Anda di halaman 1dari 43

DIKTAT MATA KULIAH

AZAS TEKNIK KIMIA


(BAGIAN II)

Pengampu :
AJI PRASETYANINGRUM ST, MSi

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
BAB VII
PILOT PLANT & MODEL

Tujuan Instruksional Khusus


Jika diberikan pengetahuan mengenai Pilot Plant dan Model, mahasiswa akan dapat
menjelaskan tentang pengembangan proses, studi proses, dan sumber kesalahan.

Pendahuluan
Pembuatan pabrik atau peralatan skala kecil (replika) dalam teknik kimia bertujuan untuk
:
- sebagai tiruan dari pabrik atau peralatan yang belum dibuat
→ disebut pilot plant
Fungsi : untuk memperoleh data desain yang diperlukan untuk desain pabrik atau
peralatan yang sebenarnya
- untuk mempelajari perilaku dari pabrik atau peralatan yang sudah ada
→ disebut model
Fungsi : untuk mengetahui pengaruh perubahan bentuk atau kondisi operasi dengan
lebih cepat dan ekonomis daripada melakukan percobaan pada peralatan
berukuran besar

Pilot plant → untuk pengembangan proses


Model → untuk studi proses

Peralatan / replika kecil → model


Peralatan besar → prototipe
Pengembangan Proses
Data yang diperlukan untuk mendesain suatu peralatan :
• Neraca massa dan panas
• Sifat kimia, fisika, dan termodinamika bahan mentah, senyawa intermediat, dan produk
akhir
• Kecepatan reaksi
• Koefisien perpindahan panas dan massa
• Kebutuhan daya
• Kecepatan korosi, dll

Data tersebut diklasifikasikan sbb. :


• Data dari pengalaman sebelumnya
• Data dari laporan atau hasil laboratorium
• Data dari literatur
• Data yang dapat didekati menggunakan hubungan termodinamika, teori “corresponding
states”, korelasi empiris atau semiempiris
• Data yang dapat diperoleh dengan penelitian lebih lanjut di laboratorium
• Data praktis lain yang penting untuk desain yang diperoleh dari pilot plant

Dalam mengaplikasikan teori model pada peralatan atau pilot plant dilakukan scale-up
proses secara bertahap melalui 2 atau 3 pilot plant dengan ukuran yang semakin besar
untuk menghindari “scale effect” dan kriteria similaritas yang “incompatible”.
Pengaruh perubahan skala pada parameter kecepatan dan hasilnya dapat diketahui
langsung dan diekstrapolasikan pada peralatan skala penuh.

Studi Proses
Untuk pemeriksaan dan perbaikan proses atau pabrik skala penuh yang sudah ada.
Dalam mempelajari pengaruh modifikasi desain atau perubahan kondisi operasi
digunakan model yang tidak menanggung biaya atau risiko dibandingkan dilakukan
percobaan pada skala yang sebenarnya.
Sumber Kesalahan
Jenis persamaan desain yang mendasar adalah persamaan kecepatan yang
menggambarkan kecepatan suatu proses fisika atau kimia berlangsung.
Besaran-besaran yang ada dalam persamaan kecepatan :
• Faktor dimensi dan faktor waktu
Faktor dimensi menunjukkan total jumlah perubahan per jam tergantung pada dimensi
peralatan.
Faktor waktu menunjukkan kecepatan bervariasi dengan waktu.
Pada proses dengan kecepatan konstan, kedua faktor tersebut bergabung dalam
koefisien kecepatan seperti koefisien perpindahan panas/massa, atau konstanta
kecepatan reaksi kimia.
Untuk kecepatan yang bervariasi dengan waktu, faktor waktu berada dalam bentuk
diferensial.
• Variabel operasi
Meliputi temperatur, tekanan, konsentrasi, laju alir dan waktu tinggal.
Biasanya merupakan variabel bebas yang dikontrol oleh operator pabrik.
• Sifat fisika dan kimia
Berupa data dari laboratorium, literatur/buku referensi, atau pendekatan dengan hukum
teoritis/empiris.
• Faktor numeris
Merupakan faktor tak berdimensi yang diperlukan untuk menyeimbangkan persamaan
kecepatan jika persamaan kecepatan itu dinyatakan dalam bentuk tak berdimensi.
Besaran-besaran tersebut dapat menjadi sumber kesalahan bila dimasukkan dalam
persamaan kecepatan tanpa percobaan lebih dulu.

Daftar Pustaka
1. Johnstone, R.E., Thring, M.W., “Pilot Plants, Models, and Scale-Up Methods in
Chemical Engineering”, 1957.
BAB VIII
SIMILARITAS

Tujuan Instruksional Khusus


Jika diberikan pengetahuan mengenai Similaritas, mahasiswa akan dapat menjelaskan
konsep similaritas, similaritas geometris, similaritas mekanis, similaritas termal, dan
similaritas kimia.

Pendahuluan
4 macam similaritas penting dalam teknik kimia:
•Similaritas geometris
•Similaritas mekanis :
- statis
- kinematis
- dinamis
•Similaritas termal
•Similaritas kimia

Similaritas Geometris
Di antara 2 sistem ada similaritas geometris jika keduanya mempunyai bentuk yang sama
dengan bagian-bagian yang homolog.
Suatu replika yang mempunyai rasio / faktor skala pada semua arah sama dengan
prototipe disebut model.
Jika terdapat perbedaan rasio skala pada salah satu arah maka disebut model terdistorsi.
Gambar di atas menunjukkan 2 benda yang similar secara geometris, dimana
perbandingan dimensi ke arah sumbu x, y, dan z sama besarnya atau :
X' Y' Z'
= =
X Y Z
Benda yang lebih kecil disebut model dan benda yang lebih besar disebut prototipe.
Similaritas Mekanis
•Similaritas Statis
Benda-benda yang similar secara geometris akan similar secara statis jika keduanya
dikenai gaya yang konstan maka perubahan bentuk dari keduanya sedemikian rupa tetap
similar secara geometris.

Pada deformasi elastis, rasio gaya pada titik-titik yang homolog dalam similaritas secara
statis adalah:
F’/F = F = EL2
dimana: E = E’/E = rasio modulus elastis pada prototipe dan model
L = rasio skala linier

Pada deformasi plastis:


F = YL2
dimana: Y = Y’/Y = rasio titik-titik hasil pada prototipe dan model

•Similaritas Kinematis
Gerak dari 2 sistem similar jika partikel-partikel yang homolog terletak pada titik-titik yang
homolog pada waktu yang homolog.
Sehingga pada 2 sistem ada similaritas kinematis jika:
- Ada similaritas geometris di antara keduanya
- Vektor-vektor kecepatan dan percepatan pada titik-titik dan waktu yang homolog
mempunyai rasio yang konstan dan arahnya homolog
Pada model, partikel bergerak dari titik (x,y,z) ke titik (x+dx,y+dy,z+dz) dalam interval
waktu dt, maka vektor-vektor kecepatannya adalah:

dx dy dz
u= v= w=
dt , dt , dt
sedangkan pada prototipe:

dx' dy' dz'


u' = v' = w' =
dt' , dt' , dt'

Hubungan antara kecepatan partikel-partikel yang homolog pada kedua sistem tsb. yang
bergerak secara similar adalah:
u' dx' /dt' dx' /dx K x
= = =
u dx/dt dt' /dt Kt
maka:
K   Ky  K 
u' =  x u
 v' =  v
 w' =  z w

 Kt  ,  Kt  ,  Kt 
Sehingga rasio skala untuk u, v, dan w adalah K x/Kt, Ky/Kt, dan Kz/Kt.
Rasio skala percepatan dapat diturunkan dari rasio skala kecepatan, yaitu: Kx/Kt2, Ky/Kt2,
dan Kz/Kt2.

Jika di antara kedua sistem tersebut ada similaritas geometris, maka:


Kx = Ky = Kz = KL = rasio skala panjang,
sehingga:
- Rasio skala kecepatan =

KL
Kv =
Kt
- Rasio skala percepatan =

KL Kv2
Ka = =
Kt2 KL
•Similaritas Dinamis
Pada 2 sistem ada similaritas dinamis jika bagian-bagian yang homolog dari kedua sistem
tsb. mengalami gaya netto yang similar.

Misal ada 2 sistem yang distribusi massanya similar, yaitu m’=Km.m, dimana m’ dan m
adalah massa dari bagian-bagian yang homolog dan Km adalah konstanta.
Berdasarkan Hukum Newton, gaya total yang bekerja pada partikel dari model dengan
massa m adalah:
Fx = m.ax, Fy = m.a y, Fz = m.az
dan pada prototipe:
Fx’ = m’.a x’, Fy’ = m’.a y’, Fz’ = m’.az’
Jika pada 2 sistem tsb. ada similaritas kinematis, maka:
Fx ' m'.a x ' K
= = K m . x2
Fx m.a x Kt
Pada arah y dan z:
Fy ' Ky Fz ' K
= Km. = K m . z2
Fy Kt2 Fz Kt
,
Ini adalah rasio skala untuk komponen gaya total pada partikel-partikel yang homolog.
Dengan demikian, pada 2 sistem akan ada similaritas dinamis jika di antara keduanya
ada similaritas kinematis dan distribusi massanya similar.
Jika pada kedua sistem tsb. ada similaritas dinamis maka:

K m .K L
KF =
Kt2

Similaritas Termal
Similaritas termal terjadi pada sistem-sistem yang ada aliran panasnya.
Panas dapat mengalir dari satu titik ke titik yang lain dengan cara:
radiasi, konduksi, konveksi, gerakan keseluruhan (“bulk movement”) sistem karena
perbedaan tekanan.
Proses radiasi, konduksi, dan konveksi tergantung pada perbedaan temperatur antara
kedua titik tsb., sedangkan perpindahan panas karena gerakan keseluruhan sistem
tergantung pada bentuk gerakan atau pola aliran sistem tsb.
Perbedaan temperatur antara sepasang titik pada satu sistem dengan sepasang titik
yang homolog pada sistem yang lain yang diukur pada waktu yang homolog disebut beda
temperatur homolog.

Pada 2 sistem ada similaritas termal jika:


• Ada similaritas geometris
• Ada similaritas kinematis (jika kedua sistem bergerak)
• Rasio beda temperatur homolog konstan
Rasio skala temperatur:
T'
KT =
T
Pada 2 sistem yang ada similaritas termal maka kecepatan aliran panas pada bagian-
bagian yang homolog mempunyai rasio yang konstan.
Jika Hr, Hc, Hv, dan Hf adalah laju alir panas per detik karena radiasi, konduksi, konveksi,
dan “bulk movement” yang melewati satu elemen luasan, maka:
Hr ' Hc ' Hv ' Hf '
= = = = KH
Hr Hc Hv Hf
Dalam bentuk rasio intrinsik:
Hr ' Hr Hr ' Hr Hr ' Hr
= = =
H c' H c H v' H v H f' ' H f
, ,
Biasanya tidak mungkin untuk mempertahankan ketiga rasio tsb. secara simultan pada
semua titik, dan similaritas termal dapat terjadi hanya jika radiasi dan konveksi, atau
konduksi dan konveksi diabaikan.

Similaritas Kimia
Similaritas kimia ada pada sistem reaksi kimia yang komposisinya berubah dari titik ke
titik, dari waktu ke waktu, baik dalam proses batch maupun siklis.
Perbedaan konsentrasi antara sepasang titik pada satu sistem dengan sepasang titik
yang homolog pada sistem yang lain yang diukur pada waktu yang homolog disebut beda
konsentrasi homolog.

Pada 2 sistem ada similaritas kimia jika:


• Ada similaritas geometris
• Ada similaritas termal
• Ada similaritas kinematis (jika kedua sistem bergerak)
• Rasio beda konsentrasi homolog konstan
Rasio skala konsentrasi:

C'
KC =
C
Similaritas Lengkap
Pada suatu sistem yang dipengaruhi sejumlah variabel yang dinyatakan dalam suatu
himpunan lengkap produk tak berdimensi
Π = f(Π1, Π2, …, Πp)
jika semua grup tak berdimensi dari kedua sistem sama, maka kedua sistem tsb. disebut
similar lengkap.

Contoh :
Model suatu mesin berskala 1/10 terhadap prototipe. Dalam 1 detik, mesin pada model
berputar 3 kali lebih banyak daripada mesin pada prototipe sehingga faktor skala waktu
adalah 1/3. Berapa faktor skala kecepatan, percepatan, dan gaya?
Faktor skala kecepatan dapat dihitung dari :

K L 1 / 10
Kv = = = 0,3
Kt 1/ 3
dan faktor skala percepatan dapat dihitung :

KL 1 / 10
Ka = 2
= = 0,9
Kt (1/3) 2
Jika model dan prototipe terbuat dari material yang sama, maka Km = KL3 = 1/1000 dan
faktor skala gaya dapat dihitung :

K m .K L (1 / 1000).(1 / 10)
KF = 2
= 2
= 9.10 −4
Kt (1 / 3)

Daftar Pustaka
1. Johnstone, R.E., Thring, M.W., “Pilot Plants, Models, and Scale-Up Methods in
Chemical Engineering”, 1957.
2. Langhaar, H.L., “Dimensional Analysis and Theory of Models”, 1951.
BAB IX
KONSEP REJIM

Tujuan Instruksional Khusus


Jika diberikan pengetahuan mengenai Konsep Rejim, mahasiswa akan dapat
menjelaskan tentang rejim dinamis, rejim kimia, dan rejim campuran.

Pendahuluan
Istilah rejim digunakan untuk membedakan gaya, aliran, atau faktor tahanan yang
menentukan kecepatan perubahan secara keseluruhan.
Kriteria similaritas tergantung pada jenis rejim dari suatu sistem.

Untuk scale-up atau scale-down suatu proses kimia atau fisis yang kompleks, ada 2
syarat penting:
• Rejimnya harus “murni”, yaitu kecepatan reaksinya harus tergantung terutama pada 1
grup tak berdimensi
• Rejim harus sama jenisnya pada sistem skala kecil dan sistem skala besar

Jenis rejim pada suatu sistem dapat diketahui dengan cara:


• Inspeksi
• Teoritis
• Empiris

Metode empiris diterapkan terutama jika pada suatu sistem ada tahanan kimia dan difusi.
Pada sistem seperti itu, desain pabrik dan pemilihan kondisi operasi akan tergantung
pada rejim yang lebih berpengaruh, kimia atau dinamis.
Metode untuk menentukan rejim yang lebih dominan adalah dengan mengamati
pengaruh perubahan temperatur dan derajat pengadukan terhadap kecepatan reaksi
keseluruhan.
Pengaruh Temperatur
Kenaikan temperatur akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia dan fisis dengan
mengurangi faktor tahanan pada persamaan kecepatan.

* Pada fase cair


k = A.e-E/RT
1/ = B.e-Ev/RT
D = C.e-Ed/RT
dimana:
k = konstanta kecepatan reaksi kimia
1/ = fluiditas
D = difusivitas
E = energi aktivasi untuk reaksi kimia
Ev = energi aktivasi untuk viscous flow
Ed = energi aktivasi untuk difusi
A,B,C = konstanta (pada perbedaan temperatur yang kecil)

Pada perbedaan temperatur yang besar:


A = aT1/2; B=bT3/2; C=cT1/2 → a,b,c = konstanta

Koefisien temperatur = kenaikan relatif dari kecepatan yang disebabkan oleh kenaikan
temperatur 10oC

Pada persamaan Arrhenius:

k T +10 E  1 1  10E
log =  − =
kT R  T T + 10  R.Tm 2

Tm = T(T + 10)

Pada fluiditas cairan: E → Ev


Pada difusivitas cairan: E → Ed
Koefisien temperatur 10o:
- Pada temperatur kamar dan tekanan atmosferis, kebanyakan kecepatan reaksi kimia
adalah 2-4
- Untuk kebanyakan proses perpindahan massa dalam larutan encer pada temperatur
kamar dan tekanan atmosferis adalah 1,24
- Pada kecepatan perpindahan panas konveksi fase cair < 1,1
- Pada kecepatan perpindahan panas dan massa fase gas + 1,01

* Pada fase gas


 = B’.T1/2
D = C’.Tx → x = 3/2 – 2, tergantung jenis gas
k = a. .C v
dimana:
 = viskositas
D = difusivitas
k = konduktivitas termal
a = konstanta
Cv = panas spesifik pada volume konstan

Pengaruh Pengadukan
Pengaruh pengadukan secara umum adalah meningkatkan derajat turbulensi dalam
media cair, mengurangi tebal “streamline boundary films” sehingga mengurangi tahanan
terhadap proses perpindahan panas atau massa secara konveksi.

Bentuk umum persamaan kecepatan tak berdimensi untuk perpindahan panas yang
berada pada “viscosity-controlled dynamic regime” adalah:
p
 Cp 
x
hL  vL   
= 
k     k 
 
dimana:
h = koefisien film perpindahan panas
L = dimensi linier
v = kecepatan fluida atau kecepatan pengadukan
k = konduktivitas termal fluida

Untuk perpindahan massa:


x q
KL  vL    
=   
D     D 
dimana:
K = koefisien perpindahan massa
D = koefisien difusi

Untuk sistem yang sama dengan harga v yang berbeda akan diperoleh:
x
h2 K2  v2 
= = 
h 1 K 1  v 1 

x = indeks Reynolds (pangkat pada bilangan Reynolds berdasarkan perubahan


kecepatan reaksi pada temperatur dan tekanan konstan)
- Untuk “streamline flow”, x = 0
- Untuk aliran turbulen dengan “fixed interface”, x = 0,6-0,8 tergantung geometri sistem
- Untuk aliran turbulen dengan “free interface” pada cairan-cairan yang tak saling larut, x
= 3,8-5 tergantung geometri sistem

Metode empiris untuk menentukan rejim suatu sistem dimana terjadi proses kimia dan
dinamis adalah dengan percobaan dan pengamatan terhadap parameter koefisien
temperatur 10o dan indeks Reynolds.
Aturan umum:
• Koefisien temperatur 10o > 2 menunjukkan rejim kimia, dan < 1,5 menunjukkan rejim
dinamis
• Indeks Reynolds
- mendekati nol (x≈0) menunjukkan rejim kimia atau rejim dinamis streamline
- x = 0,5-0,8 menunjukkan rejim dinamis turbulen dengan interface tetap
- x = 3-5 menunjukkan rejim dinamis dengan interface bebas (sistem cair-cair atau
sistem gas-cair)
• Jika koefisien temperatur 10o > 1,5 dan indeks Reynolds < 0,5, maka pada sistem tsb.
terdapat rejim campuran kimia-dinamis

Rejim Campuran
Jika koefisien temperatur 10o = 1,5-2 dan indeks Reynolds 0-0,6; menunjukkan tahanan
konversi dan difusi sama-sama berpengaruh terhadap kecepatan reaksi keseluruhan.
Untuk menghindari rejim campuran dapat dilakukan dengan:
• Mengubah kondisi operasi sehingga salah satu tahanan dapat diabaikan
• Kadang-kadang dimungkinkan untuk menghitung salah satu dari dua faktor-faktor
tahanan yang ‘incompatible’ dan menjalankan percobaan model untuk menentukan
faktor tahanan yang lain
• Pembuatan model terdistorsi
• Memodifikasi salah satu kecepatan yang berpengaruh dengan beberapa pengaturan
dalam model

Daftar Pustaka
1. Johnstone, R.E., Thring, M.W., “Pilot Plants, Models, and Scale-Up Methods in
Chemical Engineering”, 1957.
BAB X
KRITERIA SIMILARITAS DAN PERSAMAAN SKALA

Tujuan Instruksional Khusus


Jika diberikan pengetahuan mengenai Kriteria Similaritas dan Persamaan Skala,
mahasiswa akan dapat menjelaskan kriteria similaritas dan persamaan skala pada rejim
dinamis, rejim termal, rejim kimia, dan rejim campuran.

REJIM DINAMIS
Persamaan tak berdimensi lengkap untuk fluida yang bergerak adalah:

P  vL v 2 v 2 L 
= f , , 
v 2   Lg  
 
Koefisien tekanan = f(NRe, NFr, NWe)
dimana:
P = pressure drop
L = dimensi linier
v = kecepatan linier fluida
 = densitas fluida
 = viskositas fluida
g = percepatan gravitasi
 = tegangan antar permukaan

• Viscosity-controlled dynamical regime


Persamaan tak berdimensi yang berlaku:

P  vL 
= f  
v 2   
dengan persamaan skala:
K K
Kv = =
K  .K L KL

K  .K L
Kq = = K  .K L
K

K2
K P =
K  .K L 2

K3
KP =
K  2 .K L
dimana:
q = kecepatan volumetrik
 = viskositas kinematis
P = pemakaian daya
Untuk sistem-sistem yang homolog:

1
Kv = KP =
KL
Kq = KL

1
K P =
KL2
Untuk tangki berpengaduk, v dinyatakan dalam kecepatan putaran pengaduk, nd,
dimana n=jumlah putaran per detik (rps) dan d= diameter pengaduk, sehingga bilangan
Reynolds untuk sistem tersebut adalah:

nd 2

Bentuk umum persamaan gerak untuk perpindahan panas dan perpindahan massa
karena konveksi paksaan:
- untuk perpindahan panas
hL  vL C p  
= f  , 

k   k 
NNu = f (NRe, NPr)
- untuk perpindahan massa

KL  vL  
= f  , 
D   D 
KL/D = f (NRe, NSc atau NCo)
dimana:
h = koefisien perpindahan panas
k = konduktivitas termal fluida
Cp = panas spesifik fluida pada tekanan konstan
K = koefisien perpindahan massa
D = koefisien difusi

Persamaan–persamaan tsb. dapat dituliskan:

H  vL C p  
= f  , 

k.L.T   k 

m  vL  
= f  , 
D.L.C   D 
dimana:
H,m = jumlah total panas dan massa yang dipindahkan tiap satuan waktu
T = perbedaan temperatur
C = perbedaan konsentrasi (basis massa)

Bilangan Prandtl dan Schmidt hanya terdiri dari sifat fisik fluida sehingga untuk sistem-
sistem yang homolog harganya konstan.
Untuk sistem-sistem yang tidak homolog, bilangan Prandtl atau Schmidt akan berbeda
tetapi perbedaannya cukup kecil sehingga bisa diabaikan.
Persamaan skalanya:
Kk
Kh =
KL

KD
KK =
KL
KH = Kk.KL.KT
Km = KD.KL.KC

Pada sistem-sistem yang homolog:


1
Kh = KK =
KL
KH = Km = KL

• Gravity-controlled dynamical regime


Persamaan tak berdimensi yang berlaku:

P  v2 
= f 
v 2  Lg 
 
Persamaan skala (dengan Kg = 1):

Kv = KL
Kqv = KL2,5
KP =K.KL
KP = K.KL3,5
dimana:
qv = kecepatan alir volumetrik total
P = pemakaian daya
Untuk sistem-sistem yang homolog K = 1.

• Surface-tension controlled dynamical regime


Pada pengadukan 2 cairan yang tak saling larut, salah satu cairan tsb. akan terdispersi
sebagai butir-butir dalam cairan lainnya.
Jika gelembung terdispersi dengan diameter L, berputar dengan kecepatan putar v, maka
gaya sentrifugal total yang bekerja pada gelembung sebanding dengan L2v2 dan gaya
tegangan permukaan total sebanding dengan L, dimana  adalah densitas fase
terdispersi dan  adalah tegangan antar permukaan.
Kriteria untuk similaritas dinamis adalah perbandingan gaya sentrifugal dan gaya
tegangan antar permukaan yang konstan:

v 2 L
= kons tan

Untuk sistem-sistem yang homolog, persamaan skalanya:


1
Kv =
KL

1
KN =
K L3 / 2
1
Ks =
KL
dimana:
N = kecepatan anguler/sudut (rpm) pengaduk
s = tegangan antar permukaan spesifik (per satuan volume)

REJIM TERMAL
Ada 5 proses yang terjadi dalam perpindahan panas pada suatu sistem tanpa reaksi
kimia:
- perpindahan panas karena gerak keseluruhan material
- konduksi
- konveksi paksaan
- konveksi alam
- radiasi
Persamaan tak berdimensi umum untuk rejim termal adalah:

H hL  vL C p  gTL3  2 C p v Ta 
= = f , , , , 
k.L.T k   k  2
eT 3 T 
 r 
NNu = f (NRe, NPr, NGr, grup radiasi, Ta/Tr)

dimana:
H = dQ/dt = kecepatan perpindahan panas netto untuk keseluruhan sistem
h = koefisien perpindahan panas
L = dimensi linier
k,,,Cp, = konduktivitas termal, densitas, viskositas, panas spesifik pada tekanan
konstan, koefisien ekspansi termal volumetrik dari fluida
v = kecepatan linier fluida
T = perbedaan temperatur
Tr,Ta = temperatur absolut dari titik-titik yang homolog pada permukaan radiasi dan
absorbsi
e = emisivitas gabungan dari permukaan radiasi dan absorbsi
 = konstanta Stefan-Boltzmann

Bilangan Peclet (CpvL/k) diperoleh dengan mengalikan bilangan Reynolds dan bilangan
Prandtl, dan dapat menggantikan bilangan-bilangan tsb. dalam persamaan di atas.

• Natural-convection control
Persamaan tak berdimensi umum yang berlaku:

H hL  C p  gTL3  2 
= = f , 
k.L.T k  k 2 
 
Untuk memenuhi similaritas termal, seperti pada konveksi paksaan, bilangan Prandtl
pada kedua sistem harus atau hampir sama.
Jika Kg=1 maka persamaan skalanya:
K2
K T =
K  .K  2 .K L 3

K k .K  2
KH =
K  .K  2 .K L 2

Kk
Kh =
KL
Untuk sistem-sistem yang homolog:
1
K T =
K L3

• Radiation control
Dalam suatu sistem aliran kontinyu dimana proses perpindahan panas yang penting
adalah konduksi, radiasi, dan “bulk transport” dari material yang dipanaskan, persamaan
tak berdimensi yang berlaku:

H hL  C p Lv C p v T1 
= = f  , , 

k.L.T k  k  eT 3 T
2 
Untuk sistem-sistem yang homolog dan similar secara geometris, grup radiasi dan
bilangan Peclet “incompatible”, karena pada grup radiasi v konstan sedangkan pada
bilangan Peclet v berbanding terbalik dengan L. Jadi meskipun konveksi telah diabaikan,
masih tetap ada rejim campuran.

REJIM KIMIA
Persamaan tak berdimensi umum untuk sistem reaksi kimia dengan aliran kontinyu
adalah:

UL   qa C p  C p v T vL 
= f , , , , , 
 
 D C p T k eT Tr  
av 3

grup Damköhler I = f(NSc, grup entropi, NPr, grup radiasi, T/Tr, NRe)
dimana:
U = kecepatan reaksi dinyatakan sebagai mol reaktan A yang bereaksi per satuan volume
dan waktu
a = konsentrasi reaktan A per satuan volume
D = koefisien difusi A
q = panas yang dihasilkan per mol A yang bereaksi
Cp = panas spesifik pada P konstan campuran reaksi
 = densitas campuran reaksi
k = konduktivitas termal campuran reaksi
 = viskositas campuran reaksi
T = temperatur campuran reaksi
v = kecepatan linier campuran reaksi
L = dimensi linier

Dengan mengasumsikan :
- bilangan Schmidt diabaikan (transfer massa secara difusi molekuler diabaikan
dibandingkan dengan perpindahan secara difusi eddy dan bulk flow)
- bilangan Reynolds diabaikan (pola aliran tidak mempengaruhi reaksi kimia)
- pola distribusi temperatur tidak mempengaruhi reaksi kimia (gradien temperatur
melintang dalam sistem reaksi diabaikan dibandingkan dengan gradien melalui
dinding vessel reaksi)
- menggantikan NPr, grup radiasi, dan T/Tr dengan qav/Hw
maka persamaan tak berdimensi umum untuk similaritas kimia menjadi:

UL  qa qav 
= f ,
av  C p T H w 
 
dimana:
Hw = aliran panas melalui dinding vessel reaksi per satuan luas dan waktu

• Mass-action control (reaksi homogen)


Persamaan umum untuk kecepatan reaksi kimia homogen adalah:
da
U=− = K n (a 1 a 2 ...a n )F
dt
dimana:
Kn = konstanta kecepatan
a1a2…an = konsentrasi molar reaktan A1A2…An
n = order eaksi
F = faktor kinetika tak berdimensi yang diperoleh dari koefisien aktivitas reaktan dan
produk

Jika a=a1, maka persamaan tak berdimensi untuk reaksi homogen adalah:

K n F(a 2 ...a n )L  qa 1 qa 1 v 
= f , 
 
v  C p T H w 

Untuk sistem-sistem homolog, persamaan skalanya:


Kv = KL
KH = KL
Kqv = KL3
KJ = L3 =KV
dimana:
qv = laju volumetrik total
J = heat loss total per satuan waktu melalui dinding vessel reaksi
V = volume ruang reaksi

• Surface control (reaksi heterogen)


Kecepatan reaksi dinyatakan dengan persamaan umum:
da
U=− = f [K n F(a 1a 2 ...a n )s]
dt
dimana:
Kn = konstanta kecepatan untuk reaksi berorder n
F = faktor kinetika tak berdimensi seperti untuk reaksi homogen
s = spesific surface/interface per satuan volume
 = faktor tak berdimensi yang sebanding dengan aktivitas katalitik surface/interface

Secara umum, persamaan tak berdimensi yang berlaku:

K n F(a 2 ...a n )sL  qa 1 qa 1v 


= f , 
v  C p T H w 
 
Jika  dan s konstan, maka persamaan skala untuk sistem-sistem heterogen yang
homolog akan sama dengan persamaan skala untuk sistem-sistem homogen yang
homolog.

Contoh :
Suatu flowmeter baru yang dicoba di laboratorium menghasilkan penurunan tekanan 9
lb/in2 untuk aliran dengan kecepatan 3 ft3/det yang melalui pipa berdiameter 6 in. Jika
fluida yang sama dicoba pada sistem lain yang similar secara geometris dengan diameter
pipa 24 in, berapa kecepatan aliran dan penurunan tekanan yang terjadi jika similaritas
dinamis dipertahankan?
Pada kondisi tersebut terdapat viscosity-controlled dynamical regime sehingga
persamaan tak berdimensi yang berlaku:

P  vL 
= f  
v   
2

Karena terdapat similaritas dinamis, maka koefisien tekanan sistem 1 sama dengan
koefisien tekanan sistem 2 dan bilangan Reynolds sistem 1 sama dengan bilangan
Reynolds sistem 2.
 vL   vL 
-   =  
  1    2
1 = 2 dan 1 = 2 karena fluida yangdigunakan sama
L1 = 6 in; L2 = 24 in
Q1 = 3 ft3/det
v1 = (3ft3/det) / (0,25..62ft2) = 0,106 ft/det
v2 dapat dihitung :
v1.L1 = v2.L2
(0,106).(6) = v2.(24)
v2 = 0,026 ft/det
Q2 = (0,026ft/det). (0,25..242ft2) = 12 ft3/det

 P   P 
-  2  =  2 
 v 1  v 2
v1 = 0,106 ft/det; v2 = 0,026 ft/det
P1 = 9 lb/in2
P2 dapat dihitung :
 P1   P2 
 2 = 2 
v  v 
 1   2 

 9   P2 
 2
 =  2

 (0,106)   (0,026) 
P2 = 0,5625 lb/in2
Jadi kecepatan aliran dan penurunan tekanan yang terjadi pada sistem 2 adalah 12 ft 3/det
dan 0,5625 lb/in2.

Daftar Pustaka
1. Johnstone, R.E., Thring, M.W., “Pilot Plants, Models, and Scale-Up Methods in
Chemical Engineering”, 1957.
1. Langhaar, H.L., “Dimensional Analysis and Theory of Models”, 1951.
BAB XI
EKSTRAPOLASI

Tujuan Instruksional Khusus


Jika diberikan pengetahuan mengenai Ekstrapolasi, mahasiswa akan dapat menjelaskan
konsep ekstrapolasi.

Prinsip similaritas dapat dinyatakan dalam persamaan:


Q = f(R,S,…)
dimana: Q,R,S,… = grup tak berdimensi
Bila diubah ke bentuk persamaan:
x y
Q = C ( R) (S) …
dimana:
C = konstanta faktor bentuk yang sangat dipengaruhi geometri sistem yang
ditentukan dengan percobaan
x,y = konstanta yang sedikit dipengaruhi geometri sistem

Pada sistem-sistem yang bentuk geometrinya sama, maka:


x y
Q'  R'   S' 
=   
Q R S
Jika kriteria tak berdimensinya sama, R=R’ dan S=S’, maka Q=Q’.

Dalam praktek, sering tidak mungkin semua kriteria tak berdimensi pada model dan
prototipe konstan sehingga dilakukan ekstrapolasi terhadap persamaan di atas, yaitu
persamaan pada skala kecil diekstrapolasikan ke skala besar yang sama geometrinya
tetapi tidak similar secara dinamis maupun termal.

Cara untuk menentukan eksponen x,y,… adalah dengan cara percobaan pada skala kecil
atau dari literatur.
Eksponen yang sering digunakan dalam ekstrapolasi kondisi similaritas adalah indeks
Reynolds, yaitu eksponen pada bilangan Reynolds dalam persamaan empiris untuk
proses perpindahan panas, massa, dan momentum karena konveksi paksaan.

Contoh :
Persamaan tak berdimensi untuk perpindahan panas secara konveksi alam pada rejim
termal adalah :

hL  gTL3  2 C p  
= f  , 
k   2
k 
Jika dinyatakan dalam persamaan Lorenz :

 gTL3  2 C p  
z
hL
= C  . 
k   2
k 
atau :

= C (N Gr .N Pr )
hL z

k
dimana : C = konstanta
Harga z tergantung pada besarnya harga (NGr.NPr) sebagai berikut :

Harga (NGr.NPr) Gerak Fluida Harga z


> 109 turbulen 0,33
103 – 109 streamline 0,25
< 103 streamline ~0,15

Daftar Pustaka
1. Johnstone, R.E., Thring, M.W., “Pilot Plants, Models, and Scale-Up Methods in
Chemical Engineering”, 1957.
BAB XII
APLIKASI ANALISA DIMENSI

Tujuan Instruksional Khusus


Jika diberikan pengetahuan mengenai Aplikasi Analisa Dimensi, mahasiswa akan dapat
menjelaskan aplikasi analisa dimensi pada pompa sentrifugal, kompresor sentrifugal,
pressure-jet spray nozzle, peralatan perpindahan panas, dan mixer.

Pompa Sentrifugal
P = f(Q, n, D, )
Dengan analisa dimensi menghasilkan persamaan :

P  Q 
= f  
n 2 D 2 1  nD 3
 (1)

E  Q 
= f  
n 3 D 5 2 nD 3
 (2)

 Q 
 =f  
3  nD 
3
(3)

Fungsi f3 tidak dapat berupa konstanta karena =0 jika Q=0. Sehingga jika  konstan,
rasio Q/nD3 juga konstan atau Q=KnD3 dimana K suatu konstanta.
Kesimpulannya : jika pompa sentrifugal beroperasi pada efisiensi konstan, kecepatan
discharge Q sebanding dengan kecepatan putar n dan sebanding dengan pangkat 3
diameter impeler D. Q tidak tergantung pada densitas cairan .

Karena f1(K) konstan, persamaan (1) menghasilkan prinsip sbb. :


Jika pompa sentrifugal beroperasi pada efisiensi konstan, head P sebanding dengan
densitas cairan , sebanding dengan pangkat 2 kecepatan putar n, dan sebanding
dengan pangkat 2 diameter impeler D.
Karena f2(K) konstan, persamaan 2 menghasilkan prinsip sbb. :
Jika pompa sentrifugal beroperasi pada efisiensi konstan, shaft horsepower (atau water
horsepower) E sebanding dengan densitas cairan , sebanding dengan pangkat 3
kecepatan putar n, dan sebanding dengan pangkat 5 diameter impeler D.

Kompresor Sentrifugal
p = f(po, o, m, n, D)
Dengan analisa dimensi menghasilkan persamaan :
p = pof(m/(nD3o), po/(n2D2o))

Karena Q = m/o dan co = √1,4(po/o), maka persamaan tak berdimensi yang berlaku :

p  Q co 
= f  , 
3 nD 
po 1  nD  (1)

E  Q co 
= f  , 
3 nD 
o n 3D5 2  nD  (2)

 Q co 
 = f  , 
3 nD 3 nD 
(3)

dimana :
p = tekanan bagian keluaran
po = tekanan bagian masukan
o = densitas udara pada bagian pemasukan
m = massa aliran udara per detik
n = kecepatan putar mesin
D = diameter rotor
Q = volume udara pada kondisi masuk per detik
co = kecepatan suara pada kondisi masuk
E = shaft power (ft.lb/s) dikurangi bearing losses
Berdasarkan hukum gas, po=oRTo, kecepatan suara hanya ditentukan oleh temperatur
sehingga persamaan (1) menunjukkan bahwa jika Q, n, To konstan, p sebanding dengan
po.

Pressure-jet Spray Nozzle


Aliran melalui pressure-jet spray nozzle mengikuti persamaan tak berdimensi umum
untuk viscosity-controlled dynamic regime :

p  vd o 
= f  
v 2   
atau :

pd o4  q 
= f  

q 2  d o 
dimana :
p = pressure drop melalui sistem
v = kecepatan cairan rata-rata melalui orifice yang dihitung seolah-olah orifice berisi
penuh
do = diameter orifice
 = densitas cairan
 = viskositas cairan
q = laju volumetrik aliran

Pengukuran eksperimental ukuran butiran dapat dihubungkan dengan bilangan


Reynolds dan Weber :

dp  q q 2 
= f , 
do  d o  d 3 
 o 
dimana :
dp = sauter mean diameter
= diameter 1 partikel yang mempunyai rasio luas permukaan terhadap volume sama
dengan distribusi aktual butiran hasil pengamatan
 = surface tension
Peralatan Perpindahan Panas
• Konveksi paksaan
Persamaan tak berdimensi yang berlaku :

hL  vL C p  
= f  , 

k   k 
Dalam bentuk persamaan empiris :

 Cp  
x y
hL  vL 
= C    
k     k 
Persamaan skala untuk sistem-sistem yang homolog :
x
K
K h = v1-x (a)
KL
Pada tangki berpengaduk, Kvx digantikan oleh (KN.KD)x atau (KN.KL)x.
Beberapa kondisi operasi yang mungkin :
1. Similaritas dinamis
Pada kondisi ini bilangan Reynolds kedua sistem sama, sehingga
Kv = KL-1 dan persamaan (a) menjadi :
1
Kh =
KL
Pada prakteknya, similaritas dinamis diperoleh jika K L relatif kecil karena jika KL
besar maka kecepatan fluida pada model menjadi sangat tinggi dan tidak dapat
dipraktekkan.
2. Kesamaan kecepatan fluida
Pada kondisi ini Kv = 1, sehingga persamaan (a) menjadi :
1
Kh = 1- x
KL
Koefisien perpindahan panas pada prototipe akan lebih rendah daripada pada
model, tetapi tidak serendah seperti pada kondisi similaritas dinamis. Kondisi
kecepatan fluida yang sama antara model dan prototipe juga lebih dapat
dipraktekkan.

3. Kesamaan koefisien perpindahan panas


Pada kondisi ini Kh = 1, sehingga persamaan (a) menjadi :
Kv = KL(1-x)/x
Pada tangki berpengaduk, Kv = KN.KD dan KD = KL, sehingga :
1
KN = (2x -1)/x
KL
Kondisi ini dipilih jika terdapat kerak atau korosi pada permukaan perpindahan
panas prototipe dan ingin dibuat modelnya.
4. Kesamaan “heating rates”
Model yang similar geometris terhadap prototipe, permukaan perpindahan
panasnya akan mengalami input atau output panas per unit volume yang sama
dengan prototipe jika koefisien perpindahan panas pada model dibuat cukup
rendah dibandingkan pada prototipe untuk mengkompensasi meningkatnya rasio
luas permukaan terhadap volume.
Pada kondisi ini :
x
K
K h = K L = v1-x
KL
atau :
Kv = KL(2-x)/x
Pada tangki berpengaduk :
KN = KL(2-2x)/x

• Konveksi alam
Persamaan tak berdimensi yang berlaku :

hL  gTL3  2 C p  
= f  , 
k   2
k 
Dalam bentuk persamaan empiris :
 gTL3  2 C p  
z
hL
= C  . 
k  2 k 

Persamaan skalanya :
Kh = KTz.KL3z-1 (b)
Beberapa kondisi operasi yang mungkin :
1. Similaritas dinamis
Pada kondisi ini bilangan Grashof kedua sistem sama, sehingga
(KT.KL3)= konstan dan persamaan (b) menjadi :
1
Kh =
KL
Kondisi ini sulit dipraktekkan.
2. Kesamaan perbedaan temperatur
Pada kondisi ini KT = konstan, sehingga persamaan (b) menjadi :
1
Kh = 1-3z
KL
Kondisi ini sering dipilih, dimana koefisien perpindahan panas pada prototipe akan
lebih rendah daripada pada model.
3. Kesamaan koefisien perpindahan panas
Pada kondisi ini Kh = 1, sehingga persamaan (b) menjadi :
KT = KL(1-3z)/z
Kondisi ini dipilih jika terdapat kerak atau korosi pada permukaan perpindahan
panas prototipe dan ingin dibuat modelnya.
4. Kesamaan “heating rates”
Untuk memperoleh input atau output panas per unit volume yang sama antara
model dan prototipe, maka rasio koefisien perpindahan panas dibuat sebanding
dengan rasio dimensi linier.
Pada kondisi ini :
z
K
K h = K L = 1T-3z
KL
atau :
KT = KL(2-3z)/z

Mixer
Aplikasi mixer pada industri adalah untuk :
- blending bubuk atau pasta
- suspensi padatan dalam cairan
- dispersi atau emulsi cairan-cairan yang tak saling larut
- pelarutan padatan, cairan, atau gas
- mempercepat reaksi kimia

Persamaan umum untuk gerak fluida dalam mixer adalah :

Pg c  Nd 2  N 2 d 
= f , 
N d
3 5   g 
 
Power number = f(NRe, NFr)
dimana :
N = kecepatan angular pengaduk (rps)
d = diameter pengaduk
gc = faktor konversi
P = konsumsi daya

Jika ada 2 cairan yang tak saling larut dalam mixer maka persamaannya menjadi :

Pg c  Nd 2  N 2 d N 2 d 3  
= f , , 
N d
3 5   g  
 
Power number = f(NRe, NFr, NWe)
Jika dalam mixer hanya ada satu fase fluida, persamaan umum untuk gerak fluida
dalam mixer diberikan oleh Rushten, Costich, dan Everett :
m n
Pg c  Nd 2    N 2d 
= C    
N 3 d 5     g 
   
Eksponen m bervariasi dari –1 dalam daerah streamline sampai dengan 0 dalam daerah
turbulen pada mixer berbaffle. Gerak cairan streamline pada Re<10 dan turbulen pada
Re=100-1000 tergantung pada geometri sistem.
Eksponen n=0 pada mixer berbaffle dan pada mixer tanpa baffle

a - log(Nd 2 / )
m=
b
dimana konstanta a dan b tergantung pada geometri.

• Mixer tanpa baffle


Power number dipengaruhi oleh bilangan Reynolds dan bilangan Froude.
Bilangan Reynolds menentukan pola turbulensi yang dipengaruhi viskositas pada fluida,
dan bilangan Froude menentukan profil vorteks dan sirkulasi toroidal pada bidang vertikal
yang dipengaruhi gravitasi.

Untuk sistem-sistem yang homolog, similaritas antara alat-alat yang ukurannya berlainan
tidak mungkin dipenuhi karena bilangan Reynolds dan bilangan Froude “incompatible”.
-
agar NRe konstan → KN = Kd-2
- agar NFr konstan → KN = Kd-1/2

Untuk memenuhi bilangan Reynolds dan bilangan Froud yang sama dalam mixer tanpa
baffle yang similar secara geometris, maka digunakan cairan yang mempunyai viskositas
kinematis yang lebih rendah pada model daripada yang digunakan pada prototipe,
sehingga :
Kd = K2/3
KN = K-1/3
Pada kondisi ini power number pada model dan prototipe sama dimana rasio konsumsi
dayanya sbb. :
KP = K.KN3.Kd5 = K.K7/3

• Mixer berbaffle
Jika cairan yang digunakan pada model dan prototipe sama, maka similaritas tidak
mungkin terpenuhi kecuali jika pengaruh bilangan Froude dihilangkan. Hal ini dapat
dilakukan dengan penggunaan baffle yang dapat memperkecil pembentukan vorteks.
Penggunaan baffle akan meningkatkan pemakaian daya dan (kecuali pada bilangan
Reynolds rendah) efisiensi mixing sehingga baffle digunakan jika diperlukan tingkat
pencampuran yang baik.
Pembentukan vorteks juga dapat diperkecil dengan meletakkan pengaduk tidak pada
garis tengah tangki pencampur.

Persamaan daya untuk mixer berbaffle :


m
Pg c  Nd 2  
= C 
 
N d   
3 5

Jika  = P/d3 (input daya per satuan volume), maka :


m
g c  Nd 2  
= C 
 
N d   
3 2

Jika xf = 1+m = Indeks Reynolds untuk friksi fluida atau transfer momentum, maka :
xf −1
g c  Nd 2  
= C 
N d
3 2   
 
xf
g c  Nd 2  
= C1  
 
N    
2

(gc/N2) = fungsi daya (rasio torque terhadap viscous forces)


Untuk dispersi padatan dalam cairan, kriteria similaritas adalah kesamaan . Pada
sistem-sistem pencampuran homolog dengan  yang sama maka derajat dispersinya
akan sama dan harga xf=1, sehingga :
C1 3 2
= N d 
g

Untuk  konstan, persamaan skalanya adalah :


KN = Kd-2/3
KP = Kd3
Persamaan tsb. juga berlaku pada sistem cairan-cairan yang tak saling larut dan sistem
gas-cairan.

Bila diameter pengaduk d ditetapkan sebagai panjang karakteristik dari sistem, dan
dengan mengasumsikan bilangan Prandtl dan bilangan Schmidt konstan, maka
persamaan perpindahan panas dan massa untuk sistem-sistem pencampuran yang
homolog adalah :
xh
hd  Nd 2  
= C2  
k   
 
xm
Kd  Nd 2  
= C3  
 
D   
dimana :
xh = indeks Reynolds untuk perpindahan panas
xm = indeks Reynolds untuk perpindahan massa

Contoh :
Emulsi heavy tar-oil dilakukan dalam tangki berpengaduk yang dilengkapi dengan jaket
pemanas. Percobaan skala pilot dilakukan dalam tangki berdiameter 10 in dengan
kecepatan putar pengaduk 1500 rpm dan konsumsi dayanya 0,004 hp. Berapa kecepatan
putar dan konsumsi daya pada unit yang lebih besar dengan diameter 60 in untuk
memperoleh derajat dispersi yang sama dengan skala pilot?

Untuk memperoleh derajat dispersi yang sama maka  konstan dan persamaan skala

yang berlaku :
KN = Kd-2/3
KP = Kd3
L 2 60in
Kd = KL = = =6
L1 10in
- KN = (6)-2/3 = 0,3
N2
= 0,3
1500
N2 = 455 rpm
- KP = (6)3 = 216
P2
= 216
0,004
P2 = 0,86 hp
Jadi kecepatan putar dan konsumsi daya pada unit yang lebih besar adalah 455 rpm dan
0,86 hp.

Daftar Pustaka
1. Johnstone, R.E., Thring, M.W., “Pilot Plants, Models, and Scale-Up Methods in
Chemical Engineering”, 1957.
2. Langhaar, H.L., “Dimensional Analysis and Theory of Models”, 1951.

Anda mungkin juga menyukai