Anda di halaman 1dari 47

Pabrik 

Amoniak

Plant IA : Kap. 1350 Ton/hari
Plant IB : Kap. 2000 Ton/hari
PROSES PEMBUATAN AMONIAK
Secara Umum Proses pembuatan Amoniak
dibagi menjadi beberapa tahap :
1. Penyediaan gas synthesa
2. Pemurnian gas Synthesa
3. Synthesa Amoniak
4. Refrigerasi
5. Recovery Purge gas
DIAGRAM BALOK PABRIK AMONIAK

CO Shift Converter
HTS
104-D1

LTS ABSORBER STRIPPER


102 - E CO2 Product
104-D2 101 - E

Air Comp.
101-J
METHANATOR SYN GAS Comp.
106-D 103-J
SECONDARY
REFORMER
Process Air 103-D
NH3 CONVERTER
105-D
PRIMARY
Process Steam REFORMER
101-B
NH3 REFRIGERANT
120-C NH3 to Storage
DESULFURISER
108-DA/DB
HRU REF. Comp
105-J NH3 to ZA
NG Comp.
102-J
Natural Gas NH3 to Urea

H2 to Samator

Raw Material Product


Natural Gas Process Steam Process Air CO2 Product NH3 Product NH3 to ZA NH3 to Urea H2 to Samator
Design 29,07 0,281 68,37 71,96 9,42 13,48 32,93 10555

ton/jam ton/jam ton/jam ton/jam ton/jam ton/jam ton/jam Nm3/hour


Gas Alam
DESULFURIZER • Menghilangkan Sulfur (S & H2S)
•Steam
•Udara REFORMER • Pembentukan/sintesa gas hydrogen H2

CO - CONVERTER • Mengubah gas CO menjadi CO2

• Menyerap gas CO2 (dengan larutan Benfield)


ABSORBER untuk memisahkan dari gas sintesa
CO2 • Melepas gas CO2 dari larutan penyerap,
STRIPPER sisamping sebagai bahan baku Urea & ZA II,
juga diproses menjadi CO2 cair dan/atau dry ice

NH3 - CONVERTER • Pembentukan produk amoniak

NH3 REFRIGERATION • Pendinginan hingga suhu sesuai kebutuhan


Tahap Penyediaan Gas Synthesa meliputi :
* Desulfurisasi bahan baku
* Steam Reforming pada :
- Primary Reformer
- Secondary Reformer
* CO Shift Conversion pada HTS & LTS

Tahap Pemurnian Gas synthesa meliputi :


* CO2 Removal
* Methanasi
DESULFURISASI
Desulfurisasi merupakan langkah penghilangan
senyawa Belerang ( S ) yang terkandung di
dalam Gas bumi ( Natural gas ). Sulfur
merupakan racun katalis.

Ada 2 macam unsur Sulfur dalam gas bumi yaitu :


- Senyawa Sulfur Reaktif yang dapat
ditangkap dengan mudah oleh katalis ZnO
- Senyawa Sulfur non reaktif tidak dapat
Senyawa Sulfur ( S ) non reaktif diperlukan katalis Cobalt
Molybdate ( Co-Mo ) . dengan menambahkan Gas H2 dari Syn
loop, maka semua senyawa S organik baik reaktif maupun
Non reaktif akan Di Hidrogenasi pada katalis Co-Mo menjadi
H2 S
Reaksi yang terjadi :
- Pada Katalis Co-Mo
CH3HS + H2 —> CH4 + H2S + Panas
C4H4S + 4H2 —> n - CH4H2O + H2S + Panas
- Pada Katalis ZnO
H2 S + Zno —> Zn S + H2O + Panas
Cara ini bisa mengurangi kadar S sampai menjadi 0.1 ppm
PRIMARY & SECONDARY REFORMER
Steam Reforming dari bahan baku untuk menghasilkan
Gas Synthesa dilakukan 2 tingkat reaksi Katalitik.
1. Primary Reformer : menghasilkan gas yang
mengandung Methane ( CH4 ) ± 10 - 12 % , dilakukan
pada tube katalis Primary Reformer.
2. Secondary Reformer : Gas dari Primary Reformer
direaksikan lebih lanjut untuk mencapai CH4 ± 0.3 % ,
dilakukan pada Bejana tekan dilapisi Batu tahan api.
Panas yang diperlukan diperoleh dari pembakaran
gas dengan Udara luar yang sekaligus menghasilkan
N2 untuk Sintesa NH3.
Reaksi yang terjadi :
Reaksi di Primary Reformer :
CH4 + H2O <===> CO + 3 H2 Endothermis
CO + H2O <===> CO2 + H2 Exothermis
Komposisi Gas out :
N2 : 0.58 % H2 : 65.76 % CH4 : 12.17 % Ar : 0 % CO2 : 11.26 %
CO : 10.23 %

Reaksi di Secondary reformer :


2H2 + O2 <===> 2H2O Exothermis
CH4 + H2O <===> CO + 3H2 -Q
CO + H2O <===> CO2 + H2 +Q
Komposisi Gas out :
N2 : 23.31 % H== : 54.31 % CH4 : 0.33 % Ar : 0.30 % CO2 : 7.93 %
CO : 13.83 %
CO SHIFT CONVERSION
Salah satu produksi gas dari Reformer adalah CO.
Gas CO tidak dikehendaki pada proses pembuatan
Amoniak
Shift Conversion mengubah hampir semua CO menjadi
CO2 dan H2
CO + H2O -----> CO2 + H2

Reaksi yang terjadi pada :


- HTS untuk mereaksikan sebagian besar CO pada suhu tinggi
. ( 425 ° C ) , Katalis Besi ( Fe2O3 )
- LTS untuk mereaksikan sisa CO sehingga mengahasilkan
kadar CO yang rendah yang bisa diterima di Proses
Methanasi , Reaksi pada suhu 225 ° C , Katalis Tembaga
CO2 REMOVAL
Penghilangan gas CO2, dilakukan dengan cara Absorbsi
gas CO2 oleh media K2CO3 pada :
* Tekanan tinggi ± 28 - 32 kg/cm²g
* Temperatur ± 70 ° C
* Media Penyerap :
- K2CO3 dengan konsentrasi : 25 - 30 %
- DEA ( Di Ethanol Amine ) sebagai Aktivator.
- KNO2 ( Potasium Nitrit ) : Mengontrol keadaan Oksidasi dari
Vanadium. V+4 + KNO2 ==> V+5 + N2 + NO
- V2O5 sebagai Corosion inhibitor
- Membentuk lapisan pelindung pada dinding dalam
Absorber.
- Menurunkan Corosion pada pipa , Vessel , Pumpa.
Reaksi Absorbsi :
K2CO3 + H2O + CO2 ===> 2KHCO3

PELEPASAN CO2 ( STRIPPER )


- Tekanan Rendah : 0.5 - 1 kg / cm²g
- Temperatur : 100 - 130 °C ( pada
saturated temperaturnya)

2KHCO3 ===> K2CO3 + H2O + CO2

Komposisi Gas out Absorbsi :


N2 : 25.30 % H2 : 73.59 % CH4 : 0.36 % Ar : 0.32 % CO2 : 0.06 %
CO : 0.3 %
METHANASI
Gas synthesa yang masih mengandung CO dan CO2
sisa proses sebelumnya apabila masuk ke katalis Syn
Loop akan menjadi racun katalis sehingga menjadi tidak
aktif.
Untuk menghindari hal tersebut , CO dan CO2
dikonversikan menjadi CH4 yang bersifat Inert terhadap
katalis di Syn Loop . Katalis di methanator : Ni
Reaksi yang terjadi :
CO + 3H2 ---> CH4 + H2O
CO2 + 4H2 ---> CH4 + 2H2O
Komposisi gas out :
N2 : 25.65 % H2 : 73.23 % CH4 : 0.80 % Ar : 0.32 % CO2 : 0 %
CO : 0 % NH3 : %
SINTESA AMONIAK
Reaksi pembentukan NH3 dari N2 dan H2 mengikuti
persamaan :
N2 + 3H2 <==> 2NH3
Katalis yang digunakan : Besi ( Fe2 O5 )
Disamping CO dan CO2 , H2O juga bersifat racun terhadap
katalis. Untuk menghilangkan H2O sebelum masuk Syn
Loop dipasang Molecular Sieve Dryer yang berfungsi
sekaligus untuk menyerap sisa CO2 yang masih ada.

Reaksi sintesa Amoniak merupakan reaksi kesetimbangan.


Reaksi berlangsung pada Temperatur 500 - 550 °C , Tekanan
179 kg / cm²g , Kadar NH3 out converter 17.2 % . Sisa gas
yang tidak bereaksi di recycle
REFRIGERASI
Refrigerasi dengan media Amoniak digunakan
untuk mengembunkan Amoniak yang terkandung
dalam syn Loop , Recovery Amoniak dari Purge
dan Flash , serta mendinginkan make up gas
sebelum masuk Dryer

Sistem Refrigerasi terdiri dari : Compressor


, Refrigerant condenser , Evaporator dan
flash drum.
Kompresor Refrigerasi mempergunakan 4
tingkat
PURGE  GAS  RECOVERY

Untuk menjaga inert gas ( CH4 , He , Ar ) di syn


loop, sejumlah kecil syn gas dikeluarkan dari
system .
Purge gas setelah direcover kandungan NH3 dan
H2-nya, kemudian inertnya dipakai sebagai fuel
gas di Primary Reformer.
Purge Gas Recovery Unit ( PGRU ) merecover
NH3 dan Hidrogen Recovery Unit ( HRU )
merecover H2 untuk dikembalikan ke syn loop
PROSES CONDENSATE STRIPPER

Steam condensate ini berasal dari sisa steam proses,


sehingga gas tersebut mengandung senyawa -
senyawa organik yang harus dihilangkan dengan
cara Stripping.

Condensate proses dari Raw gas separator 102 F1


terdiri dari :
- Amoniak = 1000 ppm
- CO2 = 3000 ppm
- Methanol = 1000 ppm
- Alkohol = lebih tinggi
Condensate setelah distripping dikirim ke
Service Unit
mengandung senyawa :
Amoniak = ± 50 ppm
CO2 = 0 ppm
Methanol dan Alkohol = 50 ppm.
Kontaminan yang telah di stripping
terutama NH3 dan CO2 dengan steam
meninggalkan 150 E ( Condensate
Stripper ) dan bergabung dengan Steam
proses menuju ke Primary Reformer
BOILER FEED WATER SYSTEM

BFW System di design menggunakan Demin Water


berkualitas tinggi untuk berbagai jenis pembangkit
Steam di pabrik Amoniak.

selain produksi Steam BFW juga dipergunakan untuk :


- Steam Desuperheater
- Instrument flush di instrumentasi Benfield
Steam System ini terdiri dari :
* Deaerator
* Pompa
* Heat Excvanger / Steam generator
* Steam drum
* Superheater
* Blow down system
* Chemical dossing
TEORI OPERASI

Demin water masuk kebagian atas Preheater 101 U


menuju Spray header , spray valve mengubah aliran
menjadi butiran - butiran yang dipanaskan oleh kontak
dengan LP Steam secara Counter Current
sebagian beasar O2 dan CO2 dilepaskan . Sebagian kecil
O2 yang tersisa direaksikan dengan Hydrazin.

N2H4 + O2 ===> 2H2O + N2

Untuk menjaga BFW sudah terbebas dengan O2 , jaga


kandungan N2H4 > 0.1 ppm.
HP  BOILER  FEED  WATER
BFW dipompa dengan 104 J atau JA ke 101 F ( Steam
drum ) melalui :
• WHB di Syn Loop ( 123 C ) dipanaskan oleh gas out
Converter 105 D , dari temperatur 133°C -----> 327 °C.
• 131C , BFW dipanaskan oleh gas out LTS dari
temperatur 133°C ---> 149 °C dan dipanaskan lebih lanjut
di WHB oulet HTS (103-C1/C2) sampai temperatur out =
327 °C
BW di 101F secara Natural sirkulasi dialirkan ke 101 C
dengan media pemanas Efluent gas dari Secondary
Reformer dan Steam yang di hasilkan dipisahkan
kembali di 101-F pada tekanan 123 kg / cm²
STEAM   SYSTEM
Untuk kebutuhan pembuatan proses Amoniak diperlukan
beberapa jenis steam :
- HP Steam Tekanan : 123 kg /cm²
- MP Steam Tekanan : 42 kg / cm²
- LP Steam Tekanan : 4 kg / cm²

HP STEAM
Diperoleh dari pertukaran panas pada 101 C , 123 C ,
131C - 103C1 / C2 .
HP Steam di pergunakan untuk :
- Penggerak turbine 101JT , 103 JT.
- Let down untuk produk MP Steam
- Heater 173 C , 172 C1.
HP Steam dari 101 F sebelum dipergunakan untuk
penggerak turbine dipanaskan dulu di 102C
temperatur dari 327 °C ---> 440 °C kemudian
dipanaskan lagi di Superheater di 101BCS sampai
Temperatur 510 °C

MP STEAM ( 42 kg /cm² )
MP Steam diperoleh dari :
- Import Steam dari Exsisting & WHB
- Extraction 101 JT / 103 JT

MP Steam dipergunakan untuk :


- Proses pembuatan Amoniak
- Penggerak Turbine
- Reboiler 140 C
LP STEAM ( 4 kg / cm² )
Diperoleh dari :
- Exhaust turbine
- Let down PCV1016
- Flash Steam dari Blow down drum ( 156 F )
- Flash Steam dari 157 F

Dipergunakan :
# Penggerak Turbine Admition 105 JT.
# Ejector
# Sealing steam
# Treacing dan Steam Service
STEAM  CONDENSATE  SYSTEM
Steam condensate didapat dari hasil kondensasi
exhause turbin di 101 JTC, dan kondensat ini digunakan
lagi untuk :

- Jaket water 101C , 103D , 102 C , 107 D


- Diumpankan kembali di Mixbed Service Unit

System kondensasi steam terdiri dari :


- Surface Condenser 101 JTC
- Hogging jet , Inter / after condenser 101 JTCC
- Pompa Condensate 114 J/JA
FILOSOFI OPERASI
DAN TROUBLE SHOOTING
BAGIAN AMONIAK
DEPARTEMEN PRODUKSI I
2007
VARIABEL ‐ VARIABEL PENGENDALIAN 
PROSES
PENGENDALIAN PROSES UNIT DESULFULIZER

Kemampuan ZnO untuk menyerap sulfur sangat


tergantung pada temperatur.
- 450 °C tetapan kesetimbangan K akan naik menjadi 2
kali lipat dari K pada temperatur 380 °C.
- Sedangkan pada temperatur Ambient sekitar 30 °C
kemampuan ZnO hanya 20 % dari kemampuannya.
PENGENDALIAN PROSES UNIT REFORMER 
( PRIMARY DAN SECONDARY REFORMER )

Beberapa variabel yang mempengaruhi kondisi dan


Reaksi di Reformer sebagai berikut :
1. Steam to Carbon Ratio ( S / C Ratio )

Jumlah Steam yang diperlukan untuk Reaksi di


Primary Reformer ditentukan dari perbandingan
antara mole Steam dengan mol Carbon di gas alam.
Steam to Carbon ratio yang baik adalah 3.0 - 3.5
Steam Carbon Ratio yang terlalu rendah dapat
menyebabkan terbentuknya Carbon Deposit
Mekanisme pembentukan Carbon Deposit seperti reaksi
dibawah ini :
CH4 <====> 2H2 + C
2 CO <====> CO2 + C
CO + H2 <====> C + H2O
Pengurangan perbandingan S / C RATIO akan
mengakibatkan :

* Kecenderungan pembentukan Carbon Deposite pada permukaan


Katalis.
* Reaksi Reforming dan Reaksi Shift akan bergeser ke kiri, sehingga
CH4 dan CO yang lolos akan bertambah.
* Menaikkan CO lolos dari HTS dan LTS yang akan menaikkan Inert
di Syn loop dan menurunkan produksi.
2. TEMPERATUR

Kenaikan temperatur di tube katalis akan


berdampak :
- Kandungan CH4 dan CO2 turun
- Memperbanyak Kandungan H2 di Primary
Reformer.

Kenaikan suhu ini harus dibatasi 800 - 820 °C.


Kenaikan Temperatur juga akan
mengakibatkan :
- Temperatur outlet Secondary Reformer
naik.
- CH4 outlet Secondary Reformer turun
- Tekanan HP Steam drum naik
- Menurunkan Inert gas di Syn Loop
- Menurunkan tekanan di Syn loop
3. FLOW UDARA PROSES
Menaikkan Flow Udara Proses ke
Secondary Reformer akan menyebabkan :

- Temperatur outlet Secondary Reformer naik


- CH4 outlet turun
- Produksi Steam naik
- Inert di Syn Loop turun dan produksi Amoniak
akan naik.

Kenaikan flow Udara ini dibatasi dengan


CH4 yang lolos dari Secondary Reformer
minimum 0.2 %
4. TEKANAN

Tekanan operasi di tube dijaga


konstan dan tidak merupakan
Variabel operasi.
Penurunan tekanan akan menggeser
reaksi kekanan dan kearah
pembentukan Gas H2 , tetapi bila
tekanan dibuat rendah maka akan
menaikkan beban ( power ) pada Syn
gas Compressor.
PENGENDALIAN PROSES UNIT SHIFT CONVERTER ( 
HTS  DAN LTS )

BEBERAPA VARIABEL YANG MEMPENGARUHI


KONDISI DAN REAKSI DI SHIFT CONVERTER
SEBAGAI BERIKUT :
1. TEKANAN
Tekanan operasi di HTS / LTS tidak
berpengaruh karena sesuai dari persamaan
reaksi di Shift Converter , jumlah mol reaktan =
jumlah mol produk maka tekanan tidak
mempengaruh reaksi ( sesuai azas Le-
Chatelier)
2. Bila Temperatur out HTS masih jauh dari Equilibrium ,
dan temperatur inlet dinaikkan mengakibatkan :
- CO yang lolos HTS / LTS akan turun
- Inert gas dari Methanator akan turun
- Temperatur outlet Methanator akan turun
- Temperatur outlet HTS akan naik

3. Bila Temperatur out LTS masih jauh dari Equilibrium ,


dan temperatur inlet dinaikkan mengakibatkan :
- CO outlet LTS turun
- CH4 outlet Methanator turun
- Inert di Syn loop akan turun
- Temperatur out Methanator akan turun
- Produksi Amoniak akan naik
Pengendalian Proses Unit CO2 Removal
Untuk menjaga kondisi operasi berjalan dengan baik maka
beberapa variabel proses yang mempengaruhi operasi harus
diperhatikan dengan baik :
1. CO2 slip tinggi , Dapat disebabkan oleh :
- Rate sirkulasi larutan karbonat rendah ---> Tambah rate sirkulasi.
- Konsentrasi larutan karbonat rendah --> pekatkan dengan
menambah steam stripping ke Stripper atau menambah make
up K2CO3
- Konsentrasi aktivator rendah ---> tambah aktivator
- Konsentrasi Bicarbonat tinggi  tambah steam regenerasi
- Temperatur Gas/Larutan ke Absorber terlalu tinggi --> Atur
pertukaran panas di cooler
2. Tekanan

• Pada Absorber , semakin tinggi tekanan , semakin


rendah CO2 slip terikut di Proses.
• Pada Stripper , semakin tinggi tekanan ,semakin

jelek pelepasan CO2

3. Terjadi kenaikan Fe dalam larutan


Dapat disebabkan oleh :
Kemungkinan terjadi korosif ---> Tambahkan
corrosion inhibitor dan aktifkan Carbon filter.
4. Level Stripper cenderung turun

Tambah flow ( FC 1017 ) atau check level


Absorber , bila tinggi atur level balance.

5. Bila Tekanan Stripper naik

Maka :  CO2 slip akan naik , regenerasi tidak


sempurna .
Pengendalian Proses Unit Methanator
Untuk menjaga agar CO dan CO2 yang lolos ke seksi
berikutnya terjaga pada batas normal , maka beberapa
parameter harus dijaga stabil :

1. Temperatur inlet dijaga : 285 °C


2. Bila kandungan CO dan CO2 yang lolos Methanator
tinggi , naikkan kecepatan reaksi dengan menaikkan
temperatur inlet.
3. Bila kandungan CO dan CO2 inlet Methanator tinggi
maka temperatur outlet akan naik , kurangi gas masuk
Absorber agar beban Absorber berkurang.
PENGENDALIAN PROSES UNIT SYNTHESIS 
LOOP
1 . TEKANAN
Tekanan juga mempengaruhi kecepatan dan
konversi kesetimbangan reaksi , semakin tinggi
tekanan akan makin tinggi kecepatan dan konversi
kesetimbangan reaksi.

2 . TEMPERATUR

Temperatur sangat mempengaruhi kecepatan


reaksi dan konversi .
Temperatur diatur melalui Cold Shot, by pass di
WHB dan mengatur flow sirkulasi
Kenaikkan Temperatur dapat disebabkan oleh
beberapa faktor :
- Kenaikan Space velocity.
- Penurunan laju alir sirkulasi.
- Penurunan kadar ( CH4 , Ar ) dalam aliran sirkulasi.
- Kenaikan tekanan.
- Penurunan laju Quenching ( cold shot )

3 . Velocity.

Akan ikut menentukan waktu kontak gas dengan katalis,


makin cepat umpan mengalir kedalam reaktor akan makin
pendek waktu kontak , sehingga akan memperkecil
Konversi yang di hasilkan . Hal ini akan mempengaruhi
tinggi produksi NH3 persatuan waktu.
4 . RATIO
Variabel utama yang dapat digunakan untuk
mengontrol Ratio.

- Komposisi gas Make Up.


- Flow Gas Make Up.
- Aliran sirkulasi.

Untuk menjaga kesetimbangan Ratio H2 / N2 di


synloop harus dilakukan di Secondary Reformer
dengan mengontrol jumlah udara sesuai dengan
Ratio yang dikehendaki dan jumlah gas H2
return dari HRU.
5 . KONSENTRASI GAS INERT
Gas Inert ( CH4 , Ar ) di synloop diatur 10 ÷ 12 %
Gas Inert tinggi menyebabkan :

- Semakin rendah konversi.


- Tekanan syn loop naik.
- Produksi NH3 turun.
- Temperatur syn loop turun.

Cara mengendalikan :
- Keluarkan gas inert melalui FC 1077.
- Jaga kadar gas inert = 10 - 12 %
PENGENDALIAN PROSES UNIT REFRIGERANT 
SYSTEM
BEBERAPA VARIABEL PENGENDALIAN PROSES
MEMPENGARUHI UNJUK KERJA SISTEM
REFRIGERASI SBB :

1 . TEKANAN SISTEM TINGGI dapat terjadi bila :


- Beban compressor rendah  Naikkan beban.
- Terjadi akumulasi gas inert  tambah
pembuangan gas inert di 109-F
- Kurangnya pendinginan di kondenser amoniak 
atur flow dan temp inlet pendingin.
2 . Kondensasi amoniak kurang sempurna
dapat disebabkan :
- Sistem pendinginan kurang sempurna .
- Akumulasi gas inert.

3. Tekanan dan Speed Compressor hunting 


terjadi surging.

Anda mungkin juga menyukai