Disusun Oleh :
NAMA : Dahrina Azmi Asyarti (4183311013)
Desnia Magdalena Nainggolan (4183111087)
Reni Susanti Br Sipayung (4183311012)
Yaminiati Lase (4182111041)
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas “Makalah” ini dengan baik dan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Social Budaya Dasar
Terimakasih kepada dosen pengampu, yaitu bapak Drs. Sri Wiratma, M.Si yang telah
memberikan tugas ini kepada saya, isi dari makalah ini yaitu manusia sebagai makhluk
budaya, system budaya, multikulturalisme dan globalisasi.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa banyak kesalahan dan
kekurangan makalah ini. Oleh sebab itu, kami mohon maaf karena masih banyak kesalahan
yang perlu diperbaiki. Akhir kata kami ucapkan terimakasih semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita.
KELOMPOK 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah salah satu mahluk Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna
diantara semua mahluk ciptaan-Nya. Manusia dibekali sesuatu yang amat berharga dan
istimewa yang tidak dibekalkan Tuhan Yang Maha Esa kepada mahluk ciptaan-Nya yang
lain, dengan akal manusia dapat membuat keputusan diantara beberapa pilihan yang ada,
mengambil pelajaran yang terjadi dalam kehidupannya baik itu kejadian menyenangkan dan
tidak menyenangkan baginya, serta dapat mempertimbangkan baik burunya segala hal yang
akan mempengaruhi kehidupannya.Dalam kehidupannya manusia menjalani banyak aktifitas,
mulai dari aktifitas pribadi, keluarga, etnis/suku, kelompok dan masyarakat. Kegiatan-
kegiatan yang telah diwariskan turun-temurun dan dianggap sakral tersebut biasa kita sebut
sebagai budaya. Selain berupa kegiatan-kegiatan budaya dapat berupa aturan-aturan, nilai-
nilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku didalam suatu kalangan suku atau etnis.
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan etnis memiliki berbagai macam
budaya yang unik dan memiliki keistimewaan sendiri.
Manusia sebagai mahluk yang hidup dalam suatu suku atau etnis khususnya di
Indonesia merupakan pelaku utama budaya-budaya yang ada di dalam Nusantara itu, maka
karena itu manusia adalah mahluk budaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah keistimewaan manusia?
2. Apakah yang disebut budaya dan kebudayaan?
3. Adakah hubugan manusia dan budaya?
4. Bagaimanakah terjadinya proses pembudayaan?
5. Bagaimana jangkauan budaya itu sendiri?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keistimewaan manusia
2. Untuk mengetahui apa yang disebut sebagai budaya dan kebudayaan
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara manusia dan budaya
4. Mengetahui bagaimana proses terjadinya pembudayaan
5. Mengetahui sampai mana cakupan budaya itu sendiri
BAB II
PEMBAHASAN
b. Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita, di mana kata derita berasal dari bahasa
Sansekerta, dhra artinya menahan atau menanggung. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), derita berarti menanggung (merasakan) sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan adalah teman paling setia kemanusiaan. Ini
melengkapi ciri paradoksal yang menandai eksistensi manusia di dunia. Karena
pada dasarnya setiap manusia pasti dihadapi pada sebuah masalah.
c. Cintakasih
Cintakasih adalah perasaan suka kepada seseorang yang disertai belas
kasihan. Cinta merupakan sikap dasar ideal yang memungkinkan dimensi sosial
manusia menemukan bentuknya yang khas manusiawi. Menurut Ali Akbar
(1995:194) dalam cinta kasih itu mengenal adanya istilah merawat yaitu
memelihara, meluruskan, dan meningkatkan
“memelihara” agar tetap stabil
“meluruskan” bila ia menyimpang dari arti yang sebenanrnya
“meningkatkan” bila ia sudah mulai berkurang
d. Tanggung jawab
Tanggungjawab adalah kewajiban melakukan tugas tertentu yang dasarnya
adalah hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk yang mau menjadi baik dan
memperoleh kebahagiaan, di mana dengan mengerjakan tanggung jawab maka
manusia itu sendiri bias menikmati haknya.Menurut M. Habib Mustopo, etal.
(1998:192-194) bahwa eksistensi manusia sebagai makhluk Tuhan, makhluk
individu, dan makhluk sosial maka manusia mempunyai tanggungjawab. Ada
beberapa macam tanggung jawab yaitu
Terhadap diri sendiri, contoh : menjaga kesehatan tubuh baik fisik maupun
batin
Keluarga, contoh : tidak mencoreng nama keluarga dengan perbuatan yang
rusak
Masyarakat, contoh : bersosialisasi, menjaga kebersihan lingkungan, dan
lain-lain
Tuhan YME, contoh : beribadah kepada-Nya
e. Pengabdian
Pengabdian diartikan sebagai perihal memperhamba diri kepada tugas-tugas
yang dianggap mulia. Mengikhlaskan diri terhadap hal yang dikerjakan sehingga
tidak menimbulkan keterpaksaan.Pengabdian juga merupakan perihal mengabdi
dan penghambaan diri. Bentuk perbuatan baik manusia berupa pikiran, pendapat,
serta tenaga sebagai wujud kesetiaan.
f. Pandangan hidup
Pandangan hidup berkenaan dengan eksistensi manusia didunia dalam
hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama, dan dengan alam tempat kita
berdiam. Pandangan hidup hampir sama dengan prinsip hidup. Pandangan hidup
adalah nilai-nilai yang dianut ileh suatu masyarakat secara selektif oleh para
individu, golongan dalam masyarakat (Koentjoroningrat, 1980). Nilai-nilai
tersebut meliputi cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Pandangan hidup biasanya berasal dari agama, berupa
idiologi, atau mungkin hasil renungan dari pengalaman atau kejadian di
sekitarnya.
g. Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, permai, cantik, elok,
molek, dan sebagainya. Keindahan merupakan bagian dari kehidupan manusia.
Keindahan identic dengan kebenaran. Eksistensi manusia didunia diliputi dan
digairahkan oleh keindahan. Manusia tidak hanya penerima pasif tetapi juga
pencipta keindahan bagi kehidupan. Manusia menciptakan kekreatifitasan
sehingga banyak hal-hal unik yang terjadi di sekitarnya.
h. Kegelisahan
Kegelisahan merupakan gambaran keadaan seseorang yang tidak tenteram hati
maupun perbuatannya, merasa khawatir tidak tenang dalam tingkah laku, dan
merupakan salah satu ekspresi kecemasan. Kegelisahan bias berarti bahwa
manusia itu menyadari dan merasakan adanya ketidakberesan di sekitarnya,
sehingga manusia itu sendiri memiliki niat untuk memperbaikinya. Contoh dari
kegelisahan adalah merasa terasingkan dari lingkungannya. Situasi-situasi hidup
hidup yang bisa mendatangkan kegelisahan, ketidaknyamanan dan
ketidaktenangan yaitu :
1) Keadaan jasmani yang kurang baik
Cacat jasmani menyebabkan manusia merasa tidak percaya diri, malu bahkan
berusaha mengingkari diri.
2) Kemiskinan
Kondisi ini dapat menyebabkan kegelisahan, ketidaknyamanan dan
ketidaktenangan
3) Situasi perempuan
Di berbagai belahan bumi, perempuan merasa belum dipperlakukan secara adil.
Atuan budaya, bahkan agama, masih dianggap memperlakukan mereka secara
diskriminatif
4) Malapetaka
Malapetaka yang paling ditakuti orang adalah perang, dimana akibat dari perang
itu menimbulkan kegelisahan yang pada akhirnya merupakan suatu penderitaan.
Memang tidak ada batasan atau ukuran pasti kita sudah melakukan hal
“Memanusiakan manusia”. Tidak ada juga ukuran yang pasti kita melakukan hal
yang “Tidak Memanusiakan Manusia”. Ukuran ini terkait dengan rasa
prikemanusiaan yang ada dalam diri kita. Ada tiga orang yang dapat dijadikan
contoh dalam makalah ini yakni mendiang KH. Abdurrahman Wahid atau Gus
Dur. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi dan dan Walikota Surabaya
Tri Rismaharini. Gus Dur disebut telah “Memanusiakan Manusia” karena sikap
mantan presiden RI ini yang berpegang pada nilai keadilan, kesetaraan serta nilai
persaudaraan. Gus Dur sosok pemimpin, pembela rakyat marjinal, pembela
minoritas agama etnis yang hak-haknya terhalangi baik dalam berkeyakinan,
beragama atau mendirikan rumah ibadah. Selain itu, keyakinannya pada iman
yang terbuka sehingga mengembangkan Pluralisme. Jokowi, terlihat dari cara
memindahkan pedagang kaki lima kala menjabat sebagai Walikota Surakarta.
Tanpa menggusur secara paksa, pedagang kaki lima pindah. Di Jakarta pun,
setelah menjabat Gubernur, ia membangun tanpa menggusur.
Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Achmad Sodiki bahkan menyebut
Jokowi menerapkan konsep “Memanusiakan Manusia”. Walikota Surabaya Tri
Rismaharini pun demikian. Ia dinilai memanusiakan warga karena aktivitasnya
keluar-masuk lokalisasi untuk membujuk para pekerja seks komersial untuk
berganti profesi. Ia datang pada siang hari, sore atau malam. Tekadnya, ia ingin
mengurangi lokalisasi di kota Surabaya, tetapi tidak memilih cara menggusur. Ia
turun langsung, mengajari para pekerja seks itu dengan aneka keterampilan.
E. Proses Pembudayaan
a. Proses Internalisasi
Proses internalisasi dimaksud proses panjang sejak seorang individu
dilahirkan, sampai ia hampir meninggal, dimana ia belajar menanamkan dalam
kepribadiannya segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukannya
sepanjang hidupnya.
Dalam pengertian lain, internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu ajaran,
doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran
doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002: 439). Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung
dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu, serta
emosi dalam kepribadian individunya, tetapi wujud dan pengaktifan dari berbagai
macam isi kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimuli yang
berada dalam sekitaran alam dan lingkungan sosial maupun budayanya. Perasaan
pertama yang diaktifkan dalam kepribadian seorang bayi kecil pada saat ia dilahirkan
keluar dari kandungan ibunya, adalah perasaan puas dan tak puas. Sekitaran yang
berada di luar kandungan ibu dimana ia sekonyong-konyong berada itu memberi
pengalaman tidak puas yang pertama kepada si individu yang baru itu. Baru setelah ia
dibungkus dengan selimut dan diberi kesempatan untuk menyusu, maka rasa tak puas
itu dipuaskan, dan perasaan puas pun dialaminya. Kemudian setiap kali ia terkena
pengaruh – pengaruh lingkungan yang menyebabkan rasa tidak puas tadi ia akan
menangis, dan setiap kali juga selimut dn susu mendatangkan rasa puas tadi. Secara
sadar si bayi telah belajar untuk tidak hanya mengalami, tetapi juga mengetahui cara
bagaimana mendatangkan rasa puas, ialah dengan menangis.
b. Proses sosialisasi
Proses sosialisasi antara golongan sosial yang satu dengan yang lain akan
berbeda. Sebagai contoh bayi yang diasuh dalam keluarga kaum buruh dalam kota
– kota industri besar di Amerika Serikat. Tokoh ayah dalam keluarga kaum buruh
tidak terlalu penting dalam proses sosialisasi pertama dari bayi, karena ayah sudah
berangkat ke pabrik pagi – pagi sebelum si bayi bangun, sedang siang ia tidak
pulang untuk makan, dan baru kembali pada malam hari apabila bayi sudah akan
ditidurkan. Hanya pada hari Sabtu dan Minggu bayi mengalami pengaruh
kehadiran ayahnya.
Contoh lain dari suatu proses sosialisasi yang lain akan dialami misalnya oleh
bayi yang diasuh dalam keluarga – keluarga dari berbagai suku bangsa di Irian
Jaya. Di sana bayi pada waktu yang sangat muda seringkali sudah akan
berhadapan dengan berbagai wanita lain selain ibunya, yang segera setelah ia
merasa kuat untuk bekerja kembali, akan pergi ke kebun ubi tiap hari dengan
membawa bayinya untuk bekerja. Bayinya diikat di atas punggungnya, dan selama
waktu istirahat bayi itu selalu dikerumuni serta banyak mendapat perhatian dari
para wanita lain di kebun.
c. Proses enkulturasi
Proses ini dapat juga kita terjemahkan dengan suatu istilah Indonesia yang
cocok sekali, yaitu “pembudayaan”. Dalam bahasa Inggris juga dipergunakan
istilah “institutionalization”. Dalam proses itu seorang individu mempelajari dan
menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat – adat, sistem, norma, dan
peraturan – peraturan yang hidup dalam kehidupannya.
Sejak kecil proses enkulturasi itu sudah dimulai dalam alam pikiran warga
suatu masyarakat, mula – mula dari orang – orang di dalam lingkungan
keluarganya, kemudian dari teman – temannya bermain. Dalam masyarakat ia
belajar membuat alat-alat permainan, belajar membuat alat-alat kebudayaan,
belajar memahami unsur-unsur budaya dalam masyarakatnya. Pada mulanya, yang
dipelajari tentu hal-hal yang menarik perhatiannya dan yang konkret. Kemudian
sesuai dengan perkembangan jiwanya, ia mempelajari unsur-unsur budaya lainnya
yang lebih kompleks dan bersifat abstrak.
d. Proses difusi
Proses Difusi adalah saat penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok
manusia di muka bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah
dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia.
Namun, penyebaran unsur-unsur kebudayaan juga bias tanpa melalui perpindahan
kelompok-kelompok manusia atau bangsa dari suatu tempat ke tempat lain,
namun karena ada individu-individu tertentu yang membawa unsur-unsur
kebudayaan itu hingga jauh sekali. Bentuk difusi yang lain adalah penyebaran
unsur-unsur kebudayaan berdasarkan pertemuan antara-antara individu-individu
dalam suatu kelompok manusia dengan individu-individu kelompok tetangga. Dan
pertemuan- pertemuan kelompok ini dapat dengan berbagai cara. Cara yang
pertama adalah hubungan di mana antara bentuk dari kebudayaan masing-masing
hampir tidak berubah. Hubungan ini disebut hubungan symbiotic. Cara yang lain
adalah bentuk hubungan yang disebabkan karena perdagangan, tetapi dengan
akibat yang lebih jauh dari hubungan symbiotic.
e. Proses Akulturasi dan Asimilasi
Akulturasi adalah konsep mengenai proses sosial yang timbul bila suatu
kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-
unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Jika
masalah tentang akulturasi diringkas, ada lima golongan masalah yang akan
tampak, yaitu :
1. Masalah mengenai metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan
melukiskan proses akulturasi dalam suatu masyarakat;
2. Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan asing apa yang mudah diterima, dan
unsur-unsur kebudayaan asing apa yang sukar diterima oleh masyarakat penerima;
3. Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan apa yang mudah diganti atau diubah,
dan unsur-unsur apa yang tidak mudah diganti atau diubah oleh unsur-unsur
kebudayaan asing;
4. Masalah mengenai individu-individu apa yang suka dan cepat menerima, dan
individu-individu apa yang sukar dan lambat menerima unsur-unsur kebudayaan
asing;
5. Masalahmengenai ketegangan-ketegangan dan krisisi-krisis sosial yang timbul
sebagai akibat akulturasi.
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada : (i) golongan-golongan
manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda, (ii) saling bergaul
secara langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga (iii) kebudayaan-
kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan
juga unsur-unsurnya masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan
campuran. Ada faktor-faktor yang menghambat proses asimilasi. Factor-faktor itu
adalah : (i) kurang pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi, (ii) sifat takut
terhadap kekuatan dari kebudayaan lain; (iii) perasaan superioritas pada individu-
individu dari suatu kebudayaan terhadap yang lain.
f. Proses Inovasi
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam,
energy, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi
baru yang semua akan mneyebabkan adanya system produksi, dan dibuatnya
produk-produk yang baru.
Suatu penemuan biasanya juga merupakan suatu proses sosial yang panjang
yang melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention. Suatu discovery
adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik yang berupa
suatu alat baru, suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu, atau suatu
rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Discovery
baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan
menerapkan penemuan baru itu. Suatu penemuan baru selalu harus dilihat dalam
rangka kebudayaan di mana penemuan tadi terjadi. Hal ini disebabkan karena
suatu penemuan baru jarang merupakan suatu perubahan mendadak dari keadaan
tidak ada menjadi keadaan ada. Suatu penemuan baru biasanya berupa suatu
rangkaian panjang, dimulai dari penemuan-penemuan kecil yang secara
akumulatif atau secara bertimbun menjadi banyak. Proses inovasi itu juga
merupakan suatu proses evolusi, bedanya ialah bahwa dalam proses evolusi
individu-individu itu pasif, bahkan sering bersifat negatif.
F. Perubahan Kebudayaan Lokal Menuju Global
a. Pengertian Perubahan Kebudayaan
Kebudayaan lokal adalah kebudayaan yang dimiliki oleh suatu kelompok atau
bangsa dalam hal ini adalah indonesia yang merupakan tindakan dan hasil karya
manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun
dalam masyarakat.
Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang
dimiliki bersama oleh warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan,
norma-norma yang digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi,
selera, rasa keindahan (Soelaeman,2001:46).
Pada dasarnya, kebudayaan itu bersifat adaptif, artinya kebudayaan itu akan
berubah mengikuti tuntutan-tuntutan yang dihadapinya. Kebudayaan juga berpola
mantap, artinya perubahan kebudayaan biasanya memakan waktu beberapa generasi.
Globalisasi oleh sebagian masyarakat sering diartikan sebagai gagasan tentang
penyeragaman dan standarisasi dunia melalui teknologi, perdagangan dan sinkronisasi
budaya dengan budaya yang berasal dari Barat. Selain itu, globalisasi juga sering
dihubungkan dengan sifat-sifat modern, dan sifat-sifat modern selama ini selalu
dihubungkan dengan budaya Barat. Oleh karena itu, budaya yang berasal dari Barat
selalu dianggap sebagai ciri dari masyarakat modern dan global.
b. Sebab-sebab terjadinya perubahan budaya
Sebab - sebab yang berasal dari masyarakat dan kebudayaan sendiri. Misalnya:
perubahan jumlah dalam komposisi penduduk.
Perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan lain berubah lebih cepat.
Penemuan baru atau inovasi dari yang telah ada . hal ini karena kreatifitas dalam
rangka adaptasi dengan perkembangan zaman
Adanya ynsur-unsur kebudayaan yang tudak cocok lagi dengan lingkungan lalu
ditinggalkan atau diganti dengsn yang lebih baik
Apabila terjadi kegagalan dalam pewarisan dari satu generasi ke generasi lain
sehingga terdapat unsur-unsur budaya yang hilang.
c. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Indonesia
Pengaruh budaya global di Indonesia sangat nampak sekarang ini dan
mempengaruhi segala aspek kehidupan mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa. Dan penyebaran budaya global sangat cepat sebagai akibat dari
pengiriman informasi yang cepat dan mudah (globalisasi informasi) oleh
penggunaan media elektronik yaitu: radio, tv, telp, hp, jaringan internet, dll.
Sehingga berdampak ruang dan waktu menjadi kecil, para ahli menyebutnya time-
space compression (menyusutnya ruang dan waktu).
Budaya global adalah budaya kompetisi dengan menggunakan standar kualitas
internasional, contohnya dari produk barang dan jasa sampai gaya hidup
keseharian seakan dipaksa untuk mengikuti standar yang bersifat global. Sehingga
interasi antar budaya semakin tinggi mendorong terjadinya difusi dan akulturasi
secara cepat, masyarakat dan kebudayaan Indonesia tidak bisa menolak atau
menghindarinya karena teknologi informasi telah menjangkau seluruh wilayah
nusantara.
Mencuatnya globalisasi berdampak terhadap manifestasi kebudayaan bangsa-
bangsa sebagai kelanjutan dari makin meningkatnya pertemuan antar budaya
sedunia. Pengaruh antar budaya tidak timbal balik melainkan satu arah dimana
negara yang mempunyai keunggulan dalam penguasaan teknologi berarti
mempunyai kemampuan untuk memperkenalkan berbagai gagasan serta
memperagakan gaya hidup secara masal dan global. Sehingga pihak yang
didukung teknologi tinggi berfungsi sebagai pengalih (transmitter) sedangkan
pihak yang belum maju cenderung menjadi penerima (receiver) dan pihak
penerima sering kali kurang kritis, cenderung menerima sebagai model gaya hidup
masyarakat yang dianggap maju. Mulai dari cara memilih makanan, berpakaian,
juga berpenampilan. Contohnya generarasi muda sekarang lebih memilih
makanan berbau luar negeri seperti pizza, burger, steak, chicken, dll. Para
selebritis juga memilih pakaian “kurang bahan” seperti model dunia yang
akhirnya dicontoh oleh masyarakat. Gaya hidup masyarakat sudah sangat
konsumtif, masyarakat sering membeli barang bukan karena kebutuhan tetapi
karena gengsi atau dianggap lebih gaul dan keren.
Pada kenyataanya globalisasi malah lebih banyak mengorbankan budaya
daerah termasuk budaya lokal. Budaya global sulit diimbangi karena didukung
oleh modal kuat serta teknologi tinggi sedangkan budaya daerah hanya bisa
bertahan secara tradisional. Karena tidak ada yang menyediakan modal.
Contohnya anak-anak lebih suka tokoh-tokoh dari cerita yang ada dalam
produk budaya global (seperti: doraemon, naruto, badman, dll) dari pada tokoh-
tokoh dari budaya daerah. Dan anak-anak juga lebih memilih produk mutakhir
dengan beragam merk terkenal di dunia sehingga anak-anak tak disadari tumbuh
menjadi generasi konsumtif. Apalagi dengan adanya internet anak-anak dapat
menjelajahi dunia yang tak terbatas ruang dan waktu. Dunia anak pun menjadi
semacam dunia yang tidak terkendali dan terbatas.
Akibatnya identitas diri sebagai anak Indonesia telah terkikis dan lama-
kelamaan akan hilang jika kita tidak menyadari akan pentingnya untuk
membimbing dan menanamkan nilai-nilai budaya luhur pada anak.
d. Sikap Bangsa Indonesia dalam Menyikapi Budaya Global
Gejala-gejala diatas menyebabkan perubahan budaya dari tingkat lokal sampai
tingkat nasional. Budaya lokal sebagai bagian dari kebudayaan suku bangsa secara
umum berfungsi sebagai bagian dari kebudayaan suku bangsa secara umum
berfungsi sebagai sarana penanaman nilai-nilai luhur bangsa pada generasi muda
lewat pendidikan di lingkungan keluarga. Lewat keluargalah nilai-nilai budaya,
norma, adat-istiadat, pranata-pranata sosial, dsb ditanamkan sejak dini. Maka akan
terbentuk individu-individu yang mempunyai akar kuat pada budaya sendiri
sehingga dapat sebagai filter dari pengaruh budaya global. Sehingga dalam
menyikapi budaya global harus tertanam nilai-nilai luhur budaya bangsa dengan
kuat. Agar identitas diri sebagai bangsa Indonesia semakin kuat dan teguh
pendirian sehingga tidak terpengaruh dampak negatif dari budaya global.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Akal adalah kemampuan berpikir manusia
2. Budi diartikan sebagai batin manusia panduan akal dan perasaan yang dapat
menimbang baik dan buruk segala sesuatu.
3. Fungsi akal dan budi adalah untuk berpikir guna memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi dalam kehidupannya.
4. Budaya adalah sebuah ide, gagasan dan pemikiran manusia.
5. Kebudayaan dapat diartikan sebagai hasil dari ide, pemikiran manusia itu
sendiri.
6. kebudayaan merupakan hasil interaksi antara manusia alam.
7. Kebudayaan ada karena ada manusia sebagai penciptanya dan manusia dapat
hidup di tengah kebudayaan yang diciptakannya.
8. Memanusiakan manusia adalah upaya membuat manusia menjadi berbudaya.
Dapat dilakukan melalui pendalaman keadilan, penderitaan, cinta kasih,
tanggung jawab, pengabdian, pandangan hidup, keindahan, kegelisahan
9. Proses pembudayaan dapat terjadi melalui internalisasi , sosialisasi ,
enkulturasi , difusi, akulturasi dan asimilasi
10. Kebudayaan itu akan berubah mengikuti tuntutan-tuntutan yang dihadapinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ratna, Nyoman Kutha. 2005. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan
Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
http://juliardibachtiar.wordpress.com/2011/03/30/enkulturasi-dan-sosialisasi/ (Diakses
pada: 19 september 2019, 15:12 WIB)