Anda di halaman 1dari 5

2.

Mahasiswa mengkaji kondisi pasien tersebut dengan urutan ABCDE ( masing2 poin
minimal 250 kata).

A. Airway

Tanpa suara tambahan ,seperti :

1. Gurling (tidak adanya bunyi kumur-kumur) cairan


2. Snoring ( tidak mengorok) lidah
3. Stidor ( tidak adanya sumbatan anatomis)
B. Breathing
1. Frekunesi pernapasan pasien meningkat
2. Pasien pusat ( sianosis)
3. Look : pergerakan dada pasien cepat dan tidak simetris
Listen: tidak adanya suara nafas tambahan
Feel : saat di palpasi pasien tidak merasa adanya nyeri
4. Oksigen
Memberi bantuan nafas :
 Mulut ke masker
C. Circulation

Denyut nadi pasien lemah,pasien gelisah, akral dingin,frekuensi pernafsan pasien


meningkat.

D. Disability
1. Tingkat kesadaran
Pasien masih bisa membuka mata, pasien masih bisa mendengar ,adanya respon
pasien terhadap rasa sakit,
2. Pupil
Ukuran pupil kanan dan kiri seimbang
Respon pupil terhadap cahaya pasien baik

E. Exposure
1. adanya cedera pada pasien mengalami patah tulang pada bagian kedua kakinya
3. Penatalaksanaan prehospital

A. Airway
1. Head Tilt (ekstensi kepala) Dengan menekan kepala (dahi) ke bawah maka jalan
napas akan berada dalam posisi yang lurus dan terbuka.
2. Chin Lift (angkat dagu)
3. Jaw Thrust (mendorong rahang) Mendorong rahang korban ke arah depan. Apabila
korban muntah miringkan!.Perlu diingat, sebisa mungkin hindari gerakan pada leher
karena sedikit melakukan gerakan leher bisa mengakibatkan kematian mendadak bila
terdapat patah tulang leher tentunya. Apabila korban memakai Helm maka lepaskan
dahulu Helm korban sebelum melakukan tindakan diatas. Petugas Rumah Sakit akan
menangani lebih lanjut dengan alat-alat yang memadai. Seperti oropharyngeal tube,
Neck Collar dll.

B. B (breathing/pernafasan)
setelah A benar-benar clear dengan jalan napas telah bersih. Jika dengan jlan nafas
yang bersihkorban tetap tidak ada napas, maka segera lakukan bantuan napas sebanyak
2 kali dan pijat jantung sebanyak 30x. Dengan bantuan napas tersebut dada korban akan
mengembang jika tidak ada sumbatan pada jalan napasnya. Dan jika dengan bantuan
napas ini korban tidak bernapas spontan segera periksa sirkulasi. Selain itu kita harus
menghitung frekuensi pernafasan korban tersebut. Pernafasan orang normal berkisar
16-24x/menit. Apabila kita menemukan korban dengan jumlah pernafasan diatas
24x/menit segera bawa ke Rumah Sakit terdekat. Disini petugas RS akan dapat
menangani korban secara maximal.Seperi pemberian oksigen melalui kanul, facemask
dll. Perlu diingat Tension pneumothorax dapat membunuh korban dalam hitungan
menit.
C. C (circulation).
sistem sirkulasi dapat segera dinilai dengan cara memeriksa denyut nadi (di
pergelangan tangan atau di leher), menilai warna kulit, meraba suhu tangan dan kapilari
refil, periksa perdarahan. Apabila kita melihat korban dengan perdaran yang banyak,
sebagai orang awam kita harus melakukan langkah diatas untuk menilai seberapa
burukkah sirkulasi korban. Setelah itu kita bisa melalukan bebat tekan pada orang
tersebut guna menghentikan perdarahan. jangan menghentikan perdarahan dengan
mengikat sebelah atas extremitas korban yang mengalami perdarahan. Karena akan
mengganggu peredaran darah pada extremitas dibawahnya sehingga mengakibatkan
tidak berfungsinya extremitas tersebut.
4. Mahasiswa membuat analisis pentalaksanaan dan evaluasi saat pasien di IGD

a. penatalaksanaan
 Pemasangan oksigen
 Pemberian terapi cairan /infus
b. evaluasi
pasien dapat tampak tenang dan pasien tampak membaik setelah dilakukannya
perawatan.

5.Kesimpulan

Keberhasilan dalam penanggulangan penderita Gawat Darurat (PPGD) sangat bergantung dari
kecepatan dan kualitas pertolongan yang didapat penderita. Disini harus selalu diingat bahwa :

1. Kematian oleh karena sumbatan jalan nafas akan lebih cepat daripada kematian karena
kemampuan bernafas
2. Kematian oleh karena ketidakmampuan bernafas akan lebih cepatdaripada kematian karena
kehilangan darah
3. Kematian berikutnya akan diikuti oleh karena penyebab intra kranial
Karena itu dalam PPGD apapun penyebabnya urutan pertolongan adalah sebagai berikut :

A : Air way, with cervical spine control

B : Breathing and Ventilation

C : Circulation with haemorrhage control

D : Disability on neurologic status

E : Exposure/Undress with temperature control

Airway Tanpa suara tambahan ,seperti : Gurling (tidak adanya bunyi kumur-kumur),
Snoring ( tidak mengorok), Stidor ( tidak adanya sumbatan anatomis), Breathing,
Frekunesi pernapasan pasien meningkat, Pasien pucat ( sianosis). Circulation
Denyut nadi pasien lemah,pasien gelisah, akral dingin,frekuensi pernafsan pasien
meningkat.

Disability Tingkat kesadaran Pasien masih bisa membuka mata, pasien masih bisa
mendengar ,adanya respon pasien terhadap rasa sakit, Ukuran pupil kanan dan kiri
seimbang dan respon pupil terhadap cahaya pasien baik.Exposure adanya cedera
pada pasien mengalami patah tulang

Anda mungkin juga menyukai