Anda di halaman 1dari 22

COMMON EPONYM FRACTURE OF THE HAND

Oleh:

Osvaldo Williamson 150100127

Pembimbing:

dr. Nino Nasution, Sp.OT(K)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini
dengan judul “Common Eponym Fracture of the Hand”.

Penulisan laporan kasus ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Program Pendidikan Profesi Dokter di Departemen Ilmu
Orthopedi dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen


pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan
dalam penyusunan laporan kasus ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
laporan kasus selanjutnya. Semoga makalah laporan kasus ini bermanfaat, akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................1
1.3 Manfaat...........................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................
2.1 Definisi Fraktur..............................................................................................2
2.2 Jenis-Jenis Fraktur..........................................................................................2
2.3 Frykman Classification..................................................................................3
2.4 Melone Classification.....................................................................................4
2.5 AO/OTA classification..................................................................................5
2.6 Fernandez Classification................................................................................5
2.7 Universal Classification.................................................................................7
2.8 Fraktur Eponim pada Ekstremitas Superior...................................................7
BAB III KESIMPULAN......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Fraktur terjadi akibat adanya gaya yang berlebihan sehingga menyebabkan
diskontinuitas dari korteks tulang.1 Mekanisme terjadinya fraktur dapat
disebabkan oleh cedera langsung, fraktur patologis, dan stress fracture.1 Fraktur
pada lengan atas paling sering disebabkan oleh mekanisme trauma contohnya
seperti terjatuh dengan tangan sebagai tumpuan.1,2

Fraktur eponym merupakan jenis fraktur yang dimana nama fraktur


tersebut diambil oleh peneliti yang mengungkapkannya. 2 Dari semua jenis fraktur
pada lengan atas, fraktur distal radius adalah jenis tersering. 2 Fraktur distal radius
memiliki beberapa macam klasifikasi dari tahun ke tahun terus dikembangkan dan
klasifikasi ini dijabarkan berdasarkan lokasi fraktur, luas fraktur, mekanisme
terjadinya fraktur, dan hubungan fraktur dengan jaringan disekitarnya.2

1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui jenis-jenis fraktur eponim pada lengan dan juga jenis
klasifikasi yang berbeda-beda terutama pada fraktur distal radius.

1.3 MANFAAT
Tulisan ilmiah ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup
jelas perbedaan jenis fraktur eponym pada tangan dan juga sedikit menyinggung
tatalaksana yang dianjurkan. Tulisan ini juga dapat menjadi referensi untuk
tulisan berikutnya yang lebih mendalam.
2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI FRAKTUR


Fraktur adalah diskontinuitas struktural dari tulang.1 Fraktur bias saja
tanpa retakan, ataupun pecahan yang terbelah dari korteks tulang; tetapi lebih
sering terdapat retakan sehingga menimbulkan gejala. 1 Jika jaringan yang
menutupi tulang intact maka fraktur merupakan fraktur tertutup (closed fracture),
sebaliknya maka disebut dengan fraktur terbuka (open fracture).1

2.2. JENIS-JENIS FRAKTUR


 Fraktur akibat trauma
Kebanyakan fraktur disebabkan oleh gaya yang berlebihan
(overloading), dapat secara langsung atau tidak langsung.1 Dengan trauma
langsung (direct injury), tulang biasanya rusak pada titik benturan,
jaringan lunak juga dapat terluka.1 Dengan trauma tidak langsung (indirect
injury), tulang rusak sedikit berjarak dari titik dimana benturan terjadi.1
 Stress fracture
Stress fracture adalah fraktur dijelaskan sebagai matriks tulang
yang dipengaruhi akibat kelelahan (fatigue) atau pun insuffisiensi
(osteoporotic).2
 Fraktur patologis
Sama seperti stress fracture, fraktur patologis terjadi akibat
ketidakseimbangan antara beban yang diterima oleh tulang tersebut dan
kemampuan limit tulang tersebut menahan beban.3 Pada fraktur patologis,
terdapat erosi dan nekrosis jaringan tulang yang dapat disebabkan oleh
neoplasma atau osteomyelitis.3
4

Gambar 1. Perbedaan jenis fraktur

2.3. FRYKMAN CLASSIFICATION


Klasifikasi Frykman adalah klasifikasi yang digunakan untuk fraktur distal
radius, Meskipun banyak digunakan, tetapi klasifikasi ini tidak berhubungan
dengan tatalaksana fraktur tersebut.4 Klasifikasi ini hanya mengaitkan dengan
kerusakan ulnar dan articular:4
Tabel 1. Klasifikasi Frykman
Fraktur Ulna
Fraktur Radius
+ -
Ekstra-artikular I II
Intra-artikular melibatkan Radiocarpal Joint (RCJ) III IV
Intra-artikular melibatkan Distal Radio-ulnar Joint (DRUJ) V VI
Intra-artikular melibatkan RCJ & DRUJ VII VIII

Gambar 2. Klasifikasi Frykman


2.4. MELONE CLASSIFICATION
5

Klasifikasi melone yang dikemukakan pada tahun 1984 menjelaskan jenis


fraktur dengan pola distal radius yang melibatkan kerusakan intraarticular. 5 Ada 4
komponen yang dijelaskan pada fraktur sendi radiocarpal: shaft of radius, radial
styloid, fragment dorsal medial dan fragment palmar medial dari facet lunatum
dari radius.5 Klasifikasi ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya facet
lunatum pada cedera distal radius.5
Tabel 2. Klasifikasi Melone
Jeni
Deskripsi Keterangan
s
I Tidak ada pergeseran kompleks medial Fraktur stabil setelah tindakan reduksi
 No Comminution tertutup
II Fraktur depresi tidak stabil dari fossa  IIA – Tidak dapat direduksi,
lunatum (“die punch”) fraktur tertutup
 Pergeseran kompleks medial
 IIB – Tidak dapat direduksi,
sedang/berat
fraktur tutup mekanisme
 Korteks doral dan volar impacted
comminuted
III Tipe II ditambah dengan tonjolan radius Beresiko mengenai nervus medianus
kearah volar
IV Fraktur pola terpisah Fraktur tidak stabil
 Severe comminution
 Rotasi dari fragment
V Cedera dengan gaya yang sangat kuat Sering dikaitkan dengan comminution
 Comminution dan pergeseran yang diaphysis
berat

Gambar 3. Klasifikasi Melone


6

2.5. AO/OTA CLASSIFICATION


Pada tahun 1986, Swiss Association for the Study of Internal Fixation
(ASIF) mencetuskan klasifikasi ini dimana terdapat 23 jenis fraktur distal radius
yang terbagi kedalam 3 sub-tipe yaitu: A (extra-articular), B (partial articular),
dan C (complete articular).5

Gambar 4. Klasifikasi AO/OTA

2.6. FERNANDEZ CLASSIFICATION


Klasifikasi ini lebih mengarah kepada mekanisme terjadinya fraktur distal
radius, dengan kliasifikasi ini diharapkan dapat memberi informasi kepada klinisi
mengenai kerusakan jaringan lunak.5 Klasifikasi ini juga memberikan informasi
mengenai terapi yang disarankan untuk masing-masing jenis, terapi ini
disesuaikan dengan keadaan klinis dan kemampuan layanan kesehatan yang
tersedia.5
7

Tabel 3. Klasifikasi Fernandez


Tip Deskripsi Kestabilan Jumlah Fragment Tindakan
e
I Bending fracture Stabil atau 2 fragment utama  Stabil (konservatif)
– metafisis tidak dengan  Tidak stabil (percutaneous
stabil comminuted pinning atau fiksasi
metafisis yang eksternal)
bervariasi
II Shearing Tidak 2, 3, comminuted Reduksi terbuka dengan screw-
fracture – stabil plate fixation
permukaan sendi
III Compression Stabil atau 2, 3, 4,  Limited arthroscopic release
fracture – tidak comminuted  Extensile open reduction
permukaan sendi stabil  Percutaneous pinning
ditambah fiksasi internal
atau eksternal
 Bone graft
IV Avulsion Tidak 2 (styloid Reduksi terbuka atau tertutup
fracture, fraktur stabil radius/ulna), 3, dengan pin/screw fixation atau
radiocarpal, comminuted tension wiring
dislokasi
V Combined Tidak Comminuted Tindakan kombinasi
fracture (high stabil
energy) –
Intraartikular dan
fraktur terbuka
8

Gambar 5. Klasifikasi Fernandez


2.7. UNIVERSAL CLASSIFICATION
Klasifikasi ini adalah untuk menjabarkan klasifikasi Frykman, dimana ini
menjelaskan perbedaan fraktur ekstra dan intraartikuler, dan fraktur yang bergeser
maupun tidak bergeser.5
Tabel 4. Klasifikasi Universal
Tipe Lokasi Pergeseran Sub-tipe
I Ekstra-artikuler Tidak bergeser -
II Ekstra-artikuler Bergeser  A: Dapat direduksi, stabil
 B: Dapat direduksi, tidak stabil
 C: Tidak dapat direduksi
III Intra-artikuler Tidak bergeser -
IV Intra-artikuler Bergeser  A: Dapat direduksi, stabil
 B: Dapat direduksi, tidak stabil
 C: Tidak dapat direduksi
 Kompleks

2.8. FRAKTUR EPONIM PADA EKSTREMITAS SUPERIOR


2.8.1. Barton’s Fracture
Dikemukakan oleh seorang ahli orthopedic asal Philadelphia, merupakan
fraktur distal radius yang meluas ke aspek dorsal dari permukaan articular dan
berasosiasi dengan dislokasi radiocarpal joint (RCJ), tetapi karena tidak ada
kerusakan pada radiocarpal ligament, lapisan articular dari distal radius yang
fraktur masih berhubungan dengan batas tulang carpal proksimal, sehingga
membedakan Barton’s fracture dengan fraktur/dislokasi lain dari distal radius.6
Fraktur ini sering terjadi akibat dari kejadian trauma.6
9

Gambar 6. Fraktur Barton

2.8.2. Bennett’s Fracture


Fraktur Bennett merupakan jenis fraktur yang paling sering terjadi pada
ibu jari, terjadi akibat gerakan abduksi berlebihan pada metacarpal I. 7 Bentuk
fraktur merupakan fraktur intraarticular yang terbagi menjadi 2 pecahan pada
basis tulang metacarpal I dan sering berhubungan dengan dislokasi
trapeziometacarpal joint.7

Gambar 7. Fraktur Bennett

Gambar 8. Fraktur Bennett dari pemeriksaan Manus AP/Oblique


Percutaneous pinning (PCP) dan open reduction internal fixation (ORIF)
merupakan tatalaksana yang paling sering digunakan saat ini.7 Tension badn
wiring, fiksasi eksternal, dan juga arthroscopic-assisted fixation juga dapat
10

menjadi pilihan alternative.7 Tetapi menurut beberapa studi, dalam kasus fraktur
ini, perbaikan alignment dan subluksasi lebih penting dibandingkan menyatukan
pecahan dari fraktur itu sendiri.7

2.8.3. Boxer’s Fracture


Fraktur Boxer merupakan fraktur pada diafisis dari metacarpal V yang
disebabkan biasanya oleh trauma akibat seseorang sedang meninju sesuatu yang
solid dengan tangan mengepal.8 Kontraktur dari otot disekitarnya akan
menyebabkan pergeseran kaput metacarpal dari arah yang normal.8

Gambar 9. Fraktur Boxer dari Xray Manus AP

2.8.4. Chauffeur’s Fracture


Fraktur Chauffeur merupakan varian fraktur pada distal radius, dari
metafisis tulang radius menuju ke lapisan articular radius, membentuk fragment
segitida Bersama dengan prosesus styloideus.9 Fraktur Chauffeur juga dulunya
dikenal sebagai Hutchinson’s fracture. Indikasi tindakan operasi fraktur ini adalah
gagalnya tindakan reduksi tertutup dan juga jika adanya fraktur tulang scaphoid
atau cederanya ligament yang parah.9
11

Gambar 10. Fraktur Chauffer Xray Wrist Join AP/Oblique

2.8.5. Colles’ Fracture


Fraktur ini dulunya dianggap sebagai salah satu jenis dengan mekanisme
trauma bertenaga rendah dan merupakan fraktur ekstra-artikuler, tetapi sekarang
sudah tidak dianggap seperti itu dan tidak spesifik terhadap luasnya fraktur. 10
Korteks dari distal radius lebih tipis dan rentan untuk mengalami fraktur. 10 Fraktur
distal radius biasanya disebut dalam 2 nama yang berbeda, fraktur colles
merupakan fraktur distal radius dalam jarak 2 cm dari distal radius termasuk
pergeseran kea rah dorsal dari fragment distal, sedangkan fraktur smith
merupakan fraktur distal radius dalam jarak 2 cm dari distal radius dengan
pergeseran palmar dan proksimal dari fragment distal.10

Gambar 11. Fraktur Colles’


12

Gambar 12. Xray Wrist Joint fraktur colles’ AP/Lateral

2.8.6. Essex-Lopresti Fracture


Fraktur ini, Essex-Lopresti Injury (ELI) termasuk kedalam fraktur yang
jarang terjadi, ketika gaya trauma yang melebihi kapasitas batas dari pergelangan
tangan ke siku akan menyebabkan cederanya Distal Radioulnar Joint (DRUJ),
rupture Intraosseus Membrane (IOM), dan fraktur Radial Head (RH).11 Trauma
ini sering tidak menimbulkan gejala fraktur sama sekali sehingga seringkali tidak
terdiagnosa, ELI kronik memiliki prognostic yang lebih jelek.11

Gambar 13. Fraktur Essex-Lopresti


13

Gambar 14. Xray Elbow Joint dan Wrist Joint AP/Lateral

2.8.7. Galeazzi Fracture


Diperkirakan sekitar 7% dari semua fraktur di lengan merupakab fraktur
Galeazzi, dimana prevalensi fraktur lebih sering terjadi pada distal lengan
dibandingkan bagian medial lengan.12 Fraktur ini terbagi 2 macam yaitu tipe I
pergeseran kearah dorsal dan tipe II, pergeseran kearah volar. 12 Tipe I terjadi
dengan jangka 7,5 cm distal dan sering dikaitkan dengan disfungsi DRUJ,
sedangkan tipe II sekitar 7,5 cm proksimal dan jarang dikaitkan dengan disfungsi
DRUJ.12

Gambar 15. Fraktur Galeazzi


14

Gambar 16. Xray antebrachia AP/Lateral fraktur Galeazzi

2.8.8. Monteggia Fracture


Fraktur ini merupakan fraktur kepala radius ditambah dengan fraktur
ulna.13 Bado mengklasifikasikan fraktur ini kedalam 4 group tergantung arah
pergeseran dari kepala radius:13
 Bado 1: dislokasi anterior, paling sering sekitar 70%
 Bado 2: Dislokasi posterior atau posterolateral (6%)
 Bado 3: Dislokasi lateral atau anterolateral (23%)
 Bado 4: Dislokasi anterior dengan fraktur radius, dijumpai pada pasien
pediatric (1%)
15

Gambar 17. Fraktur monteggia

Gambar 18. Xray antebrachia AP fraktur monteggia

2.8.9. Rolando Fracture


Fraktur ini adalah untuk mendeskripsikan fraktur comminuted dari
permukaan articular metacarpal I, sedangkan kerusaka parsial disebut dengan
Bennett fracture.14 Fraktur ini terjadi akibat adanya tekanan kompresi terhadap
aksis dari corpus metacarpal ketika sendi trapezo-metacarpal sedang dalam
kondisi fleksi.14 Fraktur ini mengakibatkan fraktur multi fragment yang
menindikasikan trauma dengan gaya yang kuat.14 Semua fraktur metacarpal yang
melibatkan permukaan intra-artikular dimana terdapat multiple fragment disebut
dengan pola fraktur Rolando.14
16

Gambar 19. Fraktur Rolando

Gambar 20. Xray Manus AP/Lateral fraktur rolando


17

BAB III

KESIMPULAN

Fraktur merupakan diskontinuitas dari korteks tulang, disebut incomplete


apabila hanya mengenai 1 korteks dan disrbut complete apabila kedua korteks
tulang terkena. Fraktur dapat dibagi berdasarkan mekanisme seperti fraktur akibat
trauma, stress fracture, dan fraktur patologis. Fraktur pada distal radius sering
terjadi sehingga terdapat jenis klasifikasi yang dikembangkan dari tahun ke tahun
seperti Frykman, melone, AO-OTA, Fernandez, dan klasifikasi universal.

Fraktur eponym pada lengan terdiri dari fraktur barton, bennett, boxer,
chauffeur, colles, essex-lopresti, Galeazzi, monteggia, dan Rolando. Semuanya
merupakan fraktur dengan lokasi dari konfigurasi yang berbeda, nama tersebut
dimabil oleh peneliti yang mengungkapkannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Blom A, Warwick D, Whitehouse M. Apley & solomon's system of


orthopaedics and trauma: CRC Press; 2017.
2. Matcuk GR, Mahanty SR, Skalski MR, Patel DB, White EA, Gottsegen
CJ. Stress fractures: pathophysiology, clinical presentation, imaging features, and
treatment options. Emergency radiology. 2016;23(4):365-75.
3. Marshall RA, Mandell JC, Weaver MJ, Ferrone M, Sodickson A, Khurana
B. Imaging features and management of stress, atypical, and pathologic fractures.
Radiographics. 2018;38(7):2173-92.

16
18

4. Wæver D, Madsen ML, Rölfing JHD, Borris LC, Henriksen M, Nagel LL,
et al. Distal radius fractures are difficult to classify. Injury. 2018;49:S29-S32.
5. Shehovych A, Salar O, Meyer C, Ford D. Adult distal radius fractures
classification systems: essential clinical knowledge or abstract memory testing?
The Annals of The Royal College of Surgeons of England. 2016;98(8):525-31.
6. Szymanski JA, Carter KR. Barton's Fracture. StatPearls [Internet]:
StatPearls Publishing; 2019.
7. Rivlin M, Fei W, Mudgal CS. Bennett fracture. Journal of Hand Surgery.
2015;40(8):1667-8.
8. Eldridge J, Apau D. Boxer’s fracture: management and outcomes.
Emergency nurse. 2015;23(4).
9. Helm R, Tonkin M. The chauffeur's fracture: simple or complex? The
Journal of Hand Surgery: British & European Volume. 1992;17(2):156-9.
10. Altizer LL. Colles' fracture. Orthopaedic Nursing. 2008;27(2):140-5.
11. Fontana M, Cavallo M, Bettelli G, Rotini R. Diagnosis and treatment of
acute Essex-Lopresti injury: focus on terminology and review of literature. BMC
musculoskeletal disorders. 2018;19(1):312.
12. Johnson NP, Smolensky A. Galeazzi Fractures. 2019.
13. Delpont M, Louahem D, Cottalorda J. Monteggia injuries. Orthopaedics &
Traumatology: Surgery & Research. 2018;104(1):S113-S20.
14. Feletti F, Varacallo M. Rolando Fractures. StatPearls [Internet]: StatPearls
Publishing; 2019.

Anda mungkin juga menyukai