KELOMPOK 1:
ASWITA
SILVI ANGGRENI
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Yang saya hormati :
1. Bapak Dr. Hasruddin., M.Pd. Ketua Jurusan Biologi Universitas Negeri Medan
2. Ibu Endang Sulistyarini Gultom., S.Si., M.Si., Apt. Sekretaris Jurusan Biologi
Universitas Negeri Medan
3. Bapak Wasis Wuyung Wisnu Brata., S.Pd., M.Pd. Ketua Prodi Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Medan
4. Bapak Prof. Dr. rer. Nat. Binari Manurung., M.Si. Dosen mata kuliah Taksonomi
Hewan Vertebrata
5. Saudara/saudari yang telah membantu dalam penulisan makalah ini
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar penulisan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agnatha berasal dari kata yunani, yang berati “tidak ada rahang” agnatha adalah bagian
dari super kelas pisces sub filum vertebrata. Fosil agnatha tertua muncul di Kambrium.
Kambriun adalah periode geologi yang dimulai sekitar akhir neo Proterozoikum dengan awal
periode Ordovisium dan dua kelompok yang masih bertahan saat ini adalah lamprey dan
hagfish, dengan sekitar 100 spesies secara total. Sedangkan, Menurut Kimball, (1983)
agnatha merupakan salah satu vertebrata pertama yang ditemukan dalam bentuk fosil.
Agnatha merupakan binatang vertebrata yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Setiap
insang yang dimilikinya disesuaikan dengan kondisi ia berada. Habitatnya ada yang di air
tawar maupun air asin (laut). Hewan kuno ini termasuk monofiletik yang telah diidentifikasi
sebanyak 48.000 spesies.
Agnatha memiliki lubang seluler dan termasuk endoskleton yang memiliki saraf spinal
serta organ perasa yang berkembang. Beberapa jenis agnatha memiliki gigi dan rahang yang
sesuai dengan makanannya. Berdasarkan hal tersebut lah spesies dalam filum agnatha ini
beraneka ragam sehingga perlu adanya pembelajaran secara mendalam dalam bentuk seperti
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. KELAS AGNATHA
1. CIRI – CIRI UMUM SUPER KELAS AGHNATA
Ikan – ikan pada kelas ini tidak berahang, mulut bulut di sebelah anterior.Kulit
lunak berlendir . Tidak ada pasangan sirip. Beberapa jenis mempunyai sirip ekor dan
sirip punggung, misalnya Belut laut. Lubang hidung tunggal di sebelah dorsal. Faring
dengan 7 atau lebih celah insang, dan terbuka secara tidak langsung. Notochord
peristen (Tetap ada seumur hidup) dan secara tidak sempurna dilengkapi dengan
vertebrae kartilago.
Otak terdiri dari 5 bagian, yaitu : telendrfslon, diensefalon, mesensefalon,
metensefalon, dan mielensefalon, walaupun tidak jelas seperti pada vertebrata tingkat
tinggi. Ada 10 batang saraf kranial. Ada yang mempunyai pronefros (ikan hantu) atau
mesonefros (belut laut). Tidak ada system porta ginjal (angkutan atau aliran ginjal)
[ CITATION Bro94 \l 1033 ].
Selain tidak berahang, ikan pada kelas ini juga memiliki sedikit Aparatus yang
tidak berasal dari lengkungan insang, melainkan berasal dari beberapa bentuk Fosil.
Selain itu, Ikan pada kelas ini tidak memiliki sirip Pelvic (panggul), memiliki 1 atau 2
semisirkular canal. Insang ditutupi dengna Endoderm dan yang mengarah ke dalam,
Tulang lengung insang digunakan untuk meindungi neurocranium. Insang lebih
mengarah ke permukaan Pori – Pori dari pada melalui celah. Terdapat seitar 12 genus
dan 73 spesies di dalam 2 famili (beberapa penulis megakui 5 famili) [ CITATION
Nel84 \l 1033 ]
Ikan ini memiliki kelamin yang terpisah, Hidup dari cairan tubuh atau organ
tubuh ikan lain dengan jalan mengisapnya dengan mulutnya yang bulat sebelum
menghisap cairan tubuh korban , ikan ini membuat lubang pada tubuh korbannya
dengan memarut tubuh ikan korban menggunakan mulutnya [ CITATION Bro94 \l 1033 ].
Berikut adalah karakteristik umum yang dimiliki ikan pada kelas Aghnata :
Kulit tanpa sisik
Ada 6-14 kandung insang
Pada dasar corong terdapat mulut
Pada tepi corong terdapat papilae
Tepi corong diperkuat oleh cartilago anularis
Pada dinding corong terdapat barisan gigi dari bahan tanduk
Tracus digestivus berupa pipa yang lurus
Tidak ada cloaca namun punya anus
Alat respirasi berupa kandung insang berbentuk lensa
Gonad tunggal [CITATION Rad \l 1033 ]
Sumber gambar :
https://www.alamy.com/stock-photo/cephalaspidomorphi.html
Morfologi dan Fisiologi Sistem Organ :
1. Kerangka Tubuh
Notokorda ada selama hidup sebagai skeleton aksial, terbungkus oleh jaringan ikat
keras.
2. Sistem Otot
Tubuh berupa lingkaran-lingkaran otot yang tersusun sebagai huruf W.
Lidah digerakkan oleh otot retraktor dan protraktor.
3. Sistem Pencernaan
Mulut – faring – esophagus – usus (tidak ada lambung) – anus.
4. Sistem Sirkulasi
Jantung terletak dalam ember brankial dan terbungkus oleh kantong pericardial
yang berhubungan dengan selom.
Darah dari jantung dipompa ke aorta ventral lalu di distribusi ke 8 pasang cabang
aferen yang menuju insang.
Darah dari insang dikumpulkan dalam aorta dorsal, lalu dialirkan ke bagian
anterior dan posterior tubuh.
Sistem vena mengembalikan darah melalui hati ke jantung.
5. Sistem Respirasi
Pada belut laut terdapat 7 insang
Tiap insang mengandung banyak filament insang dengan kapiler-kapiler kecil
Darah mendapat udara dalam filament-filamen insang
Berbeda dengan ikan kelas Chondorichthyes dan Osteichthyes, ikan-ikan
siklostomata ini mengalirkan air masuk dan keluar melalui celah-celah insang.
6. Sistem Ekskresi
Terdapat dua ginjal dengan tipe mesonephros yang mengeluarkan ekskret melalui
ureter, lalu ke sinus urogenital kemudian ke papilla erogenital.
7. Sistem Saraf
Otak terdiri dari 3 bagian : a. Otak depan, terdiri dari lobus olfaktorius yang
berpasangan, hemisfer serebral, diensefalon dan infundibulum serta struktur
pineal. b. Otak tengah mengandung lobus optikus. c. Otak belakang terdiri dari
serebellum, medulla oblongata.
Sistem Reproduksi
Fertilisasi eksternal
Pada larva terdapat gonad hermafrodit, tetapi setelah dewasa menjadi kelenjar
kelamin jantan atau betina.
Ketika dewasa sebagai hewan diesius
Telur / spermatozoa dikeluarkan dari gonad langsung ke cavum abdominalis, terus
ke porus genital dan ke sinus urogenital lalu keluar ke alam bebas [ CITATION Bro94
\l 1033 ].
Sumber gambar :
Kelas ini tersebar dalam 34 spesies dari 4 genus : Ichthyomzon, 6 spesies tersebar
di perairain segar di wilayah paling Timur Amerika Utara. Famili Petromyzontidae
umumnya dapat dijumpai di perairan pada suhu 20°C. Spesies Mexico seperti
Lampetra spadicea dan L. geminis dapat ditemukan di peniggalan Landlock di Messa
Central.
Sumber gambar :
http://universe-review.ca/10-27-haghfish.jpg
Ordo Myxiniformes
Memiliki sebuah semicircular kanal; kapsul Olfaktorius tunggal yang
digunakan sebagai saraf penciuman dengan beberapa lipatan Epitel sensory, dan
saraf olfaktorius yang tersusun secara terpisah; tidak memiliki tulang; tidak ada
otot mata; memiliki 1 – 16 pasang sirip yang terbuka; tubuh yang telanjang; tubuh
seperti belut; dan tidak memiliki sirip [ CITATION Nel84 \l 1033 ].
Gambar : Myxine glutinosa (Haghfish atalantik)
Tidak memiliki Pinna dorsalis (hanya memiliki Pinna caudalis yang meluas
kea rah dorsal); mata yang merosot; Barbae dapat dijumpai disektar mulut ikan
ini; giginya hanya terdapat di lidah, ditambah 1 diatas Palatum; saraf dorsal &
ventral bersatu; tidak memiliki kantung spiral atau cilia di sepanjang intestinum;
tidak memiliki Cerebellum; memiliki ovarium dan testis yang ada didalam
individu yang sama, tetapi hanya 1 gonade saja yang fungsional (tidak
hermafrodit); telurnya besar ber – yolk, terdapat 30 telur per individu, dan tidak
ber-metamorfosis. Ada beberapa variasi pada struktur mata mereka, tetapi pada
semua spesies mereka tidak memiliki lensa. Pada Eptatretus, umumnya tinggal di
laut terdangkal dibandingkan dengan Myxine pada umumnya.
Umumnya Haghfish adalah ikan pemakan bangkai, mereka memakan hewan
Invertebrata yang sudah mati dan ikan lain. Hanya mereka hewan vertebrata yang
cairan tubuhnya mengalami Isosmotik (osmotic yang konsentrasinya sama dengan
lingkungannya) dengan air laut. Mereka mensekresikan lendir yang berguna untuk
makan dan pertahanannya. Lendir ini dihasilkan dari sel mucose dan sel thread
(benang) . Lendir ini dapat menyumbat branchia ikan lain sehingga ikan lain
kekurangan nafas, dan mati. Kemampuan haghfish ini juga bertujuan untuk
meloloskan dirinya dari jeratan mangsa denganmensekresikan lendirnya
[ CITATION Nel84 \l 1033 ].
Menurut klasifikasi yang berdasarkan Adam dan Strahan (1963) ada 6 genus
dengan 32 spesies pada kelas ini.
Ordo Galeaspidiformes
Memliliki pelindung cephalic, meskipun memiliki bentuk yang bentuk yang
berubah – ubah yang mirip dengan cephalaspidiformes, tetapi punya mereka
terbuka lebar di atas punggung. Ikan ini memiliki branchial branchial terbuka
yang sangat banyak, mereka kekurangan sirip dan mungkun memiliki tipe ekor
Hypocercal.
Ordo Thelodontiformes
Memiliki sirip anus, ekornya bertipe Hypocercal; memiliki pinna dorsalis,
kepala terlihat sedih; tubuh tertutup oleh sisik tipe palacoid. Kelompok ini
umumnya banyak yang belum diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Berra, T. M. (2001). Freshwater Fish Distribution. Ohio: Academic Press.