Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai
perubahan anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologis
ibu hamil tersebut dapat menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga
kebutuhan oksigen lebih tinggi dan memicu peningkatan produksi
eritropenin. Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke enam kehamilan
dan mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus
meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya volume plasma sekitar
40% lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan dengan perempuan yang tidak
hamil. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah merah meningkat.
Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar
jika dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi hemoglobin (hemodilusa) (Prawirohardjo, 2010).
Penyebab utama anemia pada ibu hamil tersebut berkaitan dengan
kemiskinan, sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan empat sehat
lima sempurna (Manuaba, Manuaba & Manuaba, 2007).
Tablet Fe atau preparat besi telah disediakan pemerintah kepada
masyarakat untuk membantu mengatasi masalah anemia (Manuaba,dkk,
2007). Dampak anemia pada ibu hamil maupun janinnya dapat mengganggu
kesehatan. Dampak pada ibu dapat menyebabkan abortus, persalinan
prematur, peningkatan terjadi infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb
kurang dari 6,0 g/dl (Pratami, 2016)
Bahaya terhadap janinya adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri,
resiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat
bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau
tingkat intilegensi bayi rendah (Pratami, 2016).
Mengingat besarnya dampak anemia terhadap ibu hamil dan janinnya
maka pencegahan anemia yang dilakukan pada ibu hamil yaitu dengan selalu
mengkonsumsi nutrisi yang baik selama kehamilan. Makan makanan yang
tinggi kandungan zat besi yang dapat membantu tubuh menjaga pasokan besi
yang yang diperlukan diperlukan untuk tubuh. Selain itu pemberian vitamin C
juga dapat mencukupi zat besi dan folat (Proverawati, 2011).
Berdasarkan banyaknya kasus dan pentingnya penanganan penyakit
anemia, rumusan masalah penulis adalah ‘Bagaimana asuhan keperawatan
pada Ny.D kehamilan dengan anemia ringan”
Dari uraian diatas, makalah ini berjudul ‘ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY.D KEHAMILAN DENGAN ANEMIA
RINGAN DIRUANG MAWAR RUMAH SAKIT M YUNUS’
Tujuan pembuatan makalah ini adalah penulis mamu mengetahui dan
menggambarkan asuhan keperawatan terhadap pasien Ny. D kehamilan
dengan anemia ringan sesuai standar keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu anemia ?
2. Asuhan keperawatan pada ibu anemia ?
C. Tujuan Penulisan
Membantu mahasiswa memahami tentang konsep dasar anemia dan asuhan
keperawatan pada ibu hamil yang mengalami anemia.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Anemia
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwono,
dkk 2007). Sedangkan menurut Pratami (2016)anemia dalam kehamilan
didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu memiliki kadar hemoglobin
kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar hemoglobin kurang
dari 10,5 g/dl pada trimester II.
Nilai normal yang akurat untuk ibu hamil sulit dipastikan karena ketiga
parameter laboratorium tersebut bervariasi selama periode kehamilan.
Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobinnya dibawah 11
g/dl atau hematokrit kurang dari 33%. Konsentrasi Hb kurang dari 11 g/dl
pada akhir trimester pertama dan <10 g/dl pada trimester kedua dan ketiga
menjadi batas bawah untuk menjadi penyebab anemia dalam kehamilan. Nilai
– nilai ini kurang lebih sama nilai Hb terendah pada ibu - ibu hamil yang
mendapat suplementasi besi, yaitu 11,0 g/dl pada trimester pertama dan 10,5
g/dl pada trimester kedua dan ketiga (Prawirohardjo,2010).
B. Etiologi Anemia
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
sebagai berikut:
1. Kurang gizi (malnutrisi)
Kurang gizi yaitu ketika tubuh tidak mendapatkan asupan gizi yang
cukup dan seimbang yang disebabkan selera makan yang menurun saat
hamil, makan banyak namun kurang mengandung nutrisi, dan hamil yang
disertai muntah-muntah. Kekurangan zat gizi menyebabkan pembentukan
untuk sintesis eritrosit terganggu, zat gizi yang diperlukan untuk
pembentukan antara lain zat besi, vitamin B12 dan asam folat
2. Kurang zat besi (Fe) dalam diit
Dalam kehamilan kebutuhan zat besi meningkat dikarenakan
bertambahnya volume darah akibat adanya janin. Jika kekurangan zat besi
maka pembentukan sel darah merah dalam tubuh terhambat yang
menyebabkan sel-sel darah merah yang diproduksi berkurang.
3. Malabsorpsi
Malabsorbsi yaitu gangguan pada saluran pencernaan dalam penyerapan
nutrisi dan cairan.
4. Peningkatan volume plasma sementara jumlah eritrosit tidak sebanding
dengan peningkatan volume plasma.
5. Defisiensi zat besi mengakibatkan kekuranan hemoglobin (Hb), dimana
zat besi adalah salah satu pembentuk hemoglobin.
6. Ekonomi : tidak mampu memenuhi asupan gizi dan nutrisi dan
ketidaktahuan tentang pola makan yang benar.

C. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998) yaitu
sebagai berikut:
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.
Pengobatannya yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil
dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
a. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero
sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/
hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini
program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50
nanogram asam folat untuk profilaksis (mencegah) anemia
(Saifuddin, 2002).
b. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan
zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran
pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002).
Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000
mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat
meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001). Untuk
menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan
anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering
pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada
hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan
dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama
kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan
sachli dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Hb 11 gr% : Tidak anemia
b) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d) Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800
mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. (Manuaba, 2001).
2. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang
sekali karena kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
a. Asam folik 15 – 30 mg per hari
b. Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
c. Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
d. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga
dapat diberikan transfusi darah.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel darah merah baru. Hal ini diperlukan pemeriksaan-
pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan fungsi
ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejalanya adalah dengan
kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala
komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta
penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas
dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis
obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah
berulang dapat membantu penderita ini.

D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala anemia pada kehamilan yaitu:
1. Mengeluh cepat lelah
2. Sering pusing
3. Mata berkunang-kunang,
4. Malaise (mual muntah)
5. Tampak pucat dan kulit dingin
6. Nafsu makan turun (anoreksia)
7. Konsentrasi hilang
8. Frekuensi pernapasan cepat
9. Kelelahan
10. Rambut rontok
11. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah
merah
12. Tekanan darah rendah

E. Patofisiologi Anemia
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oeh banyak faktor, antara
lain: kurang zat besi; kehilangan darah yang berlebihan; proses penghancuran
eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya; peningkatan kebutuhan zat besi
(Pratami, 2016). Selama kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga
memicu peningkatan produksi eritropenin. Akibatnya, volume plasma
bertambah dan sel darah merah meningkat. Namun, peningkatan volume
plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb
(Prawirohardjo, 2010).
Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit
(Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung eritrosit, tetapi tidak
menurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Ada spekulasi bahwa
anemia fisiologik dalam kehamilan bertujuan untuk viskositas darah maternal
sehingga meningkatkan perfusi plasenta dan membantu penghantaran oksigen
serta nutrisi ke janin (Prawirohardjo, 2010).
Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6 kehamilan dan
mencapai maksimum pada minggu ke 24 kehamilan, tetapi dapat terus
meningkat sampai minggu ke 37. Pada titik puncaknya, volume plasma
sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil. Penurunan hematokrit, konsentrasi
hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke 7 sampai
ke 8 kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16 sampai 22 ketika
titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo, 2010).
Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450 ml.
Volume plasma meningkat 45-65 %, yaitu sekitar 1.000 ml. Kondisi tersebut
mengakibatkan terjadinya pengenceran darah karena jumlah eritrosit tidak
sebanding dengan peningkatan plasma darah. Pada akhirnya, volume plasma
akan sedikit menurun menjelang usia kehamilan cukup bulan dan kembali
normal tiga bulan postpartum. Persentase peningkatan volume plasma yang
terjadi selama kehamilan, antara lain plasma darah 30%, sel darah 18%, dan
hemoglobin 19%. Pada awal kehamilan, volume plasma meningkat pesat
sejak usia gestasi 6 minggu dan selanjutnya laju peningkatan melaambaat.
Jumlah eritrosit mulai meningkat pada trimester II dan memuncak pada
trimester III (Pratami, 2016)
F. WOC

Defisiensi zat besi Volume plasma meningkat Malnutrisi pada ibu


hamil

Hiperemesis
Kebutuhan zat
Jumlah eritrosit tidak sebanding gravidarum
besi meningkat
dengan peningkatan volume

Intake nutrisi
MK : NAUSEA
Hemoglobin (HB) Hematokrit menurun
Pengenceran darah
menurun (Ht) menurun

MK : DEFISIT
Pucat, akral dingin, CRT > Trombosit NUTRISI
2 detik menurun

ANEMIA PADA IBU HAMIL

8
Transfor O2 ke ibu menurun

Kebutuhan O2 tidak terpenuhi

Aliran darah ke jaringan menurun

MK : Intoleransi aktivitas Hipoksia, lemah, pucat

Kemampuan
MK : Kerja jantung konsentrasi MK :
Keletihan Gagal jantung syok
meningkat menurun Ansietas

9
G. Pemeriksaan Penunjang Anemia
Pemeriksaan laboratorium dasar ditemui
1. Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/%
2. Kadar Ht menurun (normal 37%- 41%)
3. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak

H. Penatalaksanaan Anemia
Penatalaksanaan anemia pada ibu hamil ( menurut pratami,2016) yaitu :s
1. Transpalasi sel darah merah
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau

I. Komplikasi Anemia
a. Komplikasi anemia pada ibu hamil
Menurut (Pratami, 2016) kondisi anemia sanggat menggangu
kesehatan ibu hamil sejak awal kehamilan hingga masa nifas. Anemia
yang terjadi selama masa kehamilan dapat menyebabkan abortus,
persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
peningkatan resiko terjadinya infeksi, ancaman dekompensasi jantung
jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa, hiperemis gravidarum,
perdarahan ante partum, atau ketuban pecah dini. Anemia juga dapat
menyebabkan gangguan selama persalinan seperti gangguan his,
gangguan kekuatan mengejan, infeksi selama masa puerperium, atau
peningkatan resiko terjadinya infeksi payudara.

10
b. Komplikasi anemia pada janin
Menurut (Pratami, 2016) anemia yang terjadi pada ibu hamil juga
membahayakan janin yang dikandungnya. Karena asupan nutrisi, O2 dan
plasenta menurun ke dalam tubuh janin sehingga dapat timbul pada janin
adalah resiko terjadinya kematian intra-uteri, resiko terjadinya abortus,
berat badan lahir rendah, resiko terjadinya cacat bawaan, peningkatan
resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal, atau tingkat
intiligensi bayi rendah.

J. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit nutrisi berhubungan dengan kondisi psikologis (mis, stres,
keengganan untuk makan)
2. Nausea berhubungan dengan kehamilan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
oksigen dan kebutuhan oksigen
4. Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis ( mis. Anemia,
malnutrisi, kehamilan)
5. Ansietas berhubungan dengan krisis maturasional

11
BAB lll
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA PADA IBU HAMIL
A. Kasus
Ibu D berusia 30 tahun datang periksa kehamilannya ke RS M, YUNUS
bersama suaminya Tn Z dengan keluhan lemah, pusing, mual, muntah, tidak
nafsu makan, kram diperut, cepat lelah setelah beraktivitas . Dari hasil
pemeriksaan didapatkan hasil sebagai berikut : wajah pucat, membran
mukosa kering, tampak lesu, CRT >3 detik, Hb : 9gr/dl, BB : 66 kg, TB : 158
cm, tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 86 x/menit, suhu 36,60C, frekuensi
nafas : 21 x/menit. Ibu mengkonsumsi vitamin Fe tetapi jarang dikonsumsi
karena amis. Ibu D hamil anak kedua dengan usia kehamilan 12 minggu.

B. Pengkajian Prenatal
Nama Mahasiswa : Tanggal Pengkajian : 10 Agustus 2019
NIM : Ruangan/RS : Mawar
1. DATA UMUM KLIEN
Inisial Klien : Ny. D
Usia : 30 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga (IRT)
Pendidikan Terakhir : SMA
2. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu
No Tahun Jenis Penolong Jenis Keadaan bayi Masalah
Kelamin Persalinan waktu lahir kehamilan
1 3 Juli Laki-laki Bidan Normal Baik Tidak ada
2016

Pengalaman menyusui : ya/tidak


Berapa lama : 6 bulan
Riwayat Ginekologi : Tidak ada
Masalah Ginekologi : Tidak ada

12
Riwayat KB : Tidak pernah ikut KB sebelumnya dan ada rencana
ikut KB, karena ingin membesarkan anaknya dahulu
3. Riwayat Kehamilan Saat Ini
HPHT : 10 Mei 2019 Taksiran Partus : 17 Februari 2020
BB Sebelum Hamil : 61 kg TD Sebelum hamil :120/80 mmHg
TD BB/TB TFU Letak/presentasi DJJ
Usia Gestasi
Janin
90/70 66 kg/ 3 jari Kepala di bawah 150 12 Minggu
mmgg 158 cm diatas bokong di atas x/menit
simpilis (normal)

4. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI


Status Obstretik : G2P1A0
Keadaan umum : Lemah, pucat Kesadaran: Compos mentis
BB/TB : 66 Kg/158
Tanda Vital
Tekanan Darah : .90/70 mmHg Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36,6 0c Pernafasan : 21 x/menit
Kepala - Leher
Kepala : Bersih, rambut rontok, , tidak ada lesi, tidak ada massa.
Mata : Konjungtiva pucat, sclera tidak ikterik
Hidung : simetris kiri-kanan, tidak ada lesi, tidak ada pernafasan
cuping
Mulut : Bibir pucat, membran mukosa kering, mulut kotor
Telinga : Simetris kiri-kanan, tidak ada selumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan vena
jugularis
Dada
Jantung : tekanan darah rendah, anemia, CRT >3 detik
Payudara : Simetris kiri-kanan, papila mamae menonjol, tidak ada
Lesi, tidak ada pembengkakan dan tampak bersih
Puting Susu : Menonjol

13
Abdomen : terdapat striae pada daerah di sekitar perut
Uterus
Tinggi fundus uterus : 3 jari di atas simpilis
Kontraksi : ya/tidak
Leopold I : Kepala/bokong/kosong
Leopold II :
Kanan : bagian kecil
Kiri : Punggung
Leopold III : bokong
Pigmentasi
Striae : Ada
Fungsi pencernaan : Terganggu karena mual muntah dan tidak namsu
makan
Perineum dan genital
Vagina : Varises : Tidak
Kebersihan : Terdapat sedikit lendir pada vagina
Keputihan : Mengalami keputihan
Bau : Khas
Eliminasi
Urin : Kebiasaan BAK : Mulai sering kencing ( Poliuria )
BAB : Kebiasaan BAB : Konstipasi
Istirahat dan Kenyamanan
Pola Tidur : Kebiasaan tidur, lama > 8 Jam,
Frekuensi: sering
Pola tidur saat ini : Sering mengalami tidur
Keluhan ketidaknyamanan :Ya
Mobilisasi dan latihan
Tingkat mobilisasi : Lemah
Nutrisi dan cairan
Asupan nutrisi : Nafsu makan : kurang baik
Asupan Cairan : Kurang
Keadaan Mental

14
Adaptasi psikologi : Klien merasa cemas atas kondisi yang dia
rasakan sekarang
Penerimaan terhadap kehamilan : Ibu mengatakan kehamilan sekarang
merupakan kehamilan yang diharapkan
Pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilan : Kurang asupan nutrisi,
vitamin
5. PERSIAPAN PERSALINAN
Senam hamil : Tidak ada
Rencana tempat melahirkan : Rumah sakit Bayangkara
Perlengkapan kebutuhan bayi dan ibu : Sedang proses pemilihan
perlengkapan bayi
Kesiapan mental ibu dan keluarga : Sudah siap
Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini : Vitamin Fe, tetapi jarang
mengkonsumsi vitamin Fe karena ibu merasakan vitamin
Fe itu amis saat dikonsumsi
Hasil Pemeriksaan Penunjang ( 17 Agustus 2019 ) :
Data laboratorium :
Darah : Hb : 9 gr/dl

ANALISIS DATA

15
No Data Senjang Etiologi Masalah
1. DS: Berhubungan dengan Desifit nutrisi
 Ibu mengeluh kondisi psikologis
mual ( mis. Stres,
 Ibu mengeluh keengganan untuk
muntah makan )
 Ibu mengeluh
tidak nafsu makan
 Ibu mengeluh
kram diperut
 Ibu mengeluh
lemah
DO:
 Wajah pucat
 Membran
mukosa kering
2. DS: Berhubungan dengan Nausea
 Ibu mengeluh kehamilan
mual
 Ibu mengeluh
muntah

DO:
 Wajah tampak
pucat
 Membran
mukosa kering
 Ibu mengeluh
tidak nafsu makan
 CRT >3 detik
 Hb : 9gr/dl

16
 Tekanan darah
90/70

3. DS: Berhubungan dengan Intoleransi aktivitas


 Ibu mengeluh ketidakseimbangan
cepat lelah setelah antara suplai dan
beraktivitas kebutuhan oksigen
 Ibu mengeluh
lemah
DO:
 Wajah pucat
 Membran
mukosa kering
 Tampak lesu
 Hb : 9gr/dl
 Tekanan darah
90/70 mmHg
 Nadi 86 x/menit

17
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Perencanaan Keperawatan
Tujuan/Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Rasional
(SIKI)
1. Defisit nutrisi b\d kondisi Setelah dilakukan asuhan SIKI : Manajemen nutrisi
psikologis keperawatan selama ... X 24 Tindakan:
jam, diharapkan pasien 1. Identifikasi status 1. mengetahui kebutuhan
mampu menunjukkan nutrisi nutrisi pada pasien
SLKI : Status nutrisi 2. Identifikasi alergi dan 2. mengetahui apakah pasien
 Dipertahankan pada intoleransi makanan mengalami alergi atau
level... enggan untuk makan
 Ditingkatkan pada level… 3. Identifikasi makanan 3. membantu pasien untuk
1. Menurun yang disukai makan dengan mengetahui
2. Cukup menurun apa saja makanan kesukaan
3. Sedang 4. Monitor asupan pasien
4. Cukup meningkat makanan 4. mengetahui asupan apa saja
5. Meningkat yang dibutuhkan, serta
Dengan kriteria hasil : makanan luar apa saja yang
1. Porsi makanan yang telah pasien makan

18
dihabiskan 1/2/3/4/5
2. Kekuatan otot mengunyah 5. Monitor berat badan 5. mengontrol apakah ada
1/2/3/4/5 peningkaan berat badan atau
3. Kekuatan otot menelan penurunan
1/2/3/4/5 6. Identifikasi kebutuhan 6. mengetahui apakah pasien
4. Pengetahuan tentang kalori dan jenis nutrient mmbutuhkan/ tidak kalori
standar asupan nutrisi 7. Sajikan makanan 7. pasien tertarik dan mudah
yang tepat 1/2/3/4/5 secara menarik dan untuk makan
5. Pengetahuan tentang suhu yang sesuai
pilihan makanan yang 8. Berikan makanan 8. pasien tidak mengalami
sehat 1/2/3/4/5 tinggi serat untuk konstipasi (kesulitan BAB)
6. Perasaan cepat kenyang mencegah konstipasi dan mengurangi mengedan
1/2/3/4/5
7. Frekuensi makan
1/2/3/4/5
8. Nafsu makan 1/2/3/4/5
2. Nausea b.d kehamilan Setelah dilakukan asuhan SIKI: Manajemen Mual
keperawatan …x24 jam klien Tindakan:
dapat menunjukkan 1. Identifikasi dampak 1. Dapat mengetahui dampak

19
SLKI: Tingkat Nausea mual terhadap kualitas mual yang dapat
 Dipertahankan pada hidup (mis.nafsu menyebabkan nafsu makan
level... makan). pada pasien menurun.
 Ditingkatkan pada level… 2. Monitor mual (mis. 2. Mual dapat mempengaruhi
 1= Meningkat frekuensi). pemenuhan nutrisi.
 2= Cukup Meningkat 3. Monitor asupan nutrisi 3. Mengetahui jumlah
 3= Sedang dan kalori. pemasukan yang kurang
 4= Cukup Menurun sehingga dapat menentukan
 5= Menurun intervensi yang sesuai dan
Dengan kriteria hasil: efektif.
1. Keluhan muntah 1/2/3/4/5 4. Kendalikan faktor 4. Lingkungan yang nyaman
2. Perasaan ingin muntah lingkungan penyebab dapat menurunkan stress.
1/2/3/4/5 mual (mis. bau tak
3. Perasaan asam dimulut sedap).
1/2/3/4/5 5. Kurangi atau hilangkan 5. Mengurangi aktivitas dapat
4. Sensasi panas 1/2/3/4/5 keadaan penyebab mengurangi penyebab mual.
5. Sensasi dingin 1/2/3/4/5 mual (mis.kelelahan).
6. Frekuensi menelan 6. Berikan makanan 6. Menjaga asupan makan
1//2/3/4/5 dalam jumlah kecil. yang dibutuhkan oleh

20
7. Diaphoresis 1/2/3/4/5 tubuh.
8. Jumlah saliva 1/2/3/4/5 7. Anjurkan istirahat dan 7. Istirahat yang cukuo dapat
tidur yang cukup. membantu pemenuhan
energi.
8. Anjurkan makan 8. Membantu dalam
makanan tinggi meminimalkan mual
karbohidrat. dengan menurunkan
keasaman lambung.
3. Intoleransi Aktivitas b.d Setelah dilakukan asuhan SIKI : Manajemen Energi
Ketidakseimbangan antara keperawatan …x24 jam klien Tindakan :
suplai dan kebutuhan dapat menunjukkan 1. Identifikasi gangguan 1. Mengetahui penyebab
oksigen. SLKI: Toleransi Aktivitas. fungsi tubuh yang gangguan fungsi tubuh
 Dipertahankan pada mengakibatkan sehingga dapat menentukan
level... kelelahan. intervensi selanjutnya.
 Ditingkatkan pada level… 2. Monitor kelelahan fisik 2. Kelelahan fisik dapat
 1= Meningkat dan emosional. mempengaruhi pemenuhans
 2= Cukup Meningkat energi.
 3= Sedang 3. Monitor lokasi dan 3. Ketidaknyamanan selama
 4= Cukup Menurun ketidaknyamanan beraktivitas dapat

21
 5= Menurun selama melakukan mempengaruhi
Dengan kriteria hasil : aktivitas.
1. Keluhan lelah 1/2/3/4/5 4. Sediakan lingkungan 4. Lingkungan yang nyaman
2. Dispnesa saat aktivitas nyaman. membuat pasien tidak
1/2/3/4/5 merasa stress.
3. Dipsnea setelah aktivitas 5. Anjurkan tirah baring 5. Menurunkan kebutuhan
1/2/3/4/5 metabolik tubuh
4. Perasaan lemah 1/2/3/4/5 6. Anjurkan melakukan 6. Pelaksanaan aktivitas dapat
5. Aritmia saat aktivitas aktivitas secara membantu pasien untuk
1/2/3/4/5 bertahap mengembalikan kekuatan
secara bertahap dan
menambah kemandirian
dalam memenuhi kebutuhan
6. Aritrmia setelah aktivitas 7. Kolaborasi dengan ahli 7. Denan asupan gizi yang
1//2/3/4/5 gizi tentang cara sesuai akan mempengaruhi
7. Sianosis 1/2/3/4/5 meningkatkan asupan status energi dan nutrisinya
makanan

22
BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi akibat berbagai perubahan
anatomik serta fisiologik dalam tubuh ibu. Perubahan fisiologis ibu hamil tersebut dapat
menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi dan
memicu peningkatan produksi eritropenin.
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam
sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya
sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan (Tarwono, dkk 2007). Sedangkan menurut
Pratami (2016)anemia dalam kehamilan didefenisikan sebagai suatu kondisi ketika ibu
memiliki kadar hemoglobin kurang dari 11,0 g/dl pada trimester I dan III, atau kadar
hemoglobin kurang dari 10,5 g/dl pada trimester II. Anemia dapat digolongkan dalam
beberapa jenis:
a) Hb 11 gr% : Tidak anemia
b) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d) Hb < 7 gr% : Anemia berat
Penyebab utama anemia pada ibu hamil tersebut berkaitan dengan kemiskinan,
sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan empat sehat lima sempurna
Diagnosis yang muncul pada Ibu.D adalah defisit nutrisi berhubungan dengan
kondisi psikologis, nausea berhubungan dengan kehamilan, intoleransi aktivitas
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Rencana tindakan keperawatan dibuat berdasarkan diagnosis keperawatan yang
ditemukan pada kasus Ibu.D dengan anemia. Rencana tindakan keperawatan ini
mengacu pada referensi dari buku SDKI,SLKI, DAN SIKI

B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan semoga bisa bermanfaat bagi pembaca
dan bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bisa menambah pengetahuan
tentang bagaimana penyakit anemia pada ibu hamil. Dan Sebagai tambahan informasi
dan bahan kepustakaan dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas di keluarga
pada ibu hamil dengan anemia.

23
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, S.(2010).Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka


Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Perry & Potter (2009). Fundamental Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika
Pratami, E. (2016). Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta : ECG
Tarwono & Wasnidar. (2007).Buku SakuAnemia pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans
Info media
Manuaba, I.B.G, Manuaba, I.A.C & Manuaba, I.B.G.R. (2007). Pengantar kuliah
Obstetri. Jakarta : ECG

24
25

Anda mungkin juga menyukai