Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

SKIZOFRENIA PARANOID
12 Maret 2020

OLEH :
Rendy C Nunuhitu, S.Ked

PEMBIMBING

dr. Dickson A. Legoh, Sp.KJ

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITRAAN KLINIK

SMF/BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

FAKULTAS KEDOKTERAAN UNDANA

RUMAH SAKIT JIWA NAIMATA

KUPANG

2020
I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. I.M

Tempat/tgl lahir : Waikabubak, 18 Juni 1990 (30 tahun)

Suku : Sumba

Agama : Kristen Protestan

Status pernikahan : Belum Menikah

Pendidikan : S1

Pekerjaan :: PNS -

Alamat : Mangganipi-Kodi Utara

II. RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Riwayat perjalanan penyakit didapat melalui hetero anamnesis

terhadap kakak kedua pasien saat mengantar pasien ke RSJ tanggal 26

Februari 2020, autoanamnesis terhadap pasien pada hari Senin, 2 Maret

2020 pukul 12.00 WITA di RSJ Naimata.

A. Keluhan Utama (didapat heteroanamnesis)

Pasien dibawa ke RSJ Naimata pada hari Rabu tanggal 26 Februari

2020 karena pasien hendak membentak dan memukuli pamannya sejak 3

hari yang lalu .

1
B. Riwayat Gangguan Sekarang

Autoanamnesis (Wawancara dilakukan pada hari Senin, 2

Maret 2020 pukul 12.00 WITA di RSJ Naimata.

Pasien mengatakan dia dibawa ke RSJ Naimata oleh kakaknya

karena pasien lupa membawa obat dalam perjalanan mengikuti rapat

koordinasi yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kabupaten

Sumba Barat Daya. Pasien juga mengatakan bahwa dia tidak tahu

bahwa akan dirawat inap di kupang dan merasa tidak memiliki

keluhan sama sekali.

Pemeriksa : “Selamat siang kak.” (sambil menjabat tangan pasien)

Pasien : “Selamat siang pak dokter.”

Pemeriksa: “Nama saya dokter muda Rendy, kira-kira saya bisa

tanya-tanya sedikit tentang kaka punya keadaan ?”

Pasien : “Iya boleh dokter. Silahkan.”

Pemeriksa : “Sebagai informasi, semua yang akan kakak katakan

akan jadi rahasia medis yang tidak akan diberitahu ke siapapun

kecuali petugas medis

Pasien : “Oh baik pak dokter”

Pemeriksa : “ Kakak nama lengkapnya siapa?”

Pasien : “ Saya punya nama Iwan Moto”

Pemeriksa : “ Kak iwan punya tempat tanggal lahir masih ingat?”

Pasien : “ Saya lahir di Waikabubak 19 Juni tahun 1990”

Pemeriksa : “ Kak iwan orang mana?”

2
Pasien : “Saya orang sumba”

Pemeriksa : “Kaka agama apa?”

Pasien : “Saya percaya Tuhan Yesus jadi saya agama kristen

protestan”

Pemeriksa : “ Pendidikan terakhir apa kak?”

Pasien : “Pendidikan terakhir ya..hmmm saya lulusan S1 ilmu

politik undana

Pemeriksa : “Oh iya baik kak. Kak iwan sudah kerja?”

Pasien : “Sudah”

Pemeriksa : “ Kak iwan kerja di mana?”

Pasien : “Saya pegawai di dinas penanaman modal dan pelayanan

terpadu satu pintu kabupaten sumba barat daya”

Pemeriksa : “ Kakak sudah menikah?”

Pasien : “Belum pak dokter, tapi pak dokter tolong doakan supaya

saya bisa segera menikah ya pak dokter, amin?”

Pemeriksa : “Amin kak iwan”. Oh iya kak iwan saya juga mau tanya

kenapa kak iwan masuk ke sini?”

Pasien : “ Sebenarnya saya ada mau ikut rakor di malaka dalam

rangka perjalanan dinas kantor saya tapi dalam perjalanan tidak tau

kenapa keluarga saya bilang singgah dulu di kupang untuk ambil obat

karena kebetulan obat saya ketinggalan di sumba sana jadi saya ikut

saja. Tetapi begitu sampai di sini katanya saya harus dirawat inap

walaupun sebenarnya tujuan datang kesini saya hanya mau ambil obat

3
tapi mau bagaimana lagi? Saya yakin ini sudah jalan Tuhan, Amin pak

dokter?

Pemeriksa : “Iya amin kak iwan, lalu kak iwan awalnya bagaimana

ceritanya sampai kak iwan bisa minum obat rutin seperti ini? Dulu

pernah ke dokter dan dibilang sakit atau bagaimana kak?”

Pasien : “ Kalo ini saya harus cerita panjang pak dokter. Jadi

begini awalnya itu di tahun 2012 pertama kali saya itu ada dapat

karunia dari Tuhan untuk memutuskan kutukan di keluarga saya.

Mungkin pak dokter belum tau sebenarnya itu keluarga saya itu punya

kutukan dari dulu yang tidak bisa dihilangkan dengan cara apapun

sebelumnya. Awal mula kutukan ini berasal dari nenek moyang kami

yang menikah dengan mempelai wanita yang merupakan jelmaan

buaya. Setelah nenek moyang saya menikah dengan jelmaan buaya

tersebut maka dampak dari hasil perkawinan itu adalah semua

keturunan yang berasal dari jelmaan buaya tersebut akan mengalami

kesialan yang luar biasa. Keturunan dari jelmaan buaya tersebut itu

salah satunya adalah mama saya. Jadi kembali ke cerita yang awal

2012 itu saya dapat karunia untuk memutuskan kutukan yang

dimaksud. Tetapi awalnya itu saya tidak tahu kalau saya punya

karunia. Saya tau ketika saya pergi berdoa di tim doa dan mereka

bilang demikian. Hal ini berawal dari saya pergi melayat almarhumah

istri dosen saya. Ketika saya pulang melayat saya rasa itu seperti saya

dikuasai oleh suatu kekuatan dan pikiran saya itu kayak dikendalikan

4
sesuatu. Saya yakin waktu itu saya sedang dirasuki roh almarhumah

istri dosen saya. Setelah itu saya pergi ke tim doa yang tadi saya

bilang dan baru saya tau kalau saya punya karunia. Selama beberapa

tahun saya masih bingung karunia yang tim doa bilang itu karunia

untuk apa, hingga sampailah pada tahun 2017 dimana saya mengikuti

festival wolek terbesar sepanjang sejarah di sumba barat daya. Sebagai

informasi pak dokter wolek itu festival untuk menghormati budaya

leluhur dengan cara mempersembahkan korban lewat pemotongan

hewan seperti kerbau, babi, kambing dan banyak lagi. Selain itu juga

diiringi dengan tari-tarian yang megah sekali. Pokoknya pak dokter

kapan-kapan kalo ke sumba barat daya harus liat. Lalu Setelah festival

tersebut saya seperti mendapat pencerahan mengenai karunia yang

saya punya ini. Yaitu karunia untuk memutuskan kutukan turun-

temurun yang sudah lama ada. Sepulangnya dari festival itu saya rasa

saya memiliki kekuatan yang sangat besar. Saya lalu lari ke kuburan

dan berteriak sekencang-kencangnya karena kekuatan yang saya

punyai itu. Ah maksudnya saya karunia itu. Tidak lama kemudian

beberapa orang datang pegang sama saya lalu suruh saya tenang. Lalu

saya punya kakak-kakak datang juga untuk kasi tenang saya. Satu

bulan kemudian saya dibawa ke RSJ bangli di bali untuk katanya

berobat karena saya sakit. Saya sebagai adik saya menurut saja kata

kakak saya jadi saya pergi berobat ke bangli walaupun saya tidak

merasa sakit. Sampai di bali dokter mendiagnosa saya dengan

5
skizoafektif tipe manik katanya. Saya juga tidak tahu waktu itu

maksudnya itu sakit apa jadi saya hanya ikut dan berobat saja selama

2 minggu rawat inap dan sisanya rawat jalan sampai sekarang. Tetapi

entah kenapa saya rasa kutukan ini belum selesai di keluarga saya pak

dokter jadi saya berpikir untuk memutuskan kutukan yang ada di

keluarga saya dimulai dari om saya. Saya pergi ke rumah om saya dan

saya bentak dia dengan tujuan untuk kasi putus ini kutukan pak

dokter. Kejadiaanya kira-kira 7 hari lalu. Jadi seperti itu pak dokter

Pemeriksa : “Baik kak iwan, kalo begitu saya mau tanya kak

iwan rutin minum obatnya tidak?”

Pasien : “Rutin pak dokter, Setiap hari saya minum tapi 1 minggu

terakhir ini saya tidak minum karena obat yang saya pegang habis.

Obat lainnya ada di orang tua”

Pemeriksa : “ Berarti sudah tidak minum obat 1 minggu ya kak iwan,

Kalo begitu obatnya nama apa kak masih ingat tidak?”

Pasien : “ Obatnya itu kalo tidak salah ada depakote lalu....hmm

saya lupa namanya dengan yang satu itu risperidone pak dokter”

Pemeriksa : “Bisa saya lihat obatnya kak iwan?”

Pasien : “Itu masalahnya pak dokter saya lupa bawa obatnya saat

saya hendak mau ikut rakor di malaka. Obatnya saya tinggal di sbd

sana. Di sana obatnya saya bagi 2 yang setengah saya pegang yang

setengah lagi orang tua saya pegang. Jadi waktu kesini saya lupa

minta yang di orang tua pak dokter”

6
Pemeriksa: “ok baik kak iwan, Kak iwan punya perasaan hari ini rasa

bagaimana?.”

Pasien : “Baik-baik dokter”

Pemeriksa: “Baik-baik yang bagaimana maksdunya Kak iwan?

Senang atau sedih?”

Pasien : “Ya rasa biasa-biasa saja.”

Pemeriksa: “Tidak senang tidak sedih juga kah?”

Pasien : “Iya dokter.”

Pemeriksa: “Terus Kak iwan ada dengar suara-suara atau tidak?”

Pasien :“Suara kek biasa pak dokter,kalo orang omong ya saya

dengar”

Pemeriksa: “Maksudnya seperti suara yang hanya kaka saja yang bisa

dengar begitu ada atau tidak?”

Pasien : “oo tidak pak dokter.”

Pemeriksa: “Kalau Kak iwan pernah tidak rasa cium sesuatu yang

bau sekali atau harum sekali begitu?.”

Pasien : “Sonde juga.”

Pemeriksa: “Kalau rasa manis atau pahit di mulut padahal Kak iwan

sonde makan apa-apa pernah?”

Pasien : Sonde juga.”

Pemeriksa:“Sekarang Kak iwan merasa tidak seperti ada sesuatu

kekuatan sedang mengendalikan atau mempengaruhi Kak

iwan?”

7
Pasien :“Tidak ada pak dokter”

Pemeriksa : “Atau Kak iwan sendiri rasa punya kekuatan atau tidak?

Bisa baca orang punya pikiran?”

Pasien : “Kalo baca pikiran sih tidak pak dokter, hanya kalo

kekeuatan untuk putuskan kutukan itu saya punya, sama

yang seperti sudah saya jelaskan tadi pak dokter.”

Pemeriksa: “Baik kak iwan, terus Kak iwan rasa di kepala ni seperti

ada pikiran yang berulang-ulang sampai Kak iwan rasa

kepala penuh atau tidak?”

Pasien : “Tidak ada pak dokter.”

Pemeriksa: “Atau Kak iwan punya pikiran seperti ditarik keluar atau

pikiran dari luar masuk ke Kak iwan punya kepala?”

Pasien : “Ini yang tadi saya sudah bilang itu yang lalu kalo saya

sempat dirasuki roh mendiang istri dosen saya dulu di tahun 2012, itu

semua saya punya pikiran dan diri badan ini sudah seperti bukan saya

punya lagi, tapi itu dulu dokter kalo sekarang tidak.”

Pemeriksa: “Baik kak iwan,lalu Kak iwan rumah dimana?”

Pasien : “Saya di tinggal di kodi utara dokter, itu di sumba barat

daya sana”

Pemeriksa: “Di rumah tinggal dengan siapa?”

Pasien : “Dengan saudara laki-laki ke 2 dan orang tua pak dokter.”

Pemeriksa: “Kak iwan tau sekarang ni ada dimana?”

Pasien : “Di rumah sakit jiwa Naimata pak dokter.”

8
Pemeriksa: “Jadi Kak iwan ada sakit ko?”

Pasien : “Saya tidak sakit, hanya orang mereka pikir saya sakit

karena obat saya juga lupa bawa dari sbd sana, lalu mau

ambil obat di sini tapi katanya harus rawat inap. Yah saya

pikir ini sudah jalan Tuhan untuk saya jadi mau

bagaimana lagi pak dokter, Amin?.”

Pemeriksa: “Amin kak iwan. Lalu Kak iwan tau tidak minum obat tu

supaya apa?”

Pasien : “Tau pak dokter, supaya saya tidak sakit”

Pemeriksa: “Waktu itu siapa yang antar ke sini?”

Pasien : “Ada om yang ada di kupang dengan saya punya kakak

yang mau ikut rakor sama-sama dengan saya dari sbd pak

dokter.”

Pemeriksa : “Kak iwan sekarang umur berapa?”

Pasien : “Umur 30 tahun.”

Pemeriksa : “Kak iwan tau sekarang tanggal berapa?”

Pasien : “Hari ini tanggal 2 Maret tahun 2020 pak dokter”

Pemeriksa : “Sekarang ni siang atau malam?”

Pasien : “Kalau sekarang ni siang.”

Pemeriksa : “ Kak iwan tau tidak yang di sebelah kak iwan ini

siapa?” (menunjuk ke paman pasien)

Pasien : “ Ini om saya pak dokter”

Pemeriksa : “Kak iwan sudah makan pagi ko? Makan apa tadi pagi?”

9
Pasien : “Makan nasi lauk telur dan sayur. Tadi barusan ni yang

makan kacang hijau ibu tadi kasi”

Pemeriksa : “ Kak iwan masih ingat minggu lalu begini kak iwan ada

di mana?”

Pasien : “ Saya ada dirumah nonton tv”

Pemeriksa : “ Kak iwan masih ingat dulu sekolah mulai dari sd

sampai sekarang di mana?”

Pasien : “ Saya dulu SD di SDN 1 Waikabubak, lalu SMP di

SMPN 1 Waikabubak dan SMA di SMAN 1 Kupang “

Pemeriksa: “Kak iwan suka minum-minuman beralkohol ko?”

Pasien : “Sedikit sedikit saja pak dokter.”

Pemeriksa : “ Sedikit itu yang kermana maksud kak iwan?”

Pasien : “ Ya minum hanya sekedar untuk rasa sa tidak sampai

mabuk juga itupun minum hanya kalo ada acara saja pak

dokter”

Pemeriksa: “Kalau pakai narkoba?”

Pasien : “aduh kalo itu saya tidak pernah pak dokter, nanti masuk

BUI”

Pemeriksa : “ Kalo minum kopi pernah tidak kak iwan?”

Pasien : “ Kalo kopi itu harus pak dokter, tiap hari saya minum

kopi”

Pemeriksa : “ Berapa gelas 1 hari kak iwan?”

10
Pasien : “ Tiap hari antara 1 sampai 2 gelas setiap pagi pak

dokter”

Pemeriksa : “ Kalo rokok kak iwan isap tidak?”

Pasien : “ Rokok itu sudah pasti, satu hari saya bisa hisap 7-8

batang pak dokter”

Pemeriksa : “ Kak iwan hobinya apa?”

Pasien : “ Saya senang memancing dokter”

Pemeriksa : “ Berarti kak iwan jago memancing ya?”

Pasien : “ Lumayan pak dokter terutama kalo memancing di

sungai atau kolam itu saya paling jago”

Pemeriksa : “Wah hebat sekali kak iwan, lalu kalo saya boleh tanya

waktu dulu pertama kali mimpi basah tu kapan kak iwan?

Rasanya kermana?”

Pasien : “ Pertama kali itu kalo tidak salah smp kelas 1 pak

dokter, rasanya ya enak pak dokter”

Pemeriksa : “ Kak iwan sebelumnya sudah pernah berhubungan

seksual atau tidak?”

Pasien : “ Saya masih perjaka dokter”

Pemeriksa : “ Kak iwan bisa gambar seperti yang saya gambar ko”?

(Memberi kertas berisi gambar dan pena)”

Pasien : “ Bisa pak dokter”

Pemeriksa : “Baik kak iwan, Lalu kak iwan tau tidak persamaan bola

pingpong dan jeruk?”

11
Pasien : “ Sama-sama bulat pak dokter”

Pemeriksa : “ Kalo perbedaannya?”

Pasien : “ Kalo jeruk bisa dimakan kalo bola pingpong tidak pak

dokter”

Pemeriksa : “ Kak iwan bisa mengeja kata KURSI dari belakang

tidak?

Pasien : “ Bisa pak dokter, I-S-R-U-K”

Pemeriksa : “ Kak iwan bisa coba buat pengurangan angka 100

dikurang angka 7 sampai seterusnya?”

Pasien : “Maksudnya bagaimana itu pak dokter?”

Pemeriksa : “ Maksudnya 100 kurang 7 berapa lalu kurang tujuh lagi

berapa begitu terus”

Pasien : “ Bisa pak dokter” (Pasien dapat melakukan pengurangan

angka seratus dengan angka tujuh dengan baik)

Pemeriksa : “Kak iwan tau sekarang presiden Indonesia siapa?”

Pasien : “Jokowi, wakil pak maaruf amin.”

Pemeriksa : “ Oke kak iwan, ada yang mau kak iwan tanya tidak?”

Pasien : “ Tidak ada pak dokter”

Pemeriksa : “Oh iya baik kak iwan. Jadi sementara kak iwan dirawat

di sini dulu untuk memantau perkembangan kak iwan

selama di sini selain itu kak iwan juga harus rutin minum

obat di sini supaya gejala dan keluhan yang ada pada kak

iwan bisa dikurangi.”

12
Pasien : “Baik pak dokter”

Pemeriksa “ Baik kak iwan. Terima kasih sudah mau duduk sebentar

untuk saya tanya-tanya. Kalo begitu saya permisi dulu kak

iwan.

1. Heteroanamnesis

Wawancara dilakukan pada hari Rabu 26 Februari 2020 dari kakak

kandung pasien yang mengantar pasien saat mengantar pasien ke

UGD RSJ Naimata.

Pasien dibawa ke RSJ pada tanggal 26 Februari 2020 dikarenakan

pasien datang dan membentak serta hendak memukul paman pasien

tanpa alasan yang jelas. Gejala-gejala tersebut timbul sejak 3 hari

sebelum pasien dibawa ke Rumah Sakit.

Pasien membentak dan memaki-maki serta hendak memukul

pamannya. Ketika ditanya keluarga, pasien menjawab hal ini

bertujuan untuk memutuskan kutukan yang ada pada keluarganya.

Berdasarkan keterangan keluarga, pasien sering menganggap

bahwa dirinya memiliki karunia dari Tuhan untuk memutuskan

kutukan yang ada pada keluarganya. Keluarga mengatakan bahwa

pasien menganggap keturunan mereka itu sedang dalam kesialan

akibat kutukan yang ada di keluarga pasien sehingga harus diputuskan

13
oleh pasien yang menganggap dirinya menerima karunia untuk

memutuskan kutukan tersebut.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

Berdasarkan hasil heteroanamnesis, pasien pertama kali

menunjukan gejala pada tahun 2017 dimana pasien awalnya merasa

memiliki kekuatan yang besar untuk melenyapkan kutukan yang ada

di dalam keluarganya dan pasien pergi ke makam keluarga pasien dan

melempari makam serta berteriak dengan keras tanpa alasan yang

jelas. Saat ditanyakan, pasien mengatakan bahwa hal ini harus

dilakukan karena jika tidak maka keluarga pasien akan mengalami

kesialan terus menerus. Selain itu pada saat ditanya mengenai dari

mana pasien mengetahui hal tersebut pasien selalu menjawab hal ini

merupakan karunia dari Tuhan yang harus digunakan”

Pada tahun 2017 pasien sempat dibawa ke RSJ Bangli di dan

sempat dirawat inap selama 2 minggu. Selama dirawat dan setelah

pulang dari rawat inap selam 2 minggu di rumah sakit, pasien tinggal

bersama kakak kandung dan orang tuanya. Keluarga juga mengatakan

bahwa pasien jarang dibawa kontrol ke rumah sakit tetapi hanya

meminta obat yang dikirim dari RSJ bangli karena jarak yang jauh dan

tidak ada yang mau mengantar pasien ke RSJ bangli.

D. Riwayat Sifat Kepribadian Sebelumnya

Menurut kakak pasien, pasien adalah orang yang ceria, banyak

bicara, ,bisa membangkitkan suasana serta cenderung menjadi pusat

14
perhatian saat berkumpul bersama keluarga maupun temannya. Pasien

aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, bersosialisasi baik dengan semua

tetangga. Pasien juga orang yang rapi dalam berpakaian, selalu

berpakaian bagus dan rapi.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi (didapat dari heteroanamnesis)

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien merupakan anak terakhir dari 5 bersaudara. Menurut kakak

pasien, pasien lahir cukup bulan dan tidak prematur, persalinan di

bidan. Tidak ada masalah dalam proses persalinan.

2. Masa Kanak Dini (usia 0-3 tahun)

Pasien diberi ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan. Menurut kakak

pasien, pasien baru bisa berbicara dan berjalan di usia 3 tahun.

Menurut kakak pasien, orang tua tidak sibuk dan tetap mengurusi

pasien seperti anak-anak yang lain.

3. Masa Kanak Pertengahan (usia 3-11 tahun)

Pasien masuk SD pada Usia 7 tahun. Pasien sudah dapat membaca

dengan baik pada saat kelas 1 SD setelah. Pasien bukan anak yang

nakal selama di sekolah, Serta cukup baik dalam menerima pelajaran.

4. Masa Remaja

Pasien bersekolah di SMPN 1 Waikabubak dan SMA 1 kupang .

Pertama kali mimpi basah saat SMP kelas 1 dan pasien mengatakan

hal tesebut nikmat.

5. Masa Dewasa

15
o Riwayat Pendidikan

Pasien menjalani pendidikan SMA di kupang. Lalu melanjutkan

kuliah di universitas nusa cendana mengambil jurusan ilmu politik

dan meraih gelar sarjana.

o Riwayat Pekerjaan

Pasien pernah bekerja sebagai pegawai di dinas penanaman modal

dan pelayanan terpadu satu pintu kabupaten Sumba Barat Daya.

o Riwayat Psikoseksual

Pasien belum pernah berhubungan seksual dan belum pernah

menikah.

o Riwayat Agama

Pasien orang yang taat beribadah dan rajin berdoa. Pasien juga

aktif dalam kegiatan-kegiatan gereja.

o Aktivitas Sosial

Pasien memiliki banyak teman dan aktif dalam kegiatan-kegiatan

gereja dan lingkungan rumah.

o Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang sampai

berurusan dengan kepolisian sebelumnya.

F. Situasi Kehidupan Sekarang

Saat ini pasien tinggal di rumah bersama kakak kandung dan orang

tauanya. Rumah tersebut merupakan rumah permanen, terdapat ventilasi,

akses air dari PDAM dan listrik. Rumah memiliki 3 kamar tidur, 1 kamar

16
mandi, 1 dapur, dan terdapat tempat mencuci pakaian. Masing-masing

ruangan terdapat ventilasi. Semua ruangan beralaskan keramik terkecuali

tempat mencuci yang beralaskan semen kasar.

Pemasukan tiap bulan didapat dari dana pensiunan ayah pasien

sebagai pensiunan PNS serta kakak pasien dan pasien yang bekerja sebagai

PNS di Kabupaten sumba barat daya. Makan dan minum pasien dimasak

sendiri oleh pasien dan terkadang dimasakan oleh kakak pasien.

G. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak terakhir dari 5 bersaudara.. Tidak ada

riwayat keluarga yang memiliki gangguan jiwa.

: Laki-laki : Pasien
: Perempuan

Skema 1. Family Tree Pasien

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 2 Maret 2020

A. Deskripsi Umum

17
 Penampilan

Seorang laki-laki tampak sesuai dengan usia, mengenakan kaos

berwarna biru, tampak rapih dilihat dan bersih

 Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Pasien tampak tenang (dinyatakan dengan pasien yang duduk tenang

selama wawancara)

B. Sikap terhadap Pemeriksa

 Kooperatif (dinyatakan dengan pasien menjawab dengan baik dan

mengikuti perintah Pemeriksa selama proses wawancara)

 Kontak mata (+)

C. Mood dan Afek

 Mood : Eutimik (dinyatakan dengan pasien berkata perasaanya

biasa-biasa saja, tidak senang, tidak sedih)

 Afek : Luas (dinyatakan dengan ekspresi dan gerak tubuh pasien

yang bervariasi)

 Keserasian: serasi

D. Pembicaraan

Spontan, dengan kuantitas banyak, artikulasi baik (dinyatakan pasien mau

bercerita banyak dengan pemeriksa).

E. Persepsi

Halusinasi auditorik dan visual (-). (Dinyatakan dengan tidak pernah

mendengar suara-suara yang hanya bisa didengar oleh pasien serta melihat

sesuatu yang hanya bisa dilihat oleh pasien).

18
F. Proses Pikir

 Bentuk : Tidak logis (dinyatakan dengan masih terdapatnya

waham)

 Arus : Koheren (dinyatakan dengan pembicaraan yang dapat

dipahami dengan baik).

G. Isi Pikir

 Waham kebesaran (+)

Autoanamnesis : dinyatakan bahwa pasien mengatakan dirinya memiliki

karunia untuk memutuskan kutukan yang ada pada keluarganya.

H. Kesadaran dan Kognisi

 Taraf kesadaran dan kesigapan : sadar penuh/ compos mentis, GCS :

E4V5M6

 Orientasi :

a) Waktu : Baik (dinyatakan dengan pasien tidak salah menjawab

tahun, tanggal, dan hari saat dilakukan pemeriksaan. Pasien

menjawab tanggal 2 maret 2020)

b) Tempat : Baik (dinyatakan dengan pasien saat ini berada di Rumah

Sakit Jiwa Naimata)

c) Orang : Baik (dinyatakan dengan pasien mengenali keluarga yang

berkunjung saat itu yaitu paman pasien)

 Daya ingat :

a) Daya ingat jangka panjang : Baik (dinyatakan dengan pasien

menjawab tanggal lahirnya, pasien menjawab 18 Juni 1990)

19
b) Daya ingat jangka sedang: baik (dinyatakan pasien masih mengingat

sedang ada dimana di waktu yang sama 1 minggu yang lalu)

c) Daya ingat jangka pendek: baik (dinyatakan dengan pasien masih

mengingat makanan yang pasien makan tadi pagi yakni nasi, telur

,sayur dan kacang hijau)

 Konsentrasi dan perhatian : Baik (dinyatakan dengan pasien mampu

melakukan pengurangan angka 100 dengan angka 7 dengan benar)

 Kemampuan visuospasial : Baik

 Pikiran abstrak : Baik (pasien dapat menjelaskan persamaan dan

perbedaan dari bola pingpong dan buah jeruk)

 Intelegensi dan kemampuan informasi : baik (pasien mengetahui

presiden saat ini yakni Joko Widodo dan wakil presiden Maaruf amin)

 Bakat kreatif : pasien hobi memancing

I. Kemampuan menolong diri sendiri : baik (pasien dapat merawat diri

sendiri dengan cara mandi, makan, minum, berpakaian, toilet, dan

memasak tanpa ada bantuan dari orang lain)

20
J. Pengendalian Impuls : Baik (dinyatakan dengan pasien yang tampak

tenang tanpa adanya gerakan-gerakan tidak bertujuan yang dilakukan

pasien)

K. Daya Nilai dan Tilikan

 Penilaian realita : terganggu (masih terdapat waham)

Tilikan : I (dinyatakan dengan pasien tidak tahu mengapa

alasan dibawa ke rumah sakit jiwa naimata .)

L. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

A. Status Internistik

o TD : 130/70 mmHg

o Nadi : 84x/menit

o Suhu : 36,9 C

o RR : 19 x/menit

B. Status Neurologis

GCS E4V5M6.

C. Laboratorium/Penunjang

Tidak dilakukan

D. Pemeriksaan Psikologi

Tidak dilakukan

V. TEMUAN-TEMUAN POSITIF

21
1. Pasien dibawa ke RSJ Naimata pada hari Rabu tanggal 26 Februari

2020 karena pasien hendak membentak dan memukuli pamannya

sejak 3 hari smrs

2. Waham Kebesaran (+)  dinyatakan pasien merasa memiliki karunia

yang dapat digunakan untuk memutus kutukan yang ada dalam

keluarganya.

3. Gejala berlangsung sejak tahun 2017, minum obat untuk gangguan

jiwanya hingga sekarang tetapi sempat putus obat selama 1 minggu

smrs.

VI. FORMULASI DIAGNOSTIK

1. AXIS I : F22 Gangguan waham menetap

Gangguan waham menetap meliputi serangkaian gangguan dengan

waham-waham yang berlangsung lama, sebagai satu-satunya gejala klinis

yang khas atau yang paling mencolok dan tidak dapat digolongkan sebagai

gangguan mental organik, skizofrenik, atau gangguan afektif. Pentingnya

faktor genetik, ciri-ciri kepribadian dan situasi kehidupan dalam

pembentukan gangguan kelompok ini tidak pasti dan mungkin bervariasi.

Gangguan waham menetap, memiliki kriteria diagnosis sebagai berikut:1

 Waham-waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau

gejala yang paling mencolok. Waham-waham tersebut (baik

tunggal maupun sebagai suatu sistem waham) harus sudah ada

sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi

(personal) dan bukan budaya setempat.

22
 Gejala-gejala depreif atau bahkan suatu episode depresif yang

lengkap mungkin terjadi secara intermiten dengan syarat bahwa

waham-waham tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapat

gangguan afektif itu.

 Tidak boleh ada bukti-bukti tentang adanya penyakit otak

 Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang

saja ada dan bersifat sementara

 Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan,

siar pikiran, penumpulan afek dan sebagainya)

Dari gejala yang dialami pasien, tampak bahwa ada beberapa gejala

yang masuk dalam kriteria diagnosis gangguan waham antara lain :

1. Didapati gangguan pada isi pikiran yaitu waham (waham

kebesaran) yang sudah berlangsung selama > 6 bulan

2. Tidak ada halusinasi auditorik

3. Tidak ada riwayat gejala skizofrenia

2. AXIS II. Ciri Kepribadian Histrionik

Pedoman diagnostik1

Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :

 Ekspresi emosi yang dibuat-buat seperti bersandiwara, yang

dibesar-besarkan

 Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan

 Keadaan afektif yang dangkal dan labil

23
 Terus menerus mencari kegairahan, penghargaan dari orang lain,

dan aktivitas dimana pasien menjadi pusat perhatian.

 Penampilan atau perilaku “merangsang” yang tidak memadai.

 Terlalu peduli dengan daya tarik fisik.

Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas

Menurut kakak pasien, pasien adalah orang yang ceria, banyak

bicara, ,bisa membangkitkan suasana serta cenderung menjadi pusat

perhatian saat berkumpul bersama keluarga maupun temannya. Pasien

aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial, bersosialisasi baik dengan semua

tetangga. Pasien juga orang yang rapi dalam berpakaian, selalu

berpakaian bagus dan rapi.

3. AXIS III

Tidak ada

4. AXIS IV

Tidak ada

5. AXIS V

GAF saat ini : 80-71 ( Gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas ringan

dalam sosial, pekerjaan, sekolah dan lain-lain)

GAF 2 tahun terakhir: 70-61 (beberapa gejala ringan & menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).

VII. EVALUASI MULTIAXIAL

1. AXIS I : F.22 Gangguan waham menetap

24
2. AXIS II : Ciri kepribadian Histrionik

3. AXIS III : Tidak ada

4. AXIS IV : Tidak ada

5. AXIS V :

GAF saat ini : 80-71 (gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas

ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah dll)

GAF 2 tahun terakhir: 70-61 (beberapa gejala ringan & menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

VIII. DAFTAR MASALAH

a) Organobiologi : tidak ada

b. Psikologi :

i. Gangguan persepsi: Tidak ada

ii. Gangguan isi pikir: Waham kebesaran (+) autoanamnesis :

dinyatakan pasien merasa memiliki karunia untuk memutuskan

kutukan yang ada pada keluarganya.

IX. RENCANA TERAPI

a. Farmakoterapi

 Risperidon 2 x 2 mg

 Trihexiphenidyl 2 x 2 mg

 Chlorpromazine 50 -0 -100 mg

b. Psikoedukasi Pasien

 Mengedukasi pasien agar minum obat secara teratur, tidak boleh

putus obat

25
c. Psikoedukasi Keluarga

 Edukasi kepada keluarga secara sederhana mengenai penyebab

penyakit gangguan jiwa ini, dan dijelaskan bahwa penyakit ini

bukanlah penyakit yang dibuat-buat oleh pasien melainkan terdapat

ketidakseimbangan zat kimia di dalam otak yang apabila zat kimia

ini tidak dihambat oleh obat, maka pasien akan mengalami gejala

yang lebih berat, yang jika itu terjadi maka akan membahayakan

pasien dan keluarganya semakin sulit untuk mengurusnya, sehingga

keluarga mengerti bahwa obat ini harus terus diminum dan jangan

sampai putus obat

 Edukasi kepada keluarga agar rajin membawa pasien untuk kontrol

rutin di poli jiwa serta memperhatikan pemberian obat pada pasien

sehingga tidak putus obat mengingat pengobatan pada pasien

membutuhkan waktu yang cukup lama.

 Edukasi kepada keluarga untuk lebih memberikan semangat dan

dukungan kepada pasien sehingga dapat membantu proses

penyembuhan pasien

 Edukasi kepada keluarga agar selalu mengajak pasien bercerita.

X. PROGNOSIS

BONAM

1. Faktor yang memperingan

 Skizofrenia paranoid

26
 Tidak ada keluarga yang mengalami gangguan yang sama seperti

pasien

 Usia produktif

2. Faktor yang memperberat :

 Belum menikah

XI. DISKUSI

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi

penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu

bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada

perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. 1

Manifestasi klinik skizofrenia antara lain :2

 Gangguan proses pikir : asosiasi longgar, intrusi berlebihan, terhambat,

klang asosiasi, ekolalia, alogia, neologisme

 Gangguan isi pikir (waham : kepercayaan yang salah yang menetap)

 Gangguan persepsi : halusinasi, ilusi, depersonalisasi dan derealisasi

 Gangguan emosi : ada tiga afek dasar yang sering diperlihatkan oleh

penderita skizofrenia (tetapi tidak patognomonik) yaitu afek tumpul

atau datar, afek tak serasi, dan afek labil

 Gangguan perilaku : berbagai perilaku tak sesuai atau aneh dapat

terlihat seperti gerakan tubuh yang aneh dan menyeringai, perilaku

ritual, sangat ketol-tololan dan agresif serta perilaku seksual yang tak

pantas.

27
Untuk menegakkan diagnosa skizofrenia, pasien harus memenuhi

kriteria DSM-IV atau ICD IX. Berdasarkan DSM IV :

1. Berlangsung paling sedikit enam bulan.

2. Penurunan fungsi yang cukup bermakna yaitu dalam bidang

pekerjaan, hubungan interpersonal, dan fungsi kehidupam pribadi.

3. Pernah mengalami psikotik aktif dalam bentuk yang khas selama

periode tersebut.

4. Tidak ditemui gejala-gejala yang sesuai dengan skizoafektif,

gangguan mood mayor, autisme, atau gangguan organik.2

Pada kasus ini, pasien AS didiagnosis dengan skizofrenia, karena

terdapatnya manifestasi klinik seperti berikut, yaitu : adanya gejala-gejala

positif (mengamuk, marah-marah tanpa sebab yang jelas).

Hampir 1% penduduk dunia menderita skizofrenia selama hidup

mereka.2Gejala skizofrenia biasanya muncul pada usia remaja akhir atau

dewasa muda. Awitan pada laki-laki biasanya antara 15-25 tahun, dan 25-

35 tahun untuk perempuan. Progonisinya biasanya lebih buruk pada laki-

laki.2Pada kasus ini, onset dimulainya gejala skizofrenia yang terjadi pada

pasien saat pasien berusia 16 tahun pasien dianggap memiliki emosi yang

sulit dikendalikan (saat itu pasien marah dan mengamuk, maki-maki,

bicara sendiri).

Etiologi dari skizofrenia belum ditemukan dengan pasti, namun

ada beberapa hasil penelitian yang dilaporkan saat ini:2

28
Dari segi biologi , gangguan organik yang paling banyak dijumpai

yaitu pelebaran ventrikel tiga dan lateral yang stabil yang kadang sudah

terlihat sebelum awitan penyakit, atropi bilateral lobus temporal medial

dan lebih spesifik yaitu gyrus parahipokampus, hipokampus dan amigdala,

disorientasi spasial sel pyramidal hipokampus dan penurunan volume

korteks prefrontal dorsolateral. Lokasi kerusakan pada otak menunjukkan

gangguan perilaku yang ditemui pada skizofrenia. Misalnya, gangguan

hipokampus dikaitkan dengan impairment memori, dan atropi lobus

frontal dihubungkan dengan symptom negative dari skizofrenia.

Dari segi biokimia, hipotesis yang paling banyak yaitu adanya

gangguan neurotransmitter sentral yaitu terjadinya peningkatan aktivitas

dopamine sentral (hipotesis dopamine), didasarkan pada, efektivitas obat

neuroleptik bekerja untuk memblok reseptor dopamine pasca sinaps,

terjadinya psikosis akibat penggunaan amfetamin (amfetamin melepaskan

dopamine sentral, dan memperburuk skizofrenia), dan adanya peningkatan

jumlah reseptor D2 di nukleus kaudatus. Berikut disajikan tabel mengenai

lokasi reseptor dopamin serta fungsinya danjalur dopamin serta fungsinya.


3

29
Tabel 1 Lokasi Reseptor Dopamin dan Fungsinya

Reseptor Lokasi Fungsi


D1 Ditemukan dalam konsentrasi Mengatur pergerakan
yang tinggi pada area mesolimbik, volunter, Regulasi
nigrostratal, dan mesokortikal, pertumbuhan dan
seperti substansia nigra, bulbus perkembangan, proses
olfaktorius, nukleus akumben, makan, afek,
nukleus kaudatus, putamen, perhatian,
striatum. Dalam jumlah sedikit penghargaan, tidur,
pada serebelum, hiopokampus, kontrol impuls,
talamus, hipotalamus, dan ginjal perilaku seksual,
memori bekerja,
pembelajaran, kontrol
renin pada ginjal
D2 Ditemukan dalam konsentrasi Mengatur kerja
yang tinggi di substansia nigra, memori, regulasi
bulbus olfaktorius, nukleus tekanan darah, fungsi
akumben, nukleus kaudatus, ginjal, motilitas usus,
putamen, area ventral tagemental, vasodilatasi, mengatur
nukleus akumben pergerakan
D3 Hanya ditemukan pasa sistem Mengatur fungsi
saraf pusat endokrin, kognitif,
emosi, regulasi
pergerakan
D4 Di substansia nigra, hipokampus, Regulasi fungsi
amigdala, thalamus, hipotalamus, endokrin, motilitas
ginjal, cortex frontalis, jantung, usus, vasodilatasi,
pembuluh darah, glandula adrenal, tekanan darah,
traktus gastrointestinal, ganglia modulasi fungsi
simpatis, globus palidum kognitif
D5 Substansia nigra, hipotalamus, Proses nyeri, afek,
hipokampus, ginjal, jantung, fungsi endokrin

30
pembuluh darah, adrenal,ganglia
simpatis dan traktus
gastrointestinal

Tabel 2 Jalur Dopamin dan Fungsinya

Jalur Dopamin Fungsi


Nigrostriatal Stimuli sensori dan pergerakan
Mesolimbik Kepuasan, kesenangan, perilaku mencari
penghargaan, ketergantungan/adiksi,
persepsi
Mesokortikal Kognisi, memori, perhatian/atensi, emosi,
pembelajaran
tuberoinfundibule Inhibisi sekresi prolaktin
r

Dari segi genetika, skizofrenia adalah gangguan yang bersifat

keluarga, semakin dekat hubungan kekerabatan semakin tinggi risiko.

Kembar monozigot mempunyai 4-6 kali lebih sering menjadi sakit

disbanding kembar dizigot. Risiko terjadinya skizofrenia selama hidup

berdasarkan penelitian yaitu antara lain, populasi umum (1%), kembar

monozigot (40-50%), kembar dizigot (10%), saudara kandung skizofrenia

(10%), otrangtua (5%), anak dari salah satu orang tua skizofrenia (10-

15%), anak dari kedua orangtua skizofrenia(30-40%).

Dari segi faktor keluarga, kekacauan dan dinamika keluarga

memegang peranan penting dalam menimbulkan kekambuhan dan

mempertahankan remisi.2 Beberapa peneliti mengidentifikasi suatu cara

berkomunikasi yang patologis dan aneh pada keluarga pasien skizofrenia.

Komunikasi sering samar, tidak jelas, dan sedikit tidak logis.

31
Pada kasus ini, belum dapat diketahui pasti penyebab skizofrenia

yang dialami pasien. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut jika ingin

dicari atau menyingkirkan penyebab organik. Tidak ada riwayat dalam

keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama sehingga

kemungkinan faktor genetik belum menjadi penyebab utama. faktor sosial

dan keluarga sebagai faktor yang paling mungkin mencetuskan gangguan

pada kasus ini.

Ada beberapa klasifikasi skizofrenia yaitu, tipe paranoid,

hebefrenik, katatonik, tak terinci, residual, depresi pasca skizofrenia,

simpleks, dan yang tak tergolongkan. 1,2

Dari gejala yang dialami pasien, tampak bahwa ada beberapa

gejala yang masuk dalam kriteria diagnosis schizofrenia paranoid, antara

lain :

1. Didapati waham kebesaran, pasien merasa ada karunia untuk

memutuskan kutukan yang ada dalam keluarganya.

2. Semua gejala ini berlangsung sejak 2017. Pasien sempat berobat

namun putus obat selama 5 hari dan kambuh lagi pada 3 hari yang lalu

2018.

32
DOKUMENTASI

Gambar 1. Foto bersama pasien

Gambar 2. Foto saat mewawancarai pasien

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari


PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya.
2001.P:46-8,103.
2. Amir N. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
UI. 2010.Bab 12. Skizofrenia; P:170-7,194-5.
3. Ayano G. Dopamine : Receptors, Functions, Synthesis,
Pathways,Locations, and Mental Disorders. Journal of Mental Disorders
and Treatment. 2016;2:2. Available from :
https://www.omicsgroup.org/journals/dopamine-receptors-functions-
synthesis-pathways-locations-andmental-disorders-review-of-literatures-
2471-271X-1000120.php?aid=78997

34

Anda mungkin juga menyukai