Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Masalah-masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang diakibatkan
oleh tindakan-tindakan yang dilakukan pada saat persalinan sangatlah
beragam. Trauma akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan kelainan
fisiologik persalinan yang sering kita sebut sebagai cedera atau trauma lahir.
Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis.
Kebanyakan cedera lahir ini akan menghilang sendiri dengan perawatan
yang baik dan adekuat.Keberhasilan penatalaksanaan kasus kelainan bayi
dan anak tergantung dari pengetahuan dasar dan penentuan diagnosis dini,
persiapan praoperasi, tindakan anestesi dan pembedahan serta perawatan
pasca operasi. Penatalaksanaan perioperatif yang baik.
Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui
akar pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak
dilapisi oleh kulit. Omfalokel terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran. Usus
terlihat dari luar melalui selaput peritoneum yang tipis dan transparan
(tembus pandang).
Omfalokel (eksomfotos) merupakan suatu cacat umbilicus, tempat usus
besar dan organ abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia bisa disertai dengan
kelainan kromosom, yang harus disingkirkan. Cacat dapat bervariasi dan
diameter beberapa centimeter sampai keterlibatan dinding abdomen yang
luas. Organ yang menonjol keluar ditutupi oleh lapisan tipis peritoneum
yang mudah terinfeksi.
Rongga abdomen sendiri sangat kecil, sehingga perbaikan bedah bisa
sangat sulit atau tidak mungkin, kecuali bila dinding abdomen yang tersisa
cukup dapat direntang untuk memungkinkan penempatan kembali isi
abdomen. Penggantinya, cacat ini dapat ditutupi dengan bahan sintetis
seperti silastic, yang dapat digulung ke atas, sehingga usus dapat didorong
masuk secara bertahap ke dalam rongga abdomen dalam masa beberapa
minggu. (Pincus Eatzel dan Len Roberts. 1995. Kapita Selekta Pediatri.
EGC : Jakarta).

1.2    Rumusan Masalah


1. Apakah Pengertian Omfalokel ?
2. Apa Etiologi tentang Omfalokel ?
3. Bagaimana Patofisiologi tentang Omfalokel ?
4. Bagaimana Penatalaksanaan Omfalokel ?
1.3   Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan omfalokel.
2. Mengetahui apa saja penyebab dari omfalokel.
3. Mengetahui Patofiologi Omfalokel.
4. Mengetahui cara-cara mengatasi atau penatalaksanaan omfalikel.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Omfalokel adalah penonjolan isi abdomen melalui dinding
abdomen pada titik sambungan korda umbilicus dan abdomen.
(Prillitteri.2002. Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak Hal. 520).
Omfalokel adalah kelainan yang berupa protusi (sembuhan)
isi ronnga perut keluar di sekitar umbilicus,benjolan dan dibungkus
dalam suatu kantong. (Markum,AH.1991.Ilmu Kesehatan Anak hal.
245-246).
Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya
melalui akar pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput
perut) dan tidak dilapisi oleh kulit. Omfalokel terjadi pada 1 dari
5.000 kelahiran. Usus terlihat dari luar melalui selaput peritoneum
yang tipis dan transparan (tembus pandang).
Omfalokel (eksomfotos) merupakan suatu cacat umbilicus,
tempat usus besar dan organ abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia
bisa disertai dengan kelainan kromosom, yang harus disingkirkan.
Cacat dapat bervariasi dan diameter beberapa centimeter sampai
keterlibatan dinding abdomen yang luas. Organ yang menonjol
keluar ditutupi oleh lapisan tipis peritoneum yang mudah terinfeksi.
Rongga abdomen sendiri sangat kecil, sehingga perbaikan bedah
bisa sangat sulit atau tidak mungkin, kecuali bila dinding abdomen
yang tersisa cukup dapat direntang untuk memungkinkan
penempatan kembali isi abdomen. Penggantinya, cacat ini dapat
ditutupi dengan bahan sintetis seperti silastic, yang dapat digulung
ke atas, sehingga usus dapat didorong masuk secara bertahap ke
dalam rongga . abdomen dalam masa beberapa minggu.
B. Etiologi    
Penyebab pasti terjadinya omphalokel belum jelas sampai
sekarang. ada 25-40% bayi yang menderita omfalokel, disertai oleh
kelainan bawaan lainnya, seperti kelainan kromosom, hernia
diafragmatika dan kelainan jantung. ada beberapa penyebab
omfalokel, yaitu:
1. Kegagalan kembalinya usus ke dalam abdomen dalam 10-12
minggu yaitu kegagalan lipatan mesodermal bagian lateral
untuk berpindah ke bagian tengah dan menetapnya the body
stalk selama gestasi 12 minggu.
2. Faktor resiko tinggi yang berhubungan dengan omphalokel
adalah resiko tinggi kehamilan seperti :
a. Infeksi dan penyakit pada ibu
b. Penggunaan obat-obatan berbahaya, merokok,
c. Kelainan genetic
d. Defesiensi asam folat
e. Hipoksia
f. Salisil dapat menyebabkan defek pada dinding
abdomen.
g. Asupan gizi yang tak seimbang

Beberapa faktor resiko atau faktor- faktor yang


berperan menimbulkan terjadinya omfalokel diantaranya
adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu
hamil, defisiensi asam folat, hipoksia, penggunaan
salisilat, kelainan genetik serta polihidramnion.
Menurut Glasser (2003) ada beberapa penyebab
omfalokel, yaitu:
1. Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu
hamil sakit dan terinfeksi, penggunaan obat-obatan,
merokok dan kelainan genetik. Faktor-faktor tersebut
berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan
lahir pada umur kehamilan kurang atau bayi
prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan
omfalokel paling sering dijumpai.
2. Defisiensi asam folat, hipoksia dan salisilat
menimbulkan defek dinding abdomen pada percobaan
dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis masih
sebatas perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP
(Maternal Serum Alfa Feto Protein) pada pelacakan
dengan ultrasonografi memberikan suatu kepastian
telah terjadi kelainan struktural pada fetus. Bila suatu
kelainan didapati bersamaan dengan adanya
omfalokel, layak untuk dilakukan amniosintesis guna
melacak kelainan genetik.
3. Polihidramnion, dapat diduga adanya atresia
intestinal fetus dan kemungkinan tersebut harus
dilacak dengan USG.

Omfalokel disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk


kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel. Kelainan ini dapat
terlihat dengan adanya prostrusi (sembilan) dari kantong yang berisi
usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada
umbilicus (umbilicus terlihat menonjol keluar).
Angka kematian tinggi bila omfalokel besar karena kantong
dapat pecah dan terjadi infeksi. (Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit.
Editor: Setiawan. Jakarta: EGC, 1997). Pada 25-40% bayi yang
menderita omfalokel, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan
lainnya, seperti kelainan kromosom, hernia diafragmatika dan
kelainan jantung.
C. Patofisiologi
Omfalokel disebabkan oleh kegagalan alat dalam untuk
kembali ke rongga abdomen pada waktu janin berumur 10 minggu
sehingga menyebabkan timbulnya omfalokel. Kelainan ini dapat
terlihat dengan adanya prostrusi (sembilan) dari kantong yang berisi
usus dan visera abdomen melalui defek dinding abdomen pada
umbilicus (umbilicus terlihat menonjol keluar).
Angka kematian tinggi bila omfalokel besar karena kantong
dapat pecah dan terjadi infeksi. Pada 25-40% bayi yang menderita
omfalokel, kelainan ini disertai oleh kelainan bawaan lainnya,
seperti kelainan kromosom, hernia diafragmatika dan kelainan
jantung. Pada janin usia 5 – 6 minggu isi abdomen terletak di luar
embrio di rongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan
lumen abdomen sehingga usus dari extra peritoneum akan masuk ke
rongga perut. Bila proses ini terhambat maka akan terjadi kantong di
pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung kadang hati.
Dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amnion
yang keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari luar,
keadaan ini disebut omfalokel.
Patofisiologi dari omphalokel adalah :
1. Selama perkembangan embrio, ada suatu kelemahan yang
terjadi dalam dinding abdomen semasa embrio yang mana
menyebabkan herniasi pada isi usus pada salah satu samping
umbilicus (yang biasanya pada samping kanan). Ini
menyebabkan organ visera abdomen keluar dari kapasitas
abdomen dan tidak tertutup oleh kantong.
2. Terjadi malrotasi dan menurunnya kapasitas abdomen yang
dianggap sebagai anomaly.
3. Gastroskisis terbentuk akibat kegagalan fusi somite dalam
pembentukan dinding abdomen sehingga dinding abdomen
sebagian tetap terbuka.
4. Letak defek umumnya disebelah kanan umbilicus yang
terbentuk normal.
5. Usus sebagian besar berkembang di luar rongga abdomen
janin. Akibatnya, usus menjadi tebal dan kaku karena
pengendapan dan iritasi cairan amnion dalam kehidupan
intrauterine. Usus juga tampak pendek. Rongga abdomen janin
sempit.
6. Usus-usus, visera dan seluruh permukaan rongga abdomen
berhubungan dengan dunia luar menyebabkan penguapan dan
pancaran panas dari tubuh cepat berlangsung, sehingga terjadi
dehidrasi dan hipotermi, kontaminasi usus dengan kuman juga
dapat terjadi dan menyebabkan sepsis, aerologi menyebabkan
usus-usus distensi sehingga mempersulit koreksi pemasukan
ke rongga abdomen pada waktu pembedahan.
7. Pada janin usia 5 – 6 minggu isi abdomen terletak di luar
embrio di rongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi
pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari
extraperitoneum akan masuk ke rongga perut. Bila proses ini
terhambat maka akan terjadi kantong di pangkal umbilikus
yang berisi usus, lambung kadang hati. Dindingnya tipis
terdiri dari lapisanperitoneum dan lapisan amnion yang
keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari
luar, keadaan ini disebut omfalokel. Bila usus keluar dari titik
terlemah di kanan umbilikus, usus akan berada di luar rongga
perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion, keadaan ini
disebut gastroschisis.
D. Tanda dan Gejala
Omfalokel biasanya tanpa gejala, jarang yang mengeluh nyeri.
Banyaknya usus dan organ perut lainnya yang menonjol pada
omfalokel bervariasi, tergantung kepada besarnya lubang di pusar.
Jika lubangnya kecil, mungkin hanya usus yang menonjol, tetapi jika
lubangnya besar, hati juga bisa menonjol melalui lubang tersebut
E.   Manisfetasi Klinis
Menurut A.H. Markum (1991), manifestasi dari omphalokel
adalah :
1. Organ visera / internal abdomen keluar.
2. Penonjolan pada isi usus.
3. Teridentifikasi pada prenatal dengan ultrasound
F. Klasifikasi
Banyaknya usus dan organ perut lainnya yang menonjol pada
omfalokel berikut tergantung pada besarnya lubang di pusar. Jika
lubangnya kecil mungkin hanya usus yang menonjol, tapi jika
lubangnya besar hati juga bisa menonjol melalui lubang tersebut.

G.   Diagnosis
Diagnosis omfalokel meliputi pemeriksaan fisik secara
lengkap dan perlu suatu rontgen dada serta ekokardiogram. Pada saat
lahir, omfalokel diketahui sebagai defek dinding abdomen pada
dasar cincin umbilikus. Defek tersebut lebih dari 4 cm (bila defek
kurang dari 4 cm secara umum dikenal sebagai hernia umbilikalis)
dan dibungkus oleh suatu kantong membran atau amnion. Pada 10%
sampai 18%, kantong mungkin ruptur dalam rahim   atau sekitar 4%
saat proses kelahiran. Omfalokel raksasa (giant omphalocele)
mempunyai suatu kantong yang menempati hampir seluruh dinding
abdomen, berisi hampir semua organ intraabdomen dan
berhubungan dengan tidak berkembangnya rongga peritoneum serta
hipoplasi pulmoner.
Menurut A.H. Markum (1991) pemeriksaan diagnostik dari
omphalokel:
1. Pemeriksaan Fisik.
Pada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau
tanpa hati di garis tengah pada bayi yang baru lahir. Pada gastro
schisis usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong.
2. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein (MSAFP).
Diagnosis prenatal defek pada dinding abdomen dapat dideteksi
dengan peningkatan MSAFP. MSAFP dapat juga meninggi pada
spinabifida yang disertai dengan peningkatan asetilkolinesterase dan
pseudokolinesterase.
3. Prenatal, ultrasound
4. Pemeriksaan radiology
Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik
dengan memperlihatkan marker structural dari kelainan kariotipik.
Echocardiography fetus membantu mengidentifikasi kelainan
jantung. Untuk mendukung diagnosis kelainan genetik diperjelas
dengan amniosentesis
Pada omphalocele tampak kantong yang terisi usus dengan
atau tanpa hepar di garis tengah pada bayi yang baru lahir.
H. Pencegahan
Terpenuhinya nutrisi selama kehamilan seperti asam folat,
vitamin B komplek dan protein.
I. Komplikasi
Menurut Marshall Klaus, 1998, komplikasi dari omphalokel
adalah :
1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi
pada permukaan yang telanjang.
2. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans cairan dan
nutrisi yang adekuat misalnya dengan nutrisi parenteral.
3. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan
ventilator yang lama.
4. Nekrosis
5. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan
bawaan lain yang memperburuk prognosis.

J. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan langsung keadaan tersebut adalah menutup
isi abdomen yang mengalimi herniasi dengan pembungkus selofan
bersih ( misalnya Clingfilm) atau swab salim steril hangat untuk
mengurangi kehilangan cairan dan panas serta memberikan sedikit
banyak proteksi. Isi lambung harus diaspirasi. Penting untuk
mengurangi kehilangan panas pada bayi ini, baik dengan
pembungkusan yang tepat utau perawatan dalam incubator, atau
keduanya. Pemindahan bayi ke unit bedah kemudian dipercepat.
Agar tidak terjadi cidera pada usus dan infeksi perut, dilakukan
operasi pembedahan untuk menutup omfalokel.
Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera
dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel. Sebelum
dilakukan operasi, bila kantong belum pecah, harus diberi
merkurokrom dan diharapkan akan terjadi penebalan selaput yang
menutupi kantong tersebut sehingga operasi dapat ditunda sampai
beberapa bulan. Sebaiknya operasi dilakukan segera sesudah lahir,
tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan semua isi usus dan
otot visera sekaligus ke rongga abdomen akan menimbulkan tekanan
yang mendadak pada paru sehingga timbul gejala gangguan
pernapasan.
Tindakan yang dapat dilakukan ialah dengan melindungi
kantong omfalokel dengan cairan anti septik misalnya betadin dan
menutupnya dengan kain dakron agar tidak tercemar. Setelah itu
segera melaksanakan persiapan untuk merujuk ke Rumah Sakit
untuk segera dilakukan pembedahan menutup omfalokel agar tidak
terjadi cedera pada usus dan infeksi perut.
Adapun beberapa macam penatalksanaannya meliputi
1. Penatalaksanan postnatal (setelah kelahiran)
Penatalaksannan postnatal meliputi penatalaksanaan
segera setelah lahir (immediate postnatal), kelanjutan
penatalakasanaan awal apakah berupa operasi atau
nonoperasi (konservatif) dan penatalaksanaan
postoperasi. Secara umum penatalaksanaan bayi dengan
omphalokele dan gastroskisis adalah hampir sama.
Bayi sebaiknya dilahirkan atau segera dirujuk ke
suatu pusat yang memiliki fasilitas perawatan intensif
neonatus dan bedah anak. Bayi-bayi dengan omphalokel
biasanya mengalami lebih sedikit kehilangan panas tubuh
sehingga lebih sedikit membutuhkan resusitasi awal
cairan dibanding bayi dengan gastroskisis. Konservatif
dilakukan bila penutupan secara primer tidak
memungkinkan, misalnya pada omfalokel dengan
diameter > 5 cm. Perawatan dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a) Bayi dijaga agar tetap hangat
b) Kantong ditutup kasa steril dan ditetesi NaCl
0,9%
c) Posisi penderita miring
d) NGT diisap tiap 30 menit
e) Penatalaksanaan nonnoperasi (konservatif)

Penatalaksanaan omfalokel secara konservatif


dilakukan pada kasus omfalokel besar atau terdapat
perbedaan yang besar antara volume organ-organ
intraabdomen yang mengalami herniasi atau eviserasi dengan
rongga abdomen seperti pada giant omphalocele atau
terdapat status klinis bayi yang buruk sehingga ada kontra
indikasi terhadap operasi atau pembiusan seperti pada bayi-
bayi prematur yang memiliki hyaline membran disease atau
bayi yang memiliki kelainan kongenital berat yang lain
seperti gagal jantung. Pada giant omphalocele bisa terjadi
herniasi dari seluruh organ-organ intraabdomen dan dinding
abdomen berkembang sangat buruk, sehingga sulit dilakukan
penutupan (operasi/repair) secara primer dan dapat
membahayakan bayi.
Beberapa obat yang biasa digunakan untuk
merangsang epitelisasi adalah 0,25 % merbromin
(mercurochrome), 0,25% silver nitrat, silver sulvadiazine dan
povidone iodine (betadine). Obat-obat tersebut merupakan
agen antiseptik yang pada awalnya memacu pembentukan
eskar bakteriostatik dan perlahan-lahan akan merangsang
epitelisasi. Obat tersebut berupa krim dan dioleskan pada
permukaan selaput atau kantong  dengan elastik dressing
yang sekaligus secara perlahan dapat menekan dan
menguragi isi kantong.
1.   Indikasi terapi non bedah adalah:
Bayi dengan ompalokel raksasa (giant
omphalocele) dan kelainan penyerta yang mengancam
jiwa dimana penanganannya harus didahulukan daripada
omfalokelnya. Neonatus dengan kelainan yang
menimbulkan komplikasi bila dilakukan pembedahan.
Bayi dengan kelainan lain yang berat yang sangat
mempengaruhi daya tahan hidup.
Prinsip kerugian dari metode ini adalah kenyataan
bahwa organ visera yang mengalami kelainan tidak dapat
diperiksa, sebab itu bahaya yang terjadi akibat kelainan
yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan komplikasi
misalnya obstruksi usus yang juga bisa terjadi akibat
adhesi antara usus halus dan kantong.
Jika  infeksi dan ruptur kantong dapat dicegah,
kulit dari dinding anterior abdomen secara lambat akan
tumbuh menutupi kantong, dengan demikian akan
terbentuk hernia ventralis, karena sikatrik yang terbentuk
biasanya tidak sebesar bila dilakukan operasi. Metode ini
terdiri dari pemberian lotion antiseptik secara berulang
pada kantong, yang mana setelah beberapa hari akan
terbentuk skar. Setelah sekitar 3 minggu, akan terjadi
pembentukan jaringan granulasi yang secara bertahap
karena terjadi epitelialisasi dari tepi kantong.
2. Penatalaksanaan dengan operasi
Tujuan mengembalikan organ visera abdomen ke
dalam rongga abdomen dan menutup defek. Dengan
adanya kantong yang intak, tak diperlukan operasi
emergensi, sehingga seluruh pemeriksaan fisik dan
pelacakan kelainan lain yang mungkin ada dapat
dikerjakan. Keberhasilan penutupan primer tergantung
pada ukuran defek serta kelainan lain yang mungkin ada
(misalnya kelainan paru).
Operasi dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu
primary closure (penutupan secara primer atau langsung)
dan staged closure (penutupan secara bertahap).
3. Penatalaksanaan prenatal pada ompalokel
Apabila terdiagnosa omphalokel pada masa
prenatal maka sebaiknya dilakukan informed consent
pada orang tua tentang keadaan janin, resiko terhadap
ibu, dan prognosis. Informed consent sebaiknya
melibatkan ahli kandungan, ahli anak dan ahli bedah
anak. Keputusan akhir dibutuhkan guna perencanaan dan
penatalaksanaan berikutnya berupa melanjutkan
kehamilan atau mengakhiri kehamilan. Bila melanjutkan
kehamilan sebaiknya dilakukan observasi melalui
pemeriksaan USG berkala juga ditentukan tempat dan
cara melahirkan. Selama kehamilan omphalokel mungkin
berkurang ukurannya atau bahkan ruptur sehingga
mempengaruhi pronosis.
4. Tata cara Pengobatannya sebagai berikut :
Omfalokel (eksomfalokel) adalah suatu hernia
pada pusat, sehingga isi perut keluar dan dibungkus suatu
kantong peritoneum. Penanganannya adalah secara
operatif dengan menutup lubang pada pusat. Kalau
keadaan umum bayi tidak mengizinkan, isi perut yang
keluar dibungkus steril dulu setelah itu baru dioperasi.
Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi
perut, segera dilakukan pembedahan untuk menutup
omfalokel. Sebelum dilakukan operasi, bila kantong
belum pecah, harus diberi merkurokrom dan diharapkan
akan terjadi penebalan selaput yang menutupi kantong
tersebut sehingga operasi dapat ditunda sampai beberapa
bulan. Sebaiknya operasi dilakukan segera sesudah lahir,
tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan semua isi
usus dan otot visera sekaligus ke rongga abdomen akan
menimbulkan tekanan yang mendadak pada paru
sehingga timbul gejala gangguan pernapasan. 
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. D


USIA 3 JAM DENGAN OMFALOKEL
DI PUSKESMAS KOTA TIMUR

NO REGISTER : 002122
MASUK PKM TANGGAL/JAM : 27 FEBRUARI 2020/09:00
DI RAWAT DI RUANG : ANAK
I. PENGUMPULAN DATA
Identitas/Biodata
Nama anak : Bayi NY. D
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal lahir : 27 februari 2020
Umur : 3 jam
Anak ke :1

Nama ibu : Ny.D Nama Ayah :


Tn. A
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Suku/bangsa : Gorontalo Suku/Bangsa :
Gorontalo
Agama : Islam Agama :
Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat : Moodu Alamat :
Moodu
A. DATA SUBJEKTIF
Tanggal/Jam Pengkajian : 27 februari 2020/09.05
1. Keluhan utama : Ibu mengatakan anaknya ada
kelainan diperut anaknya dan ibu
mengatakan anaknya sangat rewel

1. Riwayat persalinan
Tanggal/Jam persalinan : 27-02-2020/ 16.00
WITA
2. Riwayat kehamilan dan persalinan
 Masa kehamilan : Aterm
 Jenis persalinan : Normal
 Penolong : Bidan
 Lama persalinan : Kala I - Kala IV
Normal
 Penyulit dalam persalinan : Tidak ada
 BB/PB lahir : 2700 gram/48 cm
 Penilaian sepintas
- Menangis spontan : Ya
- Tonus otot : Bergerak aktif
- Warna kulit : Kemerahan
3. Riwayat kesehatan, pertumbuhan dan
perkembangan yang lalu
CATATAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
YANG LALU
Tang Penyakit/M Tindakan/Riway Keterangan
gal asalah at/Rujuk Tempat
Pelayanan/pe
rawatan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada

4. Riwayat kesehatan keluarga yang pernah menderita


sakit : Tidak ada
5. Riwayat imunisasi
(√) vit k
(√) HBO

6. Pola istrahat
Tidur siang : ± 4 jam
Tidur malam : ± 12 jam
7. Eliminasi
BAK : ± 2-3 kali, Warna : kuning Bau : khas,
Konsistensi : cair
BAB : ± 1-2 kali, Warna : kuning kecoklatan,
Bau : khas, Konsistensi : padat

8. Personal hygiene
Mandi : 1-2 kali sehari
Pakaian : diganti setiap kali basah atau berkeringat

B. DATA OBJEKTIF
Tanggal/jam : 27-02-2020 / 09:15 WITA
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Tingkat kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
- Denyut jantung : 134x/menit
- Respirasi : 40x/menit
- Suhu badan : 37,0oc
2. Pemeriksaan fisik
 Kepala : Bersih, tidak ada benjolan, warna rambut
kehitaman
 Mata : Bersih, sklera tidak kuning, dan
konjungtiva tidak pucat
 Hidung : Bersih, tidak ada polip dan tidak ada
pengeluaran cairan
 Telinga : Simetris kiri dan kanan dan tidak ada
sekret
 Mulut : Mukosa bibir lembab, lidah bersih
 Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid,
kelenjar limfe dan peningkatan vena jugularis
 Dada : simetris dan tidak ada benjolan
 Abdomen: pada dinding perut tidak terdapat dinding perut
hanya terdapat selaput yang membungkus Isi perut, kelihatan
seperti usus. Tali pusat tertanam pada selaput.
 Ekstremitas : Jari tangan dan jari kaki lengkap
 Genetalia: pada penis ada nyeri tekan dan ada
penyempitan kulit prepusium
 Anus : terdapat lubang
 Kulit : Tidak pucat dan tidak kekuningan
3. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

II. ANALISIS DATA


Hari/tanggal : Kamis/27-02-2020 Jam : 09.45

a. Diagnosa : Bayi NY. D usia 3 jam, jenis kelamin


perempuan dengan omfalokel
Data S : -ibu mengatakan melahirkan bayinya
pada tanggal 27-02-2020 jam
16.00 wita
- Ibu mengatakan anaknya ada kelainan
diperut anaknya dan ibu
mengatakan anaknya sangat rewel

Data O : - Keadaan umum : Baik


- Tingkat kesadaran :
Composmentis
- Tanda-tanda vital
 Denyut jantung : 134x/menit
 Respirasi : 40x/menit
 Suhu badan : 37,0oc

a. Masalah : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 3


jam dengan omfalokel
b. Kebutuhan : KIE tentang cara menangani
omfalokel
c. Diagnosa Potensial : omfalokel
d. Tindakan Segera : Segera rujuk ke Rumah sakit yang
fasilitasnya lebih lengkap untuk dilakukan
operasi bedah

III. PELAKSANAAN
Hari/ tanggal : kamis/27-02-2020 Jam : 10.45
a. Menjelaskan kepada ibu bahwa anaknya mempunyai kelainan
bawaan yaitu omfalokel. Omfalokel yaitu sebagian isi perut berada
diluar dan hanya dilapisi oleh selaput.
Hasil : Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan kemudian
menangis.
b. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya agar
bayi tidak hipotermi,
Hasil :ibu paham dengan penjelasan dan akan merealisasikannya
c. Memberitahu ibu sebelum melakukan perawatan pada bayinya
usahakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Hasil : ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan
c. Menjelaskan dan mengajarkan kepada ibu untuk perawatannya
dengan cara selalu mengompres perut bayi yang menonjol dengan
kasa yang di basahi larutan antiseptik yaitu yodium
Hasil : ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan bias
mempraktekan kembali cara perawatan pada bayinya
d. Menyarankan asi ekslusif untuk bayinya dengan cara alternative
seperti pipet dll
Hasil :Ibu mengerti dan akan merealisasikannya
e. Memberitahu ibu jangan terlalu sering menyentuh bagian perut
bayinya, karna bisa menimbulkan infeksi
Hasil :ibu paham dan akan merealisasikannya
f. Memberikan rujukan inform consent dan inform choice pada ibu dan
keluarga untuk menentukan langkah apa yang harus dilakukan
selanjutnya
Hasil :Ibu mengerti dan setuju untuk dilakukan operasi bedah di
rumah sakit yang menyediakan fasilitas tersebut
g. Memberitahu kepada ibu omfalokel bisa disembuhakan dengan cara
pembedahan dengan perlahan lahan memasukan bagian yang
menonjol ke dalam rongga perut
Hasil :ibu mengerti dengan yang dijelaskan.
h. Memberi dukungan mental kepada ibu dan keluarga dalam
menghadapi keadaan bayinya
Hasil :Ibu terlihat ada semangat kembali
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan di uraikan pembahasan kasus yang telah diambil
tentang kesenjangan – kesenjangan yang terjadi pada teori yang ada.
Pembahasan ini di maksudkan agar dapat diambil suatu kesimpulan
dan pemecahan masalah dari kesenjangan yang terjadi sehingga
dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan
kebidanan yang efektif dan efisien khususnya pada pasien dengan
kelainan bawaan. Dari hasil pengkajian dengan hasil subjektif Bayi
NY. D Ibu mengatakan anaknya ada kelainan diperut anaknya
dan ibu mengatakan anaknya sangat rewel melahirkan di puskesmas
kota timur dengan dilakukan tindakan segera yaitu di rujuk di rumah
sakit yang ada fasilitas yang lebih lengkap. Dari data objektif pada
bayi NY. D telah dilakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dari
ujung kepala sampai ujung kaki. Hasil pemeriksaan meliputi
Pemeriksaan umum Keadaan umum Baik Tingkat
kesadaran Composmentis,Tanda-tanda vital Denyut
jantung 134x/menit,
Respirasi 40x/menit, Suhu badan 37,0oc.
A. Rencana tindakan
Pada kasus pada bayi NY. D usia 3 jam dengan adanya kelainan
bawaan yaitu omfalokel dengan rencana tindakan yang sesuai
dengan kebutuhan yaitu :
- Menjelaskan kepada ibu bahwa anaknya mempunyai
kelainan bawaan yaitu omfalokel. Omfalokel yaitu
sebagian isi perut berada diluar dan hanya dilapisi oleh
selaput
- Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya
agar bayi tidak hipotermi,
- Memberitahu ibu sebelum melakukan perawatan pada
bayinya usahakan mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
- Menjelaskan dan mengajarkan kepada ibu untuk
perawatannya dengan cara selalu mengompres perut bayi
yang menonjol dengan kasa yang di basahi larutan
antiseptik yaitu yodium
- Menyarankan asi ekslusif untuk bayinya dengan cara
alternative seperti pipet dll
- Memberitahu ibu jangan terlalu sering menyentuh bagian
perut bayinya, karna bisa menimbulkan infeksi
B. Pelaksanaan
Pada langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah direncanakan.Pada kasus pada
bayi NY.D dengan omfalokel pelaksanaan dibuat sesuai
dengan asuhan yang telah direncanakan.
C. Evaluasi
Langkah ini merupakan mengevaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
pada klien yang sesuai di rencanakan.
BAB V
PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Omfalokel (eksomfalokel) adalah suatu hernia pada pusat,
sehingga isi perut keluar dan dibungkus suatu kantong
peritoneum.Penanganannya adalah secara operatif dengan menutup
lubang pada pusat.Kalau keadaan umum bayi tidak mengizinkan, isi
perut yang keluar dibungkus steril dulu setelah itu baru dioperasi.
Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera
dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel.Sebelum
dilakukan operasi, bila kantong belum pecah, harus diberi
merkurokrom dan diharapkan akan terjadi penebalan selaput yang
menutupi kantong tersebut sehingga operasi dapat ditunda sampai
beberapa bulan. Sebaiknya operasi dilakukan segera sesudah lahir,
tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan semua isi usus dan
otot visera sekaligus ke rongga abdomen akan menimbulkan tekanan
yang mendadak pada paru sehingga timbul gejala gangguan
pernapasan.
B.     Saran
Penyusun memahami bahwa masih terdapat kekurangan dan
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu penulis
menerima kritik dan saran yamg bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner dan
suddarth. Alih. bahasa Agung waluyo,Edisi 8,Jakarta,Egc,2001.
Nanda Internasional,Diagnosis Keperawatan definisi dan Klasifikasi
EGC,2009 -2011
Sudoyo Aru W,Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV :2006

Anda mungkin juga menyukai