Anda di halaman 1dari 10

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum metamorfosis dapat dilihat pada

Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Hasil Pengamatan Metamorfosis Kupu-kupu


Gambar
No Hari / Keterangan
Tanggal Gambar Gambar Literatur
Pengamatan

1. Selasa, 17 Telur
April 2018

2. Rabu, 18 Larva
April 2018

3. Kamis, 19 Pupa
April 2018 (kepompong)

4. Jum’at, 20 Pupa
April 2018 (kepompong)
5. Sabtu, 21 Pupa
April 2018 (kepompong)

6. Minggu, 22 Pupa
April 2018 (kepompong)

7. Senin, 23 Pupa
April 2018 (kepompong)
Tabel 4. Hasil Pengamatan Metamorfosis Kecoa
Hari / Gambar
No Tanggal Keterangan Gambar Gambar
Pengamatan Literatur
1. Selasa, 17 Telur
April 2018

Rabu, 18
2. April 2018 Telur

Kamis, 19
April 2018
Telur
3.

Jum’at, 20
April 2018

4. Telur

Sabtu, 21
April 2018

5. Telur

Minggu, 22
April 2018
6. Telur

Senin, 23
April 2018

7. Telur

B. Pembahasan

Metamorfosis adalah suatu proses perubahan bentuk yang terjadi

pada hewan. Seiring dengan proses pertumbuhan dan perkembangan hewan

akan mengalami perubahan demi perubahan dalam siklus hidupnya.

Perubahan-perubahan ini terjadi secara periodik dan merupakan siklus hidup

yang melekat pada hewan. Beberapa hewan mengalami bentuk yang amat

berbeda pada saat muda dan dewasa. Sedangkan yang lainnya memiliki bentuk

yang sama hanya saja ukuran dan perkembangan organ yang berbeda. Siklus

metamorfosis juga digunakan sebagai dasar pengelompokkan serangga.


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, pada telur kupu-kupu

dan telur kecoa. Pengamatan pada telur kupu-kupu mengalami metamorfosis

sempurna yang melalui tahapan-tahapan atau stasidum fase telur-larva-pupa-

dewasa (imago). Sedangkan pada pengamatan telur kecoa melalui tahap

stadium telur-nimfa-imago (kecoa dewasa). Fase telur pada ngengat sangat

sulit ditemukan karena telurnya berukuran kecil dan masa menetasnya juga

sangat cepat sehingga sulit diamati. Telur dari ngengat ini mempunyai bentuk

yang beradaptasi tergantung dari jenis spesiesnya dan pada umumnya

berbentuk bulat panjang dengan ujung agak runcing.

Fase larva, setelah sekitar 3-4 hari telah mengalami penetasan maka

akan berubah menjadi larva dengan warna yang bervariasi. Larva ini dapat

bergerak karena adanya bantuan berupa kaki palsu yang berupa tonjolan-

tonjolan dibagian vetral tubunya. Larva yang sudah siap berubah memiliki

kemampuan untuk melompat. Fase pupa/kepompong, setelah larva berumur 7

hari, maka larva berubah menjadi pupa/kepompong yang merupakan sebuah

tabung yang berbentuk tong yang biasanya berwarna coklat yang

membungkus larva tersebut. Ulat tersebut membentuk kepompong apabila

cadangan makananya sudah mencukupi selama dalamfase kepompong.

Sedangkan pada fase imago, setelah kepompong berumur 8 hari dan mencapai

stadium matang maka serangga dewasa yang lemah akan keluar dan

menempel pada kepompong, setelah kondisi lingkungan dan tubunya

mendukung maka ngengat tersebut dapat terbang menyerupai individu

dewasa.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi tidak terjadinya metamorfosis

yaitu dipengaruhi oleh faktor hormon tiroksin yang dihasilkan tiroid dan

banyaknya makanan yang dibutuhkan untuk nutrisi pulpa atau kepompong.

Hormon tiroksin merupakan hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar

gondok yang mempengaruhi metabolisme tubuh dan pengatur suhu tubuh.

Penyebab metamorfosis salah satunya adalah terjadinya hormon dalam jumlah

besar dari kelenjar tiroid pada hewan yang telah memasuki masa

metamorfosis.

Pengamatan pada telur kecoa dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap

stadium telur-nimfa-imago. Proses metamorfosis kecoa diawali dengan

stadium telur. Telur kecoa diperoleh dari hasil pembuahan sel telur betina oleh

sel spermatozoa kecoa jantan. Induk betina kecoa umumnya akan melekatkan

telur yang dikandungnya di atas permukaan tanah atau sampah, dalam sekali

bertelur induk kecoa bisa melekatkan sekitar 16- 32 butir telur. Telur-telur

tersebut biasanya melekat satu sama lain karena adanya cairan lengket

dipermukaannya. Telur-telur yang berwarana hitam atau coklat tersebut

biasanya juga dilindungi dengan cangkang kapsul yang disebut ootheca.

Ootheca sangat keras sehingga dapat melindungi telur dari benturan luar.

Telur kecoa akan menetas antara rentang 1-2 bulan tergantung dari jenis dan

spesies induknya.

Stadium nimfa, setelah telur menetas nimfa atau bayi kecoa akan

keluar. Nimfa berukuran sangat kecil meyerupai kutu beras tapi berwarna

putih. Nimfa sudah dapat bergerak bebas mencari makan hingga tubuh dan
berubah warna menjadi coklat, di awal fase ini nimfa belum memiliki sayap.

Dalam proses metamorfosis kecoa, fase nimfa dilalui selama 60 hari dengan 4

-7 kali instrar atau ganti kulit. Setiap berganti kulit, kulit nimfa yang baru akan

semakin keras. Sayap kecil baru mulai keluar pada fase instar terahir sebelum

memasuki fase imago.

Stadium imago, melewati priode instar terahir nimfa kecoa sudah

mulai memiliki 2 pasang sayap. Fase inilah stadium imago dimulai, imago

atau serangga dewasa dari kecoa memiliki sayap yang kuat sehingga

memungkinkan untuk dapat terbang kesana kemari. Di awal fase imago kecoa

mudah berukuran lebih kecil. Stadium imago berlangsung selam 200 hari dan

dapat bertelur sebanyak 8-20 kali sebelumya akhirnya mati.

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi tidak terjadinya

metamorfosis yaitu dipengaruhi oleh faktor hormon tiroksin yang dihasilkan

tiroid dan banyaknya makanan yang dibutuhkan untuk nutrisi pulpa atau

kepompong. Hormon tiroksin merupakan hormon utama yang dihasilkan oleh

kelenjar gondok yang mempengaruhi metabolisme tubuh dan pengatur suhu

tubuh. Penyebab metamorfosis salah satunya adalah terjadinya hormon dalam

jumlah besar dari kelenjar tiroid pada hewan yang telah memasuki masa

metamorfosis.
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah

metamorfosis merupakan proses yang diawali dengan menetasnya telur

menjadi embrio, kemudian embrio akan berubah menjadi larva. Selanjutnya

larva-larva tersebut akan menjadi prapupa, kemudian prapupa akan berubah

menjadi pupa, pupa tersebut akan berkembang menjadi lalat dewasa, cara

membandingkan metamorfosis pada kepompong dan telur kecoa adalah

dengan cara melihat proses perubahan bentuk yang terjadi pada hewan seiring

dengan proses pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mengalami

perubahan dalam siklus hidupnya.

B. Saran

Saran yang dapat saya ajukan adalah agar praktikan diharapkan kerja

sama antara asisten dengan praktikan agar kesalahan dalam pengamatan dapat

dikurangi dan diharapkan pula keseriusan praktikan dalam melakukan

praktikum agar praktikum dapat berjalan lancar.


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, E., Mahdi, N dan Herdawati., 2013, Perkembangan Metamorfosis Lalat


Buah pada Media Biakan Alami Serangga Sebagai Referensi Pembelajaran
pada Matakuliah Perkembangan Hewan, Jurnal Biotik, 1 (1) : 12

Depkes., 2009, Metamorfosis Kecoa Amerika, Bioekologi, Universitas Indonesia,


Jakarta.

Fitriyanti, M.D., Endrotomo., 2012, Proses Metamorfosis yang Terjadi dalam


Objek Rancang Beauty Clinic Surabaya, Jurnal Teknik Pomits, 8 (5) : 10

Lukman, A., 2009, Peran Hormon dalam Metamorfosis Serangga, Jurnal


Penelitian Insekta, 2 (1) : 42

Putra, F.F., Sari, N.J., Suhatman, R., 2012, Aplikasi Pembelajaran Metamorfosis
Berbasis Android Augmented Reality, Jurnal Teknik Informatika, 1 (5) : 3

Anda mungkin juga menyukai