula atau bahan lain) dengan tekanan osmosis lebih tinggi daripada tekanan
osmosis intraseluler bahan pangan tersebut. Akibatnya , air dalam bahan akan keluar
melitas membrane sel menuju larutan peredam itu (Yang dan maguer, 1992). sukrosa
juga berperan sebagai regulator osmotik. Penambahan sukrosa dengan konsentrasi
tinggi dalam medium kultur dapat menurunkan potensial osmotik media sehingga
nutrisi yang mengalir ke dalam jaringan tanaman berjalan lambat. Lambatnya aliran
nutrisi tersebut dapat menyebabkan penghambatan terhadap pertumbuhan kultur
(Roostika et al., 2017).
D. Masalah
Apakah terdapat pengaruh konsentrasi NaCl terhadap perubahan panjang dan
bobot kentang?
Jawab: Ya, Dengan adanya konsentrasi larutan NaCl panjang kentang bertambah
sedangakan bobotnya ada yang berkurang ada pula yang bertambah. Hal ini di
buktikan pada pemberian konsentrasi 0,15 M dan aquades bobot kentang malah
bertambah. Sedangkan konsentrasi NaCl 0, 20 M , 0,25 M , 0,30 M , 0,35 M , 0,40 M
, dan 0,45 M botot kentang berkurang.
E. Hipotesis
1. Apakah ketika Solanum tuberosum direndam dalam larutan NaCl akan
mengalami perubahan panjang dan bobotnya?
Jawab: Ya
2. Mengapa hal itu terjadi?
Jawab: Karena disebabkan oleh larutan NaCl yang ada di dalam silinder
keluar ke dalam lingkungan kentang melalui osmosis. Keluarnya air dari sel
kentang selama waktu perendaman menyebabkan sel-sel kentang berkerut
karena kekurangan air. Hal ini yeng menyebabkan berat akhir sel kentang
menjadi rendah.. Hal ini disebabkan oleh karena konsentrasi larutan NaCL
yang ada diluar menarik air yang ada di dalam sel kentang lebih banyak.
Sehingga Panjang dan Bobot kentang mengalami perubahan.
F. Variabel
1. Variabel Bebas : Konsentrasi larutan NaCl dan Aquades
2. Vriabel terikat : Pertambahan panjang dan berat kentang.
3. Variabel kontrol : Panjang dan berat awal potongan umbi kentang, Volume
larutan NaCl , dan waktu perendaman.
G. Definisi Operasional
1. Konsentrasi larutan NaCl dan Aquades termasuk dalam variabel bebas karena
dapat mempengaruhi perlakuan. Atau dapat mempengaruhi perubahan
panjang dan bobot umbi kentang.
2. Pertambahan panjang dan berat kentang termasuk dalam variabel terikat
karena panjang dan berat kentang dapat dipengaruhi oleh variabel bebas yakni
larutan NaCl dan Aquades.
3. Panjang dan berat awal potongan umbi kentang, Volume larutan NaCl , dan
waktu perendaman termasuk dalam variabel control karena variabel yang
dibuat sama agar tidak berpengaruh terhadap variabel bebas yang diujikan
H. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Pipa Stainles
2. Timbangan analitik
3. Silet
4. Mistar
5. Tabung Reaksi
6. Gelas Kimia
7. Botol Vial
8. Pipet tetes
9. Cawan Petri
b. Bahan
1. Tuber Solanum tuberosum
2. Aquadest
3. Larutan NaCl 0.15 M, 0.20 M, 0.25 M, 0.30 M, 0.35 M, 0.40 M, dan
0,45 M
I. Prosedur Kerja

Tuber Solanum tuberosum

Membuat larutan sukrosa 0,15 M, 0,20 M, 0,25 M, 0,30 M,


0,35 M, 0,40 M, dan 0,45 M

menyiapkan 8 botol vial. Botol vial 1-7 diisi dengan 10 ml


larutan NaCl dengan masing-masing kosentrasi tersebut di
atas dan botol vial ke 8 disisi dengan aquades 10 ml

Mengupas Umbi kentang kemudian menusuk dengan pipa


stainless sehingga akan didapatkan batangan kentang yang
berdiameter sama. Sebaiknya setiap batangan kentang
berasal dari satu umbi

Dengan menggunakan pisau silet, Memotong batang kentang


sepanjang 1 cm

Dengan cepat bilaslah irisan kentang dengan aquades dan


segera keringkan dengan kertas penghisap dan timbanglah

Dengan cepat bilaslah irisan kentang dengan aquades dan


segera keringkan dengan kertas penghisap dan timbanglah

Selanjutnya 1 irisan kentang dimasukkan ke dalam botol vial


dan rendam dengan larutan NaCl. Kerjakan langkah ini
untuk masing-masing kosentrasi larutan NaCl
Setelah irisan direndam dalam larutan NaCl selama 1 jam,
keluarkanlah irisan kentang dari botol vial lalu keringkan
dengan kertas penghisap sebentar dan ukurlah panjang irisan
kentang serta bobot basah irisan kentang tersebut
J. Hasil Pengamatan
1. Gambar hasil pengukuran

2. Tabel Hasil Pengamatan

Konsentras P0 P1 ∆P B0 B1 ∆B
i (CM) (CM) (CM) (g) (g)
(M)
0,15 1 1,1 0,1 0,45 0,46 -0,01
0,20 1 1,1 0,1 0,45 0,43 0,02
0,25 1 1,1 0,1 0,45 0,38 0,07
0,30 1 1,1 0,1 0,45 0,36 0,09
0,35 1 1,1 0,1 0,45 0,34 0,11
0,40 1 1,2 0,2 0,45 0,33 0,12
0,45 1 1,2 0,2 0,45 0,31 0,14
Aquades 1 1,4 0,4 0,45 0,53 -0,08

3. Grafik hasil pengamatan


1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 2 4 6 8 10 12

Berdasarkan gambar dan tabel hasil pengamatan , Pengamatan potensial air


pada jaringan tumbuhan dilakukan dengan menggunakan silinder umbi kentang yang
direndam di dalam larutan NaCl berbeda konsentrasi dan di dalam aquades selama 1
jam . Konsentrasi Larutan NaCl dibuat bervariasi yakni konsentrasi 0,15 M , 0,20 M ,
0.25 M, 0.30 M, 0.35 M, 0.40 M, dan 0,45 M untuk mengetahui apakah ada
perbedaan potensial air di dalam larutan tersebut, yang merupakan pemicu terjadinya
osmosis. Sedangkan aquades disini berfungsi sebagai kontrol. Dari gambaran
percobaan tersebut dapat dikatakan bahwa potensial air yang ada pada aquades dan
larutan NaCl lebih banyak dibanding potensial air yang ada pada silinder kentang.
Sehingga diasumsikan bahwa cairan dari luar sel kentanglah yang akan masuk ke
dalam sel silindris kentang. Menurut (Ismail, 2006). Osmosis merupakan difusi air
melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana air lebih banyak ke daerah
dengan air yang lebih sedikit . Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air
atau potensial air , yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat
melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas
daripada volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat
per unit jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut
potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan
konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari
daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia
lebih kecil.
Dilihat dari tabel, aquades dan larutan NaCl konsentrasi 0,15 M serta aquades,
nilai perubahan berat dan % perubahannya positif. Namun pada konsentrasi sukrosa
0,20 M , 0.25 M, 0.30 M, 0.35 M, 0.40 M, dan 0,45 M, nilainya negative.
sehingga dapat disimpulkan merupakan larutan hipertonis (kandungan solutenya lebih
tinggi dari pada sekelilingnya) (Listiana,2010). Nilai positif ini diperoleh dari berat
akhir kentang yang lebih besar dari berat awal kentang, akibat terjadinya penambahan
berat jaringan oleh air dari larutan NaCl. Pergerakan air dari larutan NaCl menuju sel
kentang menunjukkan bahwa konsentrasi air dalam larutan NaCl lebih tinggi
daripada dalam sel kentang. Dengan demikian larutan NaCl 0,15 M disebut larutan
hipotonis (larutan dengan kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain. Nilai
negative perubahan dan % perubahan berat akhir yang terjadi pada konsentrasi NaCl
0,20 M , 0.25 M, 0.30 M, 0.35 M, 0.40 M, dan 0,45 M 0,5 M – 0,9 M diperoleh dari
berat akhir kentang yang lebih kecil dari berat awalnya, akibat terjadi penyusutan
berat jaringan karena air keluar dari sel menuju larutan NaCl sehingga dapat
disimpulkan merupakan larutan hipertonis (kandungan solutenya lebih tinggi
daripada sekelilingnya.) menurut (Roostika et al., 2017) Penambahan NaCl dengan
konsentrasi tinggi dalam medium kultur dapat menurunkan potensial osmotik media
sehingga nutrisi yang mengalir ke dalam jaringan tanaman berjalan lambat.
Lambatnya aliran nutrisi tersebut dapat menyebabkan penghambatan terhadap
pertumbuhan kultur.
Pada praktikum kali ini tidak terdapat jaringan kentang yang tidak mengalami
penambahan maupun pengeluaran air atau tidak ada pergerakan molekul air karena
tidak ada gradient konsentrasi larutan yang memiliki konsentrasi sama dengan
konsentrasi larutan dalam sel disebut larutan isotonis.
Berdasarkan tabel hasil pengamatan terlihat bahwa berat awal dan berat akhir
dari silinder kentang yang telah direndam menunjukkan perbedaan yang sangat
signifkan. Perbedaan tersebut terlihat dari lebih besarnya berat silinder mula-mula
dibanding berat setelah perendaman. Hal ini menyebabkan perubahan berat yang
diperoleh adalah negative. Penurunan jumlah berat silinder kentang setelah
perendaman disebabkan oleh larutan NaCl yang ada di dalam silinder keluar ke dalam
lingkungan kentang melalui osmosis. Keluarnya air dari sel kentang selama waktu
perendaman menyebabkan sel-sel kentang berkerut karena kekurangan air. Hal ini
yeng menyebabkan berat akhir sel kentang menjadi rendah.. Hal ini disebabkan oleh
karena konsentrasi larutan NaCl yang ada diluar menarik air yang ada di dalam sel
kentang lebih banyak. Menurut Ni’mah et al. (2012) larutan NaCl berperan sebagai,
pengatur stabilisasi membran dan mengatur tekanan osmotik. Hal lain yang
menyebabkan adanya pebedaan data yang diperoleh dengan teori adalah lamanya
waktu perendaman, serta proses pengeringan yang tidak dilakukan dengan baik,
sehingga kentang yang seharusnya ditimbang dalam keadaan kering, masih tetap
mengandung air.
Dengan adanya pengurangan berat awal umbi kentang disebabkan karena
potensial air pada umbi kentang lebih tinggi dibandingkan dengan potensial air pada
larutan NaCl, sehingga air yang terjadi dalam kentang bergerak keluar, sehingga
ternyata pengurangan berat pada umbi kentang. Hal ini berarti sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa air bergerak dari potensial air tinggi kepotensial air yang
rendah. Perpindahan atau pergerakan molekul air dari potensial air yang tinggi
kepotensial air yang rendah disebut dengan osmosis.
Berdasarkan pengamatan perubahan panjang kentang semakin pekat konsentrasi
NaCl semakin berkurang panjang potongan kentang. Adanya perubahan panjang pada
kentang atau semakin berkurangnya panjang potongan silinder kentang disebabkan
karena potensial air potongan silinder kentang lebih tinggi dibandingkan dengan
potensial air larutan NaCl, sehingga air yang berada dalam potongan
silinder kentang bergerak keluar, dan mengakibatkan terjadinya perubahan panjang
potongan silinder kentang. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa air
bergerak dari potensial air (PA) tingi ke potensial air (PA) yang rendah. Berdasarkan
data yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin pekat larutan NaCl maka semakin
pendek potongan silinder kentang.

K. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi


konsentrasi larutan semakin panjang umbi kentang dan semakin tinggi konsentrasi
larutan maka semakin berkurang bobot kentang. Penurunan jumlah berat silinder
kentang setelah perendaman disebabkan oleh larutan NaCl yang ada di dalam silinder
keluar ke dalam lingkungan kentang melalui osmosis. Keluarnya air dari sel kentang
selama waktu perendaman menyebabkan sel-sel kentang berkerut karena kekurangan
air. Hal ini yeng menyebabkan berat akhir sel kentang menjadi rendah

L. Interpretasi Data
Berdasarkan gambar dan tabel hasil pengamatan, pada aquades dan
konsentrasi larutan NaCl yang dibuat bervariasi yakni konsentrasi 0,15 M , 0,20 M ,
0.25 M, 0.30 M, 0.35 M, 0.40 M, dan 0,45 M. menghasilkan perubahan yang
signifikan terhadap uji perubahan panjang dan bobot kentang. Pada konsentarasi 0,15
perubahan bobot kentang bertambah berat yang tadinya berbobot 0,45 g berubah
menjadi 0,46 artinya perubahan bobotnya semakin bertambah. Kemudian pada
konsentrasi 0,20 M berubah menjadi 0,43. Pada konsentrasi 25 M berubah menjadi
0,38 g. Selanjutnya pada konsentrasi 0,30 berubah menjadi 0,26 g. kemudian pada
konsentrasi 0, 35 berubah bobot menjadi 0,36. Pada larutan NaCl dengan konsentrasi
0,40 berubah bobot menjadi 0,33. Selanjutnya pada konsentrasi 45 M perubahan
bobot kentang berubah menjadi 0,31. Sedangkan pada perlakuan aquades bobot
kentang bertambah menjadi 0,53 g.

M. Prediksi
1. Apa yang terjadi jika jaringan kentang ditempatkan pada larutan yang
potensial osmosisnya lebih rendah dari potensial osmotik jaringannya ?
Jawab: Akan megalami menurunan berat . karena Cairan dari luar sel
kentang akan masuk ke dalam sel silindris kentang. Penambahan
NaCl dengan konsentrasi tinggi dalam medium kultur dapat
menurunkan potensial osmotik media sehingga nutrisi yang mengalir
ke dalam jaringan tanaman berjalan lambat. Lambatnya aliran nutrisi
tersebut dapat menyebabkan penghambatan terhadap pertumbuhan
kultur. sehingga dapat disimpulkan merupakan larutan hipertonis
(kandungan solutenya lebih tinggi daripada sekelilingnya.)
2. Apa yang terjadi jika jaringan kentang ditempatkan pada larutan yang
potensial osmosisnya lebih tinggi dari potensial osmotik jaringannya ?
Jawab: Akan bertambahnya bobot kentang hal ini akibat terjadinya
penambahan berat jaringan oleh air dari larutan NaCl. Pergerakan
air dari larutan NaCl menuju sel kentang menunjukkan bahwa
konsentrasi air dalam larutan NaCl lebih tinggi daripada dalam sel
kentang. Hal ini disebut dengan larutan hipotonis (larutan dengan
kandungan solute yang lebih rendah dari larutan lain
DAFTAR PUSTAKA

E. S Rahayu, T WidiatningrumN Triyastuti. 2018. Jurnal MIPA. Optimasi


Pertumbuhan Plantlet Krisan melalui Peningkatan Permeabilitas Tutup Botol dan
Penurunan Sukrosa. Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Negeri Semarang,
Indonesia. ISSN 0215-9945.
Ismail Eren , Figen Kaymak-Ertekin,. 2006. Journal of Food Engineering.
Optimization of osmotic dehydration of potato using response surface
methodology. doi:10.1016/j.jfoodeng.2006.01.069
Linda Advinda. 2018. Dasar-dasar Fisiolofi Tumbuhan. Yogyakarta: Deepublish.
M. Medina-Vivanco a, P.J. do A. Sobral b, M.D. 2002. Chemical Engineering
Journal Hubinger a, Osmotic dehydration of tilapia fillets in limited volume of
ternary solutions. 199–205.
Sang Kompiang Wirawan. 2006. Forum teknik. Studi Transfer pada proses Dehidrasi
Osmosis Kentang ( Solanum tuberosum L). Vol. 38. No 2. ISSN: 0216- 7565.
Sepdian Luri Asmono,2Vega Kartika Sari. 2016. Jurnal Ilmiah INOVASI. Induksi
Kalus Dari Beberapa Kultivar Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.)
Dataran Medium Secara In Vitro Menggunakan Variasi Konsentrasi 2,4-D. Vol.
1 No. 2 .ISSN 1411-5549.l.
Qurrota A’yun Maysyaroh, Netty Ermawati. 2018. Journal of Applied Agricultural
Sciences. Efektivitas Jenis Asam Amino dan Variasi Konsentrasi Sukrosa
Terhadap Pertumbuhan Planlet Kentang (Solanum tuberosum L.) P-ISSN : 2549-
2934 | E-ISSN : 2549-2942.

Anda mungkin juga menyukai