Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TAKSONOMI HEWAN VERTEBRATA

KLASIFIKASI DAN CIRI – CIRI AGHNATA

KELOMPOK 1:

FADHLAN MUSDARY (418334040)

ASWITA

SILVI ANGGRENI

IRENNE MARGARETHA SILABAN

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Yang saya hormati :

1. Bapak Dr. Hasruddin., M.Pd. Ketua Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan
2. Ibu Endang Sulistyarini Gultom., S.Si., M.Si., Apt. Sekretaris Jurusan Biologi
Universitas Negeri Medan
3. Bapak Wasis Wuyung Wisnu Brata., S.Pd., M.Pd. Ketua Prodi Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Medan
4. Bapak Prof. Dr. rer. Nat. Binari Manurung., M.Si. Dosen mata kuliah Taksonomi
Hewan Vertebrata
5. Saudara/saudari yang telah membantu dalam penulisan makalah ini

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar penulisan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Medan, Februari 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agnatha berasal dari kata yunani, yang berati “tidak ada rahang” agnatha adalah bagian
dari super kelas pisces sub filum vertebrata. Fosil agnatha tertua muncul di Kambrium.
Kambriun adalah periode geologi yang dimulai sekitar akhir neo Proterozoikum dengan awal
periode Ordovisium dan dua kelompok yang masih bertahan saat ini adalah lamprey dan
hagfish, dengan sekitar 100 spesies secara total. Sedangkan, Menurut Kimball, (1983)
agnatha merupakan salah satu vertebrata pertama yang ditemukan dalam bentuk fosil.
Agnatha merupakan binatang vertebrata yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Setiap
insang yang dimilikinya disesuaikan dengan kondisi ia berada. Habitatnya ada yang di air
tawar maupun air asin (laut). Hewan kuno ini termasuk monofiletik yang telah diidentifikasi
sebanyak 48.000 spesies.

Agnatha memiliki lubang seluler dan termasuk endoskleton yang memiliki saraf spinal
serta organ perasa yang berkembang. Beberapa jenis agnatha memiliki gigi dan rahang yang
sesuai dengan makanannya. Berdasarkan hal tersebut lah spesies dalam filum agnatha ini
beraneka ragam sehingga perlu adanya pembelajaran secara mendalam dalam bentuk seperti
makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, dapat dirumuskan masalah :

1. Bagaimanakah karakteristik agnatha?


2. Bagaimana stuktur tubuh agnatha?
3. Bagaimanakah klasifikasi dari kelas aghnata ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diambil tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui karakteristik agntha.


2. Mengetahui struktur tubuh agnatha.
3. Mengetahui klasifikasi dari kelas agnatha.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KELAS AGNATHA
1. CIRI – CIRI UMUM SUPER KELAS AGHNATA
Ikan – ikan pada kelas ini tidak berahang, mulut bulut di sebelah anterior.Kulit
lunak berlendir . Tidak ada pasangan sirip. Beberapa jenis mempunyai sirip ekor dan
sirip punggung, misalnya Belut laut. Lubang hidung tunggal di sebelah dorsal. Faring
dengan 7 atau lebih celah insang, dan terbuka secara tidak langsung. Notochord
peristen (Tetap ada seumur hidup) dan secara tidak sempurna dilengkapi dengan
vertebrae kartilago.
Otak terdiri dari 5 bagian, yaitu : telendrfslon, diensefalon, mesensefalon,
metensefalon, dan mielensefalon, walaupun tidak jelas seperti pada vertebrata tingkat
tinggi. Ada 10 batang saraf kranial. Ada yang mempunyai pronefros (ikan hantu) atau
mesonefros (belut laut). Tidak ada system porta ginjal (angkutan atau aliran ginjal)
[ CITATION Bro94 \l 1033 ].
Selain tidak berahang, ikan pada kelas ini juga memiliki sedikit Aparatus yang
tidak berasal dari lengkungan insang, melainkan berasal dari beberapa bentuk Fosil.
Selain itu, Ikan pada kelas ini tidak memiliki sirip Pelvic (panggul), memiliki 1 atau 2
semisirkular canal. Insang ditutupi dengna Endoderm dan yang mengarah ke dalam,
Tulang lengung insang digunakan untuk meindungi neurocranium. Insang lebih
mengarah ke permukaan Pori – Pori dari pada melalui celah. Terdapat seitar 12 genus
dan 73 spesies di dalam 2 famili (beberapa penulis megakui 5 famili) [ CITATION
Nel84 \l 1033 ]
Ikan ini memiliki kelamin yang terpisah, Hidup dari cairan tubuh atau organ
tubuh ikan lain dengan jalan mengisapnya dengan mulutnya yang bulat sebelum
menghisap cairan tubuh korban , ikan ini membuat lubang pada tubuh korbannya
dengan memarut tubuh ikan korban menggunakan mulutnya [ CITATION Bro94 \l 1033 ].
Berikut adalah karakteristik umum yang dimiliki ikan pada kelas Aghnata :
 Kulit tanpa sisik
 Ada 6-14 kandung insang
 Pada dasar corong terdapat mulut
 Pada tepi corong terdapat papilae
 Tepi corong diperkuat oleh cartilago anularis
 Pada dinding corong terdapat barisan gigi dari bahan tanduk
 Tracus digestivus berupa pipa yang lurus
 Tidak ada cloaca namun punya anus
 Alat respirasi berupa kandung insang berbentuk lensa
 Gonad tunggal [CITATION Rad \l 1033 ]

2. KLASIFIKASI SUPER KELAS AGHNATA


a. Kelas Cephalaspidomorphii
Belut laut memiliki Karakteristik Eksternal sebagai berikut :
 Tubuh berupa kombinasi antara kepala dan badan, berbentuk silindris
 Ekor pipih lateral
 Ada corong bukal (corong mulut) di sebelah ventral kepala dan bergigi.
 Mempunyai satu lubang hidung
 Dua buah mata, tertutup dengan kulit tembus cahaya (bukan kelopak mata)
 Di belakang tiap mata ada 7 celah insang
 Di sepanjang sisi tubuh terdapat titik-titik perasa
 Tidak mempunyai sisik
 Seluruh tubuh tertutup dengan epitel berlendir

Gambar : Petromyzon sp.

Sumber gambar :

https://www.alamy.com/stock-photo/cephalaspidomorphi.html
Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ :

1. Kerangka Tubuh
Notokorda ada selama hidup sebagai skeleton aksial, terbungkus oleh jaringan ikat
keras.

2. Sistem Otot
 Tubuh berupa lingkaran-lingkaran otot yang tersusun sebagai huruf W.
 Lidah digerakkan oleh otot retraktor dan protraktor.

3. Sistem Pencernaan
Mulut – faring – esophagus – usus (tidak ada lambung) – anus.
4. Sistem Sirkulasi
 Jantung terletak dalam ember brankial dan terbungkus oleh kantong pericardial
yang berhubungan dengan selom.
 Darah dari jantung dipompa ke aorta ventral lalu di distribusi ke 8 pasang cabang
aferen yang menuju insang.
 Darah dari insang dikumpulkan dalam aorta dorsal, lalu dialirkan ke bagian
anterior dan posterior tubuh.
 Sistem vena mengembalikan darah melalui hati ke jantung.
5. Sistem Respirasi
 Pada belut laut terdapat 7 insang
 Tiap insang mengandung banyak filament insang dengan kapiler-kapiler kecil
 Darah mendapat udara dalam filament-filamen insang
 Berbeda dengan ikan kelas Chondorichthyes dan Osteichthyes, ikan-ikan
siklostomata ini mengalirkan air masuk dan keluar melalui celah-celah insang.

6. Sistem Ekskresi
 Terdapat dua ginjal dengan tipe mesonephros yang mengeluarkan ekskret melalui
ureter, lalu ke sinus urogenital kemudian ke papilla erogenital.

7. Sistem Saraf
 Otak terdiri dari 3 bagian : a. Otak depan, terdiri dari lobus olfaktorius yang
berpasangan, hemisfer serebral, diensefalon dan infundibulum serta struktur
pineal. b. Otak tengah mengandung lobus optikus. c. Otak belakang terdiri dari
serebellum, medulla oblongata.
Sistem Reproduksi

 Fertilisasi eksternal
 Pada larva terdapat gonad hermafrodit, tetapi setelah dewasa menjadi kelenjar
kelamin jantan atau betina.
 Ketika dewasa sebagai hewan diesius
 Telur / spermatozoa dikeluarkan dari gonad langsung ke cavum abdominalis, terus
ke porus genital dan ke sinus urogenital lalu keluar ke alam bebas [ CITATION Bro94
\l 1033 ].

Sumber gambar :

Brotowidjoyo, M. D. (1994). Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Kelas ini tersebar dalam 34 spesies dari 4 genus : Ichthyomzon, 6 spesies tersebar
di perairain segar di wilayah paling Timur Amerika Utara. Famili Petromyzontidae
umumnya dapat dijumpai di perairan pada suhu 20°C. Spesies Mexico seperti
Lampetra spadicea dan L. geminis dapat ditemukan di peniggalan Landlock di Messa
Central.

Umumunya Lamprey dianggap sebagai Hewan Vertebrata paling awal, karena


Skletonnya tidak dilindungi dan kurang Mineral. Lamprey memiliki Hidung tunggal
yang terbuka di antara matanya. Beberapa Lamprey bersifat parasite, sedangkan
beberapa lagi hidup bebas. Lamprey yang Parasit dianggap sebagai nenek moyang
Lamprey yang parasite. Lamprey yang Non parasite biasanya di sebut Lamprey anak
sungai, mereka tidak makan setelah mengalami metamorphosis. Lamprey ini
berukuran kecil, sekitar kurang lebih 20cm. Mereka sembunyi selama beberaa bulan
setelah metamorphosis hingga Gonade nya berkembang [ CITATION Ber01 \l 1033 ].

b. Kelas Myxini (haghfish)

Sumber gambar :
http://universe-review.ca/10-27-haghfish.jpg

Ordo Myxiniformes
Memiliki sebuah semicircular kanal; kapsul Olfaktorius tunggal yang
digunakan sebagai saraf penciuman dengan beberapa lipatan Epitel sensory, dan
saraf olfaktorius yang tersusun secara terpisah; tidak memiliki tulang; tidak ada
otot mata; memiliki 1 – 16 pasang sirip yang terbuka; tubuh yang telanjang; tubuh
seperti belut; dan tidak memiliki sirip [ CITATION Nel84 \l 1033 ].
Gambar : Myxine glutinosa (Haghfish atalantik)

Sumber gambar : https://www.iucnredlist.org/

Tidak memiliki Pinna dorsalis (hanya memiliki Pinna caudalis yang meluas
kea rah dorsal); mata yang merosot; Barbae dapat dijumpai disektar mulut ikan
ini; giginya hanya terdapat di lidah, ditambah 1 diatas Palatum; saraf dorsal &
ventral bersatu; tidak memiliki kantung spiral atau cilia di sepanjang intestinum;
tidak memiliki Cerebellum; memiliki ovarium dan testis yang ada didalam
individu yang sama, tetapi hanya 1 gonade saja yang fungsional (tidak
hermafrodit); telurnya besar ber – yolk, terdapat 30 telur per individu, dan tidak
ber-metamorfosis. Ada beberapa variasi pada struktur mata mereka, tetapi pada
semua spesies mereka tidak memiliki lensa. Pada Eptatretus, umumnya tinggal di
laut terdangkal dibandingkan dengan Myxine pada umumnya.
Umumnya Haghfish adalah ikan pemakan bangkai, mereka memakan hewan
Invertebrata yang sudah mati dan ikan lain. Hanya mereka hewan vertebrata yang
cairan tubuhnya mengalami Isosmotik (osmotic yang konsentrasinya sama dengan
lingkungannya) dengan air laut. Mereka mensekresikan lendir yang berguna untuk
makan dan pertahanannya. Lendir ini dihasilkan dari sel mucose dan sel thread
(benang) . Lendir ini dapat menyumbat branchia ikan lain sehingga ikan lain
kekurangan nafas, dan mati. Kemampuan haghfish ini juga bertujuan untuk
meloloskan dirinya dari jeratan mangsa denganmensekresikan lendirnya
[ CITATION Nel84 \l 1033 ].
Menurut klasifikasi yang berdasarkan Adam dan Strahan (1963) ada 6 genus
dengan 32 spesies pada kelas ini.

Subfamily Myxininae memiliki saluran Faringocutanea yang berada di faring


belakang branchia. Saluran ini hanya terdapat di sebelah kiri dan berfungsi
sebagai menyeleksi partikel yang terlalu besar yang masuk ke branchia.
Subfamily Eptatretinae memiliki saluran insang yang terbuka secara
terpisah dengan 5 – 1 insang eksterna [ CITATION Nel84 \l 1033 ]

c. Kelas Pteraspidomorphi (Diplorhina)


Ikan pada kelas ini setidaknya memiliki 2 kanal semicircular; memiliki duri,
namun tidak memiliki cel tulang sejati. Tidak seperti ikan tingkat tinggi, tulang
akselator tidak berasal dari cel tulang.
Sumber gambar : http://palaeos.com/vertebrates/pteraspidomorphi

Ordo Pteraspidiformes (Heterostraci)


Eksoskleton terdiri dari banyak piringan yang melindungi daerah
branchiocepalic yang melindungi ekor dan bandannya. Memiliki cancellous
(strukturnya seperti sarang lebah) yang berada di lapisan tengah eksoskleton.
Tidak memiliki organ Photosensory; insang external tunggal yang tunggal berada
di sisi lateral, mata lateral yang sangat kecil, tidak memiliki sirip yang dapat
digerakkan, tidak ada Pinna analis, ekornya bertipe weak hypocercal, dengan
bagian eksternalnya yang simetris. ; kemungkinan memiliki 2 kapsul olfaktorius
dengan sebuah kapsul yang berada di daerah mulutnya. Ordo ini memiliki 11
famili salah empatnya : Amphiaspidae, cyathaspidae, drepanaspidae, dan
pteraspidae. Vertebrata yang paling awal diketahui adalah Pteraspidiforms.

Ordo Galeaspidiformes
Memliliki pelindung cephalic, meskipun memiliki bentuk yang bentuk yang
berubah – ubah yang mirip dengan cephalaspidiformes, tetapi punya mereka
terbuka lebar di atas punggung. Ikan ini memiliki branchial branchial terbuka
yang sangat banyak, mereka kekurangan sirip dan mungkun memiliki tipe ekor
Hypocercal.

Ordo Thelodontiformes
Memiliki sirip anus, ekornya bertipe Hypocercal; memiliki pinna dorsalis,
kepala terlihat sedih; tubuh tertutup oleh sisik tipe palacoid. Kelompok ini
umumnya banyak yang belum diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Berra, T. M. (2001). Freshwater Fish Distribution. Ohio: Academic Press.

Brotowidjoyo, M. D. (1994). Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.

Nelson, J. S. (1984). Fishes Of The World . Edmonton : University of Alberta.

Radiopoetra. (1988). Zoologi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai