Oleh:
SKRIPSI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2018
1
Menyetujui:
Mengetahui:
ABSTRAK
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of the use of learning model
cooperative type of picture and picture on result of learning and student activity
activity on reproduction system material in class XI MIPA SMA Negeri 12 Medan
learning year 2017/2018. The population in this study as many as 239 people. The
samples were obtained by random sampling technique. The research samples were
XI MIPA 2 and XI MIPA 5. The result showed that the experimental class learning
result was 79.12 (SD = 8.38) and the control class learning result was 63.84 (SD =
8.39) while the value of class learning activity experiment of 75,62% (SD = 6,24)
and value of control class learning activity equal to 67,97% (SD = 7,31). So, it can
be concluded that there is influence the use of cooperative learning model picture
and picture type of learning outcomes and student learning activities on
reproduction system materials in class XI MIPA SMA Negeri 12 Medan learning
year 2017/2018.
Keywords: Effect, Learning Outcomes, Activities, Picture and Picture
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat, kasih dan karuniaNya penulis diberikan kesehatan dan kemudahan untuk
menyelesaikan penelitian sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Skripsi
“Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture terhadap
hasil belajar dan aktivitas belajar siswa pada materi sistem reproduksi di
kelas XII MIPA SMA N 12 Medan tahun pembelajaran 2017/2018” disusun
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis ini mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis, baik berupa
fisik maupun mental, moril maupun materi, serta dukungan doa selama proses
pengerjaan tugas akhir ini. Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ashar Hasairin, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai selesainya skripsi ini.
2. Bapak Drs. Nusyirwan, M,Si., Ibu Dr. Ely Djulia, M.Pd., Ibu Salwa Rezeqi,
S.Pd.,M.Pd. sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan
terhadap skripsi ini.
3. Bapak Abdul Hakim Daulae, M.S. sebagai dosen pembimbing akademik yang
memberikan motivasi selama perkuliahan.
4. Seluruh dosen biologi dan staf pegawai di jurusan biologi yang sudah
membantu dalam perkuliahan.
5. Bapak Drs.Djasmen Tampubolon, M.Si selaku kepala sekolah SMA N 12
Medan yang telah memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian
dan Ibu Megawati Hutahaean sebagai guru biologi yang membantu dalam
proses penelitian dan seluruh siswa kelas XI MIPA 2 dan XI MIPA 5 yang
bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.
6. Teristimewa ucapan terimakasih kepada keluarga yaitu Ayahanda Damses
Sihole dan Ibunda Roma Uli Gultom, Mariana Sihole, Angnes Sihole, Wariston
5
Sihole dan Rospika Sihole yang memberi dukungan dan doa baik moral
maupuan material kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga besar Pendidikan Biologi C 2014 yang telah memberikan motivasi
dan dukungan kepada Bodicers selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih ada
kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata
penulis mengucapkan terimakasih
Syariel D. Sihole
NIM. 4141141072
6
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Abstrak ii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar vii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 4
1.3 Batasan Masalah 4
1.4 Rumusan Masalah 5
1.5 Tujuan Penelitian 5
1.6 Manfaat Penelitian 5
1.7 Defenisi Operasional 6
BAB II TINJUAN PUSTAKA 7
2.1 Pengertian Belajar 7
2.2 Pengertian Model Pembelajaran 8
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif 9
2.4 Metode Pembelajaran Picture and Picture 9
2.5 Hasil Belajar 12
2.6 Aktivitas Belajar 15
2.7 Materi Sistem Reproduksi 16
2.8 Penelitian Yang Relevan 29
2.9 Kerangka Berpikir 30
2.10 Hipotesis 30
BAB V PENUTUP 54
5.1 Kesimpulan 54
5.2 Saran 54
DAFTAR PUSTAKA 55
8
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Format Desain Penelitian 33
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 34
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal 36
Tabel 3.4 Klasifikasi aktivitas belajar siswa 39
Tabel 4.1 Perbandingan Nilai Pre Test Siswa 42
Tabel 4.2 Perbandingan Nilai Post Test Siswa 43
Tabel 4.3 Perbandingan Nilai Aktivitas Belajar Siswa 45
Tabel 4.4 Pengujian Normalitas Data Penelitian 46
Tabel 4.5 Pengujian Uji Homogenitas Data Penelitian 47
9
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Organ reproduksi pria 16
Gambar 2.2 Organ reproduksi Pada Wanita 20
Gambar 2.3 Siklus Menstruasi 23
Gambar 2.4 Proses Fertilisasi 24
Gambar 2.5 Gambar Payudara 27
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir 30
Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-Rata Pre Test dan Post Test Siswa 44
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Nilai Aktivitas Belajar Siswa 45
10
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
2
menunjukkan bahwa biologi merupakan mata pelajaran yang kurang efektif jika
dalam proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional.
Biologi yang sebagian besar materinya berupa hafalan, akan sangat susah
dipelajari dan cenderung membosankan jika guru hanya menggunakan sistem
ceramah (Sugiarta, 2017).
Selain itu, belajar biologi juga membutuhkan adanya gambar dalam proses
pembelajaran mengingat banyak objek yang dikaji dalam biologi seperti : objek-
objek mikro, organ-organ makhluk hidup, jaringan dan penyusun lain dari
makhluk hidup. Salah satu materi dalam biologi yang membutuhkan adanya
gambar adalah materi sistem reproduksi. Dalam materi sistem repoduksi banyak
organ-organ yang beperan di dalamnya, apabila kita ingin mengetahui bentuk
organ tersebut harus dibantu dengan adanya media gambar. Tujuan penggunaan
media gambar adalah supaya siswa dapat dengan mudah mengenali gambaran
nyata objek-objek atau organ penyusun makhluk hidup secara jelas dan bukan
abstrak, membantu siswa dalam berpikir logis dan sistematis, dan memperkuat
daya ingat atau retensi siswa terhadap suatu materi pembelajaran. Untuk itulah
digunakan model pembelajaran yang memanfaatkan adanya gambar dalam proses
pembelajaran biologi. Salah satu model pembelajaran yang menggunakan gambar
dalam kegiatan pembelajaran adalah model kooperatif tipe picture and picture.
Pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Model
pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang menggunakan
gambar dalam pembelajaran. Model pembelajaran Picture and Picture dilakukan
dengan cara memasang atau mengurutkan gambar menjadi urutan yang logis dan
sistematis. Dengan menggunakan model kooperatif tipe Picture and Picture akan
membantu siswa dalam berpikir sistematis dan menguatkan daya ingat siswa.
Melalui pemasangan dan pengurutan gambar yang dilakukan oleh siswa akan
meningkatkan interaksi siswa. Pembelajaran Picture and Picture ini memiliki
cirri aktif, inovatif dan kreatif. Handayani (2013) mengatakan bahwa penerapan
model picture and picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di
SMA Teuku Umar Semarang, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Istanti
3
dan Triwidjaja (2014) bahwa model picture and picture ini dapat meningkatkan
hasil belajar dan aktivitas siswa anak Tunagrahita SDLB.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sagala dan Djulia (2016)
mengatakan bahwa penerapan model kooperatif tipe think pair share dengan
berbantuan video pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar dan sikap
belajar siswa pada materi sistem reproduksi manusia, dimana nilai aspek kognitif
kelas eksperimen sebesar 81,39 dan afektif sebesar 60,75% sedangkan aspek
kognitif kelas kontrol adalah 76,66 dan afektif sebesar 55,45%. Penelitian yang
dilakukan oleh Riyono (2015) menyimpulkan bahwa model pembelajaran picture
and picture dengan strategi inkuiri efektif terhadap motivasi dan hasil belajar
siswa (afektif, psikomotorik dan kognitif) pada materi protista karena menurut
siswa penyajian materi dalam bentuk gambar, materi menjadi lebih ringkas dan
mudah dipahami. Gambar juga berfungsi memudahkan siswa dalam memahami
materi yang objeknya sulit dibayangkan sehingga proses pembelajaran
berlangsung efektif (Afidah, 2012)
Berdasarkan hasil observasi yang yang telah dilakukan di SMA Negeri 12
Medan, terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran
biologi yaitu proses pembelajaran yang bersifat teacher centered, siswa kurang
aktif dan merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran, guru biologi jarang
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture, dan hasil
belajar siswa kelas XI MIPA yan belum optimal. Melalui wawancara yang
dilakukan dengan guru biologi bahwa siswa masih kurang paham dalam
mengurutkan materi yang berkaitan dengan proses seperti tahapan gametogenesis,
proses fertililasi dan membaca grafik siklus menstruasi. Selain mengalami
miskonsepsi terhadap suatu materi, guru juga jarang menunjukkan gambar dalam
proses pembelajaran, akibatnya siswa tidak mengetahui bagaimana bentuk nyata
dari suatu objek yang berhubungan dengan sistem reproduksi. Melihat kondisi
hasil pembelajaran tersebut, maka untuk mengatasi masalah yang timbul dalam
materi sistem reproduksi, maka peneliti ingin melakukan penelitian pada mata
pelajaran biologi dengan pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture.
4
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
b. Kelemahan
1) Sulit dalam menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas yang
sesuai dengan materi pembelajaran. Untuk itu harus membutuhkan waktu yang
lama dalam menemukan gambar.
12
Faktor jasmaniah baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang
termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis terdiri atas faktor intelektif dan non-intelektif. Faktor
intelektif meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat dan faktor
kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. Sedangkan faktor non-
intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan,
minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuain diri.
3) Faktor kematangan fisik maupuan psikis.
2. Faktor eksternal
Yang termasuk faktor eksternal yaitu faktor sosial yang terdiri atas
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan
kelompok. Faktor lain yang mempengaruhi adalah faktor budaya seperti adat
istiadat, ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian dan faktor lingkungan fisik
seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim dan faktor yang lainnya adalah
faktor lingkungan spiritual atau keamanan.
2.5.3 Jenis Ranah Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiyono (2006) mengatakan bahwa hasil belajar
meliputi tiga ranah yaitu:
1) Ranah Kognitif
a. Pengetahuan: mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkaitan dengan
fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode.
b. Pemahaman: mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal
yang dipelajari.
c. Penerapan atau aplikasi: mencakup kemampuan menerapkan metode dan
kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
d. Analisis: mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-
bagian sehinga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
e. Sintesis: mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
14
b) Kelenjar prostat
Kelenjar prostat berukuran lebih besar dibandingkan dua kelenjar lainnya. Cairan
yang dihasilkan encer seperti susu dan bersifat alkalis sehingga dapat
menyeimbangkan keasaman residu urin di uretra dan keasaman vagina. Cairan ini
langsung bermuara ke uretra lewat beberapa saluran kecil.
c) Kelenjar bulbouretral atau kelenjar Cowper.
Kelenjar ini kecil, berjumlah sepasang, dan terletak di sepanjang uretra.
Cairan kelenjar ini kental dan disekresikan sebelum penis mengeluarkan sperma
dan semen.
4) Uretra
Uretra adalah saluran di dalam penis yang berfungsi sebagai saluran urin
dari kandung (vesica urinaria) keluar tubuh dan sebagai saluran jalannya semen
dari kantong semen.
b. Alat kelamin luar
Alat kelamin luar pria, yaitu berupa penis dan skrotum. Penis adalah organ
yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah penyimpanan
sperma dari alat kelamin jantan (pria) ke dalam alat kelamin betina (wanita). Penis
pada pria dapat mengalami ereksi. Ereksi adalah penegangan dan pengembangan
penis karena terisinya saluran penis oleh darah. Skrotum pada pria di kenal
dengan buah zakar. Di dalam buah zakar ini terdapat testis.
a. Spermatogenesis
Spermatogenesis merupakan proses pembentukan dan pematangan
spermatozoa (sel benih pria). Proses ini berlangsung dalam testis (buah zakar) dan
lamanya sekitar 72 hari. Proses spermatogenesis sangat bergantung pada
mekanisme hormonal tubuh. Spermatozoa ( sperma) yang normal memiliki
kepala dan ekor, di mana kepala mengandung materi genetik DNA, dan ekor yang
merupakan alat pergerakan sperma. Sperma yang matang memiliki kepala dengan
bentuk lonjong dan datar serta memiliki ekor bergelombang yang berguna
mendorong sperma memasuki air mani. Kepala sperma mengandung inti yang
memiliki kromosom dan juga memiliki struktur yang disebut akrosom. Akrosom
19
mampu menembus lapisan jelly yang mengelilingi telur dan membuahinya bila
perlu.
Sperma diproduksi oleh organ yang bernama testis dalam kantung zakar.
Hal ini menyebabkan testis terasa lebih dingin dibandingkan anggota tubuh
lainnya. Pembentukan sperma berjalan lambat pada suhu normal, tapi terus-
menerus terjadi pada suhu yang lebih rendah dalam kantung zakar . Pada tubulus
seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium.
b. Hormon Reproduksi Pada Pria
1) Testosteron
Testosteron adalah hormon yang bertanggung jawab terhadap
pertumbuhan seks sekunder pria seperti pertumbuhan rambut di wajah (kumis
dan jenggot), pertambahan massa otot, dan perubahan suara. Hormon ini
diproduksi di testis, yaitu di sel Leydig. Produksinya dipengaruhi oleh FSH
(Follicle Stimulating Hormone), yang dihasilkan oleh hipofisis. Hormon ini
penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma,
terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
2) Luteinizing Hormone/LH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Fungsi LH adalah
merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
3) Follicle Stimulating Hormone/FSH
Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. FSH berfungsi untuk
merangsang sel Sertoli menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan
memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis (Diastuti, 2009)
2.7.2 Sistem Reproduksi Pada Wanita
Organ reproduksi wanita terbagi dua yaitu di dalam dan di
bagian luar tubuh. Organ reproduksi dalam tubuh tidak dapat
dilihat secara langsung, sebaliknya alat reproduksi luar dapat
dilihat. Setiap bagian dari alat reproduksi ini menyambungkan
dengan setiap bagian yang lainnya. Semua alat reproduksi dalam
ini ditopang oleh tulang pinggul.
20
3) Rahim (uterus)
21
terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang vagina
dan uretra.
2) Klitoris
Klitoris merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis
pada pria). Klitoris merupakan pertemuan antara labium minor kiri dan kanan
yang bertemu di depan. Klitoris dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut
preputium (sama dengan kulit depan pada ujung penis pria). Klitoris sangat
sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi.
3) Perineum
Perineum merupakan suatu jaringan bromuskuler di antara vagina dan
anus. Perineum merupakan pertemuan labium mayor kiri dan kanan yang bertemu
di bagian belakang. Kulit yang membungkus perineum dan labium mayor sama
dengan kulit di bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk
sisik. Sedangkan selaput pada labium minor dan vagina merupakan selaput lendir,
lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya
tetap lembap karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan
yang lebih dalam (Diastuti, 2009).
2.7.3 Siklus menstruasi pada wanita
Menstruasi bisa menjadi salah satu pertanda bahwa seorang wanita sudah
memasuki masa suburnya. Secara biologis, menstruasi menandakan sudah
terbuangnya sel telur miliknya yang sudah matang. Pembuangan ini dilakukan
karena ada proses pergantian sel telur dengan sel telur yang baru. Bayangkan saja,
kalau seandainya tubuh tidak mengeluarkan sel telur yang sudah matang ini, maka
akan menjadi sel telur yang busuk. Menstruasi terjadi pada semua wanita yang
sehat dan memiliki organ reproduksi yang sehat juga. Menstruasi bisa menjadi
salah satu pertanda bahwa wanita memiliki organ reproduksi yang sehat, dan
merupakan salah satu indikator kesuburan
23
karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan
proses oogenesis kembali (Diastuti, 2009)
2.7.4 Fertilisasi
Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di tuba
fallopii, maka terjadilah zigot. Kira-kira 24 sampai 30 jam setelah proses
pembuahan, zigot menyelesaikan pembagian sel pertamanya. Proses mitosis, satu
sel terbagi menjadi dua, dua menjadi empat, delapan, enam belas, dan seterusnya.
Pada saat 32 sel disebut morula, di dalam morula terdapat rongga yang disebut
blastosoel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh tuba fallopii, bentuk ini
kemudian disebut blastula. Lapisan terluar blastula disebut trofoblas merupakan
dinding blastula yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon
tembuni atau ari-ari (plasenta).
Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastula sampai di rongga uterus,
hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak,
banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu
(uterin milk) sebagai makanan embrio. Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas me
nempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon
korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara
menstimulasi produksi hormone estrogen dan progesteron sehingga mencegah
terjadinya menstruasi. Trofo blas kemudian menebal beberapa lapis,
permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan.
Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi (Diastuti, 2009).
2.7.5 Kehamilan dan perasalinan
Kehamilan dapat terjadi jika sel telur matang dibuahi oleh sel sperma.
Kemudian, sel telur yang dibuahi tadi diantarkan dan disimpan oleh tubuh kita ke
dalam rahim untuk kemudian tumbuh dan berkembang menjadi bayi. Wanita yang
sudah dalam keadaan hamil tidak mungkin mengalami menstruasi, karena hormon
yang biasa digunakan untuk mematangkan sel telur berubah fungsinya menjadi
penyedia makanan bagi bayi. Kehamilan pada manusia biasanya kurang lebih
sekitar 38 minggu dihitung sejak saat fertilisasi atau pembuahan, sampai saat
kelahiran. Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan, yaitu:
1) Tahap preembrionik (dua setengah minggu pertama)
Pada tahap pertama, zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel, dan
terbentuklah segumpalan sel yang kemudian membenamkan diri pada dinding
rahim. Seiring pertumbuhan zigot yang semakin membesar, selsel penyusunnya
pun mengatur diri mereka sendiri guna membentuk tiga lapisan. Sekitar 2½
minggu, epiblas sudah membentuk 3 jaringan khusus, atau lapisan kuman, yang
disebut ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Ektoderm tumbuh menjadi beberapa
struktur termasuk otak, urat saraf tulang belakang, syaraf, kulit, kuku, dan rambut.
Endoderm membuat lapisan pelindung sistem pernapasan dan alat percernaan, dan
membentuk bagian dari organorgan tubuh yang penting seperti hati dan pankreas.
Mesoderm membentuk jantung, ginjal, tulang, tulang rawan, otot-otot, sel-sel
darah, dan strukturstruktur lainnya.
26
Pre-test Pre-test
Post-test Post-test
2.10 Hipotesis
2.10.1 Hipotesisi Penelitian
a) Ho1: Tidak ada pengaruh model pembelajaran koperatif tipe picture and picture
terhadap hasil belajar Siswa pada materi sistem reproduksi manusia di Kelas
XI MIPA SMA Negeri 12 Medan.
b) Ho2: Tidak ada pengaruh model pembelajaran koperatif tipe picture and picture
terhadap aktivitas belajar Siswa pada materi sistem reproduksi manusia di
Kelas XI MIPA SMA Negeri 12 Medan.
31
a) Ha1: Ada pengaruh model pembelajaran koperatif tipe picture and picture
terhadap hasil belajar Siswa pada materi sistem reproduksi manusia di Kelas
XI MIPA SMA Negeri 12 Medan.
b) Ha2: Ada pengaruh model pembelajaran koperatif tipe picture and picture
terhadap aktivitas belajar Siswa pada materi sistem reproduksi manusia di
Kelas XI MIPA SMA Negeri 12 Medan.
a. Ha : μ1 > μ2
b. Ho : μ1 ≤ μ2
Keterangan:
μ1: Rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
koperatif tipe picture and picture.
μ2: Rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
ekspositori, diskusi dan presentasi.
Atau
μ1: Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran koperatif
tipe picture and picture.
μ2: Aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori,
diskusi dan presentasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
32
33
dialokasikan untuk mengerjakan soal selama tiga puluh menit. Setiap soal tes
memiliki lima alternatif jawaban. Dari soal tersebut hanya ada satu jawaban benar
dan setiap butir soal mendapat skor 1 bila benar dan skor 0 bila salah.
XY
X
Y
∑¿
¿
¿
¿
X
Y
∑ ¿2
rxy = ¿
}
¿
∑ ¿ 2 }{ N ∑ Y 2−¿
X 2−¿
N∑¿
∑ ¿¿
∑ ¿−¿
N¿
¿
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X = Nilai untuk setiap butir soal
Y = Nilai untuk seluruh butir soal
N = Jumlah peserta tes (Arikunto,2016)
Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi rxy digunakan kriteria
berikut ini :
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal
Nilai r hitung Kriteria
0,810 – 1,000 Valitas sangat tinggi
0,610 – 0,800 Validitas tinggi
0,410 – 0,600 Validitas cukup
0,210 – 0,400 Validitas rendah
0,000 – 0,200 Validitas sangat rendah
Jika harga rxy < rtabel maka soal dikatakan tidak signifikan begitu juga harga
rxy> rtabel maka soal dikatakan valid.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Untuk menentukan reliabilitas test digunakan rumus Kuder
Richardson (KR-20), yaitu sebagai berikut :
S2 −∑ pq
r11 = ( )(
n
n−1 S2 )
Keterangan :
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = Banyaknya item/ Jumlah soal
2
S = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Untuk mengetahui reliabilitas tes, maka skor KR-20 yang diperoleh akan
diinterpretasikan dengan kriteria berikut ini :
0,91 – 1,00 : sangat baik
0,71 – 0,90 : tinggi
0,41 – 0,70 : cukup
0,21 – 0,40 : rendah
r11 kurang dari 0,20 : tidak reliabel atau sangat rendah
Untuk menafsirkan keberadaan harga reliabilitas tes, maka r11
dikonsultasikan dengan harga kritik r tabel product momen, dengan α = 0,05.
Jika harga r11 atau rhitung> rtabel maka soal dikatakan reliabel, yang berarti dapat
dipercaya (Arikunto, 2016).
3.7.3 Taraf Kesukaran Tes
Uuntuk menentukan taraf kesukaran pada masing-masing butir soal,
maka digunakan rumus yaitu :
Np
P=
JS
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
Np = Jumlah siswa yang menjawab tes dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk mengetahui taraf kesukaran tes, maka digunakan kriteria sebagai
berikut:
38
X i − X́
Zi=
SD ❑
Keterangan: X́ =rata−rata
SD = Standar deviasi
2. Untuk tiap angka menggunakan distribusi normal dihitung dengan peluang
F(Zi) = P(Z ≤ Zi ¿ . Menghitung proporsi Z1,Z2,Z3…,Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Zi. Jika proporsi itu dinyatakan oleh S(Zi) maka:
banyaknya Z 1 , Z 2 , Z 3 , … Z n ≤ Z
S(Zi) = 1
n
3. Menghitung F(Zi) – S(Zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.
4. Harga mutlaknya diambil yang tersebar disebut (L0). Kemudian
membandingkan L0 dengan nilai kritid L yang diambil dari daftar nilai kritis
untuk uji liliefors.
L0 < Ltabel maka sampel berdistribusi normal
L0 > Ltabel maka sampel tidak berdistribusi normal
Jika Fhitung < Ftabel maka kedua populasi mempunyai varians yang sama
Jika Fhitung > Ftabel maka kedua populasi tidak mempunyai varians yang sama
Ftabel = Fα ( ν 1, ν 2, ¿ dengan α = 0,05
ν 1=n1−1 dengan n1 = dk varians terbesar
ν 2=n2−1 dengan n1 = dk varians terkecil
X´ 1− X´ 2
thitung =
√ n1 n2
(
S
1 1
+ )
dengan S 2
=
√( n ₁−1 ) S 1 ²+( n ₂−1 ) s 2
2
n 1+n 2−2
(Sugiyono, 2010)
Keterangan :
X1 = nilai rata-rata dari kelompok eksperimen.
X2 = nilai rata-rata dari kelompok kontrol
n1 = banyaknya subyek kelompok eksperimen
n2 = banyaknya subyek kelompok kontrol
S12 = varians kelompok ekperimen
S22 = varians kelompok kontrol
S2 = Varians gabungan
Kriteria pengujian: Ho ditolak dan Ha diterima: jika thitung > ttabel. Derajat
kebebasan untuk daftar distribusi t ialah (n1 + n2 – 2) dengan peluang (1 – α). Jika
Ho ditolak dan Ha diterima, berarti rata-rata hasil belajar dan aktivitas belajar
kelas eksperimen lebih baik dari pada rata-rata hasil belajar dan aktivitas belajar
kelas kontrol.
41
BAB IV
Dari Tabel 4.1 nilai pre test di atas dapat diketahui pada kelas kontrol nilai
terendah adalah 10 dengan banyak siswa 2 orang dan nilai tertinggi adalah 55
dengan banyak siswa 1 orang. Sedangkan nilai pre test pada kelas ekperimen
diperoleh nilai terendah adalah 10 dengan banyak siswa 2 orang dan nilai
tertinggi adalah 65 dengan banyak siswa 1 orang. Dapat dinyatakan bahwa nilai
pre test kelas kontrol dan eksperimen memiliki kemampuan yang sama sebelum
diberikan perlakuan.
42
43
Dari data nilai post test pada Tabel 4.2 di atas diketahui bahwa pada kelas
kontrol diperoleh nilai terendah sebesar 50 dengan banyak siswa 2 orang dan nilai
tertinggi sebesar 80 dengan banyak siswa 3 orang, sedangkan pada kelas
eksperimen diperoleh nilai terendah sebesar 60 dengan jumlah siswa 2 orang dan
nilai tertinggi sebesar 95 dengan banyak siswa 2 orang. Dengan melihat nilai post
test di atas dapat simpulkan bahwa setelah diberikan perlakuan terdapat perubahan
nilai yang relatif jauh dari kedua kelas dan kemampuan siswa setelah diberikan
perlakuan terlihat tidak sama. Berdasarkan Tabel di atas dapat dinyatakan bahwa
kelas eksperimen mempunyai nilai yang lebih tinggi di bandingkan dengan kelas
kontrol.
44
Untuk melihat perbandingan nilai rata-rata pre test dan rata-rata post test kelas
kontrol dan kelas ekperimen dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini:
90
79.12
80
70
63.84
60
Kontrol Column1
50
40
28.46 29.62
30
20
10
0
Pre Test Post Test
Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-Rata Pre Test dan Post Test Siswa
Berdasarkan Gambar 4.1 diatas nilai pre test kelas kontrol dan kelas
eksperimen hampir sama, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua
kelas sama. Sedangkan nilai rata-rata post test kelas kontrol dan kelas eksperimen
tidak sama dimana rata-rata nilai post test kelas eksperimen lebih tinggi daripada
nilai rata-rata post test kelas kontrol. Berdasarkan grafik hasil belajar di atas dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa XI MIPA SMA Negeri 12 Medan pada
materi sistem reproduksi, dimana nilai post test kelas kontrol sebesar 63,84 dan
nilai post test kelas eksperimen sebesar 79,12.
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diketahui bahwa nilai aktivitas melihat pada
kelas eksperimen sebesar 86.35 % (kategori sangat baik), aktivitas bebicara
sebesar 68.33 % (kategori baik), aktivitas mendengar sebesar 84.32 % (kategori
sangat baik) dan aktivitas menulis sebesar 63.65 % (kategori baik) sedangkan nilai
aktivitas dari kelas kontrol sebesar 76.92 % untuk aktivitas melihat (kategori
baik), 64.84 % aktivitas berbicara (kategori baik), 79.27 aktivitas mendengar
(kategori baik) dan 50.53 % aktivitas menulis (kategori cukup).
100.00%
90.00% 86.35% 84.32%
76.92% 79.27%
80.00%
68.33%
70.00% 64.84% 63.65%
60.00%
50.53%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Melihat Berbicara Mendengar Menulis
Eksperimen Column1
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dihitung dengan menggunakan uji Liliefors dengan taraf
signifikansi α = 0,05. Hasil uji normalitas aktivitas belajar dan hasil belajar kedua
kelas dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Pengujian Normalitas Data Penelitian
No Data Kelas L0(L Hitung) LTabel (α = 0,05) Hasil
1 Pre test Eksperimen 0,1301 0,1401 Normal
Pre test Kontrol 0,1324 0,1419 Normal
2 Post Test Eksperimen 0,1016 0,1401 Normal
Post test Kontrol 0,1351 0,1419 Normal
3 Aktivitas Eksperimen 0,1237 0,1401 Normal
Aktivitas Kontrol 0,0699 0,1419 Normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai varians data
pre test, post test dan nilai aktivitas dari kedua kelas. Nilai hasil pengujian
homogenitas data pre test, post test dan nilai aktivitas dapat dilihat pada Tabel 4.5
dibawah ini:
47
Dari hasil perhitungan uji persyaratan data pada Tabel 4.5 di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa data penelitian dinyatakan normal dan homogen
sehingga telah memenuhi syarat untuk dilakukan uji hipotesis.
4.1.5 Pengujian Hipotesis
Setelah semua data pre test, post test dan aktivitas belajar siswa telah
memenuhi uji prasyarat analisis data maka selanjutnya akan dilakukan pengujian
hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara uji beda (uji-t). Uji-t
digunakan untuk menguji data pre test, data post test dan data aktivitas belajar
siswa. Berdasarkan hasil nilai pre test dengan α = 0,05 dan dk = 40 +39 -2 = 77
diperoleh tTabel = 1,99. Dengan membandingkan antara t hitung dengan tTabel atau 0, 47
< 1,99 sehingga dapat dinyatakam bahwa kedua kelas mempunyai kemampuan
awal yang sama sedangkan nilai post test dengan taraf signifikan α = 0,05 dan dk
= 40 + 39 -2 = 77 diperoleh t Tabel = 1,99. Dengan membandingkan antara thitung
dengan tTabel, maka thitung > tTabel atau 8,30 > 1,995. Jadi dapat dinyatakan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar model kooperatif tipe picture and
picture dengan metode ceramah dengan materi pokok sistem reproduksi di kelas
XI MIPA SMA N 12 Medan Tahun Pembelajaran 2017/2018.
Untuk data aktivitas belajar siswa dengan taraf signifikan α = 0,05 05 dan
dk = 40 + 39 -2 = 77 diperoleh t Tabel = 1,99. Dengan membandingkan antara t hitung
dengan tTabel, maka thitung > tTabel atau 5,13 > 1,995. Jadi dapat dinyatakan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara aktivitas belajar siswa yang diajarkan dengan
model kooperatif tipe picture and picture dengan metode ceramah pada materi
pokok sistem reproduksi di kelas XI MIPA SMA N 12 Medan Tahun
Pembelajaran 2017/2018.
48
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hasil Belajar Siswa
Sebelum pembelajaran dimulai peneliti terlebih dahulu memberikan tes
awal atau pre test untuk melihat kemampuan awal kedua kelas percobaan.
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh nilai rata-rata pre test kelas kontrol sebesar 28,46
dan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 29,92. Pengujian hipotesis untuk nilai
pre test menggunakan uji t dengan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan
(dk= 40 + 39 -2 = 77). Sehingga diperoleh t hitung = 0,47 dan t tabel= 1,99. Dengan
membandingkan nilai antara t hitung dengan t tabel (0,48 < 1,99) sehingga kedua kelas
mempunyai kemampuan awal yang sama. Kemampuan awal kedua kelas sama
dikarenakan kedua kelas sampel belum mempelajari materi tentang sistem
reproduksi manusia sehingga pengetahuan siswa tentang sistem reproduksi masih
belum maksimal.
Setelah diberikan pre test, maka langkah selanjutnya adalah peneliti
mengajar dengan dua model, kelas kontrol diajarkan dengan model pembelajaran
ekspositori, diskusi dan presentasi (XII MIPA 5) dan kelas eksperimen diajarkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture (XII MIPA 2).
Selanjutnya untuk melihat hasil belajar maka diberikan post test kepada kedua
kelas. Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh rata-rata nilai post test kelas kontrol
sebesar 63,84 dan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 79,12.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol, hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu pada kelas eksperimen siswa diiajarkan dengan suasana
yang berbeda, dimana proses pembelajaran didukung oleh media pembelajaran
yang menarik seperti media gambar, power point yang memegang peranan
penting dalam prose pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmodjo
(2009) yang mengatakan bahwa media yang berbasis visual dapat memperlancar
dan memperkuat ingatan siswa dan menambah pengelaman dan pengertian peserta
didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak mudah dilupakan. Gambar juga
berfungsi memudahkan siswa dalam memahami materi yang objeknya sulit
dibayangkan sehingga proses pembelajaran berlangsung efektif (Afidah,2012).
49
dengan hasil belajar biologi siswa. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh
Sukarta (2014) mengatakan bahwa terdapat peningkatan nilai dari siklus I ke
siklus II. Hal ini disebabkan karena dengan semangat belajar tinggi, motivasi dari
guru dan pembelajaran yang menyenangkan serta penggunaan media maksimal.
Berbeda dengan kelas kontrol yang diajarkan dengan model pembelajaran
ekspositori, siswa tidak bersemangat dan kurang termotivasi mengikuti proses
pembelajaran hal ini disebabkan oleh suasana belajar yang monoton berupa
ceramah yang menjadikan siswa hanya sebagai pendengar, banyak siswa yang
enggan memberikan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dari guru sehingga
siswa tidak memahami materi pembelajaran. Selain itu jadwal pelajaran yang
tidak mendukung (les terakhir) menjadi pemicu rendahnya respon dan semangat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dimana pada kondisi ini anak tidak
lagi dalam keadaan optimal untuk menerima pelajaran sebab energi sudah
berkurang, udara yang panas waktu siang mempercepat proses kelelahan sehingga
siswa menjadi jenuh dan bosan yang berimbas terhadap penerimaan materi
pelajaran tidak optimal.
lebih fokus dalam memperhatikan penjelasan guru karena waktu belajarnya masih
dipagi hari dan belum banyak menerima materi pelajaran lain sedangkan kelas
kontrol perhatiannya tidak maksimal karena waktu belajar yang berada di jam
terakhir yang menyebabkan banyak siswa mengantuk dan merasa bosan dengan
penjelasan guru. Menurut Slameto (2010) mengatakan bahwa faktor sekolah
(metode mengajar, kurikulum, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung dan
tugas rumah) mempengaruhi belajar siswa dan penelitian yang dilakukan oleh
Lestari menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan antara waktu
belajar terhadap hasil belajar siswa.
Aktivitas yang kedua adalah aktivitas berbicara, deskriptor yang diamati
dalam aktivitas berbicara ada tiga yaitu berdiskusi dengan teman kelompok,
mengemukakan pendapat dan memberi saran dan tanggapan. Persentase aktivitas
berbicara kelas eksperimen sebesar 68, 33 % dan kelas kontrol sebesar 64, 84 %.
Untuk aktivitas berbicara kedua kelas memiliki persentase yang tidak jauh
berbeda dan berada dalam kategori yang sama yaitu kategori baik, hal yang
menyebabkan nilai aktivitas berbicara kelas eksperimen lebih tinggi karena siswa
di kelas eksperimen lebih banyak yang terlibat diskusi dibandingkan kelas kontrol
dan penerapan model kooperatif tipe picture and picture mengharuskan siswa
untuk berdiskusi dan menjawab pertanyaan dari guru sesuai dengan sintaks
pembelajaran dimana siswa akan memberikan alasan mengapa menempel gambar
tersebut. Berdeda dengan kelas kontrol siswa jarang memberikan pertanyaan
ketika ada presentasi dan hanya beberapa siswa yang aktif dalam diskusi.
Aktivitas yang ketiga adalah aktivitas mendengar, deskriptor yang diamati
dalam aktivitas mendengar ada tiga yaitu mendengarkan penjelasan guru,
mendengarkan persentase kelompok dan mendengarkan pendapat teman.
Persentase aktivitas mendengar kelas eksperimen sebesar 84,32 % dan kelas
kontrol sebesar 79, 27 %. Kelas eksperimen berada dalam kategori sangat baik
dan kelas kontrol berada dalam kategori baik, hal ini dipengaruhi oleh antusiasme
dan motivasi siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Daulay (2016) yang
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar
53
siswa. Selain itu pada kelas eskperimen guru mengajar dengan menyajikan
gambar sebagai materi pelajaran yang menjadikan siswa fokus terhadap gambar
dan penjelasan guru sedangkan kelas kontrol diajarkan dengan ceramah saja.
Aktivitas yang keempat adalah aktivitas menulis, deskriptor yang diamati
dalam aktivitas menulis ada tiga yaitu menulis pertanyaan, menulis hasil diskusi
dan menulis kesimpulan pembelajaran. Persentase aktivitas menulis kelas
eskperimen sebesar 63,65 % dan persentase aktivitas menulis kelas kontrol
sebesar 50,53 %. Kelas eksperimen berada dalam kategori baik dan kelas kontrol
berada dalam kategori cukup. Nilai kelas eksperimen lebih tinggi karena siswa di
kelas eksperimen lebih aktif dalam kerja kelompok dan seluruh siswa ikut
berkontribusi dalam bekerja kelompok sedangkan kelas kontrol ada beberapa
siswa dalam kelompok yang melimpahkan tugas ke temannya dan ada juga siswa
yang hanya duduk diam dikelompok.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rajasa (2016)
yang menyimpulkan penggunaan metode gabungan model picture and picture dan
group investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa. Tingkat keaktifan siswa
pada kondisi awal sebesar 54.3 % dan pada siklus I meningkat menjadi 65,0 %
dan pada siklus II menjadi sebesar 88,6 %. Selain itu siswa dalam kelompok pada
kelas eskperimen terbentuk dari latar belakang prestasi yang berbeda. Dalam satu
kelompok terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah. Tujuannya
adalah supaya siswa lebih tertantang dalam belajar. Hal ini sesuai dengan teori
Slavin yang mengatakan bahwa konsep utama dari kooperatif adalah memiliki
Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu
kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan
bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang
untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok
sangat bernilai (Slavin, 2009).
54
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah
1. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture terhadap hasil belajar siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 12 Medan
pada materi sistem reproduksi, dimana nilai hasil belajar kelas eskperimen
sebesar 79.12 dan nilai hasil belajar kelas kontrol sebesar 63.84.
2. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture terhadap aktivitas belajar siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 12 Medan
pada materi sistem reproduksi, dimana nilai aktivitas belajar kelas eskperimen
sebesar 75,62 % dan nilai aktivitas belajar kelas kontrol sebesar 67.97 %
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan:
1. Bagi guru biologi agar memvariasikan model pembelajaran yang digunakan
dalam kegiatan belajar mengajar, salah satunya adalah menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe picture and picture. Karena telah terbukti dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada
materi sistem reproduksi dapat mengoptimalkan hasil belajar dan aktivitas
belajar siswa.
2. Bagi mahasiswa yang ingin menerapkan model kooperatif tipe picture and
picture dalam penelitiannya, perlu dicari dan dibuat gambar yang tepat atau
sesuai dengan materi, gradasi gambar yang sesuai dan gambar tampak jelas.
54
55
DAFTAR PUSTAKA
Abu, A & Widodo, S. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Afidah, I,N. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Socratic Circles Disertai Media
Gambar terhadap kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan
Biologi 4 (3): 1-15.
Dale, Edgar. 1969. Audio Visual Methods in Teaching. New York: Holt, Rinehart
and Winston Inc. The Dryden Press.
Darmodjo. 2009. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Pembelajaran IPS di
Sekolah Dasar. IKIP Bandung: Bandung
Daulay, U.A., Syarifuddin., Manurung, B. 2016. Pengaruh Blended Learning
Berbasis Edmodo dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Biologi
dan Retensi Siswa pada Sistem Peredaran Darah Manusia di Kelas VIII
SMP Negeri 5 Medan. Jurnal Pendidikan Biologi 6 (1): 260-266.
Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Fatimah., Soewarno dan Suci. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Picture And
Picture Terhadap Hasil Belajar Pada Subtema Indonesiaku, Bangsa Yang
Berbudaya Kelas V Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
Dasar 1: 19 – 25.
55
56
Fauziah, T & Bermawi, Y. 2014. Penerapan Model Kooperatif Tipe Picture And
Picture Pada Materi Peninggalan Sejarah Di Sekolah Dasar Negeri Banda
Aceh. Jurnal Pesona Dasar 2 (3): 79 – 87.
Fauzi, R., Dwiastuti, S., Harlita. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Picture
and Picture Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Biologi Siswa Kelas
VIII D SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal
Pendidikan Biologi 3 (3): 72-78.
Hamalik, O. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Istanti, A.W., Trieidjaja, H.A. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Picture and
Picture Pada Pembelajaran IPA Anak Tunagrahita SDLB. Jurnal P3LB 1
(2): 169 – 174.
56
57
Slavin, E.R. 2009. Cooperating Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.
Taiyeb, A.M., Muklhlisa, N. 2015. Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar
Dengan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanete
Rilau. Jurnal Bionature 16 (1): 8-16.
57
58
Lampiran 1
SILABUS PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI MIPA
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/Semester : XI/2
Mata Pelajaran : Biologi
Kompetensi Inti:
KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI-3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
presentasi.
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(MODEL KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas /Semester : XI MIPA/Genap
Materi Pokok : Sistem Reproduksi
Alokasi waktu : 12 x 45 Menit ( 6 Pertemuan x 2 Jam Pelajaran)
A. Kompetensi Inti
KI 1 dan 2
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia”.
KI 3 KI 4
No KD Pengetahuan No KD Keterampilan
3.12 Menganalisis hubungan
antara struktur jaringan
penyusun organ reproduksi
dengan fungsinya dalam
proses reproduksi manusia
melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan
simulasi.
63
C. Indikator
Pertemuan I
3.12.1 Menganalisis organ-organ reproduksi manusia beserta fungsinya.
Pertemuan II
3.12.2 Menganalisis dan mengurutkan secara sistematis dan logis proses
pembentukan gamet pada sistem reproduksi.
Pertemuan III
3.12.3 Menganalisis proses menstruasi pada wanita.
Pertemuan IV
3.12.4 Menganalisis dan mengurutkan secara sistematis proses fertilisasi dan
gestasi
Pertemuan V
3.13.1 Mengetahui kandungan ASI dan fungsinya
3.13.2 Mengetahui alat-alat KB dan fungsinya
Pertemuan VI
64
D. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan I
1. Siswa mampu menganalisis organ-organ reproduksi pada manusia beserta
fungisnya
Pertemuan II
1. Siswa mampu menganalisis dan mengurutkan secara sistematis dan logis
proses pembentukan gamet pada sistem reproduksi.
Pertemuan III
1. Siswa mampu menganalisis proses menstruasi pada wanita.
Pertemuan IV
1. Siswa mampu menganalisis dan mengurutkan secara sistematis proses
fertilisasi dan gestasi
Pertemuan V
1. Siswa mampu mengetahui kandungan ASI dan fungsinya
2. Siswa mampu Mengetahui alat-alat KB dan fungsinya
Pertemuan VI
1. Siswa mampu mengidentifikasi penyakit pada sistem reproduksi
E. Materi Pembelajaran
a. Alat-alat reproduksi pada manusia
b. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) dan pembentukan ovum
(oogenesis)
c. Siklus menstruasi
d. Fertilisasi dan kehamilan
e. ASI
f. KB dan penyakit pada sistem reproduksi
a. Pertemuan I (2 x 45 menit)
c. Pertemuan II (2 x 45 menit)
Kegiatan Pembuka
Sintaks
Pembelajaran
Kegiatan
1. Penyampaian
Kompetensi
10
Kegiatan Inti
Sintaks
Pembelajaran
Kegiatan
2. Penyampaian Materi
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang siklus menstruasi pada
wanita.
70
2. Menunjukkan/memperlihatkan gambar
2. Guru menunjukkan gambar siklus menstruasi pada wanita.
7.
5. Menanyakan alasan
8. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran siswa mengapa menempelkan
gambar terebut sesuai dengan namanya.
Kegiatan Penutup
Sintaks Pembelajaran
Kegiatan
7. Kesimpulan
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan kesimpulan
10
g. Pertemuan IV (2 x 45 menit)
h.
Kegiatan Pembuka
Sintaks
Pembelajaran
Kegiatan
1. Penyampaian
Kompetensi
10
Kegiatan Inti
71
Sintaks
Pembelajaran
Kegiatan
2. Penyampaian Materi
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang proses fertilisasi dan gestasi.
70
2. Menunjukkan/memperlihatkan gambar
2. Guru menunjukkan gambar proses fertilisasi dan gestasi.
3. Siswa mengamati gambar proses fertilisasi dan gestasi yang ditunjukkan oleh
guru.
7.
5. Menanyakan alasan
8. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran siswa mengapa menempelkan
gambar terebut sesuai dengan namanya.
72
Kegiatan Penutup
Sintaks Pembelajaran
Kegiatan
7. Kesimpulan
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan kesimpulan
10
i. Pertemuan V (2 x 45 menit)
Kegiatan Inti
Sintaks Kegiatan
Pembelajaran
2. Penyampaian 1. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang 70
Materi ASI dan alat-alat kontrasepsi.
3. Menunjukkan/m 2. Guru menunjukkan gambar alat-alat kontrasepsi
emperlihatkan 3. Siswa mengamati gambar alat-alat kontrasepsi
gambar ditunjukkan oleh guru.
4. Memasang atau 4. Guru menyuruh siswa untuk mendiskusikan
menempelkan gambar alat-alat kontrasepsi dan siswa dapat
gambar mengumpulkan data dengan cara membaca
atau mencari dari buku atau literatur yang
berhubungan dengan alat-alat kontrasepsi
5. Setelah data dikumpulkan, siswa
mengasosiasikan/menalarkan gambar yang
cocok atau yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
6. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara
bergantian untuk menempelkan gambar alat-alat
kontrasepsi.
5. Menanyakan 8. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran
alasan siswa mengapa menempelkan gambar terebut
sesuai dengan namanya.
6. Menanamkan 9. Alasan siswa tersebut kemudian diluruskan
konsep materi kebenarannya oleh guru dan memberikan satu
jawaban yang pastti dari seluruh alasan siswa
(mengkomunikasikan)
10. Dari gambar tersebut guru memberikan
konsep dasar tentang ASI dan alat-alat
kontrasepsi yang sesuai dengan indikator
pembelajaran
Kegiatan Penutup
Sintaks Kegiatan
Pembelajaran
7. Kesimpulan 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa 10
untuk memberikan kesimpulan
2. Guru memberikan kesimpulan tentang ASI
dan alat-alat kontrasepsi
3. Guru memberikan salam penutup di akhir
pembelajaran
74
k. Pertemuan VI (2 x 45 menit)
Penilaian Kognitif
Teknik Penilaian : Tes tertulis 20 soal
Bentuk Instrumen: pilihan ganda
Instrumen : Soal pre test dan post test
Penilain Psikomotorik : Aktivitas Siswa
76
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
((METODE DISKUSI DAN CERAMAH)
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas /Semester : XI MIA/Genap
Materi Pokok : Sistem Reproduksi
Alokasi waktu : 12 x 45 Menit ( 6 pertemuan x 2 Jam Pelajaran)
A. Kompetensi Inti
KI 1 dan 2
Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia”.
KI 3 KI 4
No KD Pengetahuan No KD Keterampilan
3.12 Menganalisis hubungan
antara struktur jaringan
penyusun organ reproduksi
dengan fungsinya dalam
proses reproduksi manusia
melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan
77
simulasi.
C. Indikator
Pertemuan I
3.12.1 Menganalisis organ-organ reproduksi manusia beserta fungsinya.
Pertemuan II
3.12.2 Menganalisis dan mengurutkan secara sistematis dan logis proses
pembentukan gamet pada sistem reproduksi.
Pertemuan III
3.12.3 Menganalisis proses menstruasi pada wanita.
Pertemuan IV
3.12.4 Menganalisis dan mengurutkan secara sistematis proses fertilisasi dan
gestasi
Pertemuan V
3.13.1 Mengetahui kandungan ASI dan fungsinya
3.13.2 Mengetahui alat-alat KB dan fungsinya
Pertemuan VI
78
G. Kegiatan Pembelajaran
a. Pertemuan I (2 x 45 menit)
b.
Tahap Kegiatan
Uraian Kegiatan
Kegiatan Awal
10
80
Kegiatan Inti
70
81
Kegiatan Akhir
10
c. Pertemuan II (2 x 45 menit)
d.
Tahap Kegiatan
Uraian Kegiatan
Kegiatan Awal
10
82
Kegiatan Inti
70
83
Kegiatan Akhir
10
\
e. Pertemuan III (2 x 45 Menit)
Tahap Uraia Kegiatan Alokasi
Kegiatan Waktu
(Menit)
Kegiatan 1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam 10
Awal 2. Guru mengabsen siswa
3. Guru menyampaikan apersepsi pembelajaran
tentang proses siklus menstruasi “apakah siswa
perempuan pernah mengamati adanya darah
yang keluar dari daerah kelamin tetapi tanpa ada
luka? Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa
bisa keluar cairan merah tanpa ada luka dan
kenapa hanya perempuan saja yang
mengalaminya?”
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru membagi siswa dalam delapan kelompok,
tiap kelompok beranggotakan lima orang.
Kegiatan Inti 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa 70
untuk membaca dan mengamati materi tentang
siklus menstruasi.
2. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang
siklus menstruasi..
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mencatat materi tentang siklus menstruasi.
4. Guru bertanya kepada siswa mengenai siklus
menstruasi.
5. Guru menyuruh siswa untuk berdiskusi tentang
siklus menstruasi (siswa dapat mengumpulkan
data dari internet, buku atau sumber lain).
6. Setelah data dikumpulkan, siswa memilih atau
menalar informasi atau materi mana yang sesuai
dengan bahan diskusi.
7. Guru menyuruh siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusi tentang siklus menstruasi.
84
f. Pertemuan IV (2 x 45 menit)
g. Pertemuan V (2 x 45 menit)
sumber lain).
6. Setelah data dikumpulkan, siswa memilih atau
menalar informasi atau materi mana yang sesuai
dengan bahan diskusi.
7. Guru menyuruh siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusi tentang ASI dan alat kontrasepsi.
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk memberikan pertanyaan kepada kelompok
yang persentase.
9. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan dari temannya.
10. Guru membantu melengkapai jawaban dari
siswa apabila jawabannya kurang tepat dan
memilah jawaban dari banyak siswa menjadi
satu jawaban yang tepat
(Mengkomunikasikan).
11. Guru memberikan penilaian atas persentasi tiap
kelompok .
Kegiatan 1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa 10
Akhir untuk memberikan kesimpulan.
2. Guru memberikan kesimpulan akhir tentang ASI
dan alat kontrasepsi.
3. Guru memberikan salam penutup.
h. Pertemuan VI (2 x 45 menit)
Penilaian Kognitif
Teknik Penilaian : Tes tertulis
Bentuk Instrumen: pilihan ganda
Instrumen : Soal pre test dan post test
88
Lampiran 4
Petunjuk:
1. Gambar ditempelkan di dinding atau di papan tulis secara acak
2. Siswa mengamati dan mendiskusikan gambar dengan teman kelompok
3. Siswa menempelkan gambar dan menyusun gambar organ reproduksi manusia
(siswa dipilih dengan cara diundi)
4. Guru memeriksa kesesuain gambar yang ditempel siswa
5. Guru menanyakan alasan siswa menempel gambar
6. Guru menanamkan konsep kepada siswa
1 2 3 4
9 5
10 6
8 7
Petunjuk:
1. Gambar ditempelkan di dinding atau di papan tulis secara acak
2. Siswa mengamati dan mendiskusikan gambar dengan teman kelompok
3. Siswa menempelkan gambar tentang gametogenesis secara sistematis (siswa
dipilih dengan cara diundi)
4. Guru memeriksa kesesuain gambar yang ditempel siswa
5. Guru menanyakan alasan siswa menempel gambar tersebut
6. Guru menanaman konsep kepada siswa
Gambar Spermatogenesis
Gambar Oogenesis
90
D
E C
B A
F
A
G
Petunjuk:
1. Gambar ditempelkan di dinding atau di papan tulis
2. Siswa mengamati dan mendiskusikan gambar dengan teman kelompok
3. Siswa menempelkan gambar siklus menstruasi secara sistematis
4. Guru memeriksa kesesuain jawaban yang ditempel siswa
5. Guru menanyakan alasan siswa menempel gambar tersebut
6. Guru menanamkan konsep kepada siswa tentang menstruasi
91
Petunjuk:
1. Gambar ditempelkan di dinding atau di papan tulis
2. Siswa mengamati dan mendiskusikan gambar dengan teman kelompok
3. Siswa menempelkan gambar dan menyusun gambar proses fertilisai dan
gestasi dengan sistematis (siswa dipilih dengan cara diundi)
4. Guru memeriksa kesesuain gambar yang ditempel siswa
5. Guru menanyakan alasan siswa mengapa menempel gambar tersebut
6. Guru memberikan konsep tentang fertilisasi dan gestasi kepada siswa
Gambar Fertilisasi
92
Gambar Gestasi
Petunjuk:
1. Gambar ditempelkan di dinding atau di papan tulis
2. Siswa mengamati dan mendiskusikan gambar dengan teman kelompok
3. Siswa menempelkan gambar dan menyusun gambar tentang ASI dan
kontrasepsi (siswa dipilih dengan cara diundi)
4. Guru memeriksa kesesuain gambar yang ditempel siswa
5. Guru menanyakan alasan siswa menempel gambar tersebut
6. Guru menanamkan konsep tentang ASI dan kontrasepsi
Gambar Payudara
93
Diafragma Kondom
Spiral
Pil KB
Susuk KB
Petunjuk:
1. Gambar ditempelkan di dinding atau di
papan tulis
2. Siswa mengamati dan
mendiskusikan gambar dengan teman kelompok
3. Siswa menempelkan gambar dan menyusun gambar berdasarkan cirri-ciri yang
ditampilkan dalam PPT (siswa dipilih dengan cara diundi)
4. Guru memeriksa kesesuain gambar yang ditempel siswa
5. Guru menanyakan alasan siswa menempel gambar tersebut
6. Guru menanamkan konsep kepada siswa tentang penyakit reproduksi
Sifilis Epididimitis
95
e. ovulasi
6 1 b. fase fertilisasi
c. fase sekresi
d. fase peluruhan
3. Bagian yang berperan dalam
reproduksi wanita ditunjukan oleh e. fase proliferasi
nomor….
a. 1,6,3,5
6. Pada manusia, setelah telur dibuahi
b. 5,3,2,1 oleh sperma kemudian terbentuklah
zigot yang akan berkembang secara
c. 4,6,1,5 bertahap melalui beberapa tahapan.
Proses yang terjadi pada fase
gastrulasi awal yaitu ....
d. 2,3,4,6
a. pembentukan jaringan berbentuk
e. 6,2,5,3
seperti bola padat yang
mempunyai kutub berbeda.
e. 5
e. karena pada masa itu merupakan 10. Sel telur pada wanita dibentuk
masa menopause di……, apabila sel telur yang telah
dilepaskan bertemu dengan
8. Antara penyakit AIDS dengan sperma, maka akan terjadi
endometriosis manakah yang fertilisasi di…., setelah terjadi
mungkin disembuhkan? fertilisasi maka akan terbentuk
Mengapa?... zigot, kemudia zigot akan
menempel di endometrium yang
a. AIDS, karena AIDS dapat terdapat di…..
disembuhkan dengan operasi a. ovarium - tuba falopi - uterus
b. ovarium – uterus – tuba falopi
c. ovarium – vagina – uterus
b. endometriosis, karena dapat d. vagina – ovarium – uterus
disembuhkan dengan rehabilitasi e. tuba falopi – vagina – uterus
1. Tuba Fallopii
d. endometriosis dan AIDS sama-
sama tidak bisa disembuhkan
2. Oviduk
d. 4,1,3,2
98
Lampiran 6
Lampiran 8
Untuk menghitung validitas butir tes hasil belajar siswa digunakan rumus
Korelasi product Moment Pearson, yaitu:
XY
X
Y
∑¿
¿
¿
¿
X
Y
∑ ¿2
rxy = ¿
}
¿
∑ ¿ 2 }{ N ∑ Y 2−¿
X 2−¿
N∑¿
∑ ¿¿
∑ ¿−¿
N¿
¿
Contoh untuk perhitungan validitas soal no. 1
34 ( 545 ) −( 24 ) (724)
rxy (1) =
√ {( 34 ) ( 24 )− ( 576 ) } {( 34 )( 16764 ) – ( 524176 ) }
816−576
rxy (1) = √(¿)(569976−524176)
18350−17376
¿
1154
rxy (1) = √10992000
1154
rxy (1) = 3315
97
Lampiran 9
Setelah rhitung dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikan 0,05 dan n=
34 diperoleh dari 40 butir soal yang diuji cobakan terdapat 25 butir soal yang
valid. Dari 25 soal yang valid dipilih 20 soal yang layak digunakan sebagai
instrument penelitian.
98
Lampiran 10
TABEL RELIABILITAS TES
99
102
Lampian 11
30,84
( 1,02 ) (
40 )
r11 =
r11 = 0,79
Soal dikatakan reliabel apabila setelah dihitung dengan menggunakan
rumus Kuder Richardson (KR-20) diperoleh nilai rhitung > rtabel. Dari hasil
reliabilitas tes diperoleh nilai r hitung = 0,79 dengan mengkonsultasikannya dengan
harga rtabel dengan n = 40 pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh r tabel= 0,31 ternyata
r hitung > r tabel sehingga tes yang disajikan seluruhnya reliabel. Kemudian r hitung
dikonsultasikan dengan indeks reliabilitas tes, maka tes termasuk dalam kategori
tinggi.
103
Lampiran 12
Np
P=
JS
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
Np = Jumlah siswa yang menjawab tes dengan benar
Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Sebagai contoh soal no 1:
Diketahui: Np= 24
Js= 34
Maka:
Np
P=
JS
24
P=
34
P = 0,71
Setelah item no. 1 dikonsultasikan dengan taraf kesukaran soal, maka soal
no. 1 termasuk soal dalam kategori mudah. Dengan cara yang sama diperoleh
taraf kesukaran soal masing-masing item, sebagaimana tertera di tabel di bawah
ini:
104
Dari perhitumgan reliabilitas tes diperoleh 6 soal mudah, 28. soal sedang
dan 6 soal sukar
105
105
Lampiran 13
TABEL DAYA PEMBEDA SOAL
Keterangan:
J = Jelek
C = Cukup
B = Baik
BS=Baiksekali
106
Lampiran 14
BA BB
D= −
JA JB
Dari soal nomor 1 diketahui:
BA= 7 JA= 9
BB= 4 JB= 9
Maka,
BA BB
D= −
JA JB
7 4
D= −
9 9
D = 0,77 – 0,44
D= 0,33
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat 9 soal dengan status
jelek, 17 soal dengan status cukup, 12 soal dengan status baik dan 2 soal dengan
status baik sekali.
108
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
TABULASI DATA AKTIVITAS BELAJAR SISWA
113
Lampiran 18
a. Rata-rata : X́ 1 =
∑ X1 = 1185
= 29,62
N 40
∑ X 1 ¿2
¿
b. Standard Deviasi : SD= N ∑ X 21−¿
¿
√¿
1185 ¿2
¿
SD= (40.39425)−¿
¿
√¿
SD=
SD=
√ 1577000−1404225
√ 110,75
1560
SD= 10,52
a. Rata-rata : X́ 2 =
∑ X2 = 1110
= 28,46
N 39
∑ X 2 ¿2
¿
b. Standard Deviasi : SD= N ∑ X 22−¿
¿
√¿
114
1110¿ 2
¿
SD= (39.36600)−¿
¿
√¿
SD=
SD=
√ 1427400−1232100
√ 131,78
1482
SD= 11,47
Lampiran 19
a. Rata-rata : X́ 1 =
∑ X1 =
3165
= 79,12
N 40
∑ X 1 ¿2
¿
b. Standard Deviasi : SD= N ∑ X 21−¿
¿
√¿
2
3165¿
¿
SD= (40.253175)−¿
¿
√¿
SD=
SD=
√ 10127000−10017225
√ 70,36
1560
SD= 8,38
a. Rata-rata : X́ 2 =
∑ X2 =
2490
= 63,84
N 39
∑ X 2 ¿2
¿
b. Standard Deviasi : SD= N ∑ X 22−¿
¿
√¿
2490 ¿2
¿
SD= (39.161650)−¿
¿
√¿
SD=
SD=
√ 6304350−6200100
√ 70,34
1482
SD= 8,39
Lampiran 20
a. Rata-rata : X́ 1 =
∑ X1 = 3025
= 75,62
N 40
∑ X 1 ¿2
¿
b. Standard Deviasi : SD= N ∑ X 21−¿
¿
√¿
116
3025¿ 2
¿
SD= (40.230285)−¿
¿
√¿
SD=
SD=
√ 9211400−9150625
√ 38,95
1560
SD= 6,24
a. Rata-rata : X́ 2 =
∑ X2 = 2651
= 67,97
N 39
∑ X 2 ¿2
¿
b. Standard Deviasi : SD= N ∑ X 22−¿
¿
√¿
2
2651 ¿
¿
SD= (39.182231)−¿
¿
√¿
SD=
SD=
√ 7107009−7027801
√ 53,44
1482
SD= 7,31
Lampiran 21
Dari tabel di atas, diperoleh harga Lhit (L0)= 0,1301, Sedangkan dari tabel
L untuk Liliefors dengan jumlah sampel (N)= 40 (>30) dan taraf nyata α= 0,05,
0,886
Maka diperoleh Ltabel adalah Ltabel= =0,1401, Jika nilai L0 dibandingkan
√ 40
dengan nilai Ltabel diketahui bahwa Lhit < Ltabel (0,1301 < 0,1401), Maka dapat
118
disimpulkan bahwa data hasil pretest siswa pada kelas eksperimen tersebut
berdistribusi normal.
Dari tabel di atas, diperoleh harga (L 0)= 0,1324, Sedangkan tabel L untuk
Liliefors dengan jumlah sampel (N)= 39 dan taraf nyata α = 0,05 diketahui nilai
0,886
Ltabel= = 0,1419. Jika nilai Lhit dibandingkan dengan nilai Ltab diketahui
√ 39
bahwa Lhit < Ltab (0,1324 < 0,1419. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil
pretest siswa pada kelas kontrol tersebut berdistribusi normal.
3. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen
Dari lampiran 19 diketahui nilai dari : X́ 1 = 79,12 SD X1= 8,38 N=40
119
0,886
nilai Ltabel = = 0,1401. Jika nilai L0 dibandingkan dengan nilai Ltabel
√ 40
diketahui bahwa L0 < Ltabel (0,1016 < 0,1401). Maka dapat disimpulkan bahwa
data hasil posttest siswa pada kelas ekperimen tersebut berdistribusi normal.
4. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol
Dari lampiran 19 diketahui nilai dari : X́ 2 = 63,84 SD X2= 8,39 N=39
Dengan diketahuinya nilai-nilai tersebut, maka dapat diketahui normalitas data
posttest dari kelas kontrol seperti pada tabel di bawah ini:
X f F Kum Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
5 2 2 -1,64958 0,0495 0,05128 0,00178
0 2
5 9 11 -1,05364 0,1469 0,28205 0,13515
5 1
6 7 18 -0,45769 0,3264 0,46153 0,13514
0 8
6 9 27 0,13826 0,5596 0,69230 0,13271
5 8
120
Dari tabel di atas, diperoleh harga (L0)= 0,13515, Sedangkan tabel L untuk
Liliefors dengan jumlah sampel (N)= 39 dan taraf nyata α = 0,05 diketahui nilai
0,886
Ltabel= = 0,1419. Jika nilai Lhit dibandingkan dengan nilai Ltab diketahui
√ 39
bahwa Lhit < Ltab (0,13515 < 0,1419. Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil
posttest siswa pada kelas kontrol tersebut berdistribusi normal.
5. Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen
Dari lampiran 20 diketahui nilai dari : X́ 1 = 75,62 SD X1= 6,24 N=40
Dengan diketahuinya nilai-nilai tersebut, maka dapat diketahui normalitas
data aktivitas belajar dari kelas ekperimen seperti pada tabel di bawah ini:
X f F Kum Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
5 1 1 -3.625 0,00013 0.0250 0.0001
3
6 1 2 -2.0208 0,0202 0.0500 0.0298
3
6 1 3 -1.22045 0,1056 0.0750 0.0306
8
6 5 8 -1.06061 0,1469 0.2000 0.0531
9
7 1 9 -0.74204 0,2266 0.2250 0.0016
1
7 3 12 -0.58347 0,2912 0.3000 0.0088
2
7 2 14 -0.4254 0,3264 0.3500 0.0236
3
7 1 15 -0.26783 0,4013 0.3750 0.0263
4
7 1 16 -0.11076 0,4404 0.4000 0.0404
5
7 2 18 0.04581 0,5199 0.4500 0.0699
6 4
7 1 19 0.20189 0,5987 0.4750 0.1237
7 3
121
Dari tabel di atas, diperoleh harga Lhit (L0)= 0,1237, Sedangkan dari tabel
L untuk Liliefors dengan jumlah sampel (N)= 40 (>30) dan taraf nyata α= 0,05,
0,886
Maka diperoleh Ltabel adalah Ltabel= =0,1401, Jika nilai L0 dibandingkan
√ 40
dengan nilai Ltabel diketahui bahwa Lhit < Ltabel (0,1237 < 0,1401), Maka dapat
disimpulkan bahwa data hasil aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen
tersebut berdistribusi normal.
6. Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar Kelas Kontrol
Dari lampiran 20 diketahui nilai dari : X́ 1 = 67,97 SD X1= 7,31 N=39
Dengan diketahuinya nilai-nilai tersebut, maka dapat diketahui normalitas
data aktivitas belajar dari kelas kontrol seperti pada tabel di bawah ini:
X f F Kum Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
5 1 1 -2,18468 0,0158 0,02564 0,00984
2 1
5 1 2 -1,77428 0,0401 0,05128 0,01118
5 2
5 1 3 -1,50068 0,0606 0,07692 0,01632
7 3
5 2 5 -1,36389 0,0885 0,12820 0,03971
8 5
6 1 6 -1,09029 0,1469 0,15384 0,00695
0 6
6 2 8 -0,95349 0,1711 0,20512 0,03403
1 8
6 1 9 -0,67989 0,2578 0,23076 0,027031
3 9
122
Dari tabel di atas, diperoleh harga (L 0)= 0,0699, Sedangkan tabel L untuk
Liliefors dengan jumlah sampel (N)= 39 dan taraf nyata α = 0,05 diketahui nilai
0,886
Ltabel= = 0,1419, Jika nilai Lhit dibandingkan dengan nilai Ltab diketahui
√ 39
bahwa Lhit < Ltab (0,0699 < 0,1419, Maka dapat disimpulkan bahwa data hasil
aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol tersebut berdistribusi normal.
123
Lampiran 22
Dari hasil perhitungan, diperoleh harga Fhitung= 1,18. Sedangkan untuk nilai
persentil distribusi F dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk pembilang 38 serta dk
penyebut 39 maka diperoleh nilai Ftabel= 1.70. karena harga Fhit lebih kecil dari
harga Ftabel (1,18 < 1,70), maka dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest dari
kedua kelas tersebut memiliki varians yang seragam (homogen).
Dari hasil perhitungan, diperoleh harga Fhitung= 1,00. Sedangkan untuk nilai
persentil distribusi F dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk pembilang 39 serta dk
penyebut 38 maka diperoleh nilai Ftabel= 1.71. karena harga Fhit lebih kecil dari
125
harga Ftabel (1,00< 1,70), maka dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest dari
kedua kelas tersebut memiliki varians yang seragam (homogen).
Dari hasil perhitungan, diperoleh harga Fhitung= 1,37. Sedangkan untuk nilai
persentil distribusi F dengan taraf nyata α = 0,05 dan dk pembilang 38 serta dk
penyebut 39 maka diperoleh nilai Ftabel= 1.70. karena harga Fhit lebih kecil dari
harga Ftabel (1,37 < 1,70), maka dapat disimpulkan bahwa data aktivitas belajar
siswa dari kedua kelas tersebut memiliki varians yang seragam (homogen).
Lampiran 23
PENGUJIAN HIPOTESIS
Uji hipotesis dihitung dengan menggunakan uji statistic t dengan rumus:
X´ 1− X´ 2
thitung =
S (√ n11 + n12 )
1. Uji Hipotesis Data Pre Test
a. Kelas eksperimen : X́ 1 = 29, 62 SD2= 110,75 n=40
126
2 ( n1−1 ) s2 x 1+ ( n2−1 ) s 2 x 2
s=
n1+ n2−2
( 40−1 ) 110,75 + ( 39−1 ) 131,78
s 2=
40+39−2
( 40−1 ) 110,75 + ( 39−1 ) 131,78
s 2=
77
4319,25+5007,64
s 2=
77
s 2=¿ 121, 12
s=¿ 11,00
Maka:
X´ 1− X´ 2
thitung =
S (√ n11 + n12 )
29,62−28,46
thitung =
11,00 (√ 401 + 391 )
thitung = 0, 47
Harga ttabel diperoleh dari t pada dk = (n1 + n2 -2) = 77 dengan taraf
signifikansi α = 0,05 dan t dapat dicari pada daftar distribusi t dengan interpolasi:
t(0,05, 60)= 2,00
t(0,05, 120)= 1,98
2 ( n1−1 ) s2 x 1+ ( n2−1 ) s 2 x 2
s=
n1+ n2−2
( 40−1 ) 70,36+ ( 39−1 ) 70,34
s 2=
40+39−2
( 40−1 ) 70,36+ ( 39−1 ) 70,34
s 2=
77
2 2744,94+2672,92
s=
77
2
s =¿ 70,36
s=¿ 8,38
Maka:
X´ 1− X´ 2
thitung =
S (√ n11 + n12 )
79,12−63,84
thitung =
8,38 (√ 401 + 391 )
thitung = 8,30
Harga ttabel diperoleh dari t pada dk = (n1 + n2 -2) = 77 dengan taraf signifikansi α
= 0,05 dan t dapat dicari pada daftar distribusi t dengan interpolasi:
t(0,05, 60)= 2,00
t(0,05, 120)= 1,98
atau 8,30 > 1,995. Jadi dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar model kooperatif tipe picture and picture dengan metode
ceramah dengan materi pokok sistem reproduksi di kelas XI MIPA SMA N 12
Medan Tahun Pembelajaran 2017/2018.
2 ( n1−1 ) s2 x 1+ ( n2−1 ) s 2 x 2
s=
n1+ n2−2
( 40−1 ) 38,95+ (39−1 ) 53,44
s 2=
40+39−2
( 40−1 ) 38,95+ (39−1 ) 53,44
s 2=
77
1519,05+2030,72
s 2=
77
2
s =¿ 46,10
s=¿ 6,78
Maka:
X´ 1− X´ 2
thitung =
S (√ n11 + n12 )
75,62−67,97
thitung =
6,78 (√ 401 + 391 )
thitung = 5,13
Harga ttabel diperoleh dari t pada dk = (n1 + n2 -2) = 77 dengan taraf signifikansi α
= 0,05 dan t dapat dicari pada daftar distribusi t dengan interpolasi:
t(0,05, 60)= 2,00
t(0,05, 120)= 1,98
129
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
132
Lampiran 27
Lampiran 28
DOKUMENTASI PENELITIAN
Peneliti Membagikan Soal Pre Test Siswa Mengerjakan Soal Pre Test
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Nama : Syariel Diputra Sihole
NIM : 4141141072
Tempat/ Tanggal Lahir : Sihotang, 2 Maret 1996
Agama : Kristen Katolik
Anak : 3 dari 5 bersaudara