PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah-masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang diakibatkan
oleh tindakan-tindakan yang dilakukan pada saat persalinan sangatlah
beragam. Trauma akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan kelainan
fisiologik persalinan yang sering kita sebut sebagai cedera atau trauma lahir.
Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis.
Kebanyakan cedera lahir ini akan menghilang sendiri dengan perawatan
yang baik dan adekuat.Keberhasilan penatalaksanaan kasus kelainan bayi
dan anak tergantung dari pengetahuan dasar dan penentuan diagnosis dini,
persiapan praoperasi, tindakan anestesi dan pembedahan serta perawatan
pasca operasi. Penatalaksanaan perioperatif yang baik.
Omfalokel adalah penonjolan dari usus atau isi perut lainnya melalui
akar pusar yang hanya dilapisi oleh peritoneum (selaput perut) dan tidak
dilapisi oleh kulit. Omfalokel terjadi pada 1 dari 5.000 kelahiran. Usus
terlihat dari luar melalui selaput peritoneum yang tipis dan transparan
(tembus pandang).
Omfalokel (eksomfotos) merupakan suatu cacat umbilicus, tempat usus
besar dan organ abdomen lain dapat menonjol keluar. Ia bisa disertai dengan
kelainan kromosom, yang harus disingkirkan. Cacat dapat bervariasi dan
diameter beberapa centimeter sampai keterlibatan dinding abdomen yang
luas. Organ yang menonjol keluar ditutupi oleh lapisan tipis peritoneum
yang mudah terinfeksi.
Rongga abdomen sendiri sangat kecil, sehingga perbaikan bedah bisa
sangat sulit atau tidak mungkin, kecuali bila dinding abdomen yang tersisa
cukup dapat direntang untuk memungkinkan penempatan kembali isi
abdomen. Penggantinya, cacat ini dapat ditutupi dengan bahan sintetis
seperti silastic, yang dapat digulung ke atas, sehingga usus dapat didorong
masuk secara bertahap ke dalam rongga abdomen dalam masa beberapa
minggu. (Pincus Eatzel dan Len Roberts. 1995. Kapita Selekta Pediatri.
EGC : Jakarta).
G. Diagnosis
Diagnosis omfalokel meliputi pemeriksaan fisik secara
lengkap dan perlu suatu rontgen dada serta ekokardiogram. Pada saat
lahir, omfalokel diketahui sebagai defek dinding abdomen pada
dasar cincin umbilikus. Defek tersebut lebih dari 4 cm (bila defek
kurang dari 4 cm secara umum dikenal sebagai hernia umbilikalis)
dan dibungkus oleh suatu kantong membran atau amnion. Pada 10%
sampai 18%, kantong mungkin ruptur dalam rahim atau sekitar 4%
saat proses kelahiran. Omfalokel raksasa (giant omphalocele)
mempunyai suatu kantong yang menempati hampir seluruh dinding
abdomen, berisi hampir semua organ intraabdomen dan
berhubungan dengan tidak berkembangnya rongga peritoneum serta
hipoplasi pulmoner.
Menurut A.H. Markum (1991) pemeriksaan diagnostik dari
omphalokel:
1. Pemeriksaan Fisik.
Pada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau
tanpa hati di garis tengah pada bayi yang baru lahir. Pada gastro
schisis usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong.
2. Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan Maternal Serum Alfa Fetoprotein (MSAFP).
Diagnosis prenatal defek pada dinding abdomen dapat dideteksi
dengan peningkatan MSAFP. MSAFP dapat juga meninggi pada
spinabifida yang disertai dengan peningkatan asetilkolinesterase dan
pseudokolinesterase.
3. Prenatal, ultrasound
4. Pemeriksaan radiology
Fetal sonography dapat menggambarkan kelainan genetik
dengan memperlihatkan marker structural dari kelainan kariotipik.
Echocardiography fetus membantu mengidentifikasi kelainan
jantung. Untuk mendukung diagnosis kelainan genetik diperjelas
dengan amniosentesis
Pada omphalocele tampak kantong yang terisi usus dengan
atau tanpa hepar di garis tengah pada bayi yang baru lahir.
H. Pencegahan
Terpenuhinya nutrisi selama kehamilan seperti asam folat,
vitamin B komplek dan protein.
I. Komplikasi
Menurut Marshall Klaus, 1998, komplikasi dari omphalokel
adalah :
1. Komplikasi dini adalah infeksi pada kantong yang mudah terjadi
pada permukaan yang telanjang.
2. Kekurangan nutrisi dapat terjadi sehingga perlu balans cairan dan
nutrisi yang adekuat misalnya dengan nutrisi parenteral.
3. Dapat terjadi sepsis terutama jika nutrisi kurang dan pemasangan
ventilator yang lama.
4. Nekrosis
5. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan
bawaan lain yang memperburuk prognosis.
J. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan langsung keadaan tersebut adalah menutup
isi abdomen yang mengalimi herniasi dengan pembungkus selofan
bersih ( misalnya Clingfilm) atau swab salim steril hangat untuk
mengurangi kehilangan cairan dan panas serta memberikan sedikit
banyak proteksi. Isi lambung harus diaspirasi. Penting untuk
mengurangi kehilangan panas pada bayi ini, baik dengan
pembungkusan yang tepat utau perawatan dalam incubator, atau
keduanya. Pemindahan bayi ke unit bedah kemudian dipercepat.
Agar tidak terjadi cidera pada usus dan infeksi perut, dilakukan
operasi pembedahan untuk menutup omfalokel.
Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera
dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel. Sebelum
dilakukan operasi, bila kantong belum pecah, harus diberi
merkurokrom dan diharapkan akan terjadi penebalan selaput yang
menutupi kantong tersebut sehingga operasi dapat ditunda sampai
beberapa bulan. Sebaiknya operasi dilakukan segera sesudah lahir,
tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan semua isi usus dan
otot visera sekaligus ke rongga abdomen akan menimbulkan tekanan
yang mendadak pada paru sehingga timbul gejala gangguan
pernapasan.
Tindakan yang dapat dilakukan ialah dengan melindungi
kantong omfalokel dengan cairan anti septik misalnya betadin dan
menutupnya dengan kain dakron agar tidak tercemar. Setelah itu
segera melaksanakan persiapan untuk merujuk ke Rumah Sakit
untuk segera dilakukan pembedahan menutup omfalokel agar tidak
terjadi cedera pada usus dan infeksi perut.
Adapun beberapa macam penatalksanaannya meliputi
1. Penatalaksanan postnatal (setelah kelahiran)
Penatalaksannan postnatal meliputi penatalaksanaan
segera setelah lahir (immediate postnatal), kelanjutan
penatalakasanaan awal apakah berupa operasi atau
nonoperasi (konservatif) dan penatalaksanaan
postoperasi. Secara umum penatalaksanaan bayi dengan
omphalokele dan gastroskisis adalah hampir sama.
Bayi sebaiknya dilahirkan atau segera dirujuk ke
suatu pusat yang memiliki fasilitas perawatan intensif
neonatus dan bedah anak. Bayi-bayi dengan omphalokel
biasanya mengalami lebih sedikit kehilangan panas tubuh
sehingga lebih sedikit membutuhkan resusitasi awal
cairan dibanding bayi dengan gastroskisis. Konservatif
dilakukan bila penutupan secara primer tidak
memungkinkan, misalnya pada omfalokel dengan
diameter > 5 cm. Perawatan dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a) Bayi dijaga agar tetap hangat
b) Kantong ditutup kasa steril dan ditetesi NaCl
0,9%
c) Posisi penderita miring
d) NGT diisap tiap 30 menit
e) Penatalaksanaan nonnoperasi (konservatif)
NO REGISTER : 002122
MASUK PKM TANGGAL/JAM : 27 FEBRUARI 2020/09:00
DI RAWAT DI RUANG : ANAK
I. PENGUMPULAN DATA
Identitas/Biodata
Nama anak : Bayi NY. D
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal lahir : 27 februari 2020
Umur : 3 jam
Anak ke :1
1. Riwayat persalinan
Tanggal/Jam persalinan : 27-02-2020/ 16.00
WITA
2. Riwayat kehamilan dan persalinan
Masa kehamilan : Aterm
Jenis persalinan : Normal
Penolong : Bidan
Lama persalinan : Kala I - Kala IV
Normal
Penyulit dalam persalinan : Tidak ada
BB/PB lahir : 2700 gram/48 cm
Penilaian sepintas
- Menangis spontan : Ya
- Tonus otot : Bergerak aktif
- Warna kulit : Kemerahan
3. Riwayat kesehatan, pertumbuhan dan
perkembangan yang lalu
CATATAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
YANG LALU
Tang Penyakit/M Tindakan/Riway Keterangan
gal asalah at/Rujuk Tempat
Pelayanan/pe
rawatan
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
6. Pola istrahat
Tidur siang : ± 4 jam
Tidur malam : ± 12 jam
7. Eliminasi
BAK : ± 2-3 kali, Warna : kuning Bau : khas,
Konsistensi : cair
BAB : ± 1-2 kali, Warna : kuning kecoklatan,
Bau : khas, Konsistensi : padat
8. Personal hygiene
Mandi : 1-2 kali sehari
Pakaian : diganti setiap kali basah atau berkeringat
B. DATA OBJEKTIF
Tanggal/jam : 27-02-2020 / 09:15 WITA
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Tingkat kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
- Denyut jantung : 134x/menit
- Respirasi : 40x/menit
- Suhu badan : 37,0oc
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Bersih, tidak ada benjolan, warna rambut
kehitaman
Mata : Bersih, sklera tidak kuning, dan
konjungtiva tidak pucat
Hidung : Bersih, tidak ada polip dan tidak ada
pengeluaran cairan
Telinga : Simetris kiri dan kanan dan tidak ada
sekret
Mulut : Mukosa bibir lembab, lidah bersih
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid,
kelenjar limfe dan peningkatan vena jugularis
Dada : simetris dan tidak ada benjolan
Abdomen: pada dinding perut tidak terdapat dinding perut
hanya terdapat selaput yang membungkus Isi perut, kelihatan
seperti usus. Tali pusat tertanam pada selaput.
Ekstremitas : Jari tangan dan jari kaki lengkap
Genetalia: pada penis ada nyeri tekan dan ada
penyempitan kulit prepusium
Anus : terdapat lubang
Kulit : Tidak pucat dan tidak kekuningan
3. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan
III. PELAKSANAAN
Hari/ tanggal : kamis/27-02-2020 Jam : 10.45
a. Menjelaskan kepada ibu bahwa anaknya mempunyai kelainan
bawaan yaitu omfalokel. Omfalokel yaitu sebagian isi perut berada
diluar dan hanya dilapisi oleh selaput.
Hasil : Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan kemudian
menangis.
b. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya agar
bayi tidak hipotermi,
Hasil :ibu paham dengan penjelasan dan akan merealisasikannya
c. Memberitahu ibu sebelum melakukan perawatan pada bayinya
usahakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Hasil : ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan
c. Menjelaskan dan mengajarkan kepada ibu untuk perawatannya
dengan cara selalu mengompres perut bayi yang menonjol dengan
kasa yang di basahi larutan antiseptik yaitu yodium
Hasil : ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan bias
mempraktekan kembali cara perawatan pada bayinya
d. Menyarankan asi ekslusif untuk bayinya dengan cara alternative
seperti pipet dll
Hasil :Ibu mengerti dan akan merealisasikannya
e. Memberitahu ibu jangan terlalu sering menyentuh bagian perut
bayinya, karna bisa menimbulkan infeksi
Hasil :ibu paham dan akan merealisasikannya
f. Memberikan rujukan inform consent dan inform choice pada ibu dan
keluarga untuk menentukan langkah apa yang harus dilakukan
selanjutnya
Hasil :Ibu mengerti dan setuju untuk dilakukan operasi bedah di
rumah sakit yang menyediakan fasilitas tersebut
g. Memberitahu kepada ibu omfalokel bisa disembuhakan dengan cara
pembedahan dengan perlahan lahan memasukan bagian yang
menonjol ke dalam rongga perut
Hasil :ibu mengerti dengan yang dijelaskan.
h. Memberi dukungan mental kepada ibu dan keluarga dalam
menghadapi keadaan bayinya
Hasil :Ibu terlihat ada semangat kembali
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan di uraikan pembahasan kasus yang telah diambil
tentang kesenjangan – kesenjangan yang terjadi pada teori yang ada.
Pembahasan ini di maksudkan agar dapat diambil suatu kesimpulan
dan pemecahan masalah dari kesenjangan yang terjadi sehingga
dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan
kebidanan yang efektif dan efisien khususnya pada pasien dengan
kelainan bawaan. Dari hasil pengkajian dengan hasil subjektif Bayi
NY. D Ibu mengatakan anaknya ada kelainan diperut anaknya
dan ibu mengatakan anaknya sangat rewel melahirkan di puskesmas
kota timur dengan dilakukan tindakan segera yaitu di rujuk di rumah
sakit yang ada fasilitas yang lebih lengkap. Dari data objektif pada
bayi NY. D telah dilakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dari
ujung kepala sampai ujung kaki. Hasil pemeriksaan meliputi
Pemeriksaan umum Keadaan umum Baik Tingkat
kesadaran Composmentis,Tanda-tanda vital Denyut
jantung 134x/menit,
Respirasi 40x/menit, Suhu badan 37,0oc.
A. Rencana tindakan
Pada kasus pada bayi NY. D usia 3 jam dengan adanya kelainan
bawaan yaitu omfalokel dengan rencana tindakan yang sesuai
dengan kebutuhan yaitu :
- Menjelaskan kepada ibu bahwa anaknya mempunyai
kelainan bawaan yaitu omfalokel. Omfalokel yaitu
sebagian isi perut berada diluar dan hanya dilapisi oleh
selaput
- Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayinya
agar bayi tidak hipotermi,
- Memberitahu ibu sebelum melakukan perawatan pada
bayinya usahakan mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir
- Menjelaskan dan mengajarkan kepada ibu untuk
perawatannya dengan cara selalu mengompres perut bayi
yang menonjol dengan kasa yang di basahi larutan
antiseptik yaitu yodium
- Menyarankan asi ekslusif untuk bayinya dengan cara
alternative seperti pipet dll
- Memberitahu ibu jangan terlalu sering menyentuh bagian
perut bayinya, karna bisa menimbulkan infeksi
B. Pelaksanaan
Pada langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan
menyeluruh seperti yang telah direncanakan.Pada kasus pada
bayi NY.D dengan omfalokel pelaksanaan dibuat sesuai
dengan asuhan yang telah direncanakan.
C. Evaluasi
Langkah ini merupakan mengevaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
pada klien yang sesuai di rencanakan.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Omfalokel (eksomfalokel) adalah suatu hernia pada pusat,
sehingga isi perut keluar dan dibungkus suatu kantong
peritoneum.Penanganannya adalah secara operatif dengan menutup
lubang pada pusat.Kalau keadaan umum bayi tidak mengizinkan, isi
perut yang keluar dibungkus steril dulu setelah itu baru dioperasi.
Agar tidak terjadi cedera pada usus dan infeksi perut, segera
dilakukan pembedahan untuk menutup omfalokel.Sebelum
dilakukan operasi, bila kantong belum pecah, harus diberi
merkurokrom dan diharapkan akan terjadi penebalan selaput yang
menutupi kantong tersebut sehingga operasi dapat ditunda sampai
beberapa bulan. Sebaiknya operasi dilakukan segera sesudah lahir,
tetapi harus diingat bahwa dengan memasukkan semua isi usus dan
otot visera sekaligus ke rongga abdomen akan menimbulkan tekanan
yang mendadak pada paru sehingga timbul gejala gangguan
pernapasan.
B. Saran
Penyusun memahami bahwa masih terdapat kekurangan dan
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu penulis
menerima kritik dan saran yamg bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner dan
suddarth. Alih. bahasa Agung waluyo,Edisi 8,Jakarta,Egc,2001.
Nanda Internasional,Diagnosis Keperawatan definisi dan Klasifikasi
EGC,2009 -2011
Sudoyo Aru W,Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV :2006