Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM VII

A. Judul
Penyesuaian hewan poikilotermik terhadap oksigen lingkungan
B. Tujuan
1. Adakah pengaruh kandungan oksigen lngkungan terhadap respirasi ikan.
2. Bagaimana pengaruh kandungan oksigen di dalam air terhadap respirasi
ikan.
3. Rentang penyesuaian ikan terhadap kandungan oksigen lingkungan
C. Dasar teori
Semua organisme laut (kecuali mammalia) adalah bersifat poikilotermik yaitu
tidak dapat mengatur suhu tubuhnya. Suhu tubuh organisme poikilotermik ini sangat
tergantung pada suhu air tempat hidupnya. Oleh karena itu adanya perubahan suhu air
akan berakibat buruk terhadap organism perairan. Perubahan suhu air yang lebih
tinggi dari suhu ambang batas atas (upper lethal limit) atau lebih rendah dari ambang
batas bawah (lower lethal limit) akan mengakibatkan kematian massal organisme.
Kematian massal berbagai organisme perairan akibat perubahan suhu yang besar
sudah sering terjadi. Sebagai contoh adalah kematian 11 spesies dari 13 spesies
binatang karang di Hawaii akibat kenaikan suhu air laut sekitar 5° – 6°C. Hal yang
sama juga pernah terjadi di perairan Karibia, Samoa dan Guam. Kasus kematian
massal organisme perairan ini menunjukkan bahwa suhu merupakan salah satu faktor
abiotik yang sangat penting dalam menunjang kelangsungan hidup organisme
perairan. Dalam tulisan ini penulis mencoba mengulas berbagai pengaruh perubahan
suhu air terhadap kehidupan organisme laut.
Kelangsungan hidup larva ikan mas diperkirakan hanya sekitar 30– 40% dari
setiap satu ekor induk yang dipijahkan. Penyebab rendahnya tingkat kelangsungan
hidup benih ikan mas ini salah satunya disebabkan faktor suhu, suhu yang tidak
sesuai akan menyebabkan larva atau benuh ikan menjadi stres dan mati. Suhu yang
rendah juga mengakibatkan pertumbuhan larva ikan menjadi lambat. Hal ini
disebabkan suhu sangat berpengaruh terhadap proses metabolisme dan proses
metabolisme akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan.
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan yang berpengaruh dalam kegiatan
budidaya. Suhu merupakan salah satu faktor fisika yang sangat penting di dalam air
karena bersama-sama dengan zat/unsur yang terkandung didalamnya akan
menentukan massa jenis air, densitas air, kejenuhan air, mempercepat reaksi kimia air
dan memengaruhi jumlah oksigen terlarut di dalam air. Ikan merupakan hewan
berdarah dingin (poikilotermal) sehingga metabolisme dalam tubuh tegantung pada
suhu lingkungannya, termasuk kekebalan tubuhnya. Suhu tinggi yang masih dapat
ditoleransi oleh ikan tidak selalu berakibat mematikan pada ikan tetapi dapat
menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka panjang, misalnya stres yang
menyebabkan tubuh lemah, kurus dan tingkah laku abnormal. Kordi (2000)
menyebutkan bahwa perubahan drastis suhu sampai mencapai 5 ºC dapat
menyebabkan stres pada ikan atau membunuhnya.
Sekarang ikan ini telah tersebar luas di lima benua beriklim tropis dan subtropis.
Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik. Bibit
ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan, ikan nila kini banyak dibudidayakan
di berbagai daerah, karena kemampuan adaptasi yang baik di dalam berbagai jenis
air.
Ikan membutuhkan oksigen untuk proses penguraian makanan dalam tubuhnya
dan kesemua komponen. Proses metabolisme membutuhkan oksigen, oleh karena itu
proses masuknya oksigen dengan cara difusi kedalam tubuh ikan melewati organ
insang dan keluarnya CO2 ke lingkungan perairan bebas diluar tubuh ikan disebut
dengan pernapasan. Maka kebutuhan oksigen dalam air harus tetap terjaga karena
kekurangan oksigen akan mengakibatkan biota yang kita pelihara bersaing satu sama
lain untuk memenuhi kebutuhan oksigennya yang mengakibatkan stres sampai
dengan kematian total.
Sekarang ikan ini telah tersebar luas di lima benua beriklim tropis dan subtropis.
Sedangkan di wilayah yang beriklim dingin, ikan nila tidak dapat hidup baik. Bibit
ikan nila pertama kali didatangkan dari Taiwan, ikan nila kini banyak dibudidayakan
di berbagai daerah, karena kemampuan adaptasi yang baik di dalam berbagai jenis
air.
pengaruh suhu terhadap ikan adalah dalam proses metabolisme, seperti
pertumbuhan dan pengambilan makanan, aktivitas tubuh, seperti kecepatan renang
serta dalam rangsangan syaraf. Suhu optimal akan membuat ikan memiliki
metabolisme optimal yang berdampak baik pada pertumbuhan dan pertambahan
bobot ikan. Suhu rendah akan mengakibatkan laju metabolisme ikan menjadi lambat
dan menyebabkan nafsu makan ikan menjadi menurun dan akhirnya ikan akan
mengalami pertumbuhan yang lambat (stickney 2000). Penelitian suhu ini diharapkan
dapat mengetahui pengaruh suhu di luar suhu optimal terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup benih ikan mas mantap.
Hewan poikiloterm merupakan hewan yang suhu tubuhnya berubah seiringdengan
perubahan suhu lingkungan. Ikan termasuk dalam hewan poikiloterm. Hewanakuatik
ini menggunakan insang dalam proses respirasi. Hewan poikilotermik(berdarah
dingin) yang harus menyesuaikan suhu tubuh dengan suhu lingkungandengan
mengambil panas matahari di pagi hari dalam melakukan fungsi fisiologismetabolis
untuk melakukan aktivitas gerakan tubuh
Selanjutnya dikatakan pula bahwa ikan mempunyai kemampuan untukmengenali
dan memilih range suhu tertentu yang memberikan kesempatan untukmelakukan
aktivitas secara maksimum. Selama hidupnya suhu tubuh organisme perairan sangat
tergantung pada suhu air laut tempat hidupnya. Oleh karena itu adanya perubahan
suhu air akan membawa akibat yang kurang menguntungkan bagi organisme perairan,
diantaranya kematian, menghambat prosespertumbuhan,mengganggu prosesrespirasi,
dan lain-lain .Karena Suhu adalah salah satu faktor fisikterpenting dalam air karena
dengan zat / unsur yang terkandung di dalamnya akanmenentukan kerapatan air,
kejenuhan air, mempercepat reaksi kimia, danmempengaruhi jumlah oksigen yang
terlarut dalam air. Tingginya suhu yang dapatditoleransi oleh ikan tidak selalu
berakibat kematian pada ikan tetapi dapatmenyebabkan kesehatan jangka panjang,
misalnya stres menyebabkan tubuh lemah,kurus, dan berperilaku tidak normal.
Menurut Kordi, perubahan suhu sebesar 5 ° C diatas normal dapat menyebabkan stres
pada kerusakan jaringan ikan dan bahkankematian.
D. Alat dan bahan
a. Alat :
1. Bak plastik
2. Thermometer
3. Timbangan
4. Panic
5. Gelas piala
6. Gelas ukur
7. Pengaduk
8. Alat penghitung
b. Bahan :
1. Ikan

\
E. Prosedur kerja

Pengaruh kenaikan suhu


medium/air

Jerang air dalam panic

Mengisi bak plastik dengan air suhu kamar,


catat suhunya

Menimbang ikan yang akan digunakan,


kemudian masukkan ke dalam bak plastic.
Hitung gerak operculum selama satu menit.
Lakukan sebanyak tiga kali ulangan, ambil
rata-ratanya.

Menaikan suhu air sebesar 3 C dengan cara


menuangkan air panas ke dalam bak air sedikit
demi sedikit( jangan sampai terkena ikannya)
sampai tercapai suhu yang dikehendaki.
Hitung gerak operculum per menit (3 ulang)
F. Hasil pengamatan

No Perlakuan Jumlah Keterangan

Normal Naik Turun Op Op Op turun


naik
1 30 30 30 91 60 81
2 30 35 25 83 65 71
3 30 40 20 89 84 69
4 30 45 15 90 77 59
5 30 50 10 120 32
6 30 - 5 123 - 46
7 30 - 0 199 - 4o

Pola renang

1. Pada suhu normal (30℃) pola ikan renang di bawah


2. Pada suhu 35℃ pola renang ikan mulai tidak beraturan
3. Pada suhu 25℃ pola renang ikan normal
4. Pada suhu 45℃ ikan mulai aktif bergerak naik ke permukaan
5. Pada suhu 50 ℃ pola renang ikan tidak beraturan dan ikan mati
6. Pada suhu 10 ℃ pola renang ikan tidak beraturaan
7. Pada suhu 0 ℃ ikan mulai tidka aktif berenang dan akan mati

G. Pembahasan
Dari hasil pengamatan pada percobaan diatas pengaruh kenaikan suhu air
dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu dinaikkan dari suhu normal, maka gerakan
operculum juga semakin meningkat. Ketika suhu dinaikkan maka akan terjadi
penurunan O2 dalam air, sehingga gerakan operculum ikan juga semakin meningkat.
Hal ini dikarenakan molekul air lebih padat dan lebih sulit bergerak atau mengalir,
sehingga memungkinkan air jauh lebih sulit mengalir ke organ pernafasan. Oleh
karena itu, ikan harus mengeluarkan energi lebih banyak.
Hal ini dapat mempersulit ikan untuk memperoleh O2, apalagi dengan
perlakuan berupa menaikkan dan menurunkan suhu. Pada suhu normal 30℃ pola
ikan renang di bawah, Kemudian pada Pada suhu 35℃ pola renang ikan mulai tidak
beraturan. Pada Pada suhu 25℃ pola renang ikan normal. Pada suhu 45℃ ikan mulai
aktif bergerak naik ke permukaan. Kemudian pada suhu Pada suhu 50 ℃ pola renang
ikan tidak beraturan dan ikan mati. Pada suhu 10 ℃ pola renang ikan tidak
beraturaan. Dan pada Pada suhu 0 ℃ ikan mulai tidka aktif berenang dan akan mati.
Ketidak seimbangan ikan pada suhu, setelah suhu dinaikkan terus-menerus
dikarenakan perubahan suhu lingkungan yang begitu cepat yaitu dari suhu normal
menjadi semakin tinggi. Pada saat menaikkan suhu lingkungan, proses pernafasan
yang dilakukan oleh ikan berlangsung sangat cepat yang dibuktikan dengan
meningkatnya intensitas gerakan operculum membuka dan menutup. Hal ini di
akibatkan kadar O2 dalam air menjadi semakin berkurang sehingga memacu kerja
operculum dan mempercepat metabolisme tubuh. Kenaikan suhu air akan dapat
menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut:

a. Jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun.


b. Kecepatan reaksi kimia meningkat.
c. Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu.
d. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya
mungkin akan mati.
Pengaruh penurunan suhu air dapat dilihat bahwa semakin suhu diturunkan
dari suhu normal, maka gerakan operculum juga semakin rendah. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin rendah suhu pada lingkungan maka intensitas gerakan
operculum semakin lambat dikarenakan proses metabolisme berjalan lambat dan
memperlambat kerja organ pernafasan pada ikan karena membekunya berbagai organ
vital.
DAFTAR PUSTAKA

Wijayanti, Ima. 2011. Pengaruh Temperatur Terhadap Kondisi Anastesi Bawal


Tawar (Colossoma macropomum) dan Lobster Tawar (Cherax quadricarinatus)
Jurnal Penelitian. Vol 1: Halaman 1-15.

Hutagalung Horas P. 2012. Pengaruh Suhu Air Terhadap Kehidupan


Organisme Laut. Oseana, Volume XIII, Nomor 4 : 153 – 164, 2012.
ISSN 0216–1877

Ridwantara Dyara, dkk. 2019. Uji Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan


Benih Ikan Mas Mantap (Cyprinus Carpio) Pada Rentang Suhu Yang
Berbeda. Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 1 /Juni 2019 (46- 54)

Jacqueline. 2013. Pengaruh Perbedaan Volume Air Terhadap Tingkat Konsumsi


Oksigen Ikan Nila (Oreochromis Sp.). Jurnal TRITON Volume 9, Nomor 2,
Oktober 2013, hal. 127 – 130

Akbar Junius. 2016. Pengantar Ilmu Perikanan dan Kelautan (Budi Daya Perairan).
Lambung Mangkurat University Press

Anda mungkin juga menyukai