Asisten:
Sarah Fauzia S.Puspita
Neysa Rucita
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang sangat
penting. Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas
pangan yang akan dikonsumsi semakin besar. Tidak sekedar mengatasi rasa lapar,
tetapi aman dan terjamin keselamatannya dari bibit penyakit. Manusia memerlukan
bahan pangan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Bahan pangan berguna
untuk membangun sel-sel tubuh dan menjaga agar tetap sehat dan berfungsi
sebagaimana mestinya. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia
tumbuh dan berkembang serta mampu beraktivitas dan memelihara kondisi tubuh.
(Sihite 2000).
Pangan yang baik memiliki kriteria yang harus dipenuhi seperti aroma yang
khas, bentuk dan tekstur yang utuh seperti pada umumnya berbagai jenis makanan
dan warna yang cerah dan terlihat segar.
Keamanan pangan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam
mengkonsumsi suatu bahan pangan disamping mutu fisik, gizi dan cita rasa.
Keamanan diartikan sebagai keadaan yang bebas dari bahaya cedera atau
kerusakan pada pemakaiannya. Aspek ini perlu diperhatikan jika tidak ingin tejadi
malapetaka, penyakit bahkan sebagai sumber penyakit (Sulaeman 1995).
Makanan yang aman dikonsumsi adalah bebas dari mikroorganisme, bahan
kimia, dan bahan-bahan asing lainnya. Lebih lanjut makanan dan minuman harus
bebas dari kontaminasi zat-zat kimia yang beracun.
Berdasarkan UU RI No. 7 Tahun 1996 tentang pangan, keamanan pangan
didefinisikan sebagi kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan
dari kemungkinan cemaran bilogis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Undang-undang pangan
menyebutkan : a) produsen menjamin bahwa produk yang dihasilkan tidak
bertentangan dengan keyakinan konsumen; b) produsen menjamin kebenaran label
yang dicantumkan; c) UU pangan ini akan diikuti dengan peraturan pemerintah
diantaranya menyangkut halal.
Konsumen dalam hal keamanan pangan mempunyai hak atas kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan jasa seperti
disebutkan dalam UU RI No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen karena
itu pelaku usaha dilarang memproduksi atau memperdagangkan barang dan atau
jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis kerusakan
bahan pangan yang biasa dikonsumsi melalui pengamatan secara inderawi meliputi
warna, aroma, tekstur, bentuk, dan ciri lainnya.
METODOLOGI
Makanan rusak adalah makanan yang sudah tercemar oleh bakteri patogen
(bakteri yang berbahaya bagi tubuh), bahan kimia atau toksin, dan cemaran fisik
seperti pecahan gelas, kotoran lalat, potongan logam, atau kayu, dsb sehingga
meskipun dikonsumsi secara wajar dapat menyebabkan penyakit. Makanan
dikatakan sudah rusak jika terjadi perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki dari
sifatnya. Salah satu cara efektif untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit yang
disebabkan konsumsi makanan rusak dengan mengetahui dan mengenali penyebab
kerusakan makanan sehingga dapat dilakukan upaya penyelamatan bahan pangan
dari agen penyebab makanan rusak. Makanan pada dasarnya mempunyai sifat
mudah rusak. Kerusakan ini disebabkan karena kadar air yang terkandung di
dalamnya. Semakin tinggi kadar air suatu makanan, maka semakin besar potensi
rusaknya makanan tersebut baik secara fisik, kimia, maupun enzimatis. Umumnya
makanan mengalami kerusakan diakibatkan karena ditumbuhi bakteri, kapang, atau
khamir yang dapat merusak protein yang ada di dalam makanan sehingga
menimbulkan bau busuk dan dapat membentuk lendir, busa, gas, asam, atau racun.
Bahan pangan atau makanan jika dibiarkan di udara terbuka pada suhu kamar akan
mengalami kerusakan atau bahkan kebusukan. Kerusakan atau kebusukan bahan
pangan dapat berlangsung cepat atau lambat tergantung dari jenis bahan pangan
dan kondisi lingkungan dimana bahan pangan atau makanan diletakkan.
Standar bahan pangan adalah hal yang perlu diperhatikan. Berikut akan
diterangkan mengenai standar bahan pangan:
Susu
Susu sapi didefinisikan sebagai sekresi dari kelenjar susu binatang yang
menyusui anaknya. Komposisi susu dapat dipengaruhi oleh oleh faktor-faktor seperti
penambahan air atau bahan lain dan kegiatan bakteri. Susu yang baik mempunyai
warna putih kebiruan sampai kuning kecoklatan serta memiliki derajat keasaman
tidak lebih kecil dari 6,6. Susu juga memiliki rasa yang manis dan sedikit asin juga
ada sedikit rasa gurih.
Susu yang diperah secara higienis pada hewan yang sehat sebetulnya
mengandung kontaminan mikroba dalam jumlah yang cukup rendah. Perjalanan
susu menuju tempat pengolahan lanjutan akan rentan terhadap kontaminasi
mikroba. Selama proses pengolahan-pun ancaman kotaminasi mikroba masih ada,
terutama terletak pada peralatan yang digunakan tidak steril.
Definisi dari susu segar adalah susu yang dihasilkan dari satu atau lebih
sapi, yang belum dipanaskan lebih dari 40°C serta belum mengalami perlakuan
apapun kecuali pendinginan. Definisi tersebut juga berlaku untuk susu yang
diperoleh dari kambing, domba, atau kerbau. Umumnya istilah susu digunakan untuk
susu sapi, sedangkan susu dari hewan lain yang dipelihara untuk produksi susu
disebut secara spesifik, misalnya susu kambing, susu domba, atau susu kerbau
(Spreer 1998).
Menurut Spreer (1998), sejak dulu susu merupakan material alami yamg
merupakan komponen dasar manusia. Menurut International Diary Federation (IDF)
dalam Spreer (1998), yang mengatur tentang susu dan produknya, susu memenuhi
semua kriteria sebagai pangan. Kriteria tersebut antara lain memiliki komponen
nutrisi seperti lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air. Selain itu juga
memiliki rasa dan aroma, warna, dan zat antimokrobial. Susu merupakan minuman
bergizi tinggi yang dihasilkan ternak yang menyusui, seperti sapi perah, kambing
perah atau bahkan kerbau perah. Susu sangat mudah rusak dan tidak tahan lama
disimpan kecuali telah mengalami perlakuan khusus. Kalau susu segar dibiarkan
dikandang selama beberapa waktu maka lemak susu mengumpul berupa krim susu.
Susu yang telah dipasteurisasi aman untuk diminum. Tetapi susu tersebut belum
tentu steril atau bebas dari mikroorganisme. Masih ada bakteri yang tertinggal
setelah pasteurisasi dan masih bisa berkembang biak lagi bila terjadi kondisi yang
baik untuk kembali. Cara menyimpan susu di tempat yang gelap lebih dianjurkan
karena cahaya matahari dapat mengubah aroma susu dan merusak vitamin B2 nya.
Kerusakan pada susu ditandai dengan pembentukkan gas, lendir, tengik, dan
perubahan rasa. Penggumpalan, pembentukan lendir, serta pembentukan asam
pada susu disebabkan oleh bakteri.
Daging ayam
Daging ayam merupakan pangan hewani yang mudah didapat dan harganya
pun relatih murah. Daging ayam mempunyai serat yang halus sehingga mudah
dalam pemotongan dan penggilingan (Muchtad Sugiono 1992). Keempukan pada
daging ayam adalah salah satu unsur “eating quality” daging ayam dipengaruhi oleh
umur, aktifitas, jenis kelamin, ras, dan penanganan daging setelah dipotong (Harjoso
Peti 1978).
Ayam ras atau ayam negeri adalah ayam yang diternakan dari bibit unggul
tertentu, di pelihara, di atur makanannya sehingga pertumbuhannya baik sekali,
besar, gemuk, dan dapat di produksi, secara besar-besaran. Ayam potong adalah
ayam yang di ternakan hanya untuk di potong, di makan dagingnya, tidak sampai
bertelur. Ayam potong biasanya di jual sebagai ayam broiler, yaitu ayam yang masih
muda empuk dan cocok untuk masakan ayam panggang, grill atau ayam groeng.
Lemaknya sedikit, makin tua umur ayam makin banyak lemaknya, terutama di
bagian ekor, leher, dan di bawah kulit serta di sekeliling jeroan. Sebaiknya satu ekor
ayam broiler berat nya 1 kg.
Memilih ayam segar ayam segar biasa (segera dimasak, hanya tahan 4-6
jam setelah dipotong),ayam segar dingin (tahan 24 jam, dimasukkan dalam
chiller/lemari es),ayam segar beku, tahan untuk beberapa hari jika disimpan dalam
kondisi yang tepat (24 C dibawah nol). Dalam memilih daging ayam segar kita harus
memperhatikan warna daging, warna lemak, bau daging, dan kekenyalan. Warna
dagingnya putih kekuningan. Warna lemaknya putih kekuningan dan merata
dibawah kulit. Baunya segar dan tidak berbau asing/abnormal. Kekenyalannya harus
elastis (bila ditekan jari, akan kembali seperti semula), tidak ada tanda-tanda memar,
atau tanda lain yang mencurigakan (www.dunia-ibu.org).
Pisang
Pisang yang mengandung air dan karbohidrat merupakan buah yang
biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar dan memiliki kandungan gizi yang baik.
Rasa sepat dari buah pisang disebabkan adanya Tanin di dalam daging buah.
Pisang pada saat matang berwarna kuning dengan warna daging buah putih sampai
kekuningan. Bentuk pisang melengkung dengan pangkal buah bulat. Rasa daging
buahnya manis, pulen, agak sedikit asam, dan aromanya sangat kuat.
Beras
Beras adalah bahan makanan yang merupakan sumber energi untuk umat
manusia. Beras di Indonesia dikategorikan atas varietas dengan ciri bentuk butiran
agak bulat sampai bulat dan ciri bentuk butiran lonjong sampai sedang (Hubeis
1985). Kulit luar beras terdiri dari selulosa yang keras, merupakan 20 % dari seluruh
butir. Lapisan perkap terdiri dari dua atau beberapa lapis yang mengandung
terutama selulosa, protein, fosfor, besi, vitamin B1, B2, dan Niacin.
Ikan
Ikan adalah bahan pangan hewani yang merupakan sumber protein dan
asam lemak tak jenuh yang esensial bagi tubuh manusia. Menurut Ilyas (1983), ikan
segar adalah ikan air tawar dan air laut yang baru ditangkap dan belum mengalami
perubahan apapun dan juga ikan yang sudah mengalami proses pengawetan
dengan pembekuan atau pendinginan, tetapi masih mempunyai sifat yang serupa
dengan sifat aslinya. Pemilihan ikan segar dapat dilakukan secara visual terhadap
penampilan ikan. Adapun caranya yaitu dengan menggunakan metode 4M, yaitu
melihat, meraba, menekan, dan mencium (Wibowo & Yunizal, 1998). Adapun ciri-ciri
ikan segar dapat dilihat dari bagian tubuhnya seperti bagian mata, insang, lendir,
kulit, sisik dan dagingnya.
Ikan banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas. Ikan terdiri dari ikan yang
dapat dimakan dan tidak dapat dimakan serta berasal dari air laut maupun air tawar.
Ikan yang dapat dimakan mempunyai daging dari otot-ototnya. Daging pada ikan
lebih lunak dan lembut jika dibandingkan dengan mamalia maupun unggas karena
otot seratnya pendek dan mempunyai lapisan kecil pada jaringan penghubungnya
(Vaclavik VA & Christian EW 2008).
Ikan dan kerang dapat menjadi media perantara bagi bakteri patogen seperti
vibrio dan parasit seperti cacing pipih yang dapat menginfeksi manusia. Sumber
panyakit ini berasal dari lingkungan ikan yaitu air yang tercemar (terkontaminasi)
oleh kotoran penderita kolera. Bakteri vibrio menyebabkan terjadinya infeksi pada
saluran pencernaan yang bersifat parah dan mengancam nyawa. Cara untuk
menghindarinya yaitu ketika ikan sebelum dikonsumsi harus dicuci bersih dan
dimasak secara sempurna. Kerusakan pada ikan dapat ditandai dengan terjadinya
perubahan warna, bau, tekstur, dan terbentuknya lendir. Bakteri yang menyebabkan
kerusakan pada ikan dipengaruhi oleh suhu penyimpanan ikan.
Permukaan Rata (Tidak kasar, tidak bergelang-gelang), tidak beralur dan tidak
banyak akar sekunder yang mempengaruhi penampakannya)
Tekstur Tidak berkayu di bagian tengah penampang melintang bagian umbi
yang terbesar
Kotoran Tidak terdapat kotoran tau benda asing lainnya yang menempel
pada umbi.
1. Indera Penglihatan
Sifat fisik dan kondisi bahan makanan dapat diperiksa dan dinilai
dengan mempergunakan indera penglihatan (inspeksi). Warna, bentuk,
kondisi berih atau kotor , tercampur bahan-bahan asing dan berbagai
kelainan fisik bahan makanan dapat mudah dinilai dengan inspeksi.
2. Indera penciuman
Penciuman dapat menilai perubahan atau bau bahan makanan,
misalnya bau apek, karena infestasi jamur. Infestasi jamur bahkan dapat
lebih dulu diketahui dengan penciuman dibandingkan menggunakan
penglihatan. Kerusakan bahan pangan karena fermentasi memberikan bau
asam, sedangakan kerusakan karena pembusukan memberikan bau khas
busuk yang mudah dikenal.kerusakan lemak menyebabkan bau tengik
karena oksidasi asam-asam lemak menjadi ikatan epoxi.
3. Indera Peraba
Indera peraba dapat digunakan misalnya untuk menilai suatu
gumpalan tepung, apakah keras membatu ataukah masih dapat dihancurkan
kembali dengan tekanan di bawah jari. Penggumpalan yang membatu
mungkin karena reaksi suhu dan mungkin pula karena telah terjadi reaksi-
reaksi kimia ke arah kerusakan kimiawi.
4. Indera Pengecap
Sangat jarang dipergunakan untuk menilai kondisi bahan makanan
secara umum. Sebaiknya indera ini tidak dipergunakan terutama bila ada
sangkaan bahan makanan tersebut terkontaminasi oleh bahan berbahaya.
Namun demikian untuk identifikasi bahan makanan tertentu indera pengecap
sangat berguna.
5. Indera Pendengar
Praktis indera ini tidak dipergunakan dalam menilai kondisi bahan
pangan.
PEMBAHASAN
Praktikum identifikasi jenis-jenis kerusakan bahan pangan ini
membandingkan sifat-sifat produk pangan yang masih segar dengan produk pangan
yang sudah rusak (dibiarkan terbuka beberapa hari).Produk pangan diamati dengan
panca indera salah satu produk pangan yang diamati adalah ayam.
Tabel perbedaan antara ayam segar dan ayam busuk.
Sifat fisik Ayam segar Ayam busuk
Warna Merah muda segar Kebiru-biruan
Aroma Segar/normal Busuk
Tekstur Kenyal Lembek
Bentuk Utuh Tidak utuh
Ciri lain Kulitnya segar Kulitnya mudah rusak
Ayam merupakan bahan pangan yang sangat mudah didapatkan dan
menjadi sumber protein yang cukup digemari oleh masyarakat sebagai bahan
pangan konsumsi. Ayam mengandung protein dan zat gizi yang cukup tinggi
sehingga mudah mengalami pembusukan. Pada praktikum kemarin kami sudah
mengamati perbedaan antara ayam segar dengan ayam busuk. Dimana pada ayam
segar warnanya lebih merah segar dibandingkan dengan ayam yang busuk dengan
warna yang agak kebiru-biruan,sedangkan pada aromanya pada ayam segar terasa
masih segar dan pada ayam busuk aromanya busuk. Aroma busuk itu disebabkan
dari kerusakan fisik, mikrobiologi, kerusakan fisik disebabkan karena lamanya
penyimpanan dan kerusakan mikrobiologi disebabkan oleh mikroba.Pada teksturnya
ayam segar kenyal dan ayam busuk lembek, kerusakan tersebut disebabkan karena
lamanya penyimpanan ayam tersebut sehingga teksturnya berubah menjadi lembek.
Dari bentuknya sendiri ayam segar masih utuh dan pada ayam busuk bentuknya itu
sudah mulai tidak utuh disebabkan oleh kerusakan mikrobiologi yang masuk ke
ayam tersebut. Ciri lain yang dapat dibedakan yaitu dari kulit ayam tersebut pada
ayam segar kulitnya lebih segar dibandingkan dengan kulit ayam yang busuk
kerusakan tersebut juga diakibatkan lamanya penyimpanan dari ayam tersebut.
Produk pangan diamati dengan panca indera salah satu produk pangan yang
diamati adalah kacang merah.
Tabel perbedaan antara kacang merah bagus dan kacang merah rusak.
Sifat fisik Kacang merah bagus Kacang merah rusak
Warna Kuning cerah Merah kebiruan
Aroma Normal Tidak segar
Tekstur Keras Lembek
Bentuk Utuh Tidak utuh
Ciri lain Bijinya utuh Ada bulir yang hilang
Kacang merah merupakan bahan pangan yang sangat mudah didapatkan
dan juga menjadi sumber protein bagi manusia sebagai bahan pangan yang
mengandung protein dan juga zat gizi yang lebih akan mengalami kerusakan yang
lebih cepat dibandingkan zat gizinya lebih rendah. Pada praktikum kemarin kami
sudah mengamati kerusakan yang terjadi pada kacang merah. Dilihat pada sifat fisik
dari warna kacang merah yang bagus kuning cerah dan pada kacang merah rusak
warnanya merah agak kebiruan karena lamanya penyimpanan sehingga adanya
perubahan warna pada kacang merah tersebut, sedangkan aromanya pada kacang
merah bagus masih normal dibandingkan dengan kacang merah yang rusak
aromanya sudah mulai berubah menjadi tidak segar seperti kacang yang bagus.Dan
pada teksturnya juga terjadi perubahan yang sangat berbeda pada kacang merah
bagus teksturnya lebih keras dibanding dengan tekstur kacang merah yang rusak
dikarenakan kerusakan kimia.Sedangkan pada bentuknya pada kacang merah
bagus utuh dan pada kacang merah yang rusak itu terjadi perubahan yang
dikarenakan kerusakan kimia. Ciri lain pada kacang merah tersebut adalah pada
kacang yang bagus bijinya masih utuh sedangkan pada kacang yang rusak biji
berubah jadi kecil karena kerusakan fisik. Kerusakan pada kacang merah ini terjadi
karena 3 faktor yaitu kerusakn kimia, biologi dan fisik.Kerusakan kimia disebabkan
oleh penyemprotan pestisida yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada
bentuk kacang merah tersebut dan juga dikarenakan kurangnya supply cahaya
matahari. Kerusakan fisik dikarenakan lamanya penyimpanan kacang merah
tersebut sehingga mempengaruhi perubahaan bentuk dan tekstur.Kerusakan biologi
disebabkan oleh ulat misalnya, sehingga terjadi perubahan pada biji kacang merah.
Telur yang diamati yaitu telur ayam yang masih bagus dan telur ayam yang
sudah busuk. Pengamatan terhadap telur ayam, terlebih dahulu dilakukan dengan
membedakan antara telur yang masih bagus dann telur yang sudah rusak.
Pengamatan dilakukan dengan cara memasukan kedua telur yang menjadi objek
pengamatan kedalam makngkuk yang berisi air. Telur yang sudah rusak dapat
terliahat dengan jelas ketika direndam dalam air, karena telur yang sudh rusak akan
mengambang ketika dimasukkan dalam air dan tlur yang masih bagus akan
tenggelam ketika dibenamkan dalam air. Disamping hal tersebut, juga terdapt
beberap cirri lain yang membedakan antara telur ayam yang bagus dan telur ayam
rusak.
Tabel perbedaan antara telur ayam bagus dan telur ayam rusak.
Sifat fisik Telur ayam bagus Telur ayam rusak
Warna Cerah Pucat
Aroma Normal Busuk
Tekstur Halus -cangkangnya berbintik
-terdapat benjolan pada
cangkang
Bentuk Utuh (oval) Utuh (oval)
Ciri lain -mengambang ketika
direndam dalam air
-berbunyi (koclak) ketika
dikocok
-terdapat jamur pada
cangakang
Telur ayam merupakan bahan pangan yang bersunber dari hewan yang
mengandung protein yang cukup tinggi. Telur dilindungi oleh cangkang yang kuat
untuk melindunginya agar tidak mudah rusak. Meskipun telah dilindungi dengan
cangkang yang kuat, telur juga dapat mengalami kerusakan. Perbedaan antara telur
yang bagus dan telur rusak dapat diamati dengan panca indera secara langsung.
Hal tersebut dapat terlihat dari warna, aroma, tekstur, dan bentuk. Telur yang masih
bagus mempunyai warna yang cerah, aroma yang normal, tekstur yang halus, dan
bentuk yang utuh. Sementara telur ayam yang rusak mempunyai warna yang pucat,
aroma busuk yang tercium menjadi menyengat, teksturnya pun mulai berubah yaitu
muncul bintik-bintik pada cangkang dan terdapat benjolan pada cangkang.
Disamping beerapa cirri tersebut, telur yang sudah rusak juga memiliki beberapa cirri
lain yaitu mengambang ketika direndam dalam air, berbunyi (koclak) ketika dikocok,
dan terdapat jamur pada ujung-ujung cangkang.
Telur yang rusak dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor fisik dan
mikrobiologi. Faktor fisik yang menyebabkan terjadinya kerusakan telur adalah lama
penyimpanan. Lama penyimpanan menyebabkan telur ditumbuhi jamur dan bakteri
yang menyebabkan isi putih dan kuning telur tercampur dan menyebabkan telur
menjadi rusak.
Bahan pangan berikutnya yang menjadi objek pengamatan adalah tomat.
Tomat merupakan bahan pangan yang agak mudah rusak karena termasuk jenis
buah. Pada percobaan dilakukan pengamatn terhadap tomat bagus dan tomat
rusak.
Tabel perbedaan antara tomat bagus dan tomat rusak.
Ciri fisik Tomat bagus Tomat rusak
Warna Merah cerah Merah pucat
Aroma Normal Normal
Tekstur Halus Lembek
Bentuk Utuh Tidak Utuh
Ciri lain Berlubang
Tomat merupakan jenis pangan yang agak mudah mengalami kerusakan.
Tomat merupakan jenis sayuran yang mudah mengalami kerusakan. Pada
praktikum kemarin yang telah dilakukan pengamatan terhadap tomat bagus dan
tomat busuk. Tomat bagus memiliki warna yang cerah, aroma yang normal, tekstur
yang halus, dan bentuk yang utuh. Sedangkan tomat rusak memiliki warna yang
merah pucat, meskipun aromanya masih normal, tetapi teksturnya sudah menjadi
lembek, bentuknya tidak utuh dan sudah berlubang.
Tomat merupkan jenis bahan pangan sayuran yang mudah mengalami
kerusakan dan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan. Faktor yang
menyebabkan kerusakan tersebut antara lain faktor fisik, faktor biologi, faktor kimia.
Faktor fisik yang sangat berpengaruh terhadap kerusakan tomat adalah lama
penyimpanan dan suhu penyimpanan yang tidak tepat. Suhu penyimpanan yang
terlalu tinggi sangat berpengaruh terhadap kerusakan tomat, karena suhu yang
terlalu tinggi akan menyebabkan kulit tomat menjadi layu dan kesegaran serta
ketegarannya menjadi rusak. Ulat faktor biologi juaga menjadi penyebab kerusakan
tomat. Ulat merusak tomat ketika masih berada diatas pohon. Ulat memakan isi
buah tomat dan menyebabkan tomat menjadi busuk. Faktor kimia yang berpengaruh
terhadap kerusakan tomat adalah pestisida yang berlebihan. Pestisida yang
brelebihan akan menyebabkan pertumbuhan tomat tidak normal seperti tumbuhnya
tidak maksimal atau terjadi kerusakan pada kulit tomat, seperti kulit tomat menjadi
kisut.
Bahan pangan berikutnya yang menjadi bahan pengamatan adalah susu
pasteurisasi. Susu pasteurisasi tergolong bahan pangan yang mudah rusak, karena
mengandung protein yang cukup dan zat gizi yang cukup tinggi sehingga lebih cepat
rusak.
Tabel perbedaan antara susu pasteurisasi bagus dan susu pasteutisasi rusak.
Sifat fisik Susu pasteurisasi bagus Susu pasteurisasi rusak
Warna Putih bersih Putih kecoklatan
Aroma Normal Asam
Tekstur Encer Kental
Bentuk Cair Cair
Ciri lain berbau sapi ada gumpalan-gumpalan
Dari tabel diatas terlihat perbedaan yang sangat jelas antara susu
pasteurisasi bagus dan susu pasteurisasi rusak. Susu pasteurisasi bagus
menpunyai warna putih cerah, aroma yang normal, tekstur yang encer, bentuk yang
cair dan masih terdapat aroma amis dari sapi. Susu segar masih memiliki aroma
amis dari sapi, karena susu menyerap aroma yang ada disekitarnya. Sedangkan
susu pasteurisasi rusak warnanya telah berubah menjadi putih kecoklatan, aroma
menjadi asam, teksturnya menjadi keental, meskipun bentuknya masih cair tetapi
sudahj mulai terdapat gumpalan-gumpalan.
Kerusakan yang terjadi pada susu pasteurisasi ini diakibatkan oleh faktor fisik
dan faktor mikrobiologi. Susu pasteurisasi adalah susu yang mengandung protein
dan zat gizi yang tinggi. Susu pasteurisasi diproses dengan teknik LTLT (low
temperature long time) sehingga tidak merusak kandungan gizinya, tetapi tehnik ini
menyebabkan susu pasteurisasi tidak mampu bertahan dalam jangka waktu yang
panjang tetapi hanya mampu bertahan dalam waktu beberapa hari. Sehingga ketika
susu pasteurisasi akan rusak ketika dibiarkan beberapa hari pada suhu kamar.
Selain lama waktu penyimpanan, suhu tempat penyimpanan juga sangat
berpengaruh. Hal ini dikarenakan susu pasteurisasi membutuhkan suhu ruang
penyimpanan yang rendah agar bakteri dan mikroba tidak tumbuh, sehingga ketika
susu dibiarkan dalam suhu kamar maka bakteri dan mikroba akan tumbuh dengan
sangat cepat dan akan merusak susu, sehingga faktor mikrobiologi juga menjadi
penyebab kerusakan susu pasteurisasi. Pertumbuhan bakteri inilah yang
menyebabkan aroma susu menjadi asam, teksturnya menjadi kental dan terdapat
gumpalan-gumpalan.
Bahan pangan lain yang akan diidentifikasi adalah pisang. Pada pengamatan
akan dibandingkan cirri fisik pisang segar dan pisang rusak.
Tabel perbedaan antara pisang bagus dan pisang rusak.
Sifat fisik Pisang bagus Pisang rusk
Warna Kuning cerah Kuning kehitaman
Aroma Normal Busuk
Tekstur Halus Lembek kasar
Bentuk Utuh Tidak utuh
Ciri lain -Kulitnya kisut
-Terdapat jamur pada kulit
-Ada bagian yang busuk
Pisang merupakan bahan pangan yang agak mudah rusak. Pisang
merupakan bahan pangan yang memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Pisang
segar mimiliki warna kuning cerah, aroma yang normal, tekstur yang halus dank
eras, serta bentuk yang utuh, sedangkan pisang rusak memiliki warna kuning
kecoklatan, aroma yang busuk, tekstur yang lembek dan kasar, dan bentuk yang
tidak utuh. Disaming cirri-ciri tersebut, pisang rusak memiliki beberapa cirri lain, yaitu
kulitnya kisut, terdapat jamur pada kulit, serta ada bagian yang memar dan
membusuk.
Kerusakan yang terjadi pada pisang disebabkan beberapa faktor, antara lain
faktor fisik, biologi, dan mikrobiologi. Faktor fisik yang sangat berpengaruh terhadap
kerusakan pisang adalah lama waktu penyimpanan dan suhu tempat penyimpanan.
Pisang terlalu lama disimpan pada suhu yang terlalu tinggi melebihi suhu kamar
akan semakin cepat membusuk. Hal ini dikarenakan hormone etilen pada pisang
yang berfungsi untuk mematangkan buah akan bekerja terus menerus sehingga
buah akan menjadi busuk, terlebih dengan suhu penyimpanan yang terlalau tinggi
menyebabkan kulit pisang semakin cepat layu dan ketegarannya berkurang dan
menjadi rusak. Selain itu, proses pendistribusian pisang juga berpengaruh terhadap
kerusakan buah pisang. Proses pendistribusian dengan menggunakan sarana
distribusi yang salah dapat menyebabkan pisang mengalami benturan dan
menyebabkan pisang menjadi memar dan akibatnya pisang akan menjadi busuk.
Faktor biologi yang menyebabkan pisang menjadi rusak adalah serangan hama
penyakit yang biasanya disebabkan oleh wereng. Serangan hama ini menyebabkan
pertumbuhan pisang terhambat dan buah pisang menjadi keras dan busuk dibagian
dalam, serta kulitnya mengalami bercak-bercak yang menyebabkan pisang tidak
dapat dikonsumsi. Faktor mikrobiologi yang menyebabkan terjadinya kerusakan
adalah pertumbuhan jamur pada kulit pisang yang mulai mengalami kerusakan.
Pertumbuhan jamur tersebut akan semakin mempercepat pisang membusuk.
Bahan pangan berikutnya yang akan diidentifikasi adalah wortel. Pengatan
yang dilakuakan bertujuan untuk membandingakan wortel segar dan wortel rusak
berdasarkan kenampakan secar fisik.
Tabel perbedaan antara wortel segar dan wortel rusak.
Ciri fisik Wortel segar Wortel rusak
Warna Orange cerah Kuning pucat
Aroma Normal Normal
Tekstur Halus Lembek
Bentuk Utuh Bercabang
Ciri lain -ukurannya besar -ukurannya kecil
Berdasarkan standar nasional Indonesia, wortel yang bagus dan berkualitas
adalah wortel yang memiliki warna yang cerah, tekstur yang halus, bentuk yang
utuh, dan ukuran yang besar. Berdasarkan standar nasional Indonesia, wortel yang
berkualitas juga memiliki beberapa cirri lain, yaitu umbi (akat tunggang) dari
tanaman wortel dan daunnya dalam keadaan utuh, segar dan bersih. Tabel diatas
menunjukkan perbedaan antara wortel segar dan wortel rusak yang diamati. Wortel
segar yang diamati mempunyai warna orange cerah, aroma yang normal, tekstur
yang halus, bentuk yang utuh, serta ukurannya besar. Sedangkan wortel yang rusak
mempunyai warna kuning pucat, aroma yang normal, tekstur lembek,bentuk yang
bercabang, dan ukurannya yang kecil serta akarnya yang sudah layu. Dari
pengamatan terlihat adanya kesesuaian antara wortel segar hasil pengamatan
dengan wortel standar nasional Indonesia. Apabila dicermati secara lebih mendetail,
kerusakan pada wortel yang diamati adalah kerusakan fisik dan kamia. Kerusakan
secara fisik disebabkan oleh penyimpanan yang terlalu lama dan teknik
penyimpanan yang tidak tepat. Waktu penyimpanan yang terlalu lama akan
menyebabkan wortel menjadi layu. Sementara kerusakan secara kimia disebabkan
oleh penggunaan pestisida yang berlebihan sehingga terjadi perubahan struktur
buahnya.
Ikan merupakan bahan pangan yang sangat mudah didapat dan menjadi
sumber protein yang cukup digemari masyarakat sebagai bahan pangan konsumsi.
Ikan mengandung protein dan zat gizi yang cukup tinggi sehingga lebih mudah
mengalami kerusakan. Pada saat praktikum berlangsung dilakukan pengamatan
terhadap ikan segar dan ikan busuk.
Tabel perbedaan antara ikan segar dan ikan rusak.
Sifat fisik Ikan segar Ikan rusak
Warna Merah segar Pucat dan kusam
Aroma Amis Busuk
Tekstur Kenyal Lembek dan berlendir
Bentuk Utuh Sisik tidak utuh
Ciri lain -insang berwarna merah -insangnya pucat
-matanya berwarna cerah -matanya pucat dan
-sisiknya utuh membusuk
-sisiknya mengelupas
Ikan segar memiliki warna yang lebih cerah dibandingkan dengan ikan
busuk. Ikan segar warna kulitnya merah segar, sedangkan ikan rusak kulitnya
berwarna pucat dan kusam. Pada ikan segar masih tercium aroma amis yang cukup
kuat, sedangkan pada ikan rusak yang tercium adalah aroma busuk yang sangat
menyengat. Aroma busuk ini terutama disebabkan oleh bagian insangnya yang lebih
cepat membusuk dibanding bagian lain pada ikan. Ikan segar juga memiliki tekstur
yang kenyal sedangkan ikan rusak teksturnya menjadi lembek dan berlendir. Hal ini
diakibatkan oleh proses oembusukan yang menyebabkan bagian daging ikan
menjadi lembek dan mengeluarkan air yang terkandung dalam dagingnya dalam
bentuk lendir. Ikan segar juga memilki beberapa ciri lain yang membedakannya
dengan ikan yang sudah rusak, yaitu pada ikan segar insangnya masih berwarna
merah, matanya masih berwarna cerah dan agak berwarna merah, serta sisiknya
utuh dan cerah. Hal tersebut berkebalikan dengan ikan rusak, dimana insangnya
telah berwarna pucat, matanya pucat dan mulai membusuk, serta sisiknya mulai
mengelupas. Jika hanya dilihat dari penampakan luarnya saja, ikan segar dan ikan
rusak dapat terlihat dari sisiknya, ikan segar sisiknya masih utuh sedangkan ikan
rusak sisiknya akan memgelupas dengan sendirinya.
Menurut Wibowo dan Yunizal, ciri-ciri ikan segar dapat dilihat dari bagian
tubuhnya seperti bagian mata, insang, lendir, kulit, sisik dan dagingnya. Ikan segar
matanya cemerlang atau jernih, korneanya bening, pupilnya hitam, serta matanya
cembung. Selain itu, insangnya berwarna merah sampai merah tua, cemerlang, dan
segar. Pada ikan yang segar terdapat lendir alami dan warna lendirnya bening.
Kulitnya cemerlang, warna aslinya belum pudar, serta kontras. Sisik ikan tersebut
masih lengkap dan melekat kuat, mengkilap dengan warna khusus tertutup lendir.
Dagingnya kenyal, elastis, sayatan daging cerah, dan bila ditekan akan kembali
pada keadaan semula. Ikan yang masih segar banya masih segar dan tidak begitu
amis, sedangkan ikan yang sudah tidak segar ciri-ciri fisiknya di antaranya matanya
tidak jernih atau buram, insangnya berwarna kehitaman, warna kulitnya telah
memudar, sisiknya kering dan tidak mengkilap, serta baunya menjadi amis dan
busuk.
Kerusakan ikan itu sendiri disebabkan olh dua faktor, yaitu faktor fisik dan
mikrobiologi. Faktor fisik yang sangat berpengaruh terhadap kerusakan ikan adalah
lama waktu penyimpanan. Waktu penyimpanan yang melebihi batas yang tidak
disertai dengan teknik penyimpanan yang baik seperti suhu penyimpanan yang tepat
akan menyebabkan agen-agen perusak dari dalam ikan itu sendiri terus mengikis
ikan yang menyebabkan ikan menjadi rusak. Kerusakan ikan juga diakibatkan oleh
adanya pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme pada ikan, sehingga mudah
sekali rusak karena ikan merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung
protein tinggi sehingga sangat mudah rusak.
Pengamatan bahan pangan berikutnya adalah kelapa parut. Pada percobaan
kali ini terdapat dua jenis kelapa parut yang diamati, yaitu kelapa parut yang masih
segar dan kelapa parut yang telah rusak.
Tabel perbedaan antara kelapa parut segar dan kelapa parut rusak.
Sifat fisik Kelapa parut segar Kelapa parut rusak
Warna Putih cerah Putih pucat
Aroma Normal Tengik dan agak asam
Tekstur Lembut Kasar
Bentuk Butiran kecil Menggumpal
Ciri lain -tidak menempel dimedia -menempel dimedia
-tidak berlendir ketika -berlendir ketika dipegang
dipegang.
Kelapa parut merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung lemak
yang cukup tinggi. Kelapa parut segar mempunyai beberapa sifat fisik seperti
tercantum dalam tabel, yaitu warnanya putih segar, aromanya normal, teksturnya
lembut, dan bentuknya berupa bulir-bulir kecil. Disamping ciri utama tersebut, kelapa
parut yang masih segar mempunyai beberapa ciri lain, yaitu tidak menempel di
media, dan tidak berlendir ketika dipegang. Sedangkan kelapa parut yang sudah
rusak karena dibiarkan selama beberapa hari mempunyai ciri fisik berupa warna
yang telah menjadi putih pucat, aroma yang tidak normal lagi dan menjadi asam,
teksturnya menjadi kasar, dan bentuknya menggumpal karena lengket satu sama
lain. Disamping beberapa ciri tersebut, masih terdapat beberapa hal yang
mencirikan kerusakan pada kelapa parut, yaitu kelapa parut yang telah rusak
menempel pada media tempatnya berada, dan berlandir ketika dipegang.
Kerusakan kelapa parut ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor fisik
dan mikrobiologi. Kelapa parut yang terlalu disimpan menyebabkan mikroorganisme
seperti jamur, kapang, dan khamir tumbuh dan berkembang sehingga menyebabkan
kelapa parut menjadi lebih cepat rusak terlebih dalam kelapa parut terdapat
kandungan lemak yang cukup tinggi. Lamanya penyimpanan dan suhu yang sangat
tinggi juga menyebabkan kelapa parut menjadi rusak dan akhirnya tidak dapat
digunakan sebagai pembuatan santan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2009.Kerusakan Bahan Pangan. http://www.pdf4free.com. [ 7 September
2009].
Bailey, Janet.1985.Keeping Food Fresh.Garden City, New York:The Dial Press
Doubleday & Company Inc.
Balia L Roostita. 2008. Kerusakan Bahan Pangan oleh Mikroorganisme. Bandung.
Rubatsky V E, Yamaguchi M. 1998. Sayuran dunia 1. Bandung: ITB press
Sumoprastowo R M. 2004. Memilih dan menyimpan sayur – mayur, buah – buahan
dan bahan makanan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tabrams,J.Linton.1950.Animal Nutrition and Veterinary Doetetics.W.Green & Son
Lmt.
Wawan Sugilar Rahmawan. 2006. Pemanfaatan potensi tepung ubi jalar (Ipomea
batatas) dan pati garut ( Maranta arundinaceae L.) sebagai bahan subtitusi tepung
terigu dalam pembuatan cookies yang diperkaya isolat protein kedelai untuk
intervensi gizi. Bogor. [skripsi]
Lampiran
Tabel deskrip sifat fisik produk pangan
No produk Warna Aroma tekstur bentuk Ciri-ciri lain
1. Kol putih Hijau Segar halus utuh
segar
2. Kol putih Hijau Tengik Berlubang hancur -pangkanya
rusak kecoklatan -daun busuk
sobek
3. Jagung Kuning Busuk Tidak rata Tidak utuh Bulir-
rusak muda bulirnya
hilang
4. Timun Hijau Normal Tidak rata Bentuk Ukurannya
rusak pucat bengkok / kecil / peot /
melengkung kisut
5. Wortel Orange normal keras Bercabang Ukurannya
rusak pucat kecil kecil
6. Kentang Coklat normal Agak utuh -kasar
rusak pucat lembek -berlubang
lubang
-bercak
bercak
-ukurannya
kecil
7. Apel Merah Nomal lembek utuh Sebagian
merah kehitam- busuk
usak hitaman
8. Apel Hijau normal keras utuh Warnanya
hijau segar segar
segar Mulus
9. Pisang Kuning Busuk lembek Tidak utuh Kulitnya
busuk kehitaman kusut
Pada kulit
terdapat
jamur
10. Tomat Merah normal lembek Tidak utuh Berlubang
rusak pucat
11. Jeruk Kuning Segar keras utuh
segar cerah
12. Jeruk Kuning busuk lembek Tidak utuh/ Kulit kisut
busuk pucat berlubang Ada bercak
pada kulit
13. Ubi jalar Merah normal keras Tidak Pecah-
merah pucat braturan pecah
rusak Banyak
lubang, tidak
utuh
14. Kacang Kuning normal keras utuh Bijinya utuh
merah cerah
bagus
15. Kacang Merah Tidak lembek Tidak utuh Ada biji yang
merah kebiruan segar hilang
rusak Bijinya kecil
16. Ampas Putih normal lembut utuh Tidak
bagus cerah menempel
dimedia
17. Ampas Putih Tengik keras menggumpal Lengket
rusak pucat diplastik
18. Beras Putih normal halus Bulir padi Tidak
bagus utuh menggumpal
19. Beras Putih Tengik kasar Bulir padi Ada yang
rusak kecoklatan kecil, pecah menggumpal
20. Ayam Kebiru- busuk lembek Tidak utuh Kulitnya
busuk biruan mudah rusak
21. Ayam Merah Segar kenyal utuh Kulitnya
bagus muda, normal segar dan
cerah tidak
segar mengelupas
22. Ikan Merah Amis kenyal utuh Insang
segar segar merah
Mata cerah
Sisik utuh
23. Ikan Pucat busuk lembek Sisik tidak Matanya
busuk utuh pucat
Insang pucat
Sisik
mengelupas
24. Telur Pucat busuk Ada utuh Kletika
busuk bintik, ada dikocok
benjolan koclak
Ada jamur
pada
ujungnya
25. Telur Cerah normal halus utuh
bagus
26. Susu Putih Asam kental cair Ada
basi pekat gumpalan
27. Roti Cokelat Tengik Kasar, hancur berjamur
tawar kebiru- keras
rusak biruan