A. Latar Belakang
Sejarah mencatat, Pada tahun 1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yarusalem
Dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat islam saat itu kehilangan semangat
perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat islam terpecah-belah
dalam banyak kerajan dan kesultanan. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani
Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual.
Adalah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi orang Eropa menyebutnya saladin, seorang
pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata. Salahuddin memerintah pada tahun 1174-
1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub. Dia setingkat Gubernur. Pusat
kesultanannya berada di kota Qahiroh (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang
dari Mesir sampai Suriah dan semenanjung arabia. Salahuddin melihat, semangat juang umat
Islam harus di hidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada nabi
mereka. Salahuddin menghimbau umat Islam diseluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad
SAW, 12 Rabiul Awal
Kalender Hijriyah, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan
secara massal.
Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari Khalifah di Baghdad yakni An-Nashir,
ternyata Khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji bulan Dzulhijjah 579 H (1183 Masehi),
Salahuddin sebagai pemimpin haramain (dua tanah sucim Mekah dan Madinah) mengeluarkan
instruksi kepada seluruh jamaah haji, agar kembali ke kampung halaman masing-masing segera
menyosialkan kepada masyarakat islam dimana saja berada, bahwa tahun 580 Hijriah (1184 M)
tanggal 12 Rabiul Awal dirayakan sebagai hari Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang
membangkitkan semangat umat islam.
Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu
tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul fitri
dan Idul adha. Akan tetapi Salahuddin kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi
hanyalah kegiatan yang menyemarakan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual,
sehingga tidak dapat dikategorikan bid’ah yang terlarang.
Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Sultan Salahuddin pada peringatan Maulid Nabi
yang pertama kali tahun 1184 M (580 H) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan
riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin.
C. KEPANITIAAN
(Terlampir 01)
D. ANGGARAN DANA
(Terlampir 02)
E. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam menyusun
dan mengagendakan rangkai kegiatan “Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1439
H”.
Atas segala bentuk dan kerjasamannya serta bantuannya kami haturkan terima kasih.
Ra’is Syuriah NU
Ranting Tembok Luwung
UST. A. MARZUQI
Panitia Pelaksana :
Sekretaris : M.Musyoffi
Wakil Sekretaris : Arifin
Seksi – Seksi :
A. Acara
- Ust. Miftakhul Ahyar
- Ust. Hudzayman
- Ust. Aji
D. KEAMANAN
- BANSER
E. KONSUMSI
- Muslimat NU
- Fatayat NU
- IPPNU
F. PENDANAAN INDUK
BAGIAN UTARA ● BAGIAN SELATAN
- Teguh Widodo - M. Arfin S.Ag
- Miftahurohman - Kartomo
- Ust. Dimyati
KELOPOK KERJA
A. POKJA PUSAT
- Kholis
- Bagus
- Hudzayman
B. POKJA GAMBYONGAN
- Faiz
C. POKJA PENGAWINAN
- Dikin
- Komar
- Jafar
- Jihi
D. POKJA PESAWAHAN BARU
- Noto
- Abah Opan
E. POKJA PEPEDAN DAN KEJIWAN
- Ust. Watmo - Karno
- Nurokhim
- Ust. Burhan
F. POKJA KARANG ANYAR LOR + KIDUL
- Amad Zainudin
- Dartopik
G. POKJA KEMBANG
- Ust. Ramedhon - Husni
- Slamet Riyadi
(Terlampir 02)
RINCIAN ANGGARAN DANA
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
Jumlah