Anda di halaman 1dari 2

Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai dan logos artinya

teori atau ilmu. Menurut KBBI, aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan
manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang
dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang hal yang sedang dinilai.
Aksiologi meliputi nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran
atau kenyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan, yang menjelajahi berbagai kawasan,
seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik material.
Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada masalah etika dan estetika. Tidak
jauh berbeda seperti yang diungkapkan Wibisono dalam Surajiyo (2009) bahwa aksiologi adalah
nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika dan moral sebagai dasar normatif penelitian dan
penggalian, serta penerapan ilmu.

Objek Kajian Filsafat Aksiologis


Dalam aksiologis dibicarakan tentang kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan
manusia. Aksiologi pada dasarnya bersifat ide dan karena itu ia abstrak dan tidak dapat disentuh
oleh panca indra. Hal yang dapat ditangkap dari aspek aksiologis adalah materi atau tingkah laku
yang mengandung nilai. Namun, nilai itu bukan soal benar atau salah karena ia tidak dapat diuji.
Ukurannya sangat subjektif dan objek kajiannya adalah soal apakah suatu nilai diinginkan atau
tidak. Berbeda dengan fakta yang juga abstrak namun dapat diuji dan argumentasi rasional dapat
memaksa orang untuk menerima kebenarannya. Pengukuran benar dan salah dari suatu fakta
dapat dilakukan secara objektif dan empiris.
Aksiologi digunakan sebagai pedoman untuk menguji nilai yang dipengaruhi oleh psikologi
maupun teori logika. Para hedonis menemukan pedoman mengenai jumlah atu besarnya
kenikmatan yang dirasakan seseorang atau masyarakat sebagai barometer dari sistem nilai. Kaum
Idealis menjadikan sistem objektif mengenai norma-norma rasional atau yang paling ideal sebagai
kriteria. Dari berbagai corak aliran ini maka hubungan antara nilai dan fakta dapat diselidiki melalui
tiga hal, yakni :
1. Aliran naturalis potsitivisme yang menyatakan tidak ada kaitan antara pengalaman
manusia dengan sistem nilai.
2. Objektivisme logis yang menyatakan bahwa nilai merupakan esensi logis dan substnatif
yang tidak ada kaitannya dengan status atau tindakan eksistensi dalam realitas
3. Aliran objektif metafisis yang menyatakan nilai adalah norma ideal yang mengandung
unsur integral objektif dan aktif dari kenyataan metafisik.

Dengan demikian dalam filsafat aksiologis pembicaraan utama terkait erat dengan kaitan
ilmu dan moral. Secara aksiologis, ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan
manusia dengan jalan meningkatkan taraf hidupnya dan dengan memperhatikan kodrat manusia,
martabat manusia, dan keseimbangan / kelestarian alam. Upaya ilmiah ini dilakukan dengan
penggunaan dan pemanfaatan pengetahuan ilmiah secara komunal universal.

Kegunaan Aksiologi  Terhadap Tujuan Ilmu Pengetahuan


Tujuan penggunaan filsafat ilmu dapat dimulai dengan melihat filsafat sebagai :
1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami dan mereaksi dunia pemikiran.
Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang
membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan atau sistem
ekonomi, atau sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah
kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu.
2. Filsafat sebagai pandangan hidup.
Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori ajarannya diterima kebenaranya dan
dilaksanakan dalam kehidupan. Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk
petunjuk dalam menjalani kehidupan.
3. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah.
Dalam hidup ini manusia menghadapi banyak masalah. Bila ada batui di depan pintu,
setiap keluar dari pintu itu kaki tersandung, maka batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani
lebih enak bila masalah masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan
masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang digunakan
amat sederhana maka biasanya masalah tidak terselesaikan secara tuntas. Penyelesaian
yang detail itu biasanya dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam
kehidupan manusia.

Pendekatan-Pendekatan dalam Aksiologi


1. Nilai sepenuhnya berhakekat subyektif. Ditinjau dari sudut pandang ini, nilai-nilai merupakan
reaksi-reaksi yang diberikan oleh manusia sebagai pelaku dan keberadaannya tergantung
pada pengalaman-pengalaman mereka.
2. Nilai-nilai merupakan kenyataan-kenyataan yang ditinjau dari segi ontologi namun tidak
terdapat dalam ruang dan waktu.
3. Nilai-nilai merupakan unsur-unsur obyektif yang menyusun kenyataan.

Aksiologi memberikan jawaban tentang tujuan pengetahuan dipergunakan. Bagaimana


kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah nilai. Bagaimana penentuan objek
yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan nilai. Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang
merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma nilai.

Anda mungkin juga menyukai