PERCOBAAN VI
ULASAN VAGINA MENCIT (MUS MUSCULUS L.)
OLEH :
NAMA : DIKI CANDRA
STAMBUK : F1D1 17 005
KELOMPOK : II (DUA)
ASISTEN PEMBIMBING : MOH. SAKTIAWAN
A. Latar Belakang
reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang
tidak hamil, yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan yang lainnya.
sedangkan siklus reproduksi pada non primata disebut dengan siklus estrus.
Siklus estrus ditandai dengan adanya estrus (birahi) pada saat estrus, hewan
betina akan reseftif sebab di dalam ovarium sedang ovulasi dan uterusnya
berada pada fase yang tepat untuk implantasi untuk fase berikutnya disebut
Panjang siklus estrus pada tikus mencit adalah 4-5 hari, pada babi, sapi
dan kuda 21 hari dan pada marmut 15 hari. Hewan mammalia khususnya
pada manusia siklus reproduksi yang melibatkan berbagai organ yaitu uterus,
ovarium, mammalia yang berlangsung dalam suatu waktu tertentu atau adanya
koordinasi yang disebut dengan hormon. Hormon adalah zat kimia yang
darah pada mamalia ditemukan dua siklus berbeda yang merupakan pola
sekresi.
mamalia lain mempunyai siklus estrus. Estrus yang dalam bahasa latin disebut
“oestrus” yang berarti “kegilaan” atau “gairah” adalah satu –satunya waktu
estrus pada mencit hanua 5 hari. Hewan yang mengalami siklus estrus, selama
satu siklus hewan betina siap menerima hewan jantan untuk kawin hanya
dalam waktu yang singkat, yaitu pada masa ovulasi. Dinding saluran
reproduksi pada akhir siklus tidak mengalami disintegrasi dan tidak luruh
sehingga tidak ada pendarahan. Siklus pengaruhi organ target estrus terdiri
atas empat tahap atau fase, yaitu tahap diestrus, proestrus, estrus dan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang dapat dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui
D. Manfaat Praktikum
Siklus estrus merupakan siklus estrus seksual yang terjadi pada hewan
betina, siklus estrus tersebut terbagi dalam beberapa fase yaitu fase estrus, fase
diestrus, fase metestrus dan fase proestrus. Perubahan dari satu fase ke fase
folikel de Graaf adalah fase dimana mulai terbentuknya reseptor FSH (Folicle
dalam darah dan waktu ovulasi, konsentrasi estrogen mencapai suatu tingkat
maksimum, sehingga ternak akan mengalami estrus lebih cepat, hal ini terjadi
pada ternak yang sudah lebih dari satu kali melahirkan dimana estrusnya lebih
mulai disekresi estrogen (E2) adalah hormon yang mempengaruhi estrus efek
E2 pada sistem reproduksi yaitu perilaku estrus, umpan balik positif dan
uterus dan stimulasi sel-sel darah putih ke dalam lumen uterus (Pratiwi, 2010).
C. Estrus
ovarium selama fase luteal siklus estrus. Efek estrogen pada poros
corpus luteum (CL), dimana hal tersebut menandakan bahwa hewan berada
dalam fase luteal. Fluktuasi hormon akan berpengaruh terhadap gambaran sel
epitel vagina, pada fase luteal (pengaruh hormon progesteron), hewan tidak
estrus terdapat sel parabasal, sedangkan memasuki fase estrus (pengaruh
hormon estrogen) sel epitel berubah menjadi sel superfisial dan kornifikasi
D. Metestrus
Metestrus adalah periode geseran sesudah estrus, saat fase ini corpus
luteum tumbuh lebih cepat dari sel-sel granulosa folikel yang telah picah di
pembentukan folikel de graaf yang lain dan mencegah terjadinya estrus (Suci,
2015).
E. Diestrus
sehingga kondisi endometriumnya masih tipis lebih tipis dari paada fase yang
lain. Siklus diestrus sebenarnya mirip dengan siklus mentruasi dimana ovulasi
terjadi pada suatu waktu dalam siklus, setelah endometrium mulai menebal
implantasi embrio, salah satu perbedaan antara kedua jenis siklus itu
melibatkan nasib lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi (Narulita, 2017).
III. METODE PRAKTIKUM
Kendari.
B. Bahan Praktikum
C. Alat Praktikum
C. Prosedur Kerja
menit.
A. Hasil Pengamatan
2.
Tahap estrus, di
mana
perkembangan
folikel dengan
Estrus sekresi yang kuat
dari estrogen, serta
sangat sedikit
progesterone dan
estrus di akhiri
dengan ovulasi.
Terjadi keratinisasi
sel epitel (epitel
degenerasi).
3. Tahap ini di tandai
dengan luteinisasi
sel granulosa,
progesterone
meningkat dan
Metestru invasi pada epithel
s vagina.
4. Tahapini kelanjutan
dari siklus estrus
pasca menstruasi
dengan kadar
Diestrus progesteron sangat
tinggi dalam darah
atau di sebut
dengan anestru dan
sama seperti
metestru di sertai
dengan peningkatan
leukosit
polinuklear.
B. Pembahasan
reproduksi yang terjadi pada hewan betina ditandai dengan pemasakan pada
sel telur (ovum). Siklus pemasakan telur pada primata disebut siklus
disebut siklus estrus. Kedua siklus ini dikendalikan oleh berbagai macam
hormon, yakni faktor pelepas dari hipotalamus, hormon gonadotrhopin dari
akhir dan terus berulang. Hewan yang mengalami siklus estrus, selama satu
siklus hewan betina siap menerima hewan jantan untuk kawin hanya dalam
waktu yang singkat, yaitu pada masa ovulasi, selain itu tidak seperti manusia,
dinding saluran reproduksi pada siklus ini tidak mengalami disintegrasi dan
seperti mencit dan tikus. Siklus estrus dapat dibagi dalam beberapa tahap
yaitu tahap proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Fase proestrus, tanpa
leukosit dan dikarakteristikkan oleh sel epitel yang dinukleasi. Fase estrus
mempunyai pengaruh yang besar. Fase metestrus, selama fase ini dimana
menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas dan mungkin berakhir 1-5 hari.
vagina yang dibuat ditetesi dengan methilen blue 1% agar obyek yang diamati
dapat terlihat jelas, pada preparat apusan vagina mencit betina (Mus musculus)
yang diamati terlihat banyak bentuk sel yang menanduk. Sel ini berasal dari
sel-sel apitel yang menanduk sehingga disebut sel tanduk (cornified). Bentuk
yang terlihat tersebut membuktikan penjelasan teori bahwa tahap atau fase
yang ditunjukkan pada preparat apusan vagina adalah tahap atau fase estrus
menjadi folikel tua atau disebut juga dengan folikel de Graaf. Tahap ini
esterogen mulai banyak dan hormon FSH (Folicle stimulating hormone) serta
epitel yang tidak berinti atau sel cornified dan tidak lagi leukosit. Sel cornified
ini terbentuk akibat adanya pembelahan sel epitel berinti secar mitosis dengan
sangat cepat sehingga inti pada sel yang baru belum terbentuk sempurna.
Fase estrus pada mencit betina (Mus musculus), seluruh bagian sistem
dengan daur yang dialami alat kelamin primer, yaitu ovarium, pada suatu
ketika dalam fase itu, ovarium menghasilkan banyak estrogen, dan ini
lapisan mukosa vagina jadi menebal dan dibagian lumen terdapat banyak
glikogen. Penebalan epitel lapisan mukosa vagina itu disertai pola dengan
proses penandukan lalu mengelupas dan jatuh pada lumen, dalam pengamatan
preparat apusan vagina ditemukannya sel-sel epitel yang menanduk tersebut
itulah yang dikatakan sebagai indikator pola akan ovulasi atau siklus estrus
pengeluaran lendir terhenti. Selain itu terjadi penurunan pada ukuran dan
vaskularitas, selama fase ini dimana sinyal stimulasi estrogen turun. Uterus
dipengaruhi oleh progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas
dan mungkin berakhir 1-5 hari. Histologi dari smear vagina menampakkan
suatu fenomena kehadiran sel-sel yang bergeser dari sel-sel parabasal ke sel-
sel superfisial, selain itu sel darah merah dan neutrofil juga dapat diamati Sel-
sel parabasal adalah sel-sel termuda yang terdapat pada siklus estrus.
berwarna gelap.
tinggi dalam darah atau disebut dengan anestrus dan sama seperti metestrus
corpus luteum mengkerut karena di bawah lapisan tumbuh sel-sel kuning fase
yang di sebut luteum, pada tahap ini serviks menyempit, leukosit muncul dan
pengamatan siklus estrus dan apusaan vagina hanya siklus estrus saja yang
ditemukan, hal ini disebabkan karena mencit (Mus musculus) yang diamati
berada dalam masa estrus dimana hewan betina sangat reseptif pada hewan
jantan, dan masa estrus ini ditandai dengan pembengkakan vagina pada mencit
A. Simpulan
sebagai berikut :
adalah sel epithel berinti, sel epithel menanduk dan leukosit. Persebaran
2. Fase estrus, sel yang dominan adalah sel epithel menanduk dan tidak
sel tersebut dalam jumlah yan hampir sama. Adanya leukosit pada fase
tersebut.
B. Saran
tidak ribut.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, M., 2009, Onset dan Intensitas Estrus Kambing pada Umur yang Berbeda,
Jurnal Agroland, 16(2):183
Karlina, Y., 2003, Siklus Estrus Histologis Ovarium Tikus putih (Rattus
norvigecus) Setelah Alprazolam, Universitas Sebelas Maret , Surakarta.
Najamudin, 2010, Penentuan Siklus Estrus pada Kancil (Tragulus javanicus)
Berdasarkan Perubahan Sitologi agina, Jurnal Veteriner, 11(2): 82
Narulita, E., Prihatin, J., Anam, K, dan Oktavia, H, R., 2017, Perubahan Kadar
dan Histologi Uterus Mencit (mus musculus) Betina dengan Induksi
Progesteron Sintetik, Jurnal Biosfera, 34(3): 117-122
Suci, N,E., 2015, Histologi Hasil Ulas Vagina dan waktu Siklus Estrus Mencit
(Mus musculus), Biologi : Kendari
Pratiwi, H., 2010, Siklus Genital Siklus Birahi dan Pseudo Pregnancy,
Hidrometra , Yogyakarta.