BAHAUDDIN 0309183132
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Pembelajaran Berbasis Lingkungan yang dibimbing oleh Adelina Yuristia,
M.Pd.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu,penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamu’alaiqum Warahmatullahi Wabaratuh.
Penulis
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Makalah......................................................................................................2
A. Penegakan Hukum.................................................................................................3
B. Kebijakan Pembangunan........................................................................................8
A. Penegakan Hukum...............................................................................................12
B. Kebijakan Pembangunan......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Penegakan Hukum
1
a) Apa yang dimaksud dengan penegakan hukum?
b) Bagaimana masalah penegakan hukum dalam hal lingkungan?
c) Bagaimana peraturan pemerintah tentang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup?
2. Kebijakan Pembangunan
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENEGAKAN HUKUM
3
b) Soerjono Soekanto : dipengaruhi oleh 5 faktor tentang penegakan hukum
yaitu:
1) Faktor hukum atau perturan perundang-undangan.
2) Faktor aparat penegak hukumnya, yakni pihak-pihak yang terlibat
dalam proses pembuatan dan penerapan hukumnya, yang berkaitan
dengan masalah mentalitas.
3) Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung proses penegakan hukum.
4) Faktor masyarakat, yakni lingkungan social dimana hukum tersebut
berlaku atau diterapkan;berhubungan dengan kesadaran dan kepatuhan
hukum yang merefleksikan dalam perilaku masyarakat.
5) Faktor kebudayaan, yakni hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan
pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.
4
mempunyai izin, Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan sumberdaya alam yang baik
dan kebijakan. Antara lingkungan dan manusia saling mempunyai kaitan yang erat
ada kalanya manusia sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan di sekitarnya,
sehingga aktivitasnya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan itu sendiri.
Keberadaan sumberdaya alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain menentukan
aktivitas manusia sehari-hari. Manusia tidak dapat hidup tanpa udara dan air.
Sebaliknya ada pula aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan
sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak
ditentukan oleh aktivitas manusia.
Salah satu aturan tersebut adalah aturan tentang izin usaha pemanfaatan hasil
hutan kayu pada hutan produksi seluruh jenis perizinan merupakan kewenangan yang
telah diserahkan kepada daerah sehubungan dengan adanya otonomi daerah. Hal ini
5
dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri no 24 tahun 2006 tentang
perizinan pasal 1 angka 8 yang menyatakan bahwa : “Izin adalah dokumen yang
dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah dan peraturan
lainnya yang merupakan bukti legalitas yang menyatakan syah atau diperbolehkannya
seseorang atau badan hukum untuk melakukan kegiatan tertentu baik dalam bentuk
izin ataupun tanda daftar perusahaan”. Begitu juga tentang perizinan dibidang
kehutanan. Sebagaimana terdapat dalam penjelasan pasal 14 ayat 2 Undang- Undang
No. 32 tahun 2004 disebutkan yang dimaksud dengan “urusan pemerintahan yang
secara nyata ada” dalam ketentuan ini sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi
yang dimiliki antara lain pertambangan, perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan
dan pariwisata.
6
Pelanggaran ini terjadi disemua lini tahapan produksi kayu, misalnya pada tahapan
penebangan, tahapan pengangkutan kayu, tahapan pemprosesan, dan tahap
pemasaran, serta meliputi cara-cara yang korup untuk mendapatkan akses ke hutan
dan pelanggaran keuangan seperti penghindaran pajak.
7
besarnya kemakmuran rakyat, hal itu sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 33
ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Seiring dengan kebutuhan pembangunan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan mengatasi banyak masalah, akan tetapi pengalaman
menunjukkan bahwa pembangunan dapat dan telah menimbulkan berbagai dampak
negatif.
B. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
8
menurut pendapat beberapa ahli terkait pengertian pembangunan, adalah sebagai
berikut:
9
usaha menekan pertambahan penduduk dalam waktu yang singkat. Beberapa alasan
yang melandasi pemikiran bahwa kependudukan merupakan faktor yang sangat
strategis dalam kerangka pembangunan nasional, antara lain adalah yaitu :
Pertama, kependudukan, dalam hal ini adalah penduduk merupakan pusat
dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang dilakukan. Penduduk
adalah subyek dan obyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan maka
penduduk harus dibina dan dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak
pembangunan. Sebaliknya, pembangunan juga harus dapat dinikmati oleh penduduk
yang bersangkutan. Dengan demikian jelas bahwa pembangunan harus dikembangkan
dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat
berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan
tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk
dalam arti yang luas.
Kedua, keadaan dan kondisi kependudukan yang ada sangat mempengaruhi
dinamika pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang
besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai akan merupakan
pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar jika
diikuti dengan tingkat kualitas yang rendah, menjadikan penduduk tersebut sebagai
beban bagi pembangunan.
Ketiga, dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam
jangka yang panjang. Karena dampaknya baru terasa dalam jangka waktu yang
panjang, sering kali peranan penting penduduk dalam pembangunan terabaikan.
Sebagai contoh,beberpa ahli kesehatan memperkirakan bahwa krisis ekonomi dewasa
ini akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan seseorang selama 25 tahun
kedepan atau satu genarasi. Dengan demikian, dapat dibayangkan bagaimana kondisi
sumberdaya manusia Indonesia pada generasi mendatang. Demikian pula, hasil
program keluarga berencana yang dikembangkan 30 tahun yang lalu (1968), baru
dapat dinikmati dalam beberapa tahun terakhir ini. Dengan demikian, tidak
diindahkannya dimensi kependudukan dalam rangka pembangunan nasional sama
artinya dengan “menyengsarakan” generasi berikutnya.
10
b) Kemiskinan
Kemiskinan sering kali menjadi masalah yang tidak pernaha terselesaikan
dalam setiap tahapan pembangunan ekonomi Negara berkembang. Hal tersebut
diakibatkan adanya siklus yang terjadi secara berulang dan sulit terselesaikan,
yangsering diistilahkan dengan lingkaran kemiskinan yang merupakan serangkaian
kekuatan yang saling mempengaruhi secara sedemikian rupa sehingga menimbulkan
keadaan dimana suatu Negara akan tetap miskin dan akan tetap mengalami banyak
kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan. Mengapa kemiskinan menjadi salah
satu masalah dalam pembangunan ekonomi ?. Hal ini dikarenakan pembangunan
ekonomi yang tujuan salah satunya adalah untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat atau mensejahterakan masyarakat, apabila semangkin banyaknya
kemiskinan di suatu Negara maka tujuan dari pembanguna ekonomi tersebut tidak
terpenuhi atau tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Maka dari itu
banyaknya angka kemiskinan pada suatu Negara sangat berpengaruh terhadap
jalannya pembangunan ekonomi.
BAB III
11
SOLUSI
A. PENEGAKAN HUKUM
1) Sanksi Administratif
Sanksi administratif merupakan tindakan hukum yang pertama diberikan
terhadap pelaku yang melakukan pencemaran dan perusakan lingkungan,
Sanksi administratif mempunyai fungsi instrumental, yaitu pencegahan dan
penanggulangan perbuatan terlarang dan terutama ditujukan terhadap
perlindungan kepentingan yang dijaga oleh 7 ketentuan hukum yang dilanggar
tersebut. Penegakan hukum lingkungan dapat dilakukan secara preventif dan
represif. Penegakan hukum preventif berarti pengawasan aktif dilakukan
terhadap kepatuhan atas peraturan tanpa kejadian langsung yang menyangkut
peristiwa konkrit yang menimbulkan dugaan bahwa peraturan hukum telah
12
dilanggar. Upaya ini dapat dilakukan dengan pemantauan dan penggunaan
kewenangan yang bersifat pengawasan.
2) Sanksi Perdata
Sanksi Perdata merupakan tindakan hukum yang kedua yang diberikan
terhadap pelaku yang melakukan pencemaran dan perusakan lingkungan.
Berdasarkan pasal 84 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 dijelaskan
bahwa terhadap penyelesaian sengketa lingkungan hidup untuk menggugat
ganti kerugian dan atau biaya pemulihan lingkungan hidup yaitu :
a. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan.
b. Penyelesaian sengketa lingkungan hidup melalui pengadilan.
B. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
13
Hakekatnya, pelaksanaan pembangunan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ibarat suatu sistem, maka keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Secara umum, pembangunan bertujuan untuk meningkatkan mutu hidup rakyat
dan memenuhi kebutuhan dasar (human needs) rakyat yang lebih baik. Dalam upaya
memperbaiki mutu hidup rakyat, sebagaimana tujuan dari pembangunan, maka
kemampuan lingkungan hidup dalam mendukung kehidupan pada tingkat yang lebih
tinggi seharusnya dipelihara dari kerusakan. Pemeliharaan lingkungan hidup
diupayakan dalam rangka menghindari terjadinya kepunahan kehidupan. Dengan kata
lain, apabila terjadi kerusakan, kemerosotan yang parah pada ekosistem tempat hidup
manusia, maka kedepannya kehidupan manusia akan mengalami kesulitan yang
banyak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pembangunan berkelanjutan tidak
terjadi. Seiring dengan berjalannya waktu, dalam pelaksanaan pembangunan di
Indonesia diharapkan dapat berkelanjutan. Meski, dalam kenyataannya,
pembangunan di Indonesia tak jarang masih lalai dalam memperhatikan kelestarian
lingkungan. Oleh karena itu, mengingat pentingnya pembangunan berkelanjutan,
maka diperlukan upaya-upaya yang diharapkan dapat menjadi pembuka jalan dalam
mendukung dan melestarikan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan di Indonesia. Maka solusi dari adanya permasalahan-permasalahan yang
berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan yaitu :
A. Tekanan Penduduk
14
menekan pertumbuhan penduduk adalah dengan menggalakan program transmigrasi.
Transmigrasi merupakan program penduduk dari wilayah yang banyak atau padat
penduduknya ke wilayah yang masih jarang penduduknya. Transmigrasi ini akan
mendorong terjadinya pemerataan. Jika penduduknya sudah merata maka hal ini akan
mendorong terjadinya pemerataan pembangunan. Program transmigrasi akan
mengurangi kepadatan penduduk di daerah yang padat dan akan dialihkan ke
wilayah-wilayah Indonesia yang penduduknya belum terlalu padat. Seperti yang kita
ketahui bersama bahwasannya wilayah di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk
paling banyak, bahkan menjadi yang paling padat adalah di Pulau Jawa. Bahkan
Pulau Jawa juga dikenal sebagai salah satu pulau terpadat di dunia. Selama ini
pemerintah Indonesia sudah melakukan program transmigrasi besar- besaran.
15
akan sangat mempengaruhi kepadatan penduduk, karena banyak yang akan pindah ke
luar Pulau Jawa untuk bekerja.
16
yang bisa ditempuh pemerintah adalah dengan menetapkan program wajib pendidikan
dasar atau wajib belajar. Bila zaman dahulu wajib belajar ditetapkan 6 tahun atau
setara pendidikan dasar, maka lama-kelamaan naik menjadi wajib belajar 9 tahun atau
setingkat pendidikan menengah pertama, bahkan yang paling baru lagi wajib belajar
sudah mencapai 12 tahun, yakni setingkat SMA. Ketika sudah mencapai usia ini
maka lulus sekolah telah memiliki usia yang cukup matang. Apabila ditambah
beberapa tahun untuk bekerja, maka seseorang sudah siap menikah sehingga memiliki
keturunan tidak di usia yang sangat muda.
17
B. Kemiskinan
4. Menyediakan beasiswa bagi siswa miskin pada semua jenjang pendidikan, mulai
dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, hingga perguruan tinggi. Juga menjadi salah satu
solusi mengatasi kemiskinan di Indonesia.
5. Memberikan pelayanan rujukan bagi keluarga miskin secara gratis, tanpa biaya apa
pun. Cara mengatasi kemiskinan di Indonesia di bidang kesehatan ini berupa adanya
kartu jamkesmas.
6. Mendirikan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk masyarakat tidak mampu agar
memiliki bekal dalam terjun ke dunia kerja. Cara mengatasi kemiskinan di Indoensia
ini sangat ampuh diberdayakan di seluruh pelosok Indonesia.
18
DAFTAR PUSTAKA
19